Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: Penyuluhan Peningkatan Kualitas ANC (Antenatal Care)

Hari / Tanggal

: Selasa, 29 September 2014

Tempat

: di Rumah Ibu H

Waktu

: 30 menit

1.

Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan ibu mampu memahami tentang
pentingnya melakukan pemeriksaan ANC
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan ibu :
1) Mengetahui pengertian ANC
2) Mengetahui tujuan ANC
3) Mengetahui jadwal kunjungan ANC
4) Mengetahui dampak tidak melakukan ANC
5) Mengetahui jenis pelayanan ANC
6) Mengetahui tempat pelayanan ANC

2.

Topik bahasan
Penyuluhan tentang peningkatan kualitas ANC

3.
4.

Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab dan Diskusi
Media
Leaflet

5.

Rancangan Kegiatan
1

No
1

Alokasi Waktu
10.00-10.05

10.05-10.25

Kegiatan
Fase orientasi
a. Mengucapkan salam
b. Membuat kontrak waktu
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
Fase interaksi
a. Menjelaskan pengertian ANC
b. Menjelaskan tujuan ANC
c. Menjelaskan jadwal kunjungan ANC
d. Menjelaskan dampak tidak melakukan ANC
e. Menjelaskan jenis pelayanan ANC
f. Menjelaskan tempat pelayanan ANC
g. Memberi kesempatan untuk bertanya pada keluarga
h. Menjelaskan kembali materi yang tidak dimengerti
keluarga
i. Memotivasi keluarga untuk mengulang kembali materi

11.25-11.30

yang telah diberikan


j. Memberi reinforcement positif
Fase terminasi
a. Membuat kesimpulan hasil pertemuan
b. Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya
c. Menjelaskan topik untuk pertemuan selanjutnya
d. Mengucapkan salam

MATERI PENYULUHAN PENINGKATAN KUALITAS


ANTENATAL CARE
A. Pengertian
Menurut Depkes (2004), Pelayanan antenatal adalah pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, yang
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan.
Mufdlilah (2009) mengatakan antenatal care adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,
untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh pelayanan
kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, perawat) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standart
minimal pelayanan antenatal
Kunjungan prenatal reguler,yang secara ideal dimulai segera setelah ibu
pertama kali terlambat menstruasi, merupakan kesempatan untuk memastikan
kesehatan ibu hamil tersebut dan bayinya. Kunjungan ibu hamil dengan
tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang
ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu
hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak
tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah
dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar
dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).
B. Tujuan ANC
Asuhan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim (Yulaikhah, 2009). Manuaba (2003) mengatakan antenatal care/
pengawasan antenatal adalah pengupayaan observasi berencana dan teratur
3

terhadap ibu hamil melalu pemeriksaan, pendidikan, pengawasan secara dini


terhadap komplikasi dan penyakit ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan.
1. Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
2. Memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman.
3. Agar tercapainya kesehatan bayi yang optimal.
4. Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang
mungkin dapat muncul misalnya :
a.

Hipertensi dalam kehamilan

b.

Diabetes dalam kehamilan (gestasional diabetes)

c.

Anemia

d.

Janin dengan berat badan rendah

e.

Kehamilan anggur

f.

Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir)

g.

Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran


kemih dll

C. Jadwal Pemeriksaan ANC


Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara
ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13 sampai 15 kali.
Dan minimal 4 kali, yaitu l kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II
dan 2 kali pada trimister III. Namun jika terdapat kelainan dalam
kehamilannya, maka frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut
4

kebutuhan masing- masing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dikatakan


teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali
kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali kunjungan
dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan kehamilan
< 2 kali kunjungan (WHO, 2006).
D. Dampak Tidak Melakukan ANC
Dampak yang akan ditimbulkan jika tidak melakukan ANC antara lain:
1. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan
kehamilan dengan benar
2. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini
3. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan
perdarahan saat persalinan
4. Tidak terdeteksinya penyulit kehamilan sejak awal seperti kelainan
bentuk panggul, kelainan tulang belakang dan kehamilan ganda (kembar)
5. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan
seperti: pre eklampsi, penyakit kronik seperti jantung, paru, dan penyakit
genetik seperti diabetes, hipertensi dan cacat kongengital.
E. Jenis Pelayanan ANC
Standar pelayanan

antenatal

yang

berkualitas

ditetapkan

oleh

Departemen Kesehatan RI dalam Mufdlilah (2009), meliputi :


1) Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal empat kali, satu kali
pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester
III untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama sehingga
dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara
cepat dan tepat.
2) Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar
lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena
ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama
kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Menurut Mufdlilah (2009)
yang dikutip dari Cunningham dkk (1997), pertambahan yang optimal
adalah kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil, jika berat
5

badan tidak bertambah, lingkar lengan atas <23,5cm menunjukkan ibu


mengalami kurang gizi.
3) Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan
secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap
terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi, protein urine
4)

positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas atas.


Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dilakukan secara rutin dengan
tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan berat janin intrauterine, tinggi fundus uteri dapat juga
mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda
atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya

kematian maternal.
5) Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui
usia kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan
6)

denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.


Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari

7)

terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
Pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

8)

kehamilan 30 minggu.
Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap
hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan teh dan kopi,
suami/keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu mengkonsumsi

zat besi untuk meyakinkan bahwa tablet zat besi betul-betul diminum.
9) Pemeriksaan urin jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), pemeriksaan
penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).
10) Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan
payudara, gizi ibu selama hamil, tanda bahaya pada kehamilan dan pada
janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan
dalam perawatan

selanjutnya

dan mendengarkan

keluhan yang

disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri nasehat dan rujuk bila
diperlukan.
6

11) Bicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami/ keluarga pada
trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan
suasana yang menyenangkan, persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk.
12) Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat
digunakan, obat-obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan
dan mencatat semua temuan pada kartu menuju sehat (KMS) ibu hamil
untuk menentukan tindakan selanjutnya.
F. Tempat Pelayanan ANC
Antenatal care ibu hamil dapat dibantu oleh tenaga kesehatan seperti dokter
spesialis ginekologi, perawat dan bidan. Antenatal care dapat dilakukan di
posyandu, puskesmas atau puskesmas pembantu, rumah sakit dan klinik
praktek dokter swasta.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, 2000. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Depkes RI, 2004. Penilaian K I dan K IV. Jakarta : Depkes RI
Depkes RI. 2007. Perawatan Kehamilan (ANC). http://www.depkes.go.id
diakses pada tanggal 02 januarit 2013
7

Depkes RI. 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI


Manuaba, IBG, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Penelitian Bidan, Jakarta : EGC.
WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

Anda mungkin juga menyukai