Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM PADA NY. I DI RUANG


ALAMANDA
KLINIK JAYA KUSUMA HUSADA

Disusun Oleh
Nurul Nasrina
NIM : 202102106

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM PADA NY. F
KLINIK JAYA KUSUMA HUSADA

TAHUN 2021

Telah disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Menyetujui,

CI Akademik CI Lahan Praktik

Lilis Sulistiya N., S.Kep., M.Ked. Ratih Anggraini Pujawati,Amd.Keb


Trop

Mengetahui,
Mahasiswa

Nurul Nasrina
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan “Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL)” dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat dalam rangka
memenuhi kompetensi dasar mahasiswa Departemen S1 Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan. Selama proses pelaksanaan dan penyusunan laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), penulis mendapat dukungan serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Tayubi Hariyanto, SE, MM selaku ketua ITKM Widya Cipta Husada
2. Ning Zulaicha, S.Tr., Keb selaku Direktur di Klinik Jaya Kusuma Husada
3. Lilis Sulistiya N., S.Kep., M.Ked. Trop Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan ITKM Widya Cipta Husada Malang
4. Lilis Sulistiya N., S.Kep., M.Ked. Trop selaku dosen pembimbing akademik
dari ITKM Widya Cipta Husada
5. Staf dan Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan ITKM Widya Cipta
Husada Kepanjen Malang.
6. Ratih Pujawati, Amd.Keb selaku C1 lahan praktik Klinik Jaya Kusuma Husada
7. Seluruh karyawan Klinik Jaya Kusuma Husada yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama Praktik Lapangan
8. Teman-teman prodi S1 Ilmu Keperawatan atas dukungan dan kerjasamanya

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka
penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan
berikutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan membutuhkan khususnya bermanfaat bagi penulis.

Malang, 23 Desember 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Postpartum/masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari


persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, yaitu kira-kira
6-8 minggu. Pada masa post partum ibu banyak mengalami kejadian seperti
perubahan fisik, psikologis untuk menghadapi masa nifas yang bila tidak
ditangani segera, akan dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan
kematian bagi ibu di waktu masa nifas/masa peurperium (Indriyani, 2013).

Masa peurperium/masa nifas merupakan masa mengembalikan alat


genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari
atau enam minggu dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Puerperium dibagi menjadi 3
yaitu puerperium dini, pueperium intermedial, dan remote puerpuerium
(Indriyani, 2013). Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada immediate 24
jam pertama dan early postpartum period (minggu pertama) sedangkan perubahan
secara bertahap kebanyakan terjadi pada late postpartum period (minggu kedua-
minggu ke enam). Bahaya yang paling sering terjadi itu adalah perdarahan paska
persalinan atau HPP (Haemorrhage Postpartum) (Indriyani, 2013).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan postpartum pada Ny. I
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian keperawatan postpartum pada Ny. I
2. Merumuskan diagnosa keperawatan postpartum pada Ny. I
3. Membuat perencanaan keperawatan postpartum pada Ny. I
4. Melakukan tindakan keperawatan postpartum pada Ny. I
5. Melakukan evaluasi keperawatan postpartum pada Ny. I
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang masalah
keperawatan yang di alami oleh ibu setelah melahirkan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Post Partum


Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ary
Sulistyawati, 2009).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai
6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan
mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat
perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas.
Dalam Angka Kematian Ibu (AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal
dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum (Maritalia,
2012).

2.2 Klasifikasi Masa Nifas


Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :
a) Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila
setelah 40 hari.
b) Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6 minggu.
c) Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna
bias berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan. (Yetti Anggraini,2010).
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Masriroh (2013) tanda dan gejala masa post partum adalah sebagai
berikut :
a) Organ-organ reproduksi kembali normal pada posisi sebelum kehamilan.
b) Perubahan-perubahan psikologis lain yang terjadi selama kehamilan
berbalik (kerumitan).
c) Masa menyusui anak dimulai.
d) Penyembuhan ibu dari stress kehamilan dan persalinan di asumsikan
sebagai tanggung jawab untuk menjaga dan mengasuh bayinya

2.4 Perubahan Fisiologis Masa Nifas


Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post
partum, banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu termasuk Breast
(payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus), Bladder (kandung kemih),
Lochia (lokia), Episiotomy (episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas
bawah), dan Emotion (emosi).
Menurut Hacker dan Moore Edisi 2 adalah :
a) Involusi Rahim Melalui proses katabolisme jaringan, berat rahim dengan
cepat menurun dari sekitar 1000 gm pada saat kelahiran menjadi 50 gm
pada sekitar 3 minggu masa nifas. Serviks juga kehilangan elastisnya dan
kembali kaku seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari pertama
setelah melahirkan, secret rahim (lokhia) tampak merah (lokhia rubra)
karena adanya eritrosit. Setelah 3 sampai 4 hari lokhia menjadi lebih pucat
(lokhia serosa), dan dihari ke sepuluh lokheatampak berwarna putih atau
kekuning kuningan (lokhia alba). Berdasarkan waktu dan warnanya
pengeluaran lochia dibagi menjadi 4 jenis :
1. Lochia rubra, lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga
masa postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar dari
jaringan sisa-sisa plasenta.
2. Lochia sanguilenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari
keempat sampai hari ketujuh.
3. Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari
keempat belas dan berwarna kuning kecoklatan.
4. Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu post
partum.
Munculnya kembali perdarahan merah segar setelah lokia menjadi alba
atau serosa menandakan adanya infeksi atau hemoragi yang lambat. Bau
lokia sama dengan bau darah menstruasi normal dan seharusnya tidak
berbau busuk atau tidak enak. Lokhia rubra yang banyak, lama, dan berbau
busuk, khususnya jika disertai demam, menandakan adanya kemungkinan
infeksi atau bagian plasenta yang tertinggal. Jika lokia serosa atau alba
terus berlanjut melebihi rentang waktu normal dan disertai dengan rabas
kecoklatan dan berbau busuk, demam, serta nyeri abdomen, wanita
tersebut mungkin menderita endometriosis. (Martin, Reeder, G., Koniak,
2014).
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
1. Iskemia Miometrium : Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi
yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
2. Atrofi jaringan : Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian
hormon esterogen saat pelepasan plasenta.
3. Autolysis : Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum
hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama
kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan
progesteron.
4. Efek Oksitosin : Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan
retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan.
b) Uterus
Setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa jaringan yang hampir
padat. Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup, yang
menyebabkan rongga bagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap
sama selama 2 hari pertama setelah pelahiran, namun kemudian secara
cepat ukurannya berkurang oleh involusi. (Martin, Reeder, G., Koniak,
2014).
c) Uterus Tempat Plasenta
Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol
ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka
mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir
nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan
parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat
implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar
endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan
kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat
implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada
pembuangan lokia. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
d) Afterpains
Merupakan kontraksi uterus yang intermiten setelah melahirkan dengan
berbagai intensitas. Afterpains sering kali terjadi bersamaan dengan
menyusui, 13 saat kelenjar hipofisis posterioir melepaskan oksitosin yang
disebabkan oleh isapan bayi. Oksitosin menyebabkan kontraksi saluran
lakteal pada payudara, yang mengeluarkan kolostrum atau air susu, dan
menyebabkan otot otot uterus berkontraksi. Sensasi afterpains dapat terjadi
selama kontraksi uterus aktif untuk mengeluarkan bekuan bekuan darah
dari rongga uterus. (Martin, Reeder, G., Koniak, 2014).
e) Vagina
Meskipun vagina tidak pernah kembali ke keadaan seperti seleum
kehamilan, jaringan suportif pada lantai pelvis berangsur angsur kembali
pada tonus semula.
f) Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya Ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini terjadi karena
pada waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat tekanan
menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang makan, dan laserasi jalan
lahir. (Dessy, T., dkk. 2009)
g) Sistem kardiovaskuler
Segera setelah kelahiran, terjadi peningkatan resistensi yang nyata pada
pembuluh darah perifer akibat pembuangan sirkulasi uteroplasenta yang
bertekanan rendah. Kerja jantung dan volume plasma secara berangsur
angsur kembali normal selama 2 minggu masa nifas.
h) Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan
sebagai respon terhadap penurunan estrogen. Kemungkinan terdapat
spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
tekanan kepala janin selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam
urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus (Rukiyah, 2010).
i) Perubahan psikososial
Wanita cukup sering menunjukan sedikit depresi beberapa hari setelah
kelahiran. “perasaan sedih pada masa nifas” mungkin akibat faktor faktor
emosional dan hormonal. Dengan rasa pengertian dan penentraman dari
keluarga dan dokter, perasaan ini biasanya membaik tanpa akibat lanjut.
j) Kembalinya haid dan ovulasi
Pada wanita yang tidak menyusui bayi, aliran haid biasanya akan kembali
pada 6 sampai 8 minggu setelah kelahiran, meskipun ini sangat bervariasi.
Meskipun ovulasi mungkin tidak terjadi selama beberapa bulan, terutama
ibu ibu yang menyusui bayi, penyuluan dan penggunaan kontrasepsi harus
ditekankan selama masa nifas untuk menghindari kehamilan yang tak
dikehendaki.
k) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan, setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali (Mansyur, 2014).
l) Perubahan Tanda-tanda Vital
1. Suhu tubuh : Pada 24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit
(37,50C-380C) sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan yang berlebihan, dan kelelahan (Trisnawati, 2012)
2. Nadi : Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari
denyut nadi normal orang dewasa (60-80x/menit).
3. Tekanan darah, biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan
darah tinggi atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan
preeklamsia.
4. Pernafasan, frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24
kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2010)
m) Proses Penyembuhan Luka
Dalam keadaan normal, proses penyembuhan luka mengalami 3 tahap atau
3 fase yaitu :
1. Fase inflamasi
Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima. Pada
fase inflamasi, terjadi proses :
a) Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di
mana pada proses ini terjadi : Konstriksi pembuluh darah
(vasokonstriksi), agregasi platelet dan pembentukan jala-jala
fibrin, aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah
b) Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi: Peningkatan
permeabilitas kapiler dan vasodilatasi yang disertai dengan
migrasi sel-sel inflamasi ke lokasi luka, proses penghancuran
bakteri dan benda asing dari luka oleh neutrofil dan makrofag.
2. Fase proliferasi Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai
sekitar 3 minggu. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan
terdiri dari proses :
a) Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang
distimulasi oleh TNF-α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen
ke daerah luka.
b) Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang
mengandung kapiler pada dasar luka (jaringan granulasi).
Fibroblas pada bagian dalam luka berproliferasi dan membentuk
kolagen.
c) Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah
luka yang disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga
mengurangi luas luka. Proses ini kemungkinan dimediasi oleh
TGF-β .
d) Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan
epitel baru pada permukaan luka. Sel-sel epitel bermigrasi dari tepi
luka melintasi permukaan luka. EGF berperan utama dalam proses
ini.
3. Fase maturasi atau remodelling
Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung
berbulan- bulan. Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih
lanjut, penyerapan kembali sel-sel radang, penutupan dan penyerapan
kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama
proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan
berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis. Pada fase ini
juga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka
yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal,
tetapi hanya mencapai 80% kekuatan regang kulit normal. Untuk
mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan
antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecah. Kolagen yang
berlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut
atau hypertrophicscar, sebaliknya produksi kolagen yang berkurang
akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka tidak akan
menutup dengan sempurna.

2.5 Perubahan Psikologi Masa Nifas


Reva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009) membagi periode ini menjadi 3
bagian, antara lain:
a) Taking In (istirahat/penghargaan)
Sebagai suatu masa keter-gantungan dengan ciri-ciri ibu membutuhkan
tidur yang cukup, nafsu makan meningkat, menceritakan pengalaman
partusnya berulang-ulang dan bersikap sebagai penerima, menunggu apa
yang disarankan dan apa yang diberikan. Disebut fase taking in, karena
selama waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan perlindungan dan
perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pada fase ini
ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif terhadap lingkungannya
disebabkan kare-na faktor kelelahan. Oleh karena itu, ibu perlu cukup
istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur. Di samping itu, kondisi
tersebut perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
b) Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih)
Terjadi hari ke 3 - 10 post partum. Terlihat sebagai suatu usaha terhadap
pelepasan diri dengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur penggerak untuk
bekerja, kecemasan makin menguat, perubahan mood mulai terjadi dan
sudah mengerjakan tugas keibuan. Pada fase ini timbul kebutuhan ibu
untuk mendapatkan perawatan dan penerimaan dari orang lain dan
keinginan untuk bisa melakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu mulai
terbuka untuk menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya dan juga bagi
bayinya. Pada fase ini ibu berespon dengan penuh semangat untuk
memperoleh kesempatan belajar dan berlatih tentang cara perawatan bayi
dan ibu memi-liki keinginan untuk merawat bay-inya secara langsung.
c) Fase Letting Go (berjalan sendiri dilingkungannya)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang berlangsung setelah 10 hari postpartum. Periode ini biasanya setelah
pulang kerumah dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan perha-tian yang
diberikan oleh keluarga. Pada saat ini ibu mengambil tugas dan tanggung
jawab terhadap per-awatan bayi sehingga ia harus beradaptasi terhadap
kebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan
hubungan sosial.

2.6 Kunjungan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali, kunjungan masa nifas
dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Saifuddin, 2010)

2.7 Penatalaksanaan
Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan untuk klien
dengan post partum adalah sebagai berikut :
a) Meperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b) Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan
makanan pada bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik
antara ibu dan anak.
c) Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan
memungkinkannya mingisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik
dengan orang, keluarga baru, maupun budaya tertentu.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN POSTPARTUM PADA NY. F

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 22 Desember 2021


Ruangan / RS : Ruang alamanda / Klinik Jaya Kusuma

I. Biodata

Nama : Ny. i

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 26 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMK

Alamat : Ngasem 4/9


No. Register :

Tanggal MRS : 20 Desember 2021

Tanggal Pengkajian : 21 Desember 2021

Dx. Medis : G3P2Ab0 postpartum dengan keadaan ibu baik

II. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan


III. Riwayat persalinan yang lalu :

Berat Riwayat
Jenis Tahun Jenis Usia
No Penolong bayi menyusui
persalinan persalinan kelamin anak
lahir
ASI diberikan
secara langsung
7
1. Normal 2015 KJS Perempuan 3200 g kepada bayi, dan
tahun
pemberian ASI
eksklusif
ASI diberikan
secara langsung
3
2. Normal 2018 KJS Laki-laki 2900 g kepada bayi, dan
tahun
pemberian ASI
eksklusif

IV. Riwayat ANC / kehamilan saat ini

No Kunjungan Tempat Hasil pemeriksaan


(umur pemeriksaan
kehamilan)
1. 35 minggu Klinik Jaya TFU : 30 cm
Kusuma DJJ : 157x/mnt
USG : tampak janin terbentuk
ekstrimitas lengkap, bergerak, kantung
dan cairan jernih dan cukup, plasenta
menyeluruh

V. Riwayat persalinan sekarang


1) Mulai persalinan

No Tahap persalinan Durasi Kemajuan persalinan


1. Kala 1 2-3 jam Normal

2. Kala II 20-30 menit Normal

3. Kala III 30-40 menit normal

4. Kala IV 30-40 menit normal

2) Keadaan kontraksi

No Tahap persalinan Durasi Kualitas


1. Persalinan Normal 2-3 jam His 3 – 4 kali dalam 30 menit
durasi 10 detik

3) DJJ

No Frekuensi Kualitas Keteraturan


1. 157x/menit Normal Teratur

4) Antropometri
a) Berat badan : 61 kg
b) Tinggi badan : 160 cm
c) Lila : 26 cm
5) Pemeriksaan dalam
V/V : Lendir darah
Pembukaan : 10 cm
Eff : 100 %
Tidak ada jaringan yang menghalangi jalan keluar
6) Ketuban pecah :+

VI. Riwayat ginekologi :-


VII. Pengkajian :

1) Pola fungsional :
a) Pola Persepsi – Manajemen Kesehatan
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Gambaran kesehatan secara Klien mengatakan Klien mengatakan


umum dan saat ini sebelum sakit sering merasa
kesehatannya baik nyeri pada bagian
luka perinium

2 Alasan kunjungan dan Klien mengatakan Klien berharap


harapan, belum kunjungan setelah
saat sebelum sakit melahirkan
lukanya segera
sembuh

3 Gambaran terhadap sakit dan Klien mengatakan Klien mengatakan


penyebabnya dan penanganan belum ada mudah lelah
yang dilakukan gambaran Penanganan yang
dilakukan
biasanya dengan
melakukan
istirahat yang
rutin.

4 Kepatuhan terhadap Klien mengatakan Klien mengatakan


pengobatan belum apabila terasa
mengkonsumsi nyeri biasanya
obat-obatan mengkonsumsi
obat pereda nyeri

5 Pencegahan/tindakan dalam Klien mengatakan Klien mengatakan


menjaga kesehatan sebelum sakit selalu
biasanya mengkonsumsi
mengkonsumsi makanan sehat,
makanan sehat dan bisa kelola stress,
rutin berolahraga, serta selalu
serta selalu menjaga
menjaga kebersihan diri
kebersihan diri dan dan lingkungan
lingkungan sekitar sekitar

6 Penggunaan obat resep dan Klien mengatakan Klien mengatakan


warung, apabila sakit jika sakit
membeli obat menggunakan
warung resep dokter

7 Penggunaan produk atau zat Klien mengatakan Klien mengatakan


didalam kehidupan sehari-hari tidak pernah tidak pernah
dan frekuensi (misal : rokok, merokok maupun merokok maupun
alkohol) mengkonsumsi mengkonsumsi
alkohol alkohol

8 Penggunaan alat keamanan Klien mengatakan Klien mengatakan


dirumah/sehari-hari, dan faktor tidak ada tidak ada
resiko timbulnya penyakit menggunakan alat menggunakan alat
keamanan di rumah keamanan di
rumah

9 Gambaran kesehatan keluarga Klien mengatakan Klien mengatakan


semua keluarga semua keluarga
sehat sehat

10 Gambaran kesehatan secara Klien mengatakan Klien mengatakan


umum dan saat ini sebelum sakit sesudah sakit
kesehatannya baik badannya mudah
lelah

b) Pola Nutrisi-Metabolik
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Pola makan Klien mengatakan Klien mengatakan


pola makannya pola makannya
teratur, makan satu meningkat,
hari 3 kali makan 4-5 kali
sehari

2 Intake makanan Klien mengatakan Klien mengatakan


makan satu hari 3 makan satu hari
kali dengan porsi 4-5 kali dengan
sedikit porsi sedikit

3 Intake cairan Klien mengatakan Klien mengatakan


minum 3-5 gelas minum 9-10 gelas
per hari per hari

4 Nafsu makan Klien mengatakan Klien mengatakan


krang memiliki nafsu makannya
nafsu makan bertambah

5 Diet dan riwayat alergi Klien mengatakan Klien mengatakan


makanan tidak pernah tidak pernah
melakukan melakukan
program diet dan program diet dan
tidak memiliki tidak memiliki
alergi makanan alergi makanan

6 Kesulitan menelan Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak kesulitan tidak kesulitan
menelan menelan

7 Mual/muntah Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak muntah/mual tidak
muntah/mual

8 Fluktuasi berat badan Klien mengatakan Klien mengatakan


berat badannya berat badannya
tetap bertambah karena
porsi makannya
meningkat

c) Pola Eliminasi
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Frekuensi BAK Klien mengatakan Klien mengatakan


BAK normal 4-5 BAK normal 4-5
kali sehari kali sehari

2 Frekuensi BAB Klien mengatakan Klien mengatakan


BAB normal 1-2 BAB normal 1-2
kali sehari kali sehari

3 Karakteristik BAK Klien mengatakan Klien mengatakan


BAK nya pekat BAK nya pekat

4 Karakteristik BAB Klien mengatakan Klien mengatakan


feses padat, feses padat,
berwarna berwarna
kecoklatan, dan kecoklatan, dan
berbau khas berbau khas

5 Gangguan Eliminasi Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak memiliki tidak memiliki
gangguan eliminasi gangguan
eliminasi

6 Penggunaan Alat Bantu Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak pernah tidak pernah
menggunakan alat menggunakan alat
bantu bantu

d) Pola Aktivitas-Latihan
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Mandi 0 0

2 Berpakaian 0 0

3 Perawatan Diri 0 0

4 Toileting 0 0

5 Kontinensia 0 0

6 Berpindah 0 0

7 Berjalan 0 0

8 Makan 0 0

Ket : 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain,

3 : dibantu orang dan alat 4 : ketergantungan total

e) Pola Istirahat-Tidur
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Lama tidur Klien mengatakan Klien mengatakan


tidur biasanya 8 tidur biasanya 7
jam/hari jam/hari
2 Jam Tidur-Jam Bangun Klien mengatakan Klien mengatakan
tidur jam 10 malam tidur jam 10
dan bangun jam 6 malam dan
pagi bangun jam 4
pagi

3 Kualitas tidur Klien mengatakan Klien mengatkan


kualitas tidurnya kualitas tidurnya
baik baik

4 Kebiasaan sebelum tidur Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum tidur sebelum tidur
biasanya bermain biasanya bermain
hp hp

5 Kesulitan tidur Klien mengatakan Klien mengatakan


tidak kesulitan tidak kesulitan
tidur tidur

f) Pola Kognitif-Persepsi
No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Kemampuan Penglihatan Klien mengatakan Klien mengatakan


kemampuan kemampuan
penglihatan normal penglihatan
normal

2 Kemampuan Pendengaran Klien mengatakan Klien mengatakan


kemampuan kemampuan
mendengar normal mendengar
normal

3 Kemampuan Penciuman Klien mengatakan Klien mengatakan


kemampuan kemampuan
penciuman normal penciuman
normal

4 Kemampuan Pengecapan Klien mengatakan Klien mengatakan


kemampuan kemampuan
pengecapan normal pengecapan
normal

5 Kemampuan Taktil Klien mengatakan Klien mengatakan


kemampuan taktil kemampuan taktil
normal normal

6 Status mental Klien mengatakan Klien mengatakan


status mental baik status mental baik
tidak ada ganggaun tidak ada
ganggaun

7 Daya Pikir Klien mengatakan Klien mengatakan


daya pikir normal daya pikir normal

8 Fungsi intelektual Klien mengatakan Klien mengatakan


fungsi intelektual fungsi intelektual
normal tidak ada normal tidak ada
ganggaun ganggaun

9 Status emosional Klien mengatakan Klien mengatakan


status emosional status emosional
baik tidak ada baik tidak ada
ganggaun ganggaun

10 Kemampuan bahasa Klien mangatakan Klien mangatakan


kemampuan bahasa kemampuan
normal bahasa normal

g) Pola Persepsi Diri-Konsep Diri


No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Gambaran Diri Klien mengatakan Klien mengatakan


mampu mampu
memandang memandang
dirinya sendiri dirinya sendiri
sebagai seorang ibu sebagai seorang
dan istri dalam ibu dan istri
keluarga dengan dalam keluarga
baik dan dengan baik
sebagaimana
mestinya

2 Harga Diri Klien mengatakan Klien mengatakan


selalu menjaga selalu menjaga
harga dirinya harga dirinya

3 Peran Klien mengatakan Klien mengatakan


mampu perannya sebagai
melaksanakan seorang istri dan
peran nya sebagai ibu sudah tidak
seorang istri dan seperti sebelum
ibu dengan baik, sakit, dan jarang
serta selalu melakukan
melakukan aktivitas sebagai
aktivitas sebagai ibu rumah tangga
ibu rumah tangga

4 Identitas Klien mengatakan Klien mengatakan


agamanya islam, identitas dirinya
dan identitasnya sebagai seorang
sebagai seorang ibu rumah tangga
istri dan ibu, status jarang melakukan
pekerjaannya aktivitas rumah
hanya seorang ibu tangga
rumah tangga

5 Ideal Diri Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum sakit dia setelah sakit dia
masih bisa merawat sudah tidak bisa
dirinya dengan baik merawat dirinya
lagi, berat badan
bertambah, wajah
kusam dan tidak
terurus

h) Pola Peran dan Hubungan


No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Peran dalam keluarga Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum sakit masih sanggup
perannya dalam menjalankan
keluarga adalah peran sebagai
sebagai seorang ibu seorang ibu dan
dan istri, dan hanya istri
melakukan
pekerjaan ibu
rumah tangga

2 Sistem pendukung Klien mengatakan Klien mengatakan


banyak sistem banyak sistem
pendukung, baik pendukung, baik
saudara, keluarga saudara, keluarga
dan lingkungan dan lingkungan
sekitar sekitar

3 Pengambilan keputusan dan Klien mengatakan Klien mengatakan


penyelesaian konflik dalam pengambilan pengambilan
keluarga keputusan bersama keputusan
melibatkan suami bersama
melibatkan suami

4 Kondisi Keuangan Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum sakit sesudah sakit
memiliki kondisi kondisi keuangan
keuangan yang sudah menurun
cukup dan dikarenakan
kebutuhan kebutuhan
terpenuhi melahirkan lebih
tinggi

5 Interaksi Soasial Klien mengatakan Klien mengatakan


saat sebelum sakit sesudah sakit
sering berinteraksi interaksi sosial
dengan baik yang terjadi
terhadap keluarga, dengan
teman dan lingkungan
lingkungan, serta sekitar sudah
interaksi sosial mulai berkurang
yang terjadi
sinkron dan
berkesinambungan

i) Pola Seksualitas - Reproduksi


No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Hubungan Seksual Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum sakit masih takut
biasanya melakukan
melakukan hubungan seksual
hubungan seksual 2 karena luka
kali dalam jahitannya masih
seminggu belum sembuh

2 Pengguaan Alat dan Pelindung Klien mengatakan Klien mengatakan


biasanya jarang biasanya jarang
menggunakan alat menggunakan alat
pelindung saat pelindung saat
melakukan melakukan
hubungan seksual hubungan seksual

3 Pemenuhan Kebutuhan Klien mengatakan Klien mengatakan


Seksualitas puas akan kebutuhan
kebutuhan seksualitasnya
seksualitas berkurang karena
pengaruh nyeri
pada luka dan
membuat tidak
nyaman saat
melakukan
hubungan seksual

j) Pola Pertahanan Diri (Koping – Toleransi Stress)


No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Mekanisme Koping Ketika Klien mengatakan Klien mengatakan


Menghadapi Masalah sebelum sakit sesudah sakit
biasanya bisa kadang tidak bisa

mengelola stress mengkontrol stress

dan bisa
intelektualisasi diri
saat menghadapi
masalah, ketika ada
masalah pada anak
nya berusaha
menanggulangi
segera sendiri,
karena suaminya
tidak berada di
rumah

k) Pola Nilai - Kepercayaan


No Keterangan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1 Kegiatan Keagamaan Klien mengatakan Klien mengatakan


sebelum sakit rajin sesudah sakit
mengikuti kegiatan sudah jarang
keagamaan mengikuti
(pengajian) kegiatan
keagamaan
(pengajian)

2 Nilai Kepercayaan Terhadap Klien mengatakan Klien mengatakan


Tuhan sangat percaya sangat percaya
kepada Tuhan dan kepada Tuhan dan
rajin berdoa rajin berdoa

2) Pemeriksaan fisik
a) Status obstetric : G3 P2 Ab0
b) Keadaan umum: Baik
c) TTV
- TD : 120/70
- Suhu : 36,3 °C
- RR : 19x/menit
- N : 90x/menit
d) Kepala dan rambut
1. Kepala
Inspeksi Palpasi

Bentuk bulat, warna kulit putih, bersih Tidak ada krepitasi dan nyeri tekan,
tidak ada benjolan massa normal

2. Rambut
Inspeksi Palpasi

Warna rambut hitam, tidak ada Tidak rontok


ketombe, distribusi merata

3. Wajah

Inspeksi Palpasi

Bentuk wajah bulat, tidak ada kelainan Tidak ada nyeri tekan

4. Mata
Inspeksi

Mata simetris kanan dan kiri, pupil isokor, kongjungtiva anemis, tidak ada
kelainan dan tidak menggunakan alat

5. Hidung
Inspeksi Palpasi Perkusi

Bentuk simetris, tidak ada Tidak ada nyeri tekan Tidak terkaji
secret,bersih

6. Telinga
Inspeksi Palpasi

Tampak simetris dan bersih Tidak terkaji

7. Mulut dan Tenggorokan


Inspeksi Palpasi
Warna merah kehitaman, warna lidah Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada
merah muda, gigi kekuningan,mukosa nyeri telan
agak kering

8. Leher
Inspeksi Palpasi

Bentuk simetris, tidak ada kelainan Tidak ada nyeri tekan

9. Pemeriksaan Thorak / Dada :

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Thorak Bentuk simestris Tidak ada nyeri Tidak Tidak


kanan kiri,fungsi tekan dan bersih terkaji terkaji
baik

Paru Tidak terkaji Vokal fremitus Sonor Bunyi nafas


normal normal

Jantung Ictus cordis Ictus cordis, tidak Batas Suara


ada nyeri tekan jantung jantung
normal normal
tidak ada
tambahan

10. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak :

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Payudara Bentuk asimetris, Tidak ada nyeri Tidak Tidak


warna areola tekan terkaji terkaji
sedikit gelap,
tidak ada
benjolan, puting
menonjol, tidak
ada

Ketiak Bersih rambut Tidak ada Tidak Tidak


sedikit, tidak ada pembesaran terkaji terkaji
benjolan kelenjar, tidak ada
nyeri tekan.

11. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

Simetris Terdengar bising Tidak terkaji Ada nyeri tekan


usus

12. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya

Inspeksi Palpasi

Ada luka jahitan Ada nyeri tekan di daerah jahitan

13. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstremitas )

Inspeksi Palpasi

Normal Tidak ada nyeri tekan

Kekuatan otot : Tidak terkaji

14. Pemeriksaan Kulit dan kuku

Inspeksi Palpasi

Bentuk normal, bersih, warna kulit putih Tidak ada nyeri tekan , tekstur kulit
halus, CRT 2 detik
15. Pemeriksaan Neorologi
a. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : Composmentis
b. Fungsi serebral : Normal, dapat membuka mata dengan
spontan
c. Saraf kranial : Klien dapat mencium dengan baik
d. System motorik : Klien dapat melakukan pergerakan yang
diminta dengan baik
e. Refleks : Otot pada ektermitas klien dapat
diregangkan
f. System sensorik : Klien mengatakan dapat merasakan
rangsangan yang diberikan
VIII. Terapi medis :
 Yusimok 3x1
 Grafadon 3x1
 Tablet Fe 2x1

IX. Pemeriksaan penunjang :-


3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1. DS :
- Klien mengatakan nyeri pada
luka jahitannya
- Keadan nyeri yang di alami Postpartum
klien ↓
P : Nyeri karena tindakan Luka jahitan
episiotomi pada perineum episiotomi (Agen
Q : Seperti ditusuk-tusuk cidera fisik)
R : Di daerah perineum ↓
S : Skala 4 Terputusnya Nyeri akut
T : Hilang timbul (ketika kontinuitas jaringan
bergerak) ↓
Proses nosisepsi
DO : ↓
- Klien terlihat meringis Nyeri
kesakitan
- Terlihat luka jahitan
- Terdapat 5 jahitan

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut (00132) berhubungan dengan agen cedera fisiologis

3.4 Rencana keperawatan


No
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
diagnose
Nyeri akut NOC: Dengan kriteria NIC :
(00132) Kontrol Nyeri hasil : Manajemen nyeri (1400)
berhubunga (1605)
n dengan 1. Pasien dapat 1. Lakukan pengkajian
agen cedera Setelah mengenali nyeri komprehensif
fisiologis dilakukan kapan nyeri yang meliputi lokasi,
tindakan terjadi dengan karakteristik, durasi,
keperawatan skala out come frekuensi, kualitas,
selama 1x24 jam 5 intensitas / beratnya
diharapkan nyeri 2. Pasien dapat nyeri dan faktor
pasien dapat menggunakan pencetus.
berkurang tindakan 2. Kurangi atau eliminasi
dengan skala < 4 pencegahan faktor-faktor yang
nyeri dengan dapat mencetuskan
skala out come atau meningkatkan
5 nyeri (misalnya:
ketakutan, keadaan
monoton dan
kurangnya
pengetahuan).
3. Ajarkan prinsip-
prinsip manajemen
nyeri
4. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat

3.5 Tindakan Keperawatan


No diagnose Hari/tgl/jam Implementasi Paraf
Nyeri akut Rabu, 22 NIC
(00132) Desember Manajemen nyeri (1400)
berhubungan 2021
dengan agen (08.45) 1. Melakukan pengkajian
cedera nyeri komprehensif yang
fisiologis meliputi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas / beratnya nyeri
dan faktor pencetus.
2. Mengurangi atau eliminasi
faktor-faktor yang dapat
mencetuskan atau
meningkatkan nyeri
(misalnya: ketakutan,
keadaan monoton dan
kurangnya pengetahuan).
3. Mengajarkan prinsip-
prinsip manajemen nyeri
4. Mendorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat

3.6 Evaluasi Keperawatan

No diagnose Evaluasi Paraf


Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri di luka
(00132) jahitan sudah berkurang
berhubungan O : Pasien sudah tampak tidak menahan
dengan agen nyeri
cedera fisiologis A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi
secara berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil.
Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam Angka Kematian Ibu
(AKI) adalah penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu
penyebab kurangnya perhatian pada wanita post partum
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yaitu: nyeri akut bd agen
cedera fisiologis
3. Intervensi keperawatan yang diambil berdasarkan NOC dan NIC yaitu
pada diagnosa nyei akut NOC yang diambil yaitu kontrol nyeri dan NIC
yang diambil yaitu manajemen nyeri .
4. Implementasi keperawatan. Semua implementasi keperawatan dilakukan
sesuai dengan aktifitas-aktiftas yang berada pada intervensi keperawatan
yang disusun. mulai dari perawatan manajemen nyeri .
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny. F menunjukan
masalah keperawatan nyeri akut dapat teratasi
4.2 Saran

Dalam hal ini penulis memberikan beberapa saran setelah secara langsung
mengamati lebih dekat perkembangan status kesehatan pasien:

1. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran bagi mahasiswa/i di kampus Institut Teknologi dan
Kesehatan Malang Widya Cipta Husada khususnya pada Program Studi
S1 Keperawatan Diharapkan Klinik Jaya Kusuma Husada dapat
memberikan asuhan keperawatan secara efektif kepada pasien
postpartum secara benar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005) Buku Ajar Keperawatam Maternitas EGC : Jakarta


Ika, Saryono. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC : Jakarta
Sue Moorhead, at all, 2020. Nursing Outcomes Classivication (NOC), Edisi
Bahasa Indonesia
T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2018-2019. Diagnosis Keperawatan
(NANDA). Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai