Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Nama : Ernawati, S.ST
NIM : 19159010060
Kelas : B
Kepala Ruangan
Tanggal : 16 Januari 2020
Di : SUKOLILO (Marsiya, Amd.Keb)
NIP. 197006141991022001
Pembimbing Institusi
Tanggal : 16 Januari 2020
Di : SUKOLILO (Dwi Wahyuning Tyas, S.ST.M.PH)
NIDN. 0727048401
Pembimbing Klinik
Tanggal : 16 Januari 2020
Di : SUKOLILO (Susilawati, S.ST)
NIP. 197203231993022002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di Ruangan
KIA Puskesmas Tragah Kabupaten Bangkalan.
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan STIKES Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:
1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.
2. Hamimatus Zainiyah,S.ST, M.Pd. M.Keb selaku ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan
3. Susilawati, S.ST selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS SUKOLILO.
4. Dwi Wahyuning Tyas, S.ST. M.PH. selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
penyusunan Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan
selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Nifas adalah masa yang dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu. Di masa nifas ini sering ditemukan komplikasi berupa infeksi
yang dialami oleh ibu seperti endometritis, peritonitis, luka perineum, mastitis, bendungan
ASI, kelainan pada puting susu, thromboflebitis yang sering disebabkan oleh Perdarahan,
trauma persalinan, partus lama, retensio plasenta, keadaan Umum ibu (anemia dan
malnutrition). Untuk itu, asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini, karena
merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun pada bayinya, diperkirakan bahwa 60%
diakibatkan kehamilan setelah persalinan dan setelah persalinan dan 50% kematian masa
nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2007).
Pada masa nifas harus terselenggara pelayanan bagi ibu meliputi upaya
pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi,
serta penyelidikan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi,
dan nutrisi bagi Ibu. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan maternitas diharapkan para
petugas kesehatan dapat mengurangi tingkat infeksi pada masa nifas sehingga dapat
mengurangi AKI di Indonesia. Peningkatan kualitas pelayanan maternitas dapat dicapai
salah satunya dengan manajemen asuhan kebidan dan dokumentasi yang baik dan benar,
maka dari itu dalam laporan ini kami mengambil kasus nifas fisiologis untuk mempelajari
manajemen dan dokumentasi asuhan kebidanan pada masa nifas sehingga kami dapat
meningkatkan pengetahuan dan pelayanan pada ibu nifas fisiologis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dengan
menerapkan pola pikir melalui pendekatan dokumentasi kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori nifas fisiologis.
b. Menjelaskan komsep dasar asuhan kebidanan pada nifas fisiologis dengan
pendekatan Varney
c. Melakukan asuhan kebidanan pada nifas fisiologis dan mendokumentasikan dalam
SOAP
d. Melakukan pembahasan.
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan dan Petugas Kesehatan
Diharapkan dapat bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar serta pengembangan
ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Asuhan Kebidanan Nifas fisiologis. Serta
sebagai acuan dalam menilai pemahaman dan keterampilan penulis dalam menyikapi
kasus
2. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu nifas fisiologis dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan
dokumentasi kebidanan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. NIFAS
a. Pengertian
Nifas atau masa nifas adalah suatu masa yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, berlangsung kira-kira 6 minggu (Saefuddin AB, 2001)
Nifas atau puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan yang normal dan berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.
Dijumpai 2 kejadian penting dalam puerperium yaitu involusio uterus dan proses
laktasi. (Manuaba IBG, 1998)
b. Etiologi
Lahirnya hasil konsepsi dan pengembalian kembali alat reproduksi seperti saat
sebelum hamil
c. Fisiologi
Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira sepusat. Korpus uteri
sekarang sebagian besar merupakan miometrium yang dibungkus serosa dan dilapisi
desidua. Dinding anterior dan posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5
cm. Oleh karena adanya konraksi rahim, pembuluh darah tertekan sehingga terjadi
ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran yang sama baru 2 minggu
kemudian turun kerongga panggul dan tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan
memncapai ukuran normal dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu kemudian
beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan
segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang
banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam uterus berdeferensiasi
menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama
lochea sementara lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan
endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat kecuali tempat
plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira berukuran sebesar telapak
tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang
mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil
menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Serviks dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang tipis, kolaps dan
kendur setelah kala II persalinan. Mulut serviks mengecil perlahan-lahan. Selama
beberapa hari setelah persalinan, porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut
serviks sempit, serviks kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis berkontraksi tetapi tidak
sekuat korpus uteri. Beberapa minggu kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri
yang hampir tidak dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong yang berdinding lunak
yang ukurannya secara perlahan-lahan mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu
ketiga, hymen muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai
carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan hyperemia, disamping itu
kapasitasnya bertambah besar dan relative tidak sensitive terhadap tekanan cairan
intravesika.
d. Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan : (Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal, 2002 hal : 122)
1) Adanya perubahan fisik
a) Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena infolusio 1 minggu
kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir minggu kedua menjadi
300 gram dan segera sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-
sel otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak pembuluh darah yang
mengalami trombos. Setelah kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri
mengecil menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum
hamil.
b) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka selama 3 hari. Namun ada
juga yang berpendapat sampai 1 minggu. Bentuk mulut serviks yang bulat
menjadi agak memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan
c) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang hilang akan kembali seperti
semula setelah 3-4 minggu.
d) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses involusio pada perut
sebaiknya diikuti olahraga atau senam penguatan otot-otot perut. Jika ada
garis-garis biru (striae) tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan
berubah warna menjadi keputihan.
e) Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan kembali normal
setelah masa menyusui berakhir. Untuk menjaga bentuknya dibutuhkan
perawatan yang baik.
f) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang, sehingga hiperpigmentasi
pada muka, leher, payudara dan lainnya akan menghilang secara perlahan-
lahan.
2) Involusio uterus dan pengeluaran lochea
Dengan involusio uteri, maka lapisan lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama-
sama dengan sisa cairan, campuran antara darah yang dinamakan lochea. Biasanya
berwarna merah, kemudian semakin lama semakin pucat, dan berakhir dalam
waktu 3-6 minggu.
a) Lochea Rubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari pertama post partum sampai
hari keempat. Warnanya merah yang mengandung darah dan robekan/luka
pada tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan chorion.
b) Lochea Serosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, banyak serum, juga
lekosit. Muncul pada hari kelima sampai hari kesembilan.
c) Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan mengandung leukosit,
selaput lendir serviks serta jaringan yang mati. Timbulnya setelah hari
kesembilan
3) Laktasi atau pengeluaran ASI
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiverus didalam payudara dan juga
merangsang produksi kolostrum. Namun produksi ASI akan berlangsung sesudah
kelahiran bayi saat kadar hormon estrogen dan progesterone menurun.
Pelepasa ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin, rangsangan
sentuhan payudara (bayi mengisap) akan merangsang produksi oksitosin yang
menyebabkan kontraksi sel mioepitel
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui
duktus kesinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya melahirkan adalah
kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral,
dan antibody daripada ASI yang telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira
pada hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
4) Perubahan system tubuh lain
a) Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelanjar hypofise anterior, meningkat dan
menekan produksi FSH (Folicle Stimulating Hoemone) sehingga fungsi
ovarium tertunda. Dengan menurunnya hormone estrogen dan progesteron,
kondisi ini akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan semula.
b) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali normal dengan
adanya mekanisme kompensasi yang menimbulkan hemokonsentrasi,
umumnya terjadi pada hari ketiga dan kelima.
e. Aspek Psikologis Post Partum
Dibagi dalam beberapa fase yaitu :
1) Fase “Taking In”
a) Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya, fase ini berlangsung selama 1-2
hari.
b) Ibu memperhatikan bayinya tetapi tidak menginginkan kontak dengan
bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang bayinya.
c) Ibu memerlukan makanan yang adekuat serta istirahat/tidur.
2) Fase “Taking Hold”
a) Fase mencari pegangan, berlangsung ±10 hari.
b) Ibu berusaha mandiri dan berinisistif.
c) Perhatian terhadap kemampuan diri untuk mengatasi fungsi tubuhnya seperti
kelancaran bab, bak, duduk, jalan dan lain sebagainya.
d) Ibu ingin belajar tentang perawatan diri dan bayinya.
e) Timbul rasa kurang percaya diri.
3) Fase “Letting Go”
a) Ibu merasakan bahwa bayinya terpisah dari dirinya.
b) Ibu mandapatkan peran dan tanggung jawab baru
c) Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam merawat diri dan bayinya.
d) Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga dan bayinya
Ada yang membagi aspek psikologis masa nifas adalah sbb :
1) Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang lama antara ibu, ayah dan anak
pada fase ini.
a) Tidak memerlukan hal-hal yang romantis
b) Saling memperhatikan anaknya dan menciptakan hubungan yang baru.
2) Bonding and Attachment
Menurut Nelson Attachment, bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik
antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.
Menurut Nelson Attachment adalah ikatan aktif yang terjadi antara individu.
3) Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
a) Kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dan mudah tersinggung
dan terluka
b) Nafsu makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di Rumah Sakit karena
adanya perubahan hormon dan perlu transisi.
c) Adanya rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang menyebabkan ibu
tertekan
d) Dapat diatasi dengan menangis. Bila tidak teratasi dapat menyebabkan depresi.
e) Dapat dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut
diatas adalah normal.
f. Prosedur Diagnostik
1) Anamnesa
a) Riwayat ibu:
i. Tanggal dan tempat persalinan
ii. Penolong persalinan
iii. Jenis persalinan
iv. Masalah selama persalinan
v. Nyeri
vi. Menyusui atau tidak
vii. Keluhan
b) Riwayat social ekonomi
c) Riwayat Bayi
i. Menyusu atau tidak
ii. Keadaan tali pusat
iii. Bab dan bak
iv. Tanda-tanda bahaya lainnya
2) Pemeriksaan kondisi ibu
a) Pemeriksaan umum
i. Tekanan Darah
ii. Nadi
iii. Suhu
iv. Respirasi
v. Tanda anemia
vi. Oedema dan tanda thromboflebitis
vii. Refleks dan varices
b) Payudara
i. Puting susu
ii. Nyeri tekan
iii. Abses
iv. Pengeluaran ASI
c) Abdomen (uterus)
i. Tinggi Fundus Uteri
ii. Kuntraksi uterus
iii. Kandung kemih
d) Vulva dan perineum
i. Pengeluaran
ii. Penjahitan laserasi atau luka episiotomi
iii. Hemoroid
g. Penatalaksanaan
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu hamil :
(Saefuddin AB, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
2002 hal : N24-N25)
1) Kebersihan diri
a) Anjurkan ibu bagaiman membersihkan daerah kelamin dengan air dan sabun
didaerah vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian
membersihkan daerah anus. Dibersihkan setiap kali setelah selesai buang air
kecil dan buang air besar.
b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluan.
d) Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak diperkenankan untuk
menyentuh daerah luka.
2) Istirahat
a) Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat dengan cukup guna mencegah
kelelahan yang berlebihan. Ibu tidur pada saat bayinya juga tidur.
b) Sarankan ia kembali kekegiatan rumah tangga biasa secara bertahap.
3) Latihan
a) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul, kembali
seperti keadaan sebelum hamil.
b) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari akan sangat
membentu, seperti misalnya latihan kegel.
4) Gizi
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap kali setelah
selesai menyusui)
d) Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 IU)
f) Makanan yang harus dikonsumsi ibu nifas :
Bahan Makanan Berat (Gram) Ukuran Rumah Tangga
Beras 500 2½ gelas
Daging 75 3 potong
Tempe 125 5 potong
Sayuran 300 3 mangkok
Buah 200 1 potong
Susu 200 1 gelas
Gula Pasir 30 3 sendok makan
Minyak 40 4 sendok makan
Kecukupan gizi ubu nifas sesuai Widya Karya Nasional Pangan Dan Gizi :
~ Kalori : 2800 kal
~ Protein : 56 gram
~ Kalsium : 900 mg
~ Fosfor : 750 mg
~ Besi (Fe) : 28 µg
~ Iodium : 200 mg
~ Seng : 35 mg
~ Vitamin A : 850 RE
~ Vitamin C : 55 mg
~ Vitamin B12 : 1,3 mg
~ Asam Folat : 200 µg
~ Riboflavin : 1,4 mg
~ Niasin : 12,4 mg
~ Thiamin : 1,2 mg
5) Perawatan payudara
a) Menjaga payudara tetap bersih
b) Menggunakan bra yang menyokong payudara
c) Rawat payudara bila bengkak atau lecet
6) Hubungan intim (suami istri)
Begitu darah merah sudah tidak lagi keluar, dan ibu tidak merasa ada
ketidaknyamanan, maka hubungan intim sudah dapat dimulai atau sesuai dengan
kepercayaan yang dianut ibu.
h. Prognosa dan Komplikasi
1) Prognosis
Masa nifas normal, jika involusio uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI
dan perubahan system tubuh, termasuk keadaan psikologis ibu normal.
(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal, 2002 hal : 122)
2) Komplikasi
Komplikasi pada masa nifas yang biasa terjadi adalah :
(Hanifa Winkjosastro, 2002)
a) Infeksi nifas
b) Kelainan atau gangguan pada mammae
i. Mastitis
ii. Bendungan ASI
iii. Kelainan puting susu
c) Subinvolusio
d) Perdarahan nifas skunder
e) Tromboflebitis
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan adalah periksaan yang fokus tergantung
keluhan dan kebutuhan klien. untuk menilai apakah simetris atau tidak, pucat
atau tidak, odem atau tidak (Alimul, 2008)
adakah pucat pada kelopak bawah mata, adakah ikterus pada sklera.
Untuk menilai visus atau ketajaman penglihatan, untuk ibu anemia
konjungtivanya pucat (Alimul,2008)
untuk menilai ada tidaknya trismus, halitosis, dan labioskisis (Alimul,
2008)
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah pembersaran
pembuluh limfe
Dada dan payudara :
Apakah payudara kanan dan kiri simetris, puting payudara menonjol atau
tidak, adakah kolostrum atau cairan lain yang keluar dari dalam puting susu.
Pada saat klien mengangkat tangan ke atas kepala, periksa, payudara untuk
mengetahui adanya retraksi, atau dimpling (Hanni, 2010). Pada saat klien
berbaring, lakukan palpasi secara sistemis dari arah payudara dan aksila,
kemungkinan terdapat: massa atau pembesaran pembuluh limfe.
Abdomen :
ukur TFU ibu.
Involusi uterus
Bayi lahir : setinggi pusat
Uri lahir : 2 jari dibawah pusat
Satu minggu : pertengahan pusat-simfisis
Dua minggu : tak teraba diatas simfisis
Enam minggu : bertambah kecil
Delapan minggu : sebesar normal
(Saleha, 2009
Genitalia :
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses pesalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu
(Jannah, 2011).
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.lochia mempunyai bau
amismeskipun tidak terlalu menyengat dan volume nya berbeda-beda pada
setiap wanita (Saleha, 2009).
Lokia sanguilenta berwarna merah kunig bersih darah dan lender yang keluar
pada hari ke-3 sampai ke-7 pascapersalinan (Saleha, 2009).
Setelah persalinan perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan
kepala yang bergerak maju, pulihnya otot perineum terjadi sekitar 5-6 minggu
post partum. ( Jannah, 2011).
Dilihat juga jahitan luka perinium.
Ekstermitas :
diperiksa apakah ada oedema/bengkak, adakah varises dan kemerahan
(Saifudin,2002)
3. Pemeriksaan penunjang
Uji Laboratorium yang harus diperiksa adalah hemoglobin, hemtokrit, sel
darah putih (leukosit). Hemoglobin normal ; 12-14 g/dl, hemtokrit normal;
37-43%, leukosit normal 12.000/mm3, dan urin yang normal adalah 1500 cc.
(Doenges, 2005)
V. Perencanaan tindakan.
Pada tahap ini, bidan merencanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
menurut langkah-langkah sebelumnya. Tahap ini merupakan kelanjutan langkah-
langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah terkait, tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, seperti yang apa
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah yang berkaitan dengan kondisi
sosial-ekonomi, budaya, atau psikologis. (Saminem, 2010).
Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan merencanakan tindakan secara
komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui
kebenaranya, sesuai kondisi dan situasi
berdasarkan analisa yang seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan, meliputi :
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Berikan KIE tentang :
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan istirahat
Personal hygiene
Fisiologi penyembuhan luka
Pemberian ASI Ekslusif
Perawatan payudara
KB 40 hari Post partum
3. Lakukan observasi
VII. Evaluasi
Bidan mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini mencakup
evaluasi tentang pemenuhan kebutuhan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan masalah dan diagnosis yang telah teridentifikasi. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif apabila memang telah dilaksanakan secara efektif. Bisa saja sebagian
dari terncana tersebut telah efektif sedangkan sebagaian lagi belum. Mengingat
manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu kontinum, bidan perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui prosses manajemen untuk
mengidentifikasikan mengapa proses menajemen tersebut tidak efektif serta
melakukan penyesuaian pada rencana asuhan. Langkah-langkah dalam proses
manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran
yang memengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Proses manajemen
tersebut berlangsung di dalam tatanan klinis, dan dua langkah terkahir bergantung
pada klien dan situasi klinik. Oleh sebab itu, tidak mungkin proses manajemen ini
dievaluasi hanya dalam bentuk tulisan saja. (Saminem, 2010).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”E”
DENGAN 2 JAM POST PARTUM
DI PUSKESMAS SUKOLILO KABUPATEN BANGKALAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny.E Nama : Tn. F
Umur : 26 Thn Umur : 30 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kesek Alamat : Kesek
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan nyeri pada perut dan ASI tidak lancar.
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : stabil
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,4 °C
Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan wajah
Kebersihan rambut : bersih tidak ketombe
Warna rambut : hitam
Distribusi : merata
Tanda mal nutrisi : tidak ada
Keadaan kulit kepala : normal, tidak ada lesi/luka, tidak ada tumor/benjolan.
Edema wajah : tidak ada
Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
b. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan tidak ada bendungan vena jugularis.
c. Payudara dan ketiak
Saat pasien mengangkat kedua tangan : tidak ada retraksi atau dimpling
Keadaan payudara : simetris, warna normal, tidak kemerahan, lesi(-), edema
(-), kulit seperti kulit jeruk (-)
Warna areola : hiperpigmentasi warna hitam
Keadaan puting : puting keluar , tidak ada lesi/luka dan ada pengeluaran
colostrum
Palpasi : massa (-), benjolan (-), nyeri tekan (-)
Ketiak : pembesaran kelenjar limfe (-)
d. Abdomen
Kandung kemih : kosong
Kontraksi : baik
TFU : 2 jari di bawah pusat
e. Genetalia
Inspeksi : lochea rubra, konsistensi cair,dan tidak berbau amis,± 50 cc
f. Ektremitas atas dan bawah
Inspeksi : tidak ada varises, tidak ada warna kemerahan pada betis, kuku
kaki dan tangan tidak pucat
Edema : tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan penyebab cemas pada ibu mengenai ASI yang masih keluar sedikit
3. Anjurkan kepada ibu untuk sesering mungkin memberikan ASI
4. Jelaskan pada ibu untuk minum obat secara teratur
5. Jelaskan tentang gizi ibu nifas
6. Jelaskan tentang tanda bahaya pada ibu nifas
VII. EVALUASI
S :Ibu mengatakan senang karena bayinyasudah lahir dan sehat, ibu mengatakan sudah
mengerti tentang penjelasan dari petugas kesehatan.
O : K/U ibu baik
Tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S : 36,4°C, N : 94 x/menit R: 20x/menit
Mata :Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
Abdomen :Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, Kandung kemih
kosong
Genetalia :Lochea rubra
A : P20002A000 , dengan 2 jam post partum
P :
- Rencana dilanjutkan
- Kontrol 3 hari lagi dan jika ada keluhan segera kontrol
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Ny E ASI ibu keluar sedikit. Hal ini wajar terjadi pada hari pertama post
partum, sehingga ibu diberi motivasi untuk terus memberikan ASI ekslusif tanpa PASI pada 6
bulan pertama. Namun pada prakteknya ibu kurang telaten dalam memberikan ASI pada
bayinya. Sehingga Ny E diberikan KIE pemberian ASI dan dilakukan pendampingan ketika ibu
menyusui bayinya. Ny. E juga di ajarkan cara perawatan payudara untuk memperlancar ASInya.
Perawatan payudara adalah tidakan pengurutan atau rangsangan pada otot payudara pada masa
nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI. (Pitriani, 2014) selain itu di ajarkan pada ibu untuk
Teknik pijat oksitosin untuk meperlancar produksi ASI
Ny E diberikan KIE Personal Hygiene untuk menjaga kebersihan tubuh ibu dan terpenting
menjaga kebersihan genetalia untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan diri ibu membanu
mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat dianjurkan, setelah ibu cukup kuat untuk
beraktivitas untuk melakukan personal hygiene. Personal hygiene dilakukan untuk mengurangi
ketidaknyamanan pada ibu, misalnya mengganti pembalut. (Safrudin, 2009)
Tidak ada kontraindikasi dalam pemberian nutrisi setelah persalinan. Ibu harus mendapat
nutrisi yang lengkap untuk mempercepat pemulihan kesehatan, kekuatan, meningkatkan kualitas
dan kuantitas ASI, serta mencegah infeksi. (Bahiyatun, 2009). Untuk itu Ny N diberikan KIE
tentang kebuthan nutrisi yang seimbang dan tidak melakukan tarak.
BABV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa yang kritis bagi Ibu maupun bayi sehingga
pemberian asuhan kebidanan yang baik dan benar pada ibu nifas sangatlah dibutuhkan.
Asuhan Kebidanan diawali dari manajemen asuhan kebidanan yang baik dan benar,
sehingga pelayanan yang diberikan efektif dan sesuai kebutuhan ibu khususnya pada
kasus nifas fisiologis.
Tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus yang terjadi pada Ny “E”. Tanda
dan gejala yang terjadi pada ibu nifas meliputi perubahan perubahan fisiologis maupun
psikologis terjadi pada Ny “E”. Asuhan kebidanan yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan Ny “E”.
2. Saran
a. Bagi institusi
Laporan ini dapat menjadi tambahan kepustakaan atau bahan rujukan serta
menambah kajian baru tentang Asuhan Kebidanan nifas fisiologis pada khususnya.
b. Bagi tempat praktik.
Laporan ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan
kepada pasien nifas fisiologis pada khusunya.
c. Bagi mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar atau bahan data untuk
menyusun laporan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Ashuan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta :EGC
Handajati, Sutjiati Dwi. 2009. Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan :kehamilan.Yogyakarta: CV Andi OF SET
Maryunani. 2009. Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta : Dian Press
Pitriani, Risa. 2014. Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Yogyakarta :
Deepublish.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Rusda, M. 2004. Anestesi Filtrasi Pada Episiotomi. USU. Medan
Saefudin AB.2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta:
EGC
Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Suherni,dkk. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta. : Agro Media Pustaka
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta.
Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakrta :EGC Varney, Helen. 2007.
Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Widyasih . 2009. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC
Wiknojosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
40