Anda di halaman 1dari 153

EFEKTIVITAS PROGRAM JAMINAN SOSIAL DI PT MARUKI

INTERNATIONAL INDONESIA KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Terapan
Pekerjaan Sosial (S.Tr.Sos)

Oleh:
RINA FATMA SARI
NRP.17.04.048

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL PROGRAM SARJANA TERAPAN


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL
BANDUNG
2021
EFEKTIVITAS PROGRAM JAMINAN SOSIAL DI PT MARUKI
INTERNATIONAL INDONESIA KOTA MAKASSAR

Oleh:

RINA FATMA SARI

NRP. 17.04.048

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing

Pada tanggal 8 Juli 2021

Drs. WAWAN HERYANA, M.Pd Dr. NURJANAH, M.Pd


EFEKTIVITAS PROGRAM JAMINAN SOSIAL DI PT MARUKI
INTERNATIONAL INDONESIA KOTA MAKASSAR

Oleh:

RINA FATMA SARI

NRP. 17.04.048

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan lulus Pada 16 juli 2021

Pembimbing

Drs. WAWAN HERYANA, M.Pd Dr. NURJANAH, M.Pd

Mengetahui,

Direktur Poltekesos Bandung Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial

Program Sarjana Terapan

Dr. MARJUKI, M.Sc Dr. AEP RUSMANA, S.Sos, M.Si

NIP. 19601010 198603 1 010 NIP. 19681101 199403 1 003


“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan
sesungguhnya kepada-Nya kami akan
kembali” (Q.S Al-Baqarah: 156)

“Ingatlah bahwa kebahagiaan adalah sebuah


perjalanan, bukan tujuan” – Roy M. Goodman

Bismillahirrahmanirrahim sebuah persembahan kuberikan


kepada kedua orang tua tercinta Bapak dan Mama yang
senantiasa berkorban dan berdoa untuk kebaikan anak-
anaknya, kedua adik tercinta, semua teman-teman yang
selalu ada dan berproses bersama yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, dan kepada Almamater tercinta
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.

i
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Efektivitas


Program Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar
adalah karya saya sendiri. Karya Ilmiah ini belum dipublikasikan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi atau lembaga lain manapun. Sumber informasi
yang berasal atau dikutip secara langsung maupun tidak langsung dari penulis lain
dalam Karya Ilmiah yang dipublikasikan maupun tidak, telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah ini.

Makassar, 9 Juli 2021

Rina Fatma Sari


17.04.048

ii
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rina Fatma Sari, Anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ramli dan

Najmah yang lahir di Ujung Pandang pada 4 September

1999. Penulis tinggal dan dibesarkan di Kabupaten

Maros, tepatnya di Batangase Kelurahan Bontoa

Kecamatan Mandai.

Penulis memiliki riwayat pendidikan sebagai berikut :

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Pakalu 1 lulus pada tahun 2011

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Maros lulus pada tahun 2014

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 SSN Maros lulus pada tahun 2017

Setelah lulus dari sekolah menengah atas penulis melanjutkan studi pada

program Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial

Bandung pada tahun 2017. Selama proses menempuh pendidikan, penulis aktif

dalam dunia organisasi diantaranya menjadi bagian dalam drumben sekolah

terlibat aktif menjadi anggota pramuka semasa SD, dan aktif mengikuti kegiatan

kesenian menari hingga SMP. Selama menempuh pendidikan di Poltekesos,

penulis aktif di Organisasi Kemahasiswaan yakni Himpunan Mahasiswa Sulawesi

Selatan sebagai Anggota periode 2017/2018, Wakil Sekretaris periode 2018/2019,

dan sebagai Sekretaris periode 2019/2020. Demikian riwayat hidup penulis secara

singkat, semoga dengan hal ini para pembaca akan lebih mengenal penulis.

iii
ABSTRACT

RINA FATMA SARI. 17.04.048. Effectiveness of Social Security Program at


PT Maruki International Indonesia Makassar City. Supervised by Drs.
Wawan Heryana, M.Pd and Dr. Nurjanah, M.Pd

Effectiveness refers to the achievement of success in achieving the goals that have
been set. This study aims to obtain an overview of the effectiveness of the social
security program at PT Maruki International Indonesia Makassar City through: 1)
Characteristics of respondents, 2) Achievement of program objectives, 3)
Accuracy of program targets, 4) Program socialization, and 5) Program
monitoring.
The method used in this study is quantitative with a descriptive approach, the
sampling technique that will be used is cluster random sampling, the validity test
that will be used in this study is face validity by testing the reliability of
measuring instruments using a reliability coefficient test technique called the
Cronbach alpha coefficient using Likert scale measuring instrument. Data
collection techniques used are questionnaires (questionnaire) and documentation
studies.

The results showed that the continuum line of the effectiveness of the social
security program at PT. Maruki International Indonesia Makassar City for all
aspects is in the very good category, but in the aspect of program socialization,
respondents feel that they are still lacking.
The proposed program “Employment Social Security Counseling at PT Maruki
International Indonesia” This program is expected to help increase employees'
understanding of BPJS Ketenagakerjaan as accepted social security and increase
employee awareness regarding the importance of social security.
Keywords: Effectiveness, Social Security Program.

iv
ABSTRAK

RINA FATMA SARI. 17.04.048. Efektivitas Program Jaminan Sosial di PT


Maruki International Indonesia Kota Makassar. Dibimbing oleh Drs.
Wawan Heryana, M.Pd dan Dr. Nurjanah, M.Pd
Efektivitas merujuk pada dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
Efektivitas program jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia Kota
Makassar melalui: 1) Karakteristik responden, 2) Pencapaian tujuan program, 3)
Ketepatan sasaran program, 4) Sosialisasi program, dan 5) Pemantauan program.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif, teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalalah cluster
random sampling, uji validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
face validity dengan pengujian reliabilitas alat ukur menggunakan teknik uji
koefisien reliabilitas yang disebut koefisien alpha Cronbach menggunakan alat
ukur Skala likert. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner
(angket) dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa garis kontinum efektivitas program jaminan


sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar untuk keseluruhan
aspek berada pada kategori sangat baik, akan tetapi pada aspek sosialisasi
program responden merasa masih kurang.

Program yang diusulkan “Penyuluhan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di PT


Maruki International Indonesia” Program ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman Karyawan terkait BPJS Ketenagakerjaan sebagai
jaminan sosial yang diterima dan meningkatkan kesadaran Karyawan terkait
pentingnya jaminan sosial.

Kata kunci: Efektivitas, Program Jaminan Sosial.

v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya

dengan berkat, rahmat dan keridhoan-Nya, maka Penulis dapat menyelesaiakan

Karya Ilmiah Akhir yang berjudul “Efektivitas Program Jaminan Sosial di PT

Maruki International Indonesia Kota Makassar” dengan baik. Karya Ilmiah ini

disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan

Pekerjaan Sosial (S.Tr. Sos) Bidang Pekerjaan Sosial.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

orang tua dan keluarga penulis, yang telah memberi dukungan baik moril maupun

materiil dalam proses penulis menimba ilmu di Politeknik Kesejahteraan Sosial

Bandung. Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang telah turut berperan membantu penulis, antara

lain kepada:

1. Dr. Marjuki, M.Sc selaku Ketua Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

2. Dr. Aep Rusmana, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial

Program Sarjana Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

3. Dr. Pribowo, M.Pd selaku Ketua Laboratorium Pekerja Sosial Politeknik

Kesejahteraan Sosial Bandung

4. Drs. Wawan Heryana, M.Pd dan Dra. Nurjanah, M.Pd selaku Dosen

pembimbing penulisan Karya Ilmiah Akhir yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menyusun

Proposal Penelitian hingga Skripsi

vi
5. Seluruh Dosen Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang telah

membimbing dan berbagi ilmu yang sangat bermanfaat

6. Seluruh Staf dan Pegawai Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang

senantiasa memberi pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa

7. Bapak Andi Muhammad Amin selaku Presiden Direktur PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melaksanakan penelitian di Perusahaan yang dijalankan

8. Bapak Yusuf dan Bapak Andi Tamsil yang telah membantu dan mengarahkan

penulis selama melakukan penelitian di PT. Maruki International Indonesia

Kota Makassar

9. Seluruh Karyawan yang bekerja di PT. Maruki International Indonesia yang

senantiasa menerima keberadaan dan membantu penulis selama melakukan

penelitian

10. Seluruh Responden penelitian yang telah membantu dan turut berpartisipasi

dalam penelitian

11. Seluruh teman-teman angkatan 2017 Politeknik Kesejahteraan Sosial

Bandung, Kelas D 2017, terkhusus kepada Nilah, Mba April, Putri, dan Rika

terimakasih atas keberadaannya dan segala bantuan yang sangat berarti bagi

penulis

12. Seluruh tim Acar Pia, Puput, Kak Atika, Vivi, Hayyul yang telah menjadi

keluarga penulis selama di perantauan, pendukung, dan tempat berbagi keluh

kesah bersama

vii
13. Teman sekaligus sisterku Ana, Mita dan Darma yang setia menemani sejak

dibangku SMA hingga saat ini, terima kasih telah menampung keluh kesah

penulis dan selalu ada dalam segala kondisi.

14. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Sulawesi Selatan Kakanda dan Ananda

yang telah membantu penulis selama di perantauan

15. Seluruh teman-teman kelompok bimbingan penulisan karya ilmiah akhir

16. Seluruh teman-teman Praktikum I Kelurahan Rancanumpang, seluruh teman

teman Praktikum II PT. Sermani Steel Makassar, seluruh teman-teman

Praktikum III Desa Jenetaesa terimakasih telah berproses bersama penulis

17. Seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan berjasa selama penulis dan

penyusunan Karya Ilmiah yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat


bagi para pembacanya dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial serta
pengetahuan di bidang Pekerjaan Sosial.

Makassar, 9 Juli 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan ...................................................................................... i
Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat .............................................................. ii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iii
Abstract ........................................................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................ vi
Daftar Isi .......................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................. xv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 8
1.5 Sistematika Penulisan............................................................................. 9
BAB II KAJIAN KONSEPTUAL
2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................10
2.2 Teori yang Relevan dengan Penelitian...................................................15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian....................................................................................36
3.2 Sumber Data...........................................................................................36
3.3 Definisi Operasional...............................................................................37
3.4 Populasi dan Sanpel................................................................................38
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.................................................39
3.6 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................41

ix
3.7 Teknik Analisa Data...............................................................................42
3.8 Jadwal Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian...............................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian...................................................................45
4.2 Hasil Penelitian.......................................................................................55
4.2.1 Karakteristik Responden........................................................................56
4.2.2 Aspek Pencapaian Tujuan Program....................................................... 58
4.2.3 Aspek Ketepatan Sasaran Program........................................................69
4.2.4 Aspek Sosialisasi Program.....................................................................79
4.2.5 Aspek Pemantauan Program.................................................................. 86
4.3 Pembahasan............................................................................................94
4.3.1 Analisa Hasil Penelitian.........................................................................94
4.3.2 Analisa Masalah.....................................................................................97
4.3.3 Analisa Kebutuhan.................................................................................99
4.3.4 Analisa Sumber......................................................................................99

BAB V USULAN PROGRAM


5.1 Dasar Pemikiran.....................................................................................102
5.2 Nama Program........................................................................................103
5.3 Tujuan.....................................................................................................103
5.4 Sasaran....................................................................................................103
5.5 Pelaksana Program.................................................................................104
5.6 Metode dan Teknik................................................................................107
5.7 Kegiatan yang Dilakukan.......................................................................109
5.8 Langkah- langkah Pelaksanaan...............................................................109
5.9 Rencana Anggaran Biaya.......................................................................113
5.10 Analisis Kelayakan.................................................................................114
5.11 Indikator Keberhasilan...........................................................................116
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan.................................................................................................117
6.2 Saran.......................................................................................................119

Daftar Pustaka.................................................................................................. 122

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 14

Tabel 3.1 Jadwal dan Langkah- langkah Penelitian Tahun 2020-2021 ............. 44

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... 56

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 57

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jangka Waktu Bekerja ........ 57

Tabel 4.4 Pengetahuan Tujuan Program Jaminan Sosial yang Berjalan


di Perusahaan .......................................................................................... 59

Tabel 4.5 Seluruh Program dalam Jaminan Sosial Perusahaan Berjalan

Sesuai dengan Tujuannya ....................................................................... 60

Tabel 4.6 Program Jaminan Kecelakaan Kerja pada Jaminan Sosial

Memberikan Perlindungan atas Risiko-Risiko Kecelakaaan yang

Terjadi dalam Hubungan Kerja .............................................................. 61

Tabel 4.7 Program Jaminan Kematian pada Jaminan Sosial Memberikan

Manfaat Uang Tunai yang Diberikan Kepada Ahli Waris ketika

Peserta Meninggal Dunia Bukan Akibat Kecelakaan Kerja ................... 62

Tabel 4.8 Program Jaminan Hari Tua pada Jaminan Sosial adalah Berupa

Uang Tunai yang Besarnya Merupakan Nilai Akumulasi Iuran

Ditambah Hasil Pengembanganya ......................................................... 63

Tabel 4.9 Program Jaminan Pensiun pada Jaminan Sosial Mempertahankan

xi
Derajat Kehidupan yang Layak Bagi Peserta dan atau Ahli Warisnya

dengan Memberikan Penghasilan Setelah Peserta Memasuki Usia

Pensiun, Mengalami Cacat .................................................................... 64

Tabel 4.10 Jaminan Sosial telah Melindungi Pekerja dengan Menjalankan

Programnya ............................................................................................. 65

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Pencapaian Tujuan

Program Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar Tahun 2021 ............................................................................. 66

Tabel 4.12 Kategori Aspek Pencapaian Tujuan Program Jaminan Sosial di

PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021 ............ 69

Tabel 4.13 Sasaran Jaminan Sosial di Perusahaan sudah Tepat ...................... 70

Tabel 4.14 Penerima Program adalah Saya yang Bekerja di Perusahaan ........ 71

Tabel 4.15 Syarat Penerimaan Jaminan Sosial di Perusahaan sudah Tepat ..... 72

Tabel 4.16 Responden Memenuhi Persyaratan dalam Menerima Program

Jaminan Sosial ........................................................................................ 73

Tabel 4.17 Penyaluran Program Jaminan Sosial Sudah Tepat ......................... 74

Tabel 4.18 Program Jaminan Sosial telah Memenuhi Kebutuhan Pekerja

di Peusahaan ........................................................................................... 75

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Ketepatan Sasaran

Program Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar Tahun 2021 ............................................................................. 76

xii
Tabel 4.20 Kategori Aspek Ketepatan Sasaran Program Jaminan Sosial di

PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021 ............ 79

Tabel 4.21 Informasi yang Diberikan Terkait Jaminan Sosial Sudah Jelas ..... 80

Tabel 4.22 Informasi Terkait Jaminan Sosial dapat Dipahami dengan Baik ... 81

Tabel 4.23 Sosialisasi dan Pemberian Informasi Menyadarkan Betapa

Pentingnya Jaminan Sosial Dijalankan oleh Perusahaan ........................ 82

Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Sosialisasi Program

Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar

Tahun 2021 ............................................................................................. 83

Tabel 4.25 Kategori Aspek Sosialisasi Program Jaminan Sosial di

PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021 ............ 85

Tabel 4.26 Kemudahan dalam Prosedur Pemberian Manfaat Program

Jaminan Sosial ........................................................................................ 87

Tabel 4.27 Program Jaminan Sosial Telah Dilakukan Secara Berkelanjutan .. 88

Tabel 4.28 Pengawasan Program Jaminan Sosial Sudah Efektif .................... 89

Tabel 4.29 Seluruh Program Jaminan Sosial Sudah Efektif ............................ 90

Tabel 4.30 Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Pemantauan

Program Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar Tahun 2021 ............................................................................. 91

Tabel 4.31 Kategori Aspek Pemantauan Program Jaminan Sosial di

PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021 .......... 93

xiii
Tabel 5.1 Rencana Anggaran Biaya Program Peningkatan Efektivitas
Jaminan Sosial di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar
Tahun 2021 ............................................................................................. 113
Tabel 5.2 Analisis SWOT Program Peningkatan Efektivitas Jaminan Sosial
di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021 ........ 115

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Garis Kontinum Aspek Pencapaian Tujuan Program ........................ 67
Gambar 4.2 Garis Kontinum Aspek Ketepatan Sasaran Program .......................... 77
Gambar 4.3 Garis Kontinum Aspek Sosialisasi Program .................................. 84
Gambar 4.4 Garis Kontinum Aspek Pemantauan Program ............................... 92

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Kesbangpol Provinsi Jawa Barat
Lampiran 3 Instrumen penelitian
Lampiran 4 Rekapan data hasil penelitian
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan

non material seperti spiritual dan sosial seseorang. Kondisi sejahtera dapat terjadi

jika kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar seperti gizi,

kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan dapat terpenuhi dengan

baik, serta memperoleh perlindungan atas resiko yang mengancam kehidupannya.

Kesejahteraan sosial merupakan suatu sistem yang memberikan pelayanan sosial

kepada individu, kelompok, maupun masyarakat. Peningkatan serta pemerataan

kesejahteraan bagi masyarakat hal ini dilakukan sebagai perwujudan dari upaya

menyelenggarakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia seperti yang

tercantum dalam Pancasila poin ke-5, dalam rangka melindungi kesejahteraan

pekerja pemerintah Indonesia memiliki program untuk menjamin kesejahteraan

para pekerja, yaitu Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Hal itu diatur dalam

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (UU BPJS), setiap pekerja termasuk tenaga kerja asing yang bekerja paling

singkat 6 bulan di Indonesia, wajib menjadi perserta program jaminan sosial

(Pasal 14 UU BPJS). Menurut data dari BPJS Ketenagakerjaan angka klaim

kecelakaan kerja pada semester I 2020 yakni dari Januari sampai dengan Juni

mengalami peningkatan sebesar 128 persen, angka ini naik dari sebelumnya hanya

85.109 kasus menjadi 108.573 kasus.

1
2

Jaminan sosial Ketenagakerjaan adalah salah satu bentuk pemenuhan

kebutuhan non material dalam upaya mencapai kesejahteraan sosial yang

merupakan intervensi melembaga yang dirancang oleh pemerintah maupun sektor

swasta untuk melindungi masyarakat dari berbagai resiko yang timbul dari dirinya

(kecelakaan, sakit, meninggal dunia), maupun dari lingkungan (PHK, bencana

alam, bencana sosial). Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja pada

dasarnya adalah suatu program yang diadakan oleh pemerintah dan bertujuan

untuk membantu pekerja dan pengusaha. Bagi pekerja, program jaminan sosial

sangat membantu dalam hal memberikan perlindungan dasar bagi pekerja untuk

mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam dan karena hubungan kerja.

Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja merupakan hal yang menjadi

perlindungan, khususnya bagi kaum pekerja disuatu perusahaan.

Sektor industri merupakan motor penggerak perekonomian suatu wilayah.

Ini tidak dapat dipungkiri mengingat keberadaan industri akan memberikan

multiplier efek yang terus mengalir tanpa henti. Tidak hanya meningkatkan

penyerapan tenaga kerja yang besar tetapi juga akan mendongkrak pendapatan

masyarakat secara umum. Dampak paling ujungnya akan mengurangi

pengangguran dan kemiskinan pada wilayah tersebut. Jika semua kepala daerah

sadar akan besarnya peran suatu industri, maka pasti dengan segala upaya mereka

akan mengarahkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk

membangun industri di wilayahnya. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah

satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya yang melimpah ruah dan

memiliki geostrategis yang ideal untuk mendorong pembangunan industri.


3

Sulawesi Selatan sudah mempunyai kawasan industri yang berdiri sejak akhir

tahun 1980-an, yaitu Kawasan Industri Makasar (KIMA) dan saat ini di

Kabupaten Bantaeng dibangun Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) dengan total

rencana lahan seluas 3.000 Ha, demikian juga di Kabupaten Takalar akan

dibangun kawasan industri dengan luas sekitar 3.500 Ha, yaitu Takalar Integrated

Industrial Pak (TIIP) yang bekerja sama dengan pengembang kawasan industri

berpengalaman Kawasan Industri KBN Jakarta.

PT Kawasan Industri Makassar (Persero) atau PT. KIMA (Persero) adalah

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 31 Maret 1988.

PT. KIMA (Persero) bergerak di bidang penyediaan prasarana dan sarana,

melaksanakan pembangunan, pengusahaan, dan pengembangan kawasan industri.

Kawasan Industri Makassar (KIMA) Sulawesi Selatan dihuni oleh 284 perusahaan

dengan bidang yang bermacam-macam yang terdiri dari perusahaan industri dan

non indrustri. Perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan kayu ada PT

Nessa Golden Wood, PT Karya Meranti Utama, PT Kayu Meridian Indotama, PT

Kayu Meridian Indotama, PT Polwood Forest Industri, dan PT Maruki

International Indonesia.

PT. Maruki International Indonesia adalah salah satu perusahaan industri

yang berada di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Sulawesi Selatan dan

merupakan perusahaan ekspor-impor yang bergerak di bidang industri

manufaktur, perakitan, serta pengolahan kayu menjadi produk furnitur spesifik

bernama Butsudan, yaitu lemari bernilai budaya dan seni tinggi yang digunakan

masyarakat Jepang sebagai tempat persembahan serta media komunikasi kepada


4

leluhurnya, sehingga target pasar perusahaan adalah masyarakat Jepang.

Perusahaan ini memiliki visi Quality dan Morality, dimana diterapkan sistem

kerja Kaizen, yaitu konsep dari Jepang tentang perbaikan kualitas (meliputi

sumber daya manusia, bahan, peralatan, pemasok, dan prosedur) secara

berkesinambungan. Setiap bahan baku hingga proses pengerjaan memiliki tingkat

pengawasan kualitas yang sangat ketat. PT. Maruki sendiri memproduksi lebih

dari 1000 jenis dan tipe komponen butsudan serta melalui 6 factory utama dan

beberapa factory khusus, yang terbagi atas unit-unit spesialisasi kerja. Sistem

produksi dilakukan berdasarkan pesanan dari kantor pusat di Jepang, Maruki Co.

Ltd, tetapi bersifat continuous. Kegiatan ekspor dapat dilakukan 3-5 kali dalam

satu bulan kerja kedepan prospek pasar masih cerah karena sampai saat ini ekspor

PT. Maruki baru memenuhi 3 persen dari kebutuhan pasar Jepang dengan

mempekerjakan sebanyak 241 orang pekerja atau karyawan.

Pekerja adalah penduduk dalam usia kerja atau jumlah seluruh penduduk

dalam suatu Negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan

terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas

tersebut atau orang penjual jasa dan mendapat kompensasi yang besarnya telah

ditetapkan terlebih dahulu. Berdasarkan data BPS Sulawesi Selatan, Jumlah

angkatan kerja pada Februari 2020 sebanyak 4.160.680 orang bertambah

sebanyak 842 orang jika dibandingkan Februari 2019, Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) menurun sebesar 0,76 persen poin menjadi 64,53 persen,

penduduk yang bekerja pada Februari 2020 sebanyak 3.908.181 orang, Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,07 persen pada Februari 2020. Dilihat
5

dari tingkat pendidikan, TPT untuk Diploma I/II/III tertinggi diantara tingkat

pendidikan lain, yaitu sebesar 9,56 persen. Pekerja yang mempunyai hubungan

kerja dengan perusahaan merupakan potensi untuk meningkatkan produktivitas

perusahaan, dengan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai

sektor kegiatan seringkali berakibat pada tingkat resiko yang mengancam

keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan pekerja atau karyawan.

Resiko terdapat dalam berbagai bidang, dan dapat digolongkan dalam dua

kelompok utama, yaitu resiko fundamental dan resiko khusus. Resiko

fundamental bersifat kolektif dirasakan oleh seluruh masyarakat, seperti resiko

politis, sosial-ekonomis, dan internasional. Resiko khusus lebih bersifat individual

karena dirasakan oleh perorangan, seperti resiko terhadap harta benda, resiko

terhadap diri pribadi, dan resiko terhadap kegagalan usaha. Begitu pula untuk

pekerja, setiap pekerja pada suatu saat akan mencapai hari tua dan produktivitas

kerja suatu saat akan menurun, sehingga perlu diganti dengan pekerja yang lebih

muda, yang tentu hal ini akan membawa akibat penghasilannya berhenti pula.

Seorang pekerja juga dapat pula mengalami kecelakaan kerja sehingga dapat

mengganggu kelancaran penerimaan penghasilannya. Terlebih apabila seorang

pekerja sebagai pencari nafkah meninggal dunia, dan penghasilannya dihentikan,

maka keluarga yang ditinggalkan akan kehilangan sumber penghasilannya.

Oleh karena itu, perusahaan memikul tanggung jawab utama dan secara

moral pengusaha mempunyai kewajiban meningkatkan perlindungan juga

kesejahteraan tenaga kerja, tentunya merupakan tanggung jawab besar bagi

perusahaan untuk menjamin kesejahteraan para karyawannya. Karyawan


6

merupakan aset perusahaan, kehadiran karyawan begitu sangat penting hingga

saat ini karena tanpa adanya karyawan tidak akan terjadi kelancaran proses

produksi suatu perusahaan, setiap perusahaan sudah seharusnya atau wajib untuk

memberikan jaminan sosial kepada para karyawannya sebagai bentuk

perlindungan pada karyawan dari hal yang tidak diinginkan saat bekerja di suatu

perusahaan. Seperti yang kita ketahui bahwa kecelakaan kerja bukanlah hal yang

tidak mungkin terjadi dalam suatu perusahaan terlebih pada perusahaan yang

bergerak dibidang Industri, seperti PT. Maruki International Indonesia yang

merupakan perusahaan yang mengelola kayu sebagai bahan baku.

Berdasarkan hasil dari penjajakan awal yang dilakukan peneliti di

PT.Maruki International Indonesia, jumlah karyawan saat ini sebanyak 241 orang

yang terdiri dari karyawan pria sebanyak 185 orang dan karyawan wanita

sebanyak 56 orang, dengan latar belakang pendidikan yang cukup beragam.

Dengan data terjadinya dan klaim kecelakaan kerja di Perusahaan sepanjang

Tahun 2020 yaitu sebanyak 10 kali pada divisi yang berbeda beda.

BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan merupakan jaminan sosial yang

sudah seharusnya dan wajib dimiliki setiap pekerja atau karyawan dan telah

berjalan di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar menurut hasil

penjajakan penulis dengan wawancara bersama HRD, namun perlu diketahui

seberapa efektif berjalannya jaminan sosial tersebut menurut perspektif karyawan

lain sebagai penerima manfaat dan berdasarkan data terjadinya dan klaim

kecelakaan kerja yang lumayan tinggi pada tahun 2020. Berdasarkan dari apa

yang telah dijelaskan diatas hal ini menjadi perhatian bagi peneliti untuk
7

melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Program Jaminan Sosial di PT

Maruki International Indonesia Kota Makassar”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas program jaminan

sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar?” Selanjutnya

rumusan masalah tersebut diuraikan kedalam sub-sub problematik sebagai

berikut.

1. Bagaimana karakteristik responden?

2. Bagaimana pencapaian tujuan program jaminan sosial di PT Maruki

International Indonesia Kota Makassar?

3. Bagaimana ketepatan sasaran program jaminan sosial di PT Maruki

International Indonesia Kota Makassar?

4. Bagaimana sosialisasi program jaminan sosial di PT Maruki International

Indonesia Kota Makassar?

5. Bagaimana pemantauan program jaminan sosial di PT Maruki International

Indonesia Kota Makassar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus permasalahan, adapun tujuan umum yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai Efektivitas program

jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar. Tujuan


8

secara khusus yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah memperoleh

gambaran tentang:

1. Karakteristik responden

2. Pencapaian tujuan program jaminan sosial di PT Maruki International

Indonesia Kota Makassar

3. Ketepatan sasaran program jaminan sosial di PT Maruki International

Indonesia Kota Makassar

4. Sosialisasi program jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia

Kota Makassar

5. Pemantauan program jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia

Kota Makassar

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperkaya pengetahuan

tentang profesi pekerjaan sosial khususnya yang berkaiatan dengan permasalahan

pada bidang industri.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat dijadikan bahan

masukan perusahaan dan menjadi acuan mahasiswa terkait efektivitas program

jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia di Kota Makassar.


9

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN, memuat tentang: Latar Belakang,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, memuat tentang: Penelitian Terdahulu,

Tinjaun Konseptual, mengenai Kesejahteraan Sosial, Efektivitas,

Jaminan Sosial, Relevansi Masalah dengan Pekerjaan Sosial.

BAB III : METODE PENELITAN, memuat tentang: Desain Penelitian,

Sumber Data, Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Uji

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur, Teknik Pengumpulan Data,

Teknik Analisa Data, JadwalPenelitian dan Langkah-langkah

Penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, memuat

tentang: Gambaran Lokasi Penelitian, Hasil Penelitian, dan

Pembahasan.

BAB V : USULAN PROGRAM, memuat tentang: Dasar Pemikiran,

Nama Program, Tujuan, Sasaran, Pelaksana Program, Metode

dan Teknik, Kegiatan yang Dilakukan, Langkah-langkah

Pelaksanaan, Rencana Anggaran Biaya, Analisis Kelayakan,

Indikator Keberhasilan.

BAB VI : SIMPULAN DAN SARAN, memuat tentang: Simpulan, dan

Saran.
BAB II

KAJIAN KONSEPTUAL

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, agar menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan

maka dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu dari peneliti lain

sebelumnya. Peneliti mencantumkan nama peneliti, judul penelitian, tahun

penelitian serta hasil penelitian yang relevansi dengan penelitian sebagai berikut:

2.1.1 Ardyangga. 2015 “Efektivitas Pelayanan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Kelurahan

Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar”. Skripsi. Pekerjaan

Sosial. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung.

Penelitian ini dilatar belakangi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

secara empiris tentang Efektivitas pelayanan badan penyelenggara jaminan sosial

kesehatan bagi masyarakat miskin di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala

Kota Makassar.

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu efektivitas dengan

menggunakan teori dari Siagian 2009 dengan aspek ketepatan waktu, kecermatan,

dan gaya.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif oleh peneliti guna memperoleh gambaran secara empiris

terkait Efektivitas pelayanan badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan bagi

10
11

masyarakat miskin di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota

Makassar.

Hasil penellitian yaitu pada efektivitas pelayanan BPJS Kesehatan bagi

masyarakat pada aspek ketepatan waktu bahwa 80,37% responden menjawab

baik, pada aspek kecermatan pelayanan 84,51% termasuk dalam kategori sangat

baik, dan pada aspek gaya pelayanan 96,23% responden menjawab kategori

sangat baik yang berarti pelayanan yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan sudah

efektif.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat

pada variabel, metode, dan pendekatan penelitian, perbedaan terdapat pada aspek

yang digunakan, populasi, dan teknik penentuan sampel.

2.1.2 Try Mansyah, Agung. 2016 “Efektivitas Pelaksanaan Program

Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Ngamprah Kabupaten

Bandung Barat”. Skripsi. Pekerjaan Sosial. Sekolah Tinggi

Kesejahteraan Sosial, Bandung.

Penelitian ini dilatar belakangi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

terkait Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan

Ngamprah Kabupaten Bandung Barat.

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu efektivitas dengan

menggunakan teori dari Budiani dengan aspek ketepatan sasaran program,

sosialisasi program, pencapaian tujuan program, dan pemantauan program.

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif pada beberapa penerima


12

Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung

Barat.

Hasil penelitian ini menunjukkan ketepatan sasaran program, sosialisasi

program, tujuan program, dan pemantauan program telah dilakukan termasuk

dalam kategori efektif. Tetapi para peserta menjadi ketergantungan terhadap

bantuan yang diberikan dan tidak berupaya untuk meningkatkan taraf

kehidupannya dikarenakan terdapat keterbatasan waktu untuk menjadi peserta

PKH mendapatkan bantuan.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terdapat pada

variabel, aspek, metode, dan pendekatan penelitian, perbedaan terdapat pada

populasi dan teknik penentuan sampel.

2.1.3 Fitri. 2018. “Efektivitas Program Keluarga Berencana dalam menekan

Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar”. Skripsi. Ilmu

Ekonomi. Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar.

Penelitian ini dilatar belakangi dengan tujuan untuk Mengetahui Efektivitas

Program Keluarga Berencana Dalam Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Di

Kota Makassar.

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu efektivitas dengan

menggunakan teori dari Budiani 2007 dengan aspek sasaran program, sosialisasi

program, dan keberhasilan tujuan program.

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif pada responden yang mengikuti program

keluarga berencana di Kota Makassar.


13

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Program Keluarga berencana Cukup

Efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara yang menunjukkan bahwa pelaksanaan

program dan kebijakan pemerintah yang dilakukan sudah berjalan Cukup baik.

Serta pemahaman dan pengetahuan PUS terhadap Program KB juga menunjukkan

hasil yang baik. Serta di lihat dari indikator pengukuran Efektivitas Program

Yakni, Sasaran Program, Sosialisasi Program di lihat dari jumlah Peserta KB aktif

dan Peserta KB Baru yang terus mengalami peningkatan, serta dilihat dari tujuan

program yakni menurunkan tingkat Kelahiran. TFR dan laju pertumbuhan

penduduk sejak tahun 2012-2017 juga terus mengalami penurunan. Namun masih

ada beberapa kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Program Keluarga

Berencana yakni keterdiaan alat kontrasepsi yang masih terbatas jumlahnya, SDM

penyuluh KB Masih sedikit Jumlahnya, dan Masih adanya Masyarakat yang tidak

mau Ikut Program KB dengan berbagai Alasan.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terdapat

pada variabel, aspek, dan pendekatan penelitian, perbedaan terdapat pada metode

penelitian dan teknik penentuan sampel.


14

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti/ Judul Metode
Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun Penelitian Penelitian
Ardyangga/ Efektivitas Metode Hasil dari penelitian Perbedaan
2015 Pelayanan kuantitatif ini menunjukkan dengan
Badan dengan pelayanan yang penelitian yang
Penyelenggara pendekatan dilakukan oleh BPJS akan
Jaminan Sosial deskriptif Kesehatan sudah dilaksanakan
Kesehatan bagi efektif. adalah aspek,
Masyarakat populasi dan
Miskin di teknik
Kelurahan penentuan
Tamangapa sampel
Kecamatan
Manggala Kota
Makassar
Agung Try Efektivitas Metode Penelitian ini Perbedaan
Mansyah/ Pelaksanaan penelitian menunjukkan hasil dengan
2016 Program kuatitatif termasuk dalam penelitian yang
Keluarga dengan kategori efektif. Tetapi akan
Harapan (PKH) pendekatan para peserta menjadi dilaksanakan
di Kecamatan deskriptif ketergantungan adalah
Ngamprah terhadap bantuan yang populasi,
Kabupaten diberikan dan tidak teknik
Bandung Barat berupaya untuk penentuan
meningkatkan taraf sampel.
kehidupannya
dikarenakan terdapat
keterbatasan waktu
15

untuk menjadi peserta


PKH mendapatkan
bantuan.
Fitri/2018 Efektivitas Metode Hasil penelitian Perbedaan
Program kualitatif menunjukan bahwa dengan
Keluarga dengan Program Keluarga penelitian yang
Berencana pendekatan berencana Cukup akan
dalam menekan deskriptif Efektif dalam menekan dilaksanakan
Laju laju pertumbuhan adalah metode
pertumbuhan penduduk di Kota penelitian dan
Penduduk di Makassar. teknik
Kota Makassar penentuan
sampel.
Sumber: Penelitian 2021

2.2 Teori yang Relevan dengan Pnelitian

2.2.1 Tinjauan tentang Kesejahteraan Sosial


1. Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material

dan non material seperti spiritual dan sosial seseorang. Kondisi sejahtera

dapat terjadi jika kehidupan manusia aman dan bahagia karena kebutuhan

dasar seperti gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal dan pendapatan

dapat terpenuhi dengan baik, serta memperoleh perlindungan atas resiko-

resiko utama yang mengancam kehidupannya. Kesejahteraan sosial

merupakan suatu sistem yang memberikan pelayanan-pelayanan sosial

kepada individu, kelompok, maupun masyarakat. Friedlander (Fahrudin,

2012) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai berikut:


16

Sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial institusi


institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan
kelompokkelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang
memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan
kesejahteraan sosial sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan
keluarga dan masyarakatnya.
Lebih spesifik dijelaskan tentang definisi kesejahteraan sosial sebagai

kondisi kehidupan, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan,

pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. Sedangkan

definisi kesejahteraan sosial sebagai arena atau bidang kegiatan yaitu

kesejahteraan sosial sebagai arena atau domain utama tempat berkiprah

pekerjaan sosial. Dalam hal ini pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai

arena menempatkan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau

alat untuk mencapai tujuan pembangunan. Selanjutnya mengenai

kesejahteraan sosial yang menunjuk pada dimensi aktivitas yakni

kesejahteraan sosial yang menunjuk segenap aktivitas pengorganisasian dan

pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok yang kurang beruntung.

Berbagai upaya untuk menciptakan Kesejahteraan Sosial tidak lain

merupakan bagian dari upaya membangun bangsa. Dalam hal ini upaya

membangun bangsa dapat dimulai dengan membangun ketahanan

masyarakatnya sehingga pemerataan kesejahteraan dapat terwujud.

Sebagaimana yang tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945 yang menghimpun segenap tujuan dalam membentuk suatu negara

adalah bagaimana bangsa ini mampu untuk memajukan kesejahteraan warga


17

negaranya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesejahteraan sosial juga

sebagai agenda pembangunan.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang Kesejahteraan Sosial di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa Kesejahteraan Sosial merupakan suatu

kondisi dimana seseorang berada dalam situasi terpenuhi kebutuhan-

kebutuhannya (terutama kebutuhan dasar) serta mampu mengapresiasikan

berbagai upaya untuk mencapai tujuan hidupnya.

2. Tujuan Kesejahteraan Sosial

Menurut Fahrudin (2012) Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan yaitu :

(1) Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya


standar kehidupan pokok, seperti sandang, perumahan, pangan,
kesehatan dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan
lingkungannya. (2) Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik,
khususnya dengan masyarakat di lingkungannya, misalnya dengan
menggali sumbersumber, meningkatkan dan mengembangkan taraf
hidup yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

penyelenggaraan suatu kesejahteraan sosial bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan dan serta kualitas hidup masyarakat sehingga dapat mencapai

kondisi yang diharapkan. Upaya tersebut dilakukan dengan menggali

sumber-sumber yang telah ada di masyarakat

2.2.2 Tinjauan tentang Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas dalam KBBI ialah daya guna, keaktifan serta adanya kesesuaian dalam

suatu kegiatan antara seseorang yang melaksanakan tugas dengan tujuan yang ingin
18

dicapai. Menurut Mardiasmo (2017) Efektivitas adalah ukuran berhasil

tidaknya pencapaian tujuan suatu organisasi mencapai tujuannya.

Efektivitas juga didefinisikan sebagai berikut “Efektivitas adalah

suatu tingkat presentasi dalam mencapai tujuan, yang berarti bahwa

kesejahteraan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai”. (Ahmad Subekhi

dan Mohammad Jauhar 2013)

Efektivitas tidak hanya dipandang dari segi pencapaian tujuan saja

tetapi juga dari segi ketepatan waktu dalam mencapai tujuan tersebut

tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, tepat

waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah

dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. (Siagian, 2014)

Berdasarkan beberapa pengertian tentan efektivitas diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa efektivitas merupakan tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya dengan kata lain efektivitas merupakan

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan apa yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Aspek-aspek Efektivitas

Menurut Budiani (2007) dalam jumlahnya terdapat aspek untuk

mengukur efektivitas suatu program yaitu sebagai berikut.

a. Ketepatan sasaran program

Ketepatan sasaran program yaitu sejauh mana peserta program tepat dengan

sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.


19

b. Sosialisasi program

Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran

peserta program pada khususnya.

c. Pencapaian tujuan program

Pencapaian tujuan program yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil

pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah ditetapkan

sebelumnya. Tujuan program merupakan target yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan program.

d. Pemantauan program

Pemantauan program yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

Adapun menurut Campbell J.P. pengukuran efektivitas secara umum

adalah :

a. Keberhasilan program

b. Keberhasilan sasaran

c. Kepuasaan terhadap program

d. Tingkat input dan output

e. Pencapaian tujuan menyeluruh

Sehingga efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan

operasional dalam melaksanakan program-program kerja yang sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, secara komprehensif,


20

efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau

organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau

untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2.2.3 Tinjauan tentang Perlindungan Sosial

1. Pengertian Perlindungan Sosial

United Nations Economic and Social Commission for Asia and the

Pacific (UNESCAP) dalam Edi Suharto (2015) Secara konseptual

perlindungan sosial adalah „tindakan publik yang diambil untuk mengurangi

kemiskinan, kerentanan dan ketidaksetaraan , sedangkan Hans Gsager

dalam Bambang (2014) berpendapat bahwa sistem perlindungan sosial

dimaksudkan untuk mendukung penanggulangan situasi darurat ataupun

kemungkinan terjadinya darurat saja.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

perlindungan sosial merupakan tindakan untuk menanggulangi situasi

darurat, kemiskinan, kerentanan, dan ketidaksetaraan.

2. Skema Perlindungan Sosial

Shepherd dalam Edi Suharto (2015) Kebijakan perlindungan sosial

merupakan bagian dari serangkaian kebijakan pembangunan

makroekonomi, program ketenagakerjaan, serta kebijakan pendidikan dan

kesehatan yang lebih luas, yang dikembangkan untuk mengurangi resiko

dan depriviasi serta untuk mendorong pertumbuhan yang setara dan

berkelanjutan. Kondisi ini tidak hanya memungkinkan kelompok “miskin

aktif” (active poor) untuk berpartisipasi secara lebih produktif dalam


21

aktivitas ekonomi, melainkan juga memungkinkan “kelompok miskin yang

kurang aktif” (less-active poor) untuk „berkontribusi‟ pada stabilitas sosial –

yang pada gilirannya dapat menciptakan keuntungan bagi masyarakat secara

luas. Pada prinsipnya, tujuan perlindungan sosial adalah untuk menciptakan

proses pembangunan yang memungkinkan secara ekonomi dan sosial, serta

dapat diterima secara politis melalui upaya pencegahan, mitigasi serta upaya

mengatasi dampak negatif dari pembangunan itu sendiri.

Edi Suharto (2015) mengemukakan Secara operasional perlindungan

sosial dapat didefinisikan sebagai serangkaian inisiatif pemerintah yang

didesain untuk menyediakan empat sekmautama: bantuan sosial, pelayanan

sosial, asuransi sosial, dan kebijakan pasar kerja.

a. Bantuan sosial adalah layanan publik yang diberikan kepada penduduk dan

rumah tangga yang sangat miskin, terutama dengan menggunakan prinsip

solidaritas vertikal dan oleh karenanya tidak mempertimbangkan kontribusi

ataupun premi dari penerima manfaat;

b. Pelayanan sosial adalah salah satu jenis pelayanan kesejahteraan yang

terutama didesain untuk kelompok-kelompok yang membutuhkan

perawatan khusus atau yang mendapat penolakan akses ter-hadap rangkaian

pelayanan dasar;

c. Asuransi sosial adalah skema yang dikembangkan untuk melindungi

masyarakat terhadap resiko dan konsekuensi guncangan pendapatan

berdasarkan kontribusi maupun premi yang dibayarkan sebelumnya;


22

d. Kebijakan pasar kerja merupakan intervensi publik yang bertujuan untuk

memastikan standar ketenagakerjaan bagi kelompok masyarakat yang

kurang beruntung.

Perlindungan sosial terkait dengan penyebab kemiskinan dan

kerentanan di masa kini dan masa depan. Oleh sebab itu, perlindungan

sosial dapat menyediakan sokongan bagi kemiskinan dan depreviasi,

terutama bagi mereka yang termasuk ke dalam kategori „sangat miskin‟

dengan membantu mereka untuk keluar dari kemiskinan serta mencegah

„kerentanan sosial dan ekonomi‟ agar tidak terjatuh ke kondisi di bawah

garis kemiskinan. Skema perlindungan sosial dapat meningkatkan

kapabilitas dan pendapatan riil kelompok miskin dan rentan – yang dicapai

melalui serangkaian program perbaikan mata pencaharian.

2.2.4 Tinjauan tentang Jaminan Sosial

1. Pengertian Jaminan Sosial

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional mendefinisikan jaminan sosial sebagai salah satu

bentuk perlindungan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya yang layak. Adapun Sistem Jaminan Sosial Nasioanal

itu sendiri sebagai suatu tata-kelola penyelenggaraan program jaminan

sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial (Undang- Undang

Nomor. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional).

Jaminan sosial adalah intervensi melembaga yang dirancang oleh

pemerintah maupun sektor swasta untuk melindungi masyarakat dari


23

berbagai resiko yang timbul dari dirinya (kecelakaan, sakit, meninggal

dunia), maupun dari lingkungan (PHK, bencana alam, bencana sosial).

Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja pada dasarnya adalah

suatu program yang diadakan oleh pemerintah dan bertujuan untuk

membantu pekerja dan pengusaha. Bagi pekerja, program jaminan sosial

sangat membantu dalam hal memberikan perlindungan dasar bagi pekerja

untuk mengatasi risiko-risiko yang timbul di dalam dan karena hubungan

kerja. Pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja merupakan hal yang

menjadi perlindungan, khususnya bagi kaum pekerja disuatu perusahaan.

(Suharto, 2013)

Dari pengertian diatas maka Jaminan sosial dapat diartikan sebagai

suatu bentuk perlindungan untuk melindungi kesejahteraan seseorang atau

masyarakat.

2. Bentuk-bentuk Jaminan Sosial

a. Bantuan Sosial

b. Asuransi Sosial, programnya:

1) Bagi Pegawai Negeri Sipil, Jaminan pensiun;Jaminan/Tabungan hari tua;

Jaminan pemeliharaan kesehatan; KPR BTN.

2) Bagi Karyawan swasta, Jaminan kecelakaan kerja; Jaminan kematian;

Jaminan hari tua; Jaminan pemeliharaan kesehatan.

3) Bagi anggota ABRI, Jaminan pensiun; Jaminan hari tua; Jaminan

pemeliharaan kesehatan.
24

2.2.5 Tinjauan tentang BPJS Ketenagakerjaan

1. Pengertian BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan merupakan suatu badan publik yang

menangani dan menegakkan jaminan sosial terhadap perusahaan dan tenaga

kerja di seluruh Indonesia. Memiliki visi menjadi badan penyelenggara

jaminan sosial kebanggaan bangsa, yang amanah, bertata kelola baik serta

unggul dalam operasional dan pelayanan. Dengan misi melaluiprogram

jaminan sosial ketenagakerjaan, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen untuk:

melindungi dan menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya,

meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerja, mendukung

pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional.

2. Program BPJS Ketenagakerjaan

a Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan kecelakaan kerja memberikan perlindungan atas risiko-risiko

kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang

terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya

dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja Manfaat berupa uang

tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta

mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan

kerja. Manfaat yang diterima oleh peserta adalah pelayanan kesehatan

(perawatan dan pengobatan) sesuai kebutuhan medis, santunan berupa uang

dan Program Kembali Bekerja (Return to work). Kesehatan dan


25

keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga

pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan

kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha

b Jaminan Kematian

Jaminan kematian memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada

ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja

atau penyakit akibat kerja. Diberikan dalam bentuk uang tunai berupa

santunan kematian, santunan berkala, biaya pemakaman dan beasiswa

pendidikan anak. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan

Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp

21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2 juta

biaya pemakaman dan santunan berkala.

c Jaminan Hari Tua

Program perlindungan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin

agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun,

mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia. Manfaat berupa uang

tunai yang besarnya adalah akumulasi seluruh iuran yang telah dibayarkan

ditambah dengan hasil pengembangannya. Program Jaminan Hari Tua

memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat

tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan

tertentu.

Iuran Program Jaminan Hari Tua


26

1) Penerima upah seberar 5,7% dari upah yaitu 2% dari pekerja dan 3,7%

dari pemberi kerja, berdasarkan Upah sebulan, yaitu terdiri atas upah

pokok & tunjangan tetap. Dibayarkan oleh perusahaan Paling lama

tanggal 15 bulan berikutnya dengan denda 2% untuk tiap bulan

keterlambatan dari iuran yang dibayarkan

2) Bukan penerima upah Didasarkan pada nominal tertentu yang ditetapkan

dalam daftar sesuai lampiran I PP, daftar iuran dipilih oleh peserta sesuai

penghasilan peserta masing-masing. Dibayarkan sendiri atau melalui

wadah Paling lama tanggal 15 bulan berikutnya

d Jaminan Pensiun

Program perlindungan yang diselenggarakan untuk mempertahankan derajat

kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang

penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total

tetap. Manfaat berupa uang tunai yang dibayarkan setiap bulan dan atau

sekaligus apabila peserta memasuki usia pensiun, cacat total tetap atau

meninggal dunia.

Iuran Program Jaminan Pensiun :

1) Iuran program jaminan pensiun dihitung sebesar 3%, yang terdiri atas 2%

iuran pemberi kerja dan 1% iuran pekerja.

2) Upah setiap bulan yang dijadikan dasar perhitungan iuran terdiri atas

upah pokok dan tunjangan tetap.

3) Mekanisme pembayaran iuran mengikuti program paket.


27

4) Pemberi kerja wajib membayar iuran paling lambat tanggal 15 bulan

berikutnya

5) Pemberi kerja yang tidak memenuhi ketentuan pembayaran iuran

dikenakan denda sebesar 2% setiap bulan keterlambatan.

2.2.6 Tinjauan tentang BPJS Kesehatan

1. Pengertian BPJS Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan

hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.

Memiliki Visi terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa

diskriminasi, dan Misi memberikan layanan terbaik kepada peserta

masyarakat,memperluas kepesertaan program jaminan kesehatan mencakup

seluruh penduduk Indonesia, bersama menjaga kesinambungan finansial

programj jaminan kesehatan.

2. Fungsi BPJS Kesehatan

UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut

UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi

sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

2.2.7 Tinjauan tentang Serikat Buruh

1. Pengertian Serikat Buruh


28

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari,

oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar

perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak

dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan

pekerja/buruh dan keluarganya.

2. Fungsi Serikat Buruh

Sesuai dengan pasal 102 UU Tenaga Kerja tahun 2003, dalam

melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai

fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga

ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara

demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut

memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta

keluarganya.

3. Hak Serikat Buruh

Serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan berhak :

a. Melakukan perundingan Perjanjian Kerja Bersama dengan pihak

manajemen

b. Mewakili pekerja dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial di

dewan dan lembaga perburuhan

c. Membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha

peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh.


29

d. Mengadakan kegiatan perburuhan selama tidak bertentangan dengan

ketentuan hukum perundang-undangan yang berlaku

2.2.8 Tinjauan tentang Pekerjaan Sosial Industri

1. Pengertian Pekerjaan Sosial

Pekerjaan sosial didefinisikan sebagai berikut, dalam Fahrudin (2012):

Pekerjaan sosial didefinisikan sebagai metode kelembagaan sosial


untuk membantu orang untuk mencegah dan memecahkan masalah-
masalah sosial mereka, untuk memulihkan dan meningkatkan
keberfungsian sosial mereka.
Lebih lanjut Siporin menyatakan bahwa pekerjaan sosial adalah suatu

institusi sosial, suatu profesi pelayanan manusia, dan suatu seni praktik

teknis dan ilmiah.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks,

sasaran, bidang garapan dan intervensi profesi pekerjaan sosial juga

semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi membuka kesempatan bagi

pekerjaan sosial untuk terlibat dalam bidang yang relatif baru, yakni dunia

industri. Seperti halnya pekerja sosial medik (medical social worker) yang

bekerja di rumah sakit, para pekerja sosial industri (industrial social worker)

ini bekerja di perusahaan-perusahaan, baik negeri maupun swasta, untuk

menangani kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja, relasi buruh dan

majikan, atau perekrutan dan pengembangan pegawai.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dalam praktek pekerjaan

sosial dalam bidang industri, bahwa pekeriaan sosial harus secara khusus

menangani kebutuhan- kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja

melalui berbagai intervensi dan penerapan metoda pertolongan yang


30

bertujuan untuk memelihara adaptasi optimal antara individu dan

lingkungannya, terutama lingkungan kerja. Sedangkan peran dan tugas

masyarakat pada bidang industri yaitu masyarakat mampu untuk menerima

masuknya perkembangan dan menyiapkan diri melalui kemampuan untuk

dapat bersaing dalam bidang industri.

Menurut Edi Suharto (2009) pekerja sosial industri didefinisikan

sebagai lapangan praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani

kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan dan sosial di dunia kerja melalui

berbagai intervensi dan penerapan metode pertolongan yang bertujuan untuk

memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya, terutama

lingkungan kerja. Dalam konteks ini, pekerja sosial indiustri dapat

menangani beragam kebutuhan individu dan keluarga, relasi dalam

perusahaan, serta relasi yang lebih luas antara tempat kerja dan masyarakat

yang dikenal dengan istilah tanggungjawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR).

2. Peran Pekerja Sosial

Peranan-peranan pekerjaan sosial tradisional, seperti

konselor,mediator, konfrontator konstruktif, pembela dan broker adalah

beberapa peranan yang paling sering dimainkan oleh pekerja sosial (Edi

Suharto, 2006).

a Konselor

Sebagai konselor, pekerja sosial memberikan asesmen dan konseling

terhadap individu, keluarga atau kelompok. Sosiater membantu mereka


31

mengartikulasikan kebutuhan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi

masalah, memahami dinamika atau penyebab masalah, menggali berbagai

alternatif dan solusi , dan mengembangkan kemampuan mereka secara lebih

efektif dalam menghadapi permasalahan yang timbul, yang membedakan

konseling di dunia industri dengan seting lainnya adalah bawah konseling

dalam konteks perusahaan memerlukan pemahaman sistemik mengenai

dunia kerja, pengetahuan mengenai berbagai tugas manajemen dan

kepegawaian, serta dampak dunia kerja terhadap keberfungsian sosial para

pegawainya.

b Broker

Ketika menjalankan peranan broker, pekerja sosial menghubungkan

pegawai yang dibantunya dengan sumber-sumber yang terdapat didalam

maupun diluar perusahaan. Sebagai contoh, dalam membantu pegawai yang

mengalami kecanduan alkohol, pekerja sosial memberikan referral (rujukan)

kepada lembaga rehabilitasi alkohol, kepada bagian medis perusahaan atau

kepada lembaga rehabilitasi alkohol, kepada bagian medis perusahaan atau

kepada LSM atau kelompok kemasyarakatan yang menangani permasalahan

ini. Termasuk dalam peranan broker ini adalah memberikan bimbingan

lanjut (follow-up) setelah memberikan rujukan.

c Pembela

Sebagai pembela, pekerja sosial membantu pegawai memperoleh pelayanan

dan sumber, yang karena sesuatu sebab, tidak bisa diperolehnya sendiri.

Dipinjam dari profesi di bidang hukum, peranan ini menuntut tugas dan
32

aktivitas yang sangat dinamis dan aktif. Atas nama pegawai yang dibelanya,

pekerja sosial memimpin pengumpulan data dan menghadapi peraturan-

peraturan perusahaan untuk memodifikasi posisi-posisi yang ada atau

mengubah kebijakankebijakan berlaku. Peranan ini jarang dilakukan oleh

pekerja sosial yang berkerja dibawah manajemen sebuah perusahaan swasta,

Karena pekerja sosial akan menghadapi konflik kepentingan dengan pihak

perusahaan yang menggajinya. Pekerja sosial yang bekerja di bawah serikat

buruh atau menjadi konsultan eksternal biasanya dapat menjalankan peran

sebagai pembela.

d Mediator

Pekerjaan utama pekerja sosial dalam menjalankan peranan ini adalah

menjembatani konflik antara dua atau lebih individu atau sistem serta

memberikan jalan keluar yang dapat memuaskan semua pihak berdasarkan

prinsip sama-sama diuntungkan (win-win solution). Keahlian yang

diperlukan pekerja sosial meliputi asesmen mengenai hakekat dan penyebab

konflik, resolusi konflik, pemilahan masalah dan solusi, penetralan situasi,

dan penggalian alternatif-alternatif pemecahan masalah.

e Pendidik atau Pelatih

Pekerja sosial memberikan informasi dan penjelasan mengenai opini dan

sikap-sikap tertentu yang diperlukan pegawai. Termasuk dalam peran ini

adalah membari pelatihan mengenai manejemen stress, caracara berhebti

merokok atau menunjukan contoh-contoh perilaku positif yang dapat ditiru

oleh pegawai.
33

3. Prinsip Pekerjaan Sosial

Pelaksanaan praktik pekerjaan sosial memiliki dasar yang dijadikan

pedoman dalam setiap proses pertolongan. Dasar tersebut berguna agar

dalam pelaksanaannya pekerja sosial tetap berada pada suatu aturan dan

terhindar dari dugaan mal-praktik. Dasar tersebut terdiri dari beberapa

prinsip pekerjaan sosial. Prinsip pekerja sosial menurut Zastrow yaitu:

a. Menghormati martabat dan keunikan individu

Profesi pekerjaan sosial dengan tegas percaya bahwa setiap orang memiliki

martabat yang melekat, yang harus dihormati. Dalam bekerja dengan klien,

pekerja sosial harus memahami dan menghormati keunikan klien.

b. Hak untuk menentukan nasib sendiri

Prinsip tersebut menegaskan bahwa klien memiliki hak untuk

menyembunyikan dan mengekspresikan pendapat mereka sendiri dan

bertindak atas nama mereka, selama hal itu tidak melanggar hak orang lain.

c. Kerahasiaan

Kerahasiaan adalah perjanjian antara profesional dan klien untuk menjaga

privasi informasi tentang klien. Pengungkapan yang dibuat untuk

profesional tidak dibagi dengan siapapun kecuali ketika diizinkan oleh

klien.

d. Advokasi dan aksi sosiai untuk yang tertindas


34

Pekerja sosial memiliki tanggung jawab moral. Hak-hak sipil klien

membutuhkan penghargaan diri.

e. Akuntabilitas

Pekerjaan sosial memiliki kewajiban untuk sumber pendanaan untuk

menyediakan layanan dengan kualitas tertinggi. Akuntabilitas telah

menghasilkan beberapa informasi yang berharga secara menyeluruh dan

mendalam.

f. Orientasi Institusiaonal

Pekerjaan sosial harus memberikan kesempatan individu untuk menyadari

dan mengembangkan potensinya. Penerimaan, keamanan, dan kepuasan atas

dasar budaya dan biologis.

g. Menghormati keyakinan spiritual dan agama lainnya

Spiritualitas dan agama terpisah meskipun sering dikaitkan. pekerja sosial

perlu dilatih untuk praktik yang efektif dengan klien yang berorientasi

agama karena banyak masalah sosial saat ini memiiiki dimensi agama.

h. Mempromosikan keadilan sosial dan ekonomi dan menjaga hak asasi

manusia

Pekerja sosial memiiiki kewaiiban untuk mempromosikan keadilan sosial

dan ekonomi bagi mereka yang tertindas atau menjadi korban diskriminasi.

menyediakan lingkungan belajar yang menghargai semua orang dan

memahami keberagaman
35

Pada dasarnya prinsip tersebut penting dikarenakan pekerja sosial

bekerja bersama klien sehingga tidak dapat menentukan kehendak dari

sendiri tanpa memahami pertimbangan dari Sisi klien sehingga membina

hubungan yang baik dan kolaborasi demi tercapainya keberfungsian sosial.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti efektivitas program

jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassaar adalah

metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, Fenti Hikmawati (2017)

mendefinisikan sebagai berikut “Analisis data dengan teknik analisis deskriptif

kuantitatif, pada dasarnya mengubah data hasil penelitian ke dalam bentuk

deskripsi angka-angka yang mudah dipahami, misalkan saja dalam bentuk

persentase”. Moh. Nazir (2014) juga menyatakan bahwa metode deskriptif adalah

“penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala

yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik secara institusi

sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun satu daerah”. Survei

deskriptif akan memberikan gambaran mengenai topik yang diangkat, yaitu

efektivitas program jaminan sosial di PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar.

3.2 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari sumber data

primer dan data sekunder. Menurut Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013)

sumber data adalah “Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data

yang telah dibuat di muka”. Berikut adalah sumber data yang digunakan, yaitu

36
37

1. Data primer diperoleh berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada

responden, yaitu karyawan di PT Maruki International Indonesia. Sumber

data primer merupakan data yang langsung atau diperoleh dari sumber

pertama.

2. Data sekunder yang digunakan adalah dokumen-dokumen mengenai

efektivitas serta penelitian terdahulu yang aspeknya relatif sama sehingga

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan dokumen PT. Maruki

International Indonesia. Sumber data sekunder merupakan data yang tidak

langsung diperoleh dari sumber pertama dan digunakan peneliti sebagai data

penunjang data primer yang diperoleh.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memudahkan di dalam penetapan

ruang lingkup penelitian sehingga membatasi area penelitian. Adapun defenisi

operasional peneliti sebagai berikut:

1. Efektivitas dalam penelitian ini adalah skor total jawaban responden pada

aspek pencapaian tujuan program, ketepatan sasaran program, sosialisasi

program dan pemantauan program.

2. Jaminan Sosial yang dimaksud disini adalah Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan

Pensiun (JP) yang merupakan program dari BPJS Ketenagakerjaan yang

diterima oleh karyawan di PT Maruki International Indonesia.

37
38

3. PT Maruki International Indonesia yang merupakan lokasi penelitian adalah

perusahaan dengan produk utama butsudan dengan bahan baku kayu, dan

bertempat di KIMA Kota Makassar Sulawesi Selatan

Definisi operasional tersebut sebagai batasan dari penjelasan judul peneliti,

selanjutnya akan dibahas tentang populasi dan sampel yang akan digunakan

peneliti.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Moh. Nazir (2011) “Populasi adalah kumpulan dari individu

dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan”. Populasi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah Karyawan PT Maruki International Indonesia

sejumlah 241 orang.

3.4.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random

Sampling, adalah melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap

subjek secara individual (Azwar, 2010:87). Penggunaan teknik ini disebabkan

oleh populasi yaitu karyawan PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar

yang terdiri dari klaster- klaster atau bagian-bagian Perusahaan, kemudian

berdasarkan random terhadap 6 bagian Perusahaan, maka diperoleh sampel.

Rumus yang akan digunakan untuk menentukan sampel yaitu dengan rumus

Slovin sebagai berikut:

38
39

𝑁 Keterangan: Ukuran sampel


𝑛
1 + 𝑁. 𝑒 Ukuran populasi
Sampling error (10%)

Jadi, jumlah sampel yang akan diambil dari 241 populasi adalah

sebanyak 71 sampel.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.5.1. Pengujian Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah face validity. Face

validity adalah teknik pengukuran alat ukur dengan cara mengkonsultasikan kepada

ahlinya. Menurut Nazir (2014) validitas muka berhubungan dengan penilaian para

ahli terhadap suatu alat ukur yang digunakan. Face validity yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu dengan melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing yang

memiliki keahlian. Sebelum instrument digunakan, peneliti akan melakukan

konsultasi terlebih dahulu dengan dosen pembimbing sebagai orang yang ahli dalam

penelitian untuk mendapatkan perbaikan jika ada yang kurang sesuai maupun

persetujuan apabila instrument yang telah dibuat dikatakan valid.

39
40

3.5.2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas alat ukur menggunakan teknik uji koefisien reliabilitas

yang disebut koefisien alpha Cronbach. Koefisien alpha ini menggunakan rumus

sebagai berikut:

1
1

Keterangan:
n = jumlah butir

= varians butir; tanda zigma berarti jumlah

= varians nilai total


Koefisien alpha menurut Cronbach (1951) pada hakikatnya merupakan rata-

rata dari semua koefisien korelasi belah dua yang mungkin dibuat dari suatu alat

ukur. Oleh karena itu, pedoman yang dikemukakan oleh Balian (1988) tersebut

juga dapat dijadikan pedoman untuk koefisien alpha.

+0,90 - +1,00 : luar biasa bagus

+0,85 - +0,89 : sangat bagus

+0,80 - +0,84 : bagus

+0,70 - +0,79 : cukup

Kurang dari 0,70 : kurang

Uji reliabilitas dilakukan terhadap alat ukur berupa kuesioner yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Dalam melakukan perhitungan uji coba

40
41

reliabilitas, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat

pengolahan data program komputer SPSS/PC+ (statistical package for the social

sciences untuk personal computers).

3.5.3. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian tentang Efektivitas program

jaminan sosial terhadap karyawan di PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar Sulawesi Selatan adalah likert scale. Menurut Sugiyono (2014) skala

likert adalah sebagai skala dalam jenis data penelitian senantisa dipergunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi terhadap inidvidu atau kelompok

terkait dengan fenomena sosial yang sedang menjadi subjek penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah:

3.6.1. Kuesioner (angket)

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan angket yang

berisi pertanyaan dan diserahkan untuk diisi oleh 71 responden. Menurut Irawan

Soehartono (2011) angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan

atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan.

3.6.2. Studi Dokumentasi

Selain menggunakan kuesioner peniliti juga menggunakan studi dokumentsi

untuk pengumpulan data. Menurut Irawan Soehartono, (2011) Studi dokumentasi

41
42

merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada

subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak

hanya dokumen resmi, dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan,

notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainnya.

3.7 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik

deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

belaku untuk umum atau generalisasi, teknik ini dapat digunakan bila peneliti

hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan

yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

3.8 Jadwal Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Maruki International Indonesia yang

berlokasi di Jl Kapasa Raya Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar Sulawesi

Selatan. Langkah-langkah yang akan ditempuh disesuaikan dengan kondisi

lapangan, berikut merupakan garis besar dari penelitian ini:

1. Studi Literatur digunakan untuk mendapat gambaran awal mengenai

masalah-masalah dan teori yang mendukung dalam melakukan penelitian.

2. Penjajakan, yaitu untuk mengetahui kondisi yang ada di lokasi.

3. Penyusunan dan pengajuan proposal, dilakukan untuk memenuhi prasyarat

untuk mengikuti seminar proposal yang selanjutnya akan dijadikan sebagai

bahan acuan.

42
43

4. Seminar Proposal dilakukan untuk mendapatkan masukan yang selanjutnya

diperbaiki dan disempurnakan.

5. Penyusunan Instrumen yang dilakukan praktikan dalam bentuk kuisioner

(angket) untuk dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

6. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada informan

yang sudah ditentukan.

7. Pengolahan analisis data dilakukan setelah pengumpulan data selesai

dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan.

8. Bimbingan Penulisan yang dimaksud adalah penyajian data hasil penelitian

berbentuk kedalam laporan benar-benar ilmiah.

9. Sidang KIA, bertujuan untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian

yang telah disajikan di meja sidang.

10. Pengesahan hasil penulisan KIA dimaksud agar hasil penulisan dapat

dilakukan oleh pihak yang membacanya.

43
44

Tabel 3.1

Jadwal dan Langkah-langkah Penelitian

Tahun 2020-2021

Jadwal Pelaksanaan Tahun 2020-2021


No
Kegiatan Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Studi
1
Literatur
2 Penjajakan
Penyusunan
3
Proposal
Seminar
4
proposal
Penyusunan
5
Instrumen
Pengumpulan
6
Data
Pengolahan
data analisis
7 Data
Bimbingan
8
penulisan
9 Sidang KIA
Pengesahan
10
KIA

44
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi PT Maruki International Indonesia

PT. Maruki International Indonesia adalah salah satu perusahaan industri

yang terletak di Sulawesi Selatan 15 KM arah utara Kota Makassar, Kecamatan

Tamalanrea, Kelurahan Kapasa, Jl. Kapasa Raya dalam Kawasan Industri

Makassar (KIMA) tepatnya di Jl. Kima 3 Kav S 14. PT. Maruki International

Indonesia memiliki lahan seluas 1,9 Ha dengan 4 bangunan besar yang terdiri

dari Gedung storage atau gudang, Gedung Factory 0, Gedung Factory 1-4 beserta

Office, Gedung Pertemuan dan Kantin, dan saat ini telah berlangsung

pembangunan kembali Musholla yang telah rampung 50%.

4.1.2 Sejarah Berdirinya PT Maruki International Indonesia

PT. Maruki International Indonesia Makassar pada awal berdirinya bernama

PT. Tokai Material Indonesia, yaitu perusahaan manufaktur furnitur dengan status

PMA. Dibangun pada Agustus 1997, perusahaan ini didirikan di lahan seluas 10

hektar di Kelurahan Kapasa, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, dan secara

resmi beroperasi pada bulan April 1998. Dipilihnya lokasi tersebut karena secara

geografis sangat menguntungkan dari segi akses pelabuhan laut dan bandar udara

yang dekat memberi kemudahan baik untuk distribusi ekspor, pengadaan bahan

baku, dan mobilitas pendukung lainnya. Sosok penting di awal perintisan usaha

ini yaitu Mr. Kenichi Kobayashi sebagai penyedia modal sekaligus pemilik

perusahaan. Mr. Hidehiro Asano sebagai Presiden Direktur pertama dan Prof. Dr.

45
46

Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr. yaitu Guru Besar Fakultas Ilmu Kehutanan

Universitas Hasanuddin juga Bupati Bantaeng pada tahun 1997 silam, yang pada

awal pendirian menjabat sebagai Wakil Presiden. Perusahaan dengan visi Quality

& Morality ini pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 12

Agustus 2002 menyepakati untuk mengubah nama perusahaan dari PT. Tokai

Material Indonesia menjadi PT. Maruki International Indonesia sekaligus

melakukan pergantian Presiden Direktur dari Mr. Hidehiro Asano kepada Prof.

Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M. Agr. Secara operasional keputusan ini mulai

berlaku pada 1 Januari 2003. Kemudian Presiden Direktur berganti lagi menjadi

Mr. Yukihiro Kitagawa pada tahun 2009. Saat ini Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah,

M. Agr. dan Mr. Yukihiro Kitagawa menjabat sebagai Komisaris dan Andi

Muhammad Amin yang menjabat sebagai Presiden Direktur.

4.1.3 Struktur Organisasi PT Maruki International Indonesia

Struktur organisasi perusahaan terdiri dari Presiden Direktur sebagai

penanggung jawab penuh, General Manager sebagai penanggung jawab

operasional, Manager yang bertugas memimpin departemen dibantu oleh Asisten

Manager dan Supervisor/Sub-Manager sebagai pimpinan unit. Untuk

memudahkan pemilahan tugas utama, organisasi dibagi ke dalam 6 Departemen,

yang masing-masing dipimpin oleh Manager dan 1 orang Sekretaris Presdir

Bidang Produksi yang kedudukannya sama dengan Manager. Keenam departemen

tersebut adalah Departemen Produksi, Departemen Perencanaan dan Pengadaan

Kebutuhan Produksi (PPKP), Departemen Riset & Desain, Departemen Quality

46
47

Control, Departemen Finance & Accounting, serta Departemen General Affair &

HRD.

4.1.4 Sumber Daya Manusia PT Maruki International Indonesia

PT. Maruki International Indonesia pada tahun 2021 memiliki sebanyak 241

orang karyawan yang terdiri dari karyawan pria sebanyak 185 orang dan

karyawan wanita sebanyak 56 orang. Sistem rekrutmen karyawan dilakukan

secara selektif namun dengan tetap memperhatikan dan memprioritaskan tenaga

kerja yang ada di sekitar perusahaan. Perusahaan ini memiliki prinsip bahwa

setiap orang memiliki potensi untuk dididik dan dikembangkan dalam organisasi,

karena itu kesempatan terbuka untuk semua kalangan. Hanya saja bahwa untuk

bisa mengembangkan potensi yang dimiliki mereka harus mau mengikuti sistem

dan prosedur yang ada, menaati peraturan dan tata tertib serta berdedikasi dan

memliki integritas yang tinggi. Bahkan ada karyawan yang tidak tamat SD dan

cacat, tetapi tetap mampu mengikuti ritme kerja yang ditetapkan. Peningkatan

skill dan pengetahuan karyawan dilakukan lewat berbagai kegiatan training

internal dan eksternal. Untuk unit-unit tertentu, yang teknologinya masih diadopsi

dari Jepang dan China, perusahaan mengirimkan tenaga kerja ke sana untuk

mendalami hal tersebut. Mereka ditempatkan pada perusahaan sejenis di Jepang

dan China selama 1 sampai 3 bulan, yang setelah kembali diharapkan bisa

menerapkan sekaligus mengajarkan pada karyawan yang lain.

Waktu kerja karyawan di PT. Maruki International Indonesia adalah hari

Senin-Jumat selama 8 jam per hari dengan istirahat selama 60 menit dan

disediakan makan siang untuk seluruh karyawan dari perusahaan, juga dilakukan

47
48

senam pagi beserta apel pagi pada hari Senin-Kamis yang dimulai dari pukul

07.30. Penambahan waktu kerja atau lembur dilakukan hanya jika ada pesanan

yang belum selesai mendekati tanggal ekspor, yaitu biasanya pada hari Sabtu

dengan perhitungan upah pada lembur dihitung perjam dengan fasilitas snack

lembur yang diberikan oleh perusahaan.

PT. Maruki International Indonesia memiliki budaya personal yaitu setiap

pagi dilakukan senam bersama sebagai upaya untuk membangun semangat kerja, brifing

pagi, dan budaya bersih dimana setiap karyawan bertanggung jawab atas terciptanya

lingkungan perusahaan yang bersih, serta kesadaran untuk merokok pada titik yang

sudah ditetapkan

4.1.5 Proses Produksi PT Maruki International Indonesia

1. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan PT. Maruki International Indonesia adalah

Butsudan, yaitu lemari artistik bernilai budaya yang digunakan masyarakat

Jepang sebagai tempat persembahan serta media komunikasi kepada

leluhurnya, dengan beragam jenis dan ukuran.

2. Bahan Baku
Bahan baku utama pembuatan Butsudan adalah kayu, dengan berbagai jenis,

bersumber dari dalam dan luar negeri. Jenis bahan baku dalam negeri

berupa kayu Ebony dan Nyato yang berasal dari wilayah Sulawesi. Adapun

jenis kayu Jati, Tamo, Amara, Sonokling, Wenge, dan Koring juga

digunakan. Untuk bahan pendukung seperti cat dan aksesoris lainnya masih

diimpor dari Jepang dan China. Pertimbangan mengimpor bahan-bahan

48
49

tersebut adalah untuk menjaga kualitas produk agar tetap bisa bersaing

dengan produk sejenis, sedangkan bahan lain seperti lem, karton box, MDF

menggunakan produk dalam negeri.

3. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan produksi yang digunakan PT. Maruki International

Indonesia sangat banyak, antara lain: Planner Awal; Finish Planner; Hand

Feed Planner; Cross Cut; Ripe Saw; Hot Press; Girochin Slicer; Panel Saw;

Strock Sander; Wide Belt Sander; Spreeder Mixer; Panel Press; Sembang

Hashira; Giboshi; Circular Saw; Double Saw; NC Router; Bor Chobang;

Mesin Amplas; Moulder; Dabo Namita; dsb.

4. Pabrik dan Proses Produksi

PT. Maruki International Indonesia memiliki 5 factory utama dan beberapa

factory khusus sebagai fasilitas produksinya.

a. Factory 0

Pada Factory 0 dilakukan proses pre-production, dimana material

(kayu) terlebih dahulu diseleksi berdasarkan kualitas, jenis, maupun

ukurannya. Selanjutnya kayu dikeringkan di dalam ruang clean dry yang

terdiri atas 3 chamber (kamar) dimana tiap kamar mampu menampung 35

meter kubik material. Lama pengeringan dengan clean dry adalah 1- 2

minggu sampai kadar air kayu mencapai 2%. Disini mesin pengering yang

digunakan mendaur ulang limbah kayu sisa produksi sebelumnya menjadi

bahan bakar. Selanjutnya kayu akan dimasukkan ke dalam gudang sebagai

persediaan bahan baku.

49
50

b. Factory 1

Material kayu yang telah di-clean dry akan dibawa ke Factory 1 untuk

diproses lebih lanjut. Factory 1 digunakan sebagai tempat proses

pemotongan bahan dan laminating sesuai dengan kebutuhan jenis dan

ukuran kayu serta jadwal produksi. Proses awal akan ditangani oleh unit

Cutting, dimana akan digunakan mesin planner awal untuk menghaluskan

permukaan kayu sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya. Selanjutnya

akan dilakukan pemotongan kayu sesuai dengan panjang, lebar, dan

ketebalan yang dibutuhkan. Apabila terdapat kayu yang tidak sesuai, maka

akan dihaluskan lagi pada mesin finish planner. Kayu yang akan dipotong

akan dialirkan ke unit-unit lain dalam Factory 1 dan ada pula yang langsung

ke Factory 2 untuk proses lebih lanjut. Adapun potongan-potongan kayu

kecil yang dibawa ke Factory Kumiko untuk diukir. Pada unit Hot Press

dilakukan proses perekatan (laminating) dimana kayu ditempeli bahan kayu

yang berbeda sebagai tulang kayu (untuk menghasilkan kayu yang kuat),

untuk proses ini digunakan mesin laminating dengan suhu yang berbeda

tergantung jenis kayu. Selanjutnya akan dialirkan ke Factory 2 dan 3.

c. Factory 2

Factory 2 adalah tempat pembuatan aksesoris Butsudan yang

bahannya merupakan hasil dari Factory 1. Proses awal pada Factory diawali

pada unit Microwave, pada proses ini kayu akan dimasukkan ke dalam

microwave dengan tujuan untuk menyamankan kadar air dalam kayu agar

50
51

tidak mudah bengkok jika terjadi perubahan cuaca. Kemudian kayu akan

didinginkan selama 15 menit untuk selanjutnya akan dialirkan ke unit

Laminating, dimana dilakukan penempelan kayu dengan bahan kayu lainnya

agar kuat. Unit Laminating Factory 2 juga terkadang membantu unit Hot

Press di Factory 1 jika terdapat banyak kayu yang akan direkat. Hasil dari

perekatan tersebut akan dialirkan ke unit Moulding, dimana pada unit ini

akan dibuat dan dicetak alur kayu (profil) dan selanjutnya akan dialirkan ke

Factory 3. Sedangkan tiga unit lainnya adalah unit Assembling Kumiko,

unit Assembling Yane, dan unit Assembling Gouten yang berfungsi untuk

menyusun dan membentuk kayu hasil pemotongan unit Yane Gouten dan

unit Kumiko Factory 1.

d. Factory 3

Factory 3 adalah tempat pembentukan masing-masing komponen yang

terdapat dalam Butsudan. Proses yang terjadi di Factory 3 diawali pada unit

Wide Belt Sander (WBS), dimana kayu dan komponen yang berasal dari

Factory 1 dan 2 dihaluskan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin

WBS. Selanjutnya kayu dan komponen akan dialirkan pada unit-unit

lainnya. Pada unit Kazaridan dibentuk bagianbagian dalam Butsudan, pada

unit Hotate dibentuk bagian luar Butsudan termasuk dinding-dindingnya,

pada unit NC Router dibentuk alur kayu (profil) dengan menggunakan

mesin router yang dikendalikan oleh komputer, pada unit Shirin Daiwa

dibentuk bagian kepala dan kaki Butsudan, pada unit Hikidashi dibentuk

dan dicetak permukaan kayu sehingga menghasilkan keindahan, sedangkan

51
52

pada unit Cutting 45 dibentuk sudut kayu 45° dengan pemotongan khusus

untuk bagian batang pintu dalam dan luar (uchido dan satudo) Butsudan.

Khusus untuk unit Cutting Hori, kayu ukiran (Hori) dipotong sesuai dengan

ukuran Butsudan yang diinginkan, dan dialirkan ke Factory 4 dan 5.

Kemudian semua komponen kecuali Hori dialirkan kembali ke unit WBS

untuk dihaluskan lagi, selanjutnya dialirkan kembali ke unit Hot Press di

Factory 1. Setelah prosesnya selesai, seluruh komponen dibawa kembali ke

Factory 3 untuk pengecekan akhir sebelum dialirkan ke Factory 4 dan 5.

e. Factory 4

Factory 4 digunakan sebagai tempat pengamplasan komponen dan

pengecatan (painting) Butsudan dengan model Oven (model yang

menampakkan alur kayu permukaan Butsudan). Proses awal pada Factory 4

adalah unit Kararing Shida, dengan metode kerja manual. Kemudian

komponen akan dialirkan pada unit Finishing Kenma A dan Finishing

Kenma B, dimana dilakukan pengamplasan komponen bagian dalam

Butsudan dengan menggunakan mesin. Selanjutnya, komponen-komponen

akan dialirkan pada unit Chakusouku untuk dilakukan pewarnaan awal

dengan cara pewarnaan langsung dan pencelupan dengan menggunakan

mesin Insatsu. Selanjutnya dialirkan ke unit Shira Painting, dimana

dilakukan penghalusan dan pengecatan permukaan kayu dengan

menggunakan warna netral. Kemudian komponen akan dialirkan ke unit

Shira Kenma untuk diamplas lebih halus lagi, lalu ke unit Kararing Furrato

2 untuk penyempurnaan warna. Apabila terdapat kekurangan atau

52
53

kesalahan, maka akan dikembalikan ke unit Kararing Furrato 1 untuk

diperbaiki. Lalu dilanjutkan dengan pengamplasan komponen dan

pengecatan Butsudan dengan model Kyoumen (model yang tidak

menampakkan alur permukaan kayu Butsudan). digunakan untuk proses

perakitan akhir dan pengemasan (packing) Butsudan. Komponen-komponen

yang akan dirakit sebelumnya harus diperiksa secara menyeluruh oleh

Quality Control, jika terdapat komponen yang cacat maka akan

dikembalikan ke Factory yang bertanggung jawab. Proses awal dilakukan di

unit Assembling Gedai-Uwadai, dimana bagian luar Butsudan akan

dirapatkan dengan menggunakan mesin Body Press dan kemudian dipaku

dengan paku kompresor. Begitupun bagian dalam akan dirakit menjadi satu,

kemudian kedua bagian akan disatukan. Selanjutnya proses dilakukan di

unit Finishing Painting, disini setiap komponen akan dicat untuk terakhir

kalinya untuk memberikan kesamaan warna menjadi satu set Butsudan.

Setelah perakitan selesai, Butsudan akan diperiksa oleh ahli yang

didatangkan dari Jepang untuk memastikan tidak ada kecacatan apapun.

Kemudian set tersebut akan dikemas pada unit Packing, selanjutnya

disimpan di gudang penyimpanan.

4.1.6 Pemasaran

Seluruh hasil produksi perusahaan diekspor dan dipasarkan di Jepang.

Proses pendistribusian dan pemasaran di Jepang dilakukan oleh Maruki Co. Ltd.

dengan cara penyaluran ke setiap kantor cabang. Butsudan hasil produksi PT.

Maruki International Indonesia beredar di pasar Jepang dengan merek paten

53
54

YURAGI, yang pada box-nya tertera Made In Indonesia. Kedepan prospek pasar

masih sangat cerah karena sampai saat ini ekspor Maruki Indonesia baru

memenuhi 3 persen dari kebutuhan pasar Jepang. Dalam upaya untuk

meningkatkan penjualan Yuragi, oleh Maruki Japan secara berkala dilakukan

kegiatan Tenjinkai (pameran) untuk produk-produk baru hasil produksi Maruki

Group termasuk dari Indonesia. Butsudan yang dihasilkan terdiri dari ratusan tipe

yang masing-masing tipe mempunyai karakteristik dan makna sendiri-sendiri,

serta jenis kayu yang berbeda.

4.1.7 CSR (Corporate Social Responsibility) PT Maruki International

Indonesia

Kehadiran PT. Maruki Internasional Indonesia selain memberi keuntungan

secara ekonomis bagi perusahaan juga diharapkan memberi kontribusi yang

positif baik secara ekonomi maupun sosial kepada masyarakat di sekitar,

pemerintah daerah, dan negara. Kontribusi perusahaan dalam pengembangan

sosial tersebut diwujudkan lewat pembentukan Yayasan Maruki Makassar yang

berdiri sejak tahun 1999. Lewat yayasan ini perusahaan mengalokasikan

sebahagian keuntungan untuk pengembangan sumber daya manusia dengan cara

memberi bantuan beasiswa terhadap para pelajar baik SD, SMP, SMA, dan

Mahasiswa yang secara ekonomi kurang mampu tetapi memiliki prestasi

akademik yang baik. Sekitar 200 juta rupiah anggaran dana disiapkan setiap tahun

untuk disalurkan ke para penerima beasiswa tersebut. Untuk meningkatkan minat

baca pelajar dan mahasiswa serta masyarakat di sekitar, maka perusahaan telah

mendirikan taman bacaan yang lokasinya persis berada di antara perusahaan dan

54
55

perumahan warga. Berbagai jenis buku bacaan dan hasil karya pelajar/mahasiswa

yang melakukan penelitian dan/atau magang di perusahaan menjadi koleksi taman

bacaan Maruki. Pengelolaan taman bacaan dikerjasamakan dengan karangtaruna

setempat, dimaksudkan untuk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat. Di

bidang lingkungan hidup, perusahaan sangat aktif dalam membantu kegiatan

penghijauan baik secara langsung dalam melakukan penanaman pohon pada

lahan-lahan yang kritis, mensponsori kegiatan tersebut dan secara rutin

menyediakan dan menyumbangkan bibit tanaman. Bibit tanaman tersebut

disalurkan pada instansi, organisasi sosial dan/atau perorangan yang mempunyai

program pemulihan lingkungan. Bantuan rehabilitasi fisik juga diberikan pada

sekolah dan tempat ibadah terutama yang berada di sekitar perusahaan serta

fasilitas umum lainnya. Semua ini dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian pada

masyarakat sekitar serta membantu program pemerintah dalam upaya secara terus-

menerus memperbaiki kualitas hidup dan kualitas lingkungan.

4.2 Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini berisi tentang karakteristik responden yang

menerima program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar yaitu karyawan yang berjumlah 71 responden, sehingga efektivitas

forum tersebut bisa diukur dari penerima manfaatnya. Aspek yang terdapat dari

efektivitas program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar terdiri dari pencapaian tujuan progra,, ketepatan saasran program,

sosialisasi program, dan pemantauan program.

55
56

Pembahasan mengenai deskripsi hasil penelitian ini, peneliti menjabarkan

hasil penelitian sebagai berikut:

4.2.1 Karakteristik Responden

Penelitian tentang Efektivitas program jaminan sosial di PT Maruki

International Indonesia merupakan penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sasaran dari penelitian ini adalah

karyawan yang bekerja di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar,

karyawan yang dijadikan sebagai responden sebanyak 71 orang dengan rentang

usia 29-58 tahun. karyawan tersebut tersebar di 5 (lima) factory dan di office.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah responden berdasarkan usia dapat

digambarkan dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)


1 29-38 15 21,1
2 39-48 42 59,2
3 49-58 14 19,7
Jumlah 71 100,0
Sumber : Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan tabel 4.1 mayoritas responden berada pada usia 39-48 tahun

yaitu sebanyak 42 rsponden dengan persentase 59,2% karena karyawan yang

bekerja di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar adalah karyawan

yang sudah bekerja dalam jangka waktu yang lumayan lama sehingga kurang

ditemukan karyawan yang berusia masih muda.

56
57

Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat

digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-laki 52 73,2
2 Perempuan 19 26,8
Jumlah 71 100,0
Sumber : Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan tabel 4.2 mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 52 responden dengan persentase 73,2% hal ini dikarenakan mayoritas

karyawan di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar adalah laki-laki

karena merupakan Perusahaan yang bergerak pada bidang industri manufaktur

yang tentunya banyak membutuhkan karyawan laki-laki.

Adapun karakteristik responden berdasarkan jangka waktu bekerja, dapat

digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jangka Waktu Bekerja

Jangka Waktu Bekerja


No Frekuensi Persentase (%)
(Tahun)
1 6-12 21 29,6
2 13-18 14 19,7
3 19-24 36 50,7

57
58

Jumlah 71 100,0
Sumber : Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan tabel 4.3 mayoritas responden memiliki telah bekerja selama

19 sampai 24 tahun di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar yaitu

sebanyak 36 responden dengan persentase 50,7%, dikarenakan PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar sudah berdiri sejak lama dan para

karyawan banyak yang bertahan hingga sampai pada hari pensiun untuk bekerja di

PT. Maruki International Indonesia.

4.2.2 Aspek Pencapaian Tujuan Program


Aspek pertama yang digunakan dalam meneliti efektivitas program Jaminan

Sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar adalah pencapaian

tujuan program. Pencapaian tujuan program yang dimaksud yaitu sejauh mana

kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Untuk mengetahui pencapaian tujuan program digunakan tujuh butir

pernyataan, setiap pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi

nilai, dan diberikan seluruh responden. Berikut hasil pernyataan responden:

1. Saya mengetahui tujuan program jaminan sosial yang berjalan di

Perusahaan

58
59

Tabel 4.4
Pengetahuan Tujuan Program Jaminan Sosial yang Berjalan di
Perusahaan
No Jawaban Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Paham 43 60,6
2 Paham 24 33,8
3 Kurang Paham 4 5,6
4 Tidak Paham 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

43 responden atau dengan persentase sebesar 60,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 24 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 33,8%, sebanyak 4 responden memberikan jawaban

“Kurang Setuju” dengan persentase 5,6% serta tidak ada responden yang

menjawab “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

telah memahami tujuan dari program BPJS Ketenagakerjaan sehingga

sangat setuju dengan pernyataan pertama pada aspek pencapaian tujuan

program.

2. Saya merasa seluruh program dalam jaminan sosial perusahaan berjalan

sesuai dengan tujuannya

59
60

Tabel 4.5

Seluruh Program dalam Jaminan Sosial Perusahaan Berjalan Sesuai


dengan Tujuannya

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 52 73,2
2 Setuju 13 18,3
3 Kurang Setuju 6 8,5
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

52 responden atau dengan persentase sebesar 73,2% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 13 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 18,3%, sebanyak 6 responden memberikan jawaban

“Kurang Setuju” dengan persentase 8,5% serta tidak ada responden yang

menjawab “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

seluruh program dari BPJS Ketenagakerjaan telah berjalan sehingga sangat

setuju dengan pernyataan kedua pada aspek pencapaian tujuan program.

3. Program jaminan kecelakaan kerja pada jaminan sosial memberikan

perlindungan atas risiko-risiko kecelakaaan yang terjadi dalam hubungan

kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah

menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja

60
61

Tabel 4.6

Program Jaminan Kecelakaan Kerja pada Jaminan Sosial Memberikan


Perlindungan atas Risiko-Risiko Kecelakaaan yang Terjadi dalam
Hubungan Kerja

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 57 80,3
2 Setuju 14 19,7
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

57 responden atau dengan persentase sebesar 80,3% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 14 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 19,7% serta tidak ada responden yang menjawab

“Kurang Setuju” dan “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju”

responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena mayoritas

responden telah menerima manfaat program jaminan kecelakaan kerja dari

BPJS Ketenagakerjaan dan sesuai dengan tujuannya sehingga sangat setuju

dengan pernyataan ketiga pada aspek pencapaian tujuan program.

4. Program jaminan kematian pada jaminan sosial memberikan manfaat uang

tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia

bukan akibat kecelakaan kerja

61
62

Tabel 4.7

Program Jaminan Kematian pada Jaminan Sosial Memberikan


Manfaat Uang Tunai yang Diberikan Kepada Ahli Waris ketika
Peserta Meninggal Dunia Bukan Akibat Kecelakaan Kerja

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 59 83,1
2 Setuju 11 15,5
3 Kurang Setuju 1 1,4
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

59 responden atau dengan persentase sebesar 83,1% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 11 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 15,5%, sebanyak 1 responden memberikan jawaban

“ Kurang Setuju” dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang

menjawab “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

program jaminan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan telah berjalan

sebagaimana mestinya sehingga sangat setuju dengan pernyataan keempat

pada aspek pencapaian tujuan program.

5. Program jaminan hari tua pada jaminan sosial adalah berupa uang tunai

yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil

pengembanganya

62
63

Tabel 4.8

Program Jaminan Hari Tua pada Jaminan Sosial adalah Berupa Uang
Tunai yang Besarnya Merupakan Nilai Akumulasi Iuran Ditambah
Hasil Pengembanganya

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 61 85,9
2 Setuju 10 14,1
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

61 responden atau dengan persentase sebesar 85,9% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 10 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 14,1% serta tidak ada responden yang menjawab

“Kurang Setuju” dan “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju”

responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden

merasa program jaminan hari tua dari BPJS Ketenagakerjaan telah berjalan

sebagaimana mestinya sehingga sangat setuju dengan pernyataan kelima

pada aspek pencapaian tujuan program.

6. Program jaminan pensiun pada jaminan sosial mempertahankan derajat

kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli warisnya dengan

memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami

cacat

63
64

Tabel 4.9

Program Jaminan Pensiun pada Jaminan Sosial Mempertahankan


Derajat Kehidupan yang Layak Bagi Peserta dan atau Ahli Warisnya
dengan Memberikan Penghasilan Setelah Peserta Memasuki Usia
Pensiun, Mengalami Cacat

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 55 77,5
2 Setuju 16 22,5
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

55 responden atau dengan persentase sebesar 77,5% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 16 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 22,5% serta tidak ada responden yang menjawab

“Kurang Setuju” dan “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju”

responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden

merasa program jaminan jaminan pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan telah

berjalan sebagaimana mestinya sehingga sangat setuju dengan pernyataan

keenam pada aspek pencapaian tujuan program.

7. Saya merasa jaminan sosial telah melindungi pekerja dengan menjalankan

programnya

64
65

Tabel 4.10

Jaminan Sosial telah Melindungi Pekerja dengan Menjalankan


Programnya

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 58 81,7
2 Setuju 13 18,3
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

58 responden atau dengan persentase sebesar 81,7% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 13 responden menjawab “Setuju”

dengan persentase 18,3% serta tidak ada responden yang menjawab

“Kurang Setuju” dan “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju”

responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden

merasa dilindungi sebagai karyawan oleh program BPJS Ketenagakerjaan

sehingga sangat setuju dengan pernyataan ketujuh pada aspek pencapaian

tujuan program.

Aspek pertama dalam mengukur efektivitas jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yaitu pencapaian tujuan program, untuk

mengetahui pencapaian tujuan program jaminan sosial di PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar digunakan 7 butir pernyataan yang diberikan kepada 71

responden yang merupakan karyawan di PT. Maruki International Indonesia Kota

65
66

Makassar. Berdasarkan pencapaian tujuan program jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Pencapaian Tujuan Program


Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun
2021

Skor Skor
No Pernyataan
4 3 2 1 Total
Mengetahui tujuan program
1 jaminan sosial yang berjalan 43 24 4 0 252
di Perusahaan
Seluruh program dalam
2 jaminan sosial perusahaan 52 13 6 0 259
telah berjalan
Program jaminan
kecelakaan kerja memberi
3 62 9 0 0 275
manfaat sesuai dengan
tujuannya
Program jaminan kematian
4 memberi manfaat sesuai 59 11 1 0 271
dengan tujuannya
Program jaminan hari tua
5 memberi manfaat sesuai 61 10 0 0 274
dengan tujuannya
Program jaminan pensiun
6 memberi manfaat sesuai 55 16 0 0 268
dengan tujuannya
7 Jaminan sosial telah 58 13 0 0 271

66
67

melindungi pekerja dengan


menjalankan programnya
Jumlah 1.870
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui total skor untuk aspek pencapaian

tujuan program jaminan sosialdi PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar yaitu sebesar 1.870 maka akan ditentukan skor total setiap responden

kemudian dilanjutkan dengan menentukan range, banyak kelas serta interval

untuk selanjutnya dibuat garis kontinum. Berikut ini perhitungan menurut Moh.

Nazir (2005:380):

Cara menghitung kriteria skor, yaitu:

Skor Maksimal/Ideal = Nilai Tertinggi x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 4 x 7 x 71 = 1.988

Skor Minimal = Nilai Terendah x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 1 x 7 x 71 = 497

Interval = (Skor Maks. - Skor Min.) : kelas Interval (4)


= (1.988 - 497) : 4
= 1.491 : 4
= 372,75

Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh gambaran tentang tanggapan

responden mengenai pencapaian tujuan program sebagai berikut:

Gambar 4.1
Garis Kontinum Aspek Pencapaian Tujuan Program
1.870

497 869,75 1.242,5 1.615,25 1.988


Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik

Sumber: Hasil Penelitian 2021

67
68

Garis kontinum menunjukkan bahwa secara umum menyatakan pencapaian

tujuan program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar sangat baik. Responden memberikan skor 4 di sebagian besar butir

pernyataan. Hal ini berarti responden setuju dengan pernyataan keefektifan

pencapaian tujuan program sangat baik.

Aspek ketepatam sasaran terdiri atas tujuh butir pernyataan. Setiap

pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor

terbesar adalah 28, sedangkan skor terendah adalah 7. Untuk menentukan interval

setiap kategori dibagi menjadi tiga kelas. Interval skor untuk menentukan masing-

masing kategori dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Kelas

I =R
K
R = Skor tertinggi – skor terendah

K = Kelas interval (3)

Cara menghitung kriteria skor yaitu:

I= R= 28-7 = 21 = 7
K 3 3

Menurut hasil perhitungan rumus dapat ditarik kesimpulan interval setiap

skor pada aspek ketepatan sasaran adalah 7. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa skor 7 sampai 14 dikategorikan rendah, dan skor 15 sampai

dengan 21 dikategorikan sedang, serta maka skor 22 sampai 28 dikategorikan

tinggi, untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

68
69

Tabel 4.12
Kategori Aspek Pencapaian Tujuan Program Jaminan Sosial di PT Maruki
International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021

Persentase
No Skor Responden Kategori Frekuensi
(%)
1 22-28 Tinggi 66 93,0
2 15-21 Sedang 5 7,0
3 7-14 Rendah 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 66 responden atau

93% berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan hasil dari indikator

pencapaian tujuan program yaitu 1.870 yang berada pada kategori sangat baik.

4.2.3 Aspek Ketepatan Sasaran Program

Aspek kedua yang digunakan dalam meneliti efektivitas program Jaminan

Sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar adalah ketepatan

sasaran program. Ketepatan sasaran program yang dimaksud yaitu sejauh mana

peserta program tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Untuk mengetahui ketepatan sasaran program digunakan enam butir

pernyataan, setiap pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi

nilai, dan diberikan seluruh responden. Berikut hasil pernyataan responden:

1. Saya merasa bahwa sasaran jaminan sosial di Perusahaan sudah tepat

69
70

Tabel 4.13

Sasaran Jaminan Sosial di Perusahaan sudah Tepat

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 70 98,6
2 Setuju 1 1,4
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

70 responden atau dengan persentase sebesar 98,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 1 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

mereka sebagai karyawan perusahaan sudah tepat untuk menerima program

BPJS Ketenagakerjaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan pertama

pada aspek ketepatan sasaran program.

70
71

2. Penerima program adalah saya yang bekerja di Perusahaan

Tabel 4.14

Penerima Program adalah Saya yang Bekerja di Perusahaan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 70 98,6
2 Setuju 1 1,4
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

70 responden atau dengan persentase sebesar 98,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 1 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

mereka karyawan yang bekerja di Perusahaan menerima program BPJS

Ketenagakerjaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan kedua pada

aspek ketepatan sasaran program.

71
72

3. Saya merasa bahwa syarat penerimaan jaminan sosial diperusahaan sudah

tepat

Tabel 4.15

Syarat Penerimaan Jaminan Sosial di Perusahaan sudah Tepat

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 70 98,6
2 Setuju 1 1.4
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

70 responden atau dengan persentase sebesar 98,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 1 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

syarat penerimaan BPJS Ketenagakerjaan sudah tepat sehingga sangat

setuju dengan pernyataan ketiga pada aspek ketepatan sasaran program.

72
73

4. Saya memenuhi persyaratan dalam menerima program jaminan sosial

Tabel 4.16

Responden Memenuhi Persyaratan dalam Menerima Program


Jaminan Sosial

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 70 98,6
2 Setuju 1 1,4
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

70 responden atau dengan persentase sebesar 98,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 1 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

telah memenuhi persyaratan untuk menjadi penerima BPJS Ketenagakerjaan

di Perusahaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan keempat pada

aspek ketepatan sasaran program.

73
74

5. Menurut saya penyaluran program jaminan sosial sudah tepat

Tabel 4.17

Penyaluran Program Jaminan Sosial Sudah Tepat

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 68 95,8
2 Setuju 3 4,2
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

68 responden atau dengan persentase sebesar 95,8% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 3 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 4,2% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

BPJS Ketenagakerjaan sudah tersalurkan kepada mereka sebagai karyawan

di Perusahaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan kelima pada aspek

ketepatan sasaran program.

74
75

6. Menurut saya program jaminan sosial telah memenuhi kebutuhan pekerja di

Perusahaan

Tabel 4.18

Program Jaminan Sosial telah Memenuhi Kebutuhan Pekerja di


Peusahaan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 67 94,4
2 Setuju 4 5,6
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.18 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

67 responden atau dengan persentase sebesar 94,4% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 4 responden memberikan jawaban “Setuju”

dengan persentase 5,6% serta tidak ada responden yang menjawab “Kurang

Setuju” atau “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden

terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa

BPJS Ketenagakerjaan telah memenuhi kebutuhan jaminan sosial pekerja di

Perusahaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan keenam pada aspek

ketepatan sasaran program.

Aspek kedua dalam mengukur efektivitas jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yaitu ketepatan sasaran program, untuk

mengetahui ketepatan sasaran program jaminan sosial di PT. Maruki International

75
76

Indonesia Kota Makassar digunakan 6 butir pernyataan yang diberikan kepada 71

responden yang merupakan karyawan di di PT. Maruki International Indonesia

Kota Makassar. Berdasarkan ketepatan sasaran program jaminan sosial di PT.

Maruki International Indonesia Kota Makassar, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.19

Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Ketepatan Sasaran Program


Jaminan Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun
2021

Skor Skor
No Pernyataan
4 3 2 1 Total
Sasaran jaminan sosial di
1 70 1 0 0 283
Perusahaan sudah tepat
Penerima program adalah
2 70 1 0 0 283
pekerja di Perusahaan
Syarat penerimaan jaminan
3 sosial diperusahaan sudah 70 1 0 0 283
tepat
Memenuhi persyaratan
4 dalam menerima program 70 1 0 0 283
jaminan social
Penyaluran program
5 68 3 0 0 281
jaminan sosial sudah tepat
Program jaminan sosial
6 telah memenuhi kebutuhan 67 4 0 0 280
pekerja di Perusahaan
Jumlah 1.693
Sumber: Hasil Penelitian 2021

76
77

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui total skor untuk aspek ketepatan

sasaran jaminan sosialdi PT. Maruki International Indonesia yaitu sebesar 1.693

maka akan ditentukan skor total setiap responden kemudian dilanjutkan dengan

menentukan range, banyak kelas serta interval untuk selanjutnya dibuat garis

kontinum. Berikut ini perhitungan menurut Moh. Nazir (2005:380):

Cara menghitung kriteria skor, yaitu:

Skor Maksimal/Ideal = Nilai Tertinggi x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 4 x 6 x 71 = 1.704

Skor Minimal = Nilai Terendah x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 1 x 6 x 71 = 426

Interval = (Skor Maks. - Skor Min.) : kelas Interval (4)


= (1.704-426) : 4
= 1.278 : 4
= 319,5

Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh gambaran tentang tanggapan

responden mengenai ketepatan sasaran program sebagai berikut:

Gambar 4.2
Garis Kontinum Aspek Ketepatan Sasaran Program
1.693

426 745,5 1.065 1.384,5 1.704


Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik

Sumber: Hasil Penelitian 2021


Garis kontinum menunjukkan bahwa ketepatan sasaran program jaminan

sosial di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar sudah sangat baik.

Responden memberikan skor 4 di sebagian besar butir pernyataan. Hal ini berarti

responden setuju dengan pernyataan keefektifan ketepatan sasaran program sangat

baik.

77
78

Ketepatan sasaran terdiri atas enam butir pernyataan. Setiap pernyataan

terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah

24, sedangkan skor terendah adalah 6. Untuk menentukan interval setiap kategori

dibagi menjadi tiga kelas. Interval skor untuk menentukan masing-masing

kategori dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Kelas

I =R
K
R = Skor tertinggi – skor terendah

K = Kelas interval (3)

Cara menghitung kriteria skor yaitu:

I= R= 24-6 = 18 = 6
K 3 3

Menurut hasil perhitungan rumus dapat ditarik kesimpulan interval setiap

skor pada aspek ketepatan sasaran adalah 3. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa skor 6 sampai 12 dikategorikan rendah, dan skor 13 sampai

dengan 18 dikategorikan sedang, serta maka skor 19 sampai 24 dikategorikan

tinggi. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut ini:

78
79

Tabel 4.20
Kategori Aspek Ketepatan Sasaran Program Jaminan Sosial di PT Maruki
International Indonesia KotaMakassar Tahun 2021

Persentase
No Skor Responden Kategori Frekuensi
(%)
1 19-24 Tinggi 70 98,6
2 13-18 Sedang 1 1,4
3 6-12 Rendah 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.20 menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 70 responden atau

98,6% berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan hasil dari

indikator ketepatan sasaran program yaitu 1.693 yang berada pada kategori

sangat baik.

4.2.4 Aspek Sosialisasi Program

Aspek ketiga yang digunakan dalam meneliti efektivitas program Jaminan

Sosial di PT. Maruki International Indonesia adalah sosialisasi program.

Sosialisasi program yang dimaksud yaitu kemampuan penyelenggara program

dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran

peserta program pada khususnya.

Untuk mengetahui sosialisasi program digunakan tiga butir pernyataan,

setiap pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai, dan

diberikan seluruh responden. Berikut hasil pernyataan responden:

79
80

1. Saya merasa bahwa informasi yang diberikan terkait jaminan sosial sudah

jelas

Tabel 4.21

Informasi yang Diberikan Terkait Jaminan Sosial Sudah Jelas

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 27 38,0
2 Setuju 30 42,3
3 Kurang Setuju 14 19,7
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

30 responden atau dengan persentase sebesar 42,3% adalah responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 27 responden menjawab “Sangat Setuju”

dengan presentasi 38%, sebanyak 14 responden menjawab “Kurang Setuju”

dengan presentasi 19,7% dan tidak ada responden yang menjawab “Tidak

Setuju”. Sedikitnya perbandingan antara jawaban “Setuju” dan “Sangat

Setuju” responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena

responden merasa mereka sebagai karyawan perusahaan menerima

informasi terkait program jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan hanya dari

media dan belum pernah menerima pemberian informasi berupa sosialisasi

dari pihak BPJS Ketenagakerjaan maka dari itu responden mengaku hanya

sekedar paham terkait Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan yang diterima

80
81

di Perusahaan sebagai suatu penjamin mereka selama bekerja, sehingga

“Setuju” dengan pernyataan pertama pada aspek sosialisasi program.

2. Menurut saya informasi terkait jaminan sosial dapat dipahami dengan baik

Tabel 4.22

Informasi Terkait Jaminan Sosial dapat Dipahami dengan Baik

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 21 29,6
2 Setuju 33 46,5
3 Kurang Setuju 17 23,9
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.22 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

33 responden atau dengan persentase sebesar 46,5% adalah responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 21 responden memberikan jawaban “Sangat

Setuju” dengan persentase 29,6%, sebanyak 17 responden menjawab

“Kurang Setuju” dan tidak ada responden yang menjawab “Tidak Setuju”.

Mayoritas responden yang memilih “Setuju” terkait dengan item pernyataan

ini disebabkan karena responden merasa meskipun mereka menerima

informasi program BPJS Ketenagakerjaan tidak langsung dari

penyelenggara program mereka dapat memperoleh informasi dengan baik

melalui media sehingga setuju dengan pernyataan kedua pada aspek

sosialisasi program.

81
82

3. Saya merasa bahwa sosialisasi dan pemberian informasi menyadarkan

betapa pentingnya jaminan sosial dijalankan oleh Perusahaan

Tabel 4.23

Sosialisasi dan Pemberian Informasi Menyadarkan Betapa Pentingnya


Jaminan Sosial Dijalankan oleh Perusahaan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 19 26,8
2 Setuju 36 50,7
3 Kurang Setuju 16 22,5
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

36 responden atau dengan persentase sebesar 50,7% adalah responden

menjawab “Setuju”, sebanyak 19 responden menjawab “Sangat Setuju”

dengan persentase 26,8%, sebanyak 16 responden menjawab “Kurang

Setuju” dengan persentase 22,5%, dan tidak ada responden yang menjawab

“Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Setuju” responden terkait dengan item

pernyataan ini disebabkan karena responden merasa sadar betapa

pentingnya jaminan sosial bagi karyawan meskipun tidak melalui sosialisasi

langsung dari pihak Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan sehingga setuju

dengan pernyataan ketiga pada sosialisasi program.

Aspek ketiga dalam mengukur efektivitas jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia yaitu sosialisasi program, untuk mengetahui sosialisasi

82
83

program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar

digunakan tiga item pernyataan yang diberikan kepada 71 responden yang

merupakan karyawan di di PT. Maruki International Indonesian Kota Makassar.

Berdasarkan sosialisasi program jaminan sosial di PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.24

Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Sosialisasi Program Jaminan Sosial


di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021

Skor Skor
No Pernyataan
4 3 2 1 Total
Informasi yang diberikan
1 terkait jaminan sosial sudah 27 30 14 0 226
jelas
Informasi terkait jaminan
2 sosial dapat dipahami 21 33 17 0 217
dengan baik
Sosialisasi dan pemberian
informasi menyadarkan
3 betapa pentingnya jaminan 19 36 16 0 216
sosial dijalankan oleh
Perusahaan
Jumlah 659
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui total skor untuk aspek sosialisasi

program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar

yaitu sebesar 659 maka akan ditentukan skor total setiap responden kemudian

dilanjutkan dengan menentukan range, banyak kelas serta interval untuk

83
84

selanjutnya dibuat garis kontinum. Berikut ini perhitungan menurut Moh. Nazir

(2005:380):

Cara menghitung kriteria skor, yaitu:

Skor Maksimal/Ideal = Nilai Tertinggi x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 4 x 3 x 71 = 852

Skor Minimal = Nilai Terendah x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 1 x 3 x 71 = 213

Interval = (Skor Maks. - Skor Min.) : kelas Interval (4)


= (852-213) : 4
= 639 : 4
= 159,75

Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh gambaran tentang tanggapan

responden mengenai ketepatan sasaran program sebagai berikut:

Gambar 4.3
Garis Kontinum Aspek Sosialisasi Program
659

213 372,75 533 692,3 852


Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik

Sumber: Hasil Penelitian 2021


Garis kontinum menunjukkan bahwa secara umum sosialisasi program

jaminan sosial di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar sudah baik.

Responden memberikan skor 3 di sebagian besar butir pernyataan. Hal ini berarti

responden setuju dengan pernyataan keefektifan sosialisasi program sudah baik.

Sosialisasi program terdiri atas tiga butir pernyataan. Setiap pernyataan

terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor terbesar adalah

12, sedangkan skor terendah adalah 3. Untuk menentukan interval setiap kategori

dibagi menjadi tiga kelas. Interval skor untuk menentukan masing-masing

kategori dirumuskan sebagai berikut:

84
85

Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Kelas

I =R
K
R = Skor tertinggi – skor terendah

K = Kelas interval (3)

Cara menghitung kriteria skor yaitu:

I= R= 12-3 = 9 = 3
K 3 3

Menurut hasil perhitungan rumus dapat ditarik kesimpulan interval setiap

skor pada aspek ketepatan sasaran adalah 3. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa skor 3 sampai 6 dikategorikan rendah, dan skor 7 sampai

dengan 9 dikategorikan sedang, serta maka skor 10 sampai 12 dikategorikan

tinggi. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25
Kategori Aspek Sosialisasi Program Jaminan Sosial di PT Maruki
International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021

Persentase
No Skor Responden Kategori Frekuensi
(%)
1 10-12 Tinggi 51 71,8
2 7-9 Sedang 8 11,3
3 3-6 Rendah 12 16,9
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

85
86

Tabel 4.25 menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 51 responden atau

71,8% berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan hasil dari

indikator sosialisasi program yaitu 659 yang berada pada kategori baik.

4.2.5 Aspek Pemantauan Program

Aspek keempat yang digunakan dalam meneliti efektivitas program Jaminan

Sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar adalah pemantauan

program. Pemantauan program yang dimaksud yaitu kegiatan yang dilakukan

setelah dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta

program.

Untuk mengetahui pemantauan program digunakan empat butir pernyataan,

setiap pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai, dan

diberikan seluruh responden. Berikut hasil pernyataan responden:

1. Saya merasakan kemudahan dalam prosedur pemberian manfaat program

jaminan sosial

86
87

Tabel 4.26

Kemudahan dalam Prosedur Pemberian Manfaat Program Jaminan


Sosial

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 45 63,4
2 Setuju 26 36,6
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.26 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

45 responden atau dengan persentase sebesar 63,4% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, dan 26 responden memberikan jawaban

“Setuju” dengan persentase 36,6% serta tidak ada responden yang

menjawab “Kurang Setuju” atau “Tidak Setuju”. Mayoritas jawaban

“Sangat Setuju” responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan

karena responden merasakan kemudahan dalam prosedur pemberian

manfaat program BPJS Ketenagakerjaan yaitu segala sesuatunya dibantu

juga oleh pihak Perusahaan sehingga sangat setuju dengan pernyataan

pertama pada aspek pemantauan program.

2. Saya merasa bahwa program jaminan sosial telah dilakukan secara

berkelanjutan

87
88

Tabel 4.27

Program Jaminan Sosial Telah Dilakukan Secara Berkelanjutan

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 55 77,5
2 Setuju 15 21,1
3 Kurang Setuju 1 1,4
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.27 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

55 responden atau dengan persentase sebesar 77,5% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 15 responden memberikan jawaban

“Setuju” dengan persentase 21,1%, dan 1 orang menjawab “Kurang Setuju”

dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab “Tidak

Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden terkait dengan item

pernyataan ini disebabkan karena responden merasa mereka sebagai

karyawan perusahaan menerima program BPJS Ketenagakerjaan secara

berkelanjutan sehingga sangat setuju dengan pernyataan kedua pada aspek

pemantauan program.

3. Saya merasa bahwa pengawasan program jaminan sosial sudah efektif

88
89

Tabel 4.28

Pengawasan Program Jaminan Sosial Sudah Efektif

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 51 71,8
2 Setuju 19 26,8
3 Kurang Setuju 1 1,4
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.28 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

51 responden atau dengan persentase sebesar 71,8% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 19 responden memberikan jawaban

“Setuju” dengan persentase 26,8%, dan 1 responden menjawab “Kurang

Setuju” dengan persentase 1,4% serta tidak ada responden yang menjawab

“Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat Setuju” responden terkait

dengan item pernyataan ini disebabkan karena responden merasa program

BPJS Ketenagakerjaan berjalan dengan pengawasan sehingga sangat setuju

dengan pernyataan ketiga pada aspek pemantauan program.

4. Saya merasa bahwa seluruh program jaminan sosial sudah efektif

89
90

Tabel 4.29

Seluruh Program Jaminan Sosial Sudah Efektif

No Jawaban Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 53 74,6
2 Setuju 18 25,4
3 Kurang Setuju 0 0,0
4 Tidak Setuju 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak

53 responden atau dengan persentase sebesar 74,6% adalah responden

menjawab “Sangat Setuju”, sebanyak 18 responden memberikan jawaban

“Setuju” dengan persentase 25,4%, serta tidak ada responden yang

menjawab “Kurang Setuju” dan “Tidak Setuju”. Tingginya jawaban “Sangat

Setuju” responden terkait dengan item pernyataan ini disebabkan karena

responden merasa mereka sebagai karyawan Perusahaan membutuhkan

program-program dari BPJS Ketenagakerjaan sehingga sangat setuju dengan

pernyataan keempat pada aspek pemantauan program.

Aspek keempat dalam mengukur efektivitas jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yaitu pemantauan program, untuk

mengetahui pemantauan tujuan program jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar digunakan 7 butir pernyataan yang

diberikan kepada 71 responden yang merupakan karyawan di di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar. Berdasarkan pemantauan program

90
91

jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar, maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.30

Rekapitulasi Hasil Penelitian pada Aspek Pemantauan Program Jaminan


Sosial di PT Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021

Skor Skor
No Pernyataan
4 3 2 1 Total
Kemudahan dalam
1 prosedur pemberian manfaat 45 26 0 0 258
program jaminan sosial
Program jaminan sosial
2 telah dilakukan secara 55 15 1 0 267
berkelanjutan
Pengawasan program
3 51 19 1 0 263
jaminan sosial sudah efektif
Seluruh program jaminan
4 53 18 0 0 266
sosial sudah efektif
Jumlah 1.054
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Berdasarkan tabel 4.30 dapat diketahui total skor untuk aspek pemantauan

program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar

yaitu sebesar 1.054 maka akan ditentukan skor total setiap responden kemudian

dilanjutkan dengan menentukan range, banyak kelas serta interval untuk

selanjutnya dibuat garis kontinum. Berikut ini perhitungan menurut Moh. Nazir

(2005:380):

91
92

Cara menghitung kriteria skor, yaitu:

Skor Maksimal/Ideal = Nilai Tertinggi x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 4 x 4 x 71 = 1.136

Skor Minimal = Nilai Terendah x Jumlah Soal x Jumlah Sampel


= 1 x 4 x 71 = 284

Interval = (Skor Maks. - Skor Min.) : kelas Interval (4)


= (1.136 - 284) : 4
= 852 : 4
= 213

Berdasarkan hasil tersebut, maka diperoleh gambaran tentang tanggapan

responden mengenai ketepatan sasaran program sebagai berikut:

Gambar 4.4
Garis Kontinum Aspek Pemantauan Program
1.054

284 497 710 923 1.136


Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik

Sumber: Hasil Penelitian 2021


Garis kontinum menunjukkan bahwa secara umum pemantauan program

jaminan sosial di PT.Maruki International Indonesia sudah sangat baik.

Responden memberikan skor 4 di sebagian besar butir pernyataan. Hal ini berarti

responden setuju dengan pernyataan keefektifan pemantauan program sangat baik.

Aspek pemantauan program terdiri atas empat butir pernyataan. Setiap

pernyataan terdiri atas empat alternatif jawaban yang diberi nilai. Nilai skor

terbesar adalah 16, sedangkan skor terendah adalah 4. Untuk menentukan interval

setiap kategori dibagi menjadi tiga kelas. Interval skor untuk menentukan masing-

masing kategori dirumuskan sebagai berikut:

92
93

Keterangan :
I = Interval
R = Range
K = Kelas

I =R
K
R = Skor tertinggi – skor terendah

K = Kelas interval (3)

Cara menghitung kriteria skor yaitu:

I= R= 16-4 = 12 = 4
K 3 3

Menurut hasil perhitungan rumus dapat ditarik kesimpulan interval setiap

skor pada aspek ketepatan sasaran adalah 4. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa skor 4 sampai 8 dikategorikan rendah, dan skor 9 sampai

dengan 12 dikategorikan sedang, serta maka skor 13 sampai 16 dikategorikan

tinggi. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.31 berikut ini:

Tabel 4.31
Kategori Aspek Pemantauan Program Jaminan Sosial di PT Maruki
International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021

Persentase
No Skor Responden Kategori Frekuensi
(%)
1 13-16 Tinggi 60 84,5
2 9-12 Sedang 11 15,5
3 4-8 Rendah 0 0,0
Jumlah 71 100,0
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa mayoritas sebanyak 60 responden atau

84,5% berada pada kategori tinggi. Hasil tersebut sesuai dengan hasil dari

93
94

indikator ketepatan sasaran program yaitu dengan hasil 1.054 menunjukkan

bahwa pemantauan program sudah sangat baik.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai efektivitas program

jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar meliputi

aspek pencapaian tujuan program, ketepatan sasaran program, sosialisasi program,

dan pemantauan program. Berikut diuraikan pembahasan mengenai hasil

penelitian yang telah dilakukan meliputi analisa hasil penelitian, analisa masalah,

analisa kebutuhan, dan analisa sumber.

4.3.1 Analisa Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan bersama 71 Responden memberikan

gambaran tentang bagaimana efektivitas program jaminan sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar. Pembahasan tentang karakteristik

responden, karakteristik responden memiliki perbedaan yang satu dengan yang

lainnya hal tersebut dapat dilihat dari usia responden, jenis kelamin responden dan

jangka waktu bekerja responden, hal tersebut yang membuat responden unik,

memiliki karakteristik yang berbeda serta pendapat yang berbeda pula. Dari hasil

penelitian perbedaan usia dapat mempengaruhi kualitas jawaban pada setiap

pernyataan yang diberikan dalam angket karena usia tua cenderung akan

mengevaluasi kehidupannya lebih positif dibandingkan usia muda. Rugerri (2001)

dalam Nofitri (2009) mengatakan bahwa responden yang berusia tua cenderung

akan mengevaluasi hidupnya dengan hal yang positif dibandingkan saat mudanya,

94
95

pernyataan tersebut dapat memperkuat pendapat peneliti tentang karakteristik

responden yang berbeda-beda.

Pembahasan tentang aspek pertama yaitu pencapaian tujuan program,

berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.870 dan skor

ideal sebesar 1.988 maka hasil persentase sebesar 94,1% berada pada garis

kontinum sangat baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas

program jaminan sosial dalam aspek pencapaian tujuan program sudah sangat

baik meskipun ada beberapa responden yang memberikan jawaban dengan skor

rendah pada pernyataan pengetahuan tentang tujuan program jaminan sosial yang

berjalan di Perusahaan yaitu sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar

5,6% yang memberikan jawaban kurang setuju, pada pernyataan seluruh program

dalam jaminan sosial Perusahaan telah berjalan yaitu sebanyak 6 responden

dengan persentase sebesar 8,5% yang memberikan jawaban kurang setuju, dan

pada pernyataan program jaminan kematian pada jaminan sosial memberikan

manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal

dunia bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yaitu sebanyak 1

responden dengan persentase sebesar 1,4% memberikan jawaban kurang setuju.

Pembahasan tentang aspek kedua yaitu ketepatan sasaran program,

berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.693 dan skor

ideal sebesar 1.704 maka hasil persentase sebesar 99,3% berada pada garis

kontinum sangat baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas

program jaminan sosial dalam aspek ketepatan sasaran program sudah sangat

baik, dan tidak ada sama sekali skor rendah yang terdata pada aspek ini.

95
96

Pembahasan tentang aspek ketiga yaitu sosialisasi program, berdasarkan

skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 659 dan skor ideal sebesar

852 maka hasil persentase sebesar 77,3% berada pada garis kontinum baik, hasil

tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas program jaminan sosial dalam

aspek sosialisasi program sudah baik meskipun ada beberapa responden yang

memberikan jawaban dengan skor rendah pada pernyataan informasi yang

diberikan terkait jaminan sosial sudah jelas yaitu sebanyak 14 responden dengan

persentase sebesar 19,7% yang memberikan jawaban kurang setuju, pada

pernyataan informasi terkait jaminan sosial dapat dipahami dengan baik yaitu

sebanyak 17 responden dengan persentase sebesar 23,9% yang memberikan

jawaban kurang setuju, dan pada pernyataan sosialisasi dan pemberian informasi

menyadarkan betapa pentingnya jaminan sosial dijalankan oleh Perusahaan yaitu

sebanyak 16 responden dengan persentase sebesar 22,5% memberikan jawaban

kurang setuju.

Pembahasan tentang aspek keempat yaitu pemantauan program,

berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.054 dan skor

ideal sebesar 1.136 maka hasil persentase sebesar 92,8% berada pada garis

kontinum sangat baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas

program jaminan sosial dalam aspek pemantauan program sudah sangat baik

meskipun ada beberapa responden yang memberikan jawaban dengan skor rendah

pada pernyataan program jaminan sosial telah dilakukan secara berkelanjutan

yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 1,4% yang memberikan

jawaban kurang setuju, dan pada pernyataan pengawasan program jaminan sosial

96
97

sudah efektif yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 1,4%

memberikan jawaban kurang setuju.

4.3.2 Analisa Masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas program jaminan sosial di

PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar sudah efektif dengan penilaian

4 aspek yang dituangkan dalam 20 item pernyataan, akan tetapi program jaminan

sosial di PT. Maruki International Indonesia bukan tanpa kendala, terdapat

beberapa skor rendah dalam pernyataan responden.

Pada aspek pencapaian tujuan program secara keseluruhan dikatakan sangat

efektif, walaupun pada beberapa pernyataan responden menjawab dengan skor

rendah, pada pernyataan pengetahuan tentang tujuan program jaminan sosial yang

berjalan di Perusahaan yaitu sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar

5,6% yang memberikan jawaban kurang setuju, pada pernyataan seluruh program

dalam jaminan sosial Perusahaan telah berjalan yaitu sebanyak 6 responden

dengan persentase sebesar 8,5% yang memberikan jawaban kurang setuju, dan

pada pernyataan program jaminan kematian pada jaminan sosial memberikan

manfaat uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal

dunia bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yaitu sebanyak 1

responden dengan persentase sebesar 1,4% memberikan jawaban kurang setuju.

Hal ini menjelaskan bahwa beberapa responden belum memahami tujuan dari

program kematian pada jaminan sosial yang berjalan.

Pada aspek ketepatan sasaran program secara keseluruhan dikatakan sangat

efektif, karena tidak adanya responden yang memberi jawaban dengan skor

97
98

rendah hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas program jaminan

sosial dalam aspek ketepatan sasaran program sudah sangat baik.

Pada aspek sosialisasi program secara keseluruhan dikatakan efektif,

walaupun pada beberapa pernyataan responden menjawab dengan skor rendah

pada pernyataan informasi yang diberikan terkait jaminan sosial sudah jelas yaitu

sebanyak 14 responden dengan persentase sebesar 19,7% yang memberikan

jawaban kurang setuju, pada pernyataan informasi terkait jaminan sosial dapat

dipahami dengan baik yaitu sebanyak 17 responden dengan persentase sebesar

23,9% yang memberikan jawaban kurang setuju, dan pada pernyataan sosialisasi

dan pemberian informasi menyadarkan betapa pentingnya jaminan sosial

dijalankan oleh Perusahaan yaitu sebanyak 16 responden dengan persentase

sebesar 22,5% memberikan jawaban kurang setuju. Hal ini menjelaskan bahwa

informasi terkait program jaminan sosial yang berjalan di Perusahaan belum

dipahami dengan baik oleh responden.

Pada aspek pemantauan program secara keseluruhan dikatakan sangat

efektif walaupun pada beberapa pernyataan responden menjawab dengan skor

rendah pada pernyataan program jaminan sosial telah dilakukan secara

berkelanjutan yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 1,4% yang

memberikan jawaban kurang setuju, dan pada pernyataan pengawasan program

jaminan sosial sudah efektif yaitu sebanyak 1 responden dengan persentase

sebesar 1,4% memberikan jawaban kurang setuju. Hal ini menjelaskan bahwa

responden belum memahami bagaimana yang dimaksud dengan pelaksanaan

berkelanjutan program.

98
99

Dari keseluruhan aspek diatas skor rendah terbanyak berada pada aspek

sosialisasi program

4.3.3 Analisa Kebutuhan

Berdasarkan hasil analisis masalah, maka diperoleh kebutuhan yang sesuai

dengan analisa masalah yaitu peningkatan pengetahuan mengenai program

jaminan sosial yang berjalan di Perusahaan yaitu BPJS Ketenagakerjaan, dengan

skor rendah keseluruhan dari ketiga pernyataan memiliki persentase sebesar

16,9%. Kebutuhan untuk peningkatan pengetahuan dirasa sangat perlu untuk

meningkatkan pemahaman karyawan terkait jaminan sosial dan betapa pentingnya

jaminan sosial dalam melindungi karyawan sebagai bagian sangat penting dalam

berjalannya Perusahaan.

4.3.4 Analisa Sumber

Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas program jaminan sosial di

PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar, peneliti menemukan beberapa

sumber yang dapat dimanfaatkan. Sumber-sumber tersebut terbagi atas 3 jenis

sumber yaitu informal atau alamiah, formal, dan kemasyarakatan. Berikut

penjelasan dari sumber-sumber tersebut :

1. Sumber Informal atau Alamiah

Sumber informal atau alamiah secara sederhana adalah sumber yang

dapat diakses oleh responden berdasarkan kedekatan, persaudaraan, dan

ketetanggaan. Sumber informal atau alamiah dapat memberikan bantuan

berupa dukungan emosional, nasehat, dan informasi. Sumber-sumber informal

99
100

yang teridentifikasi dalam penelitian ini, yaitu: Keluarga besar, teman sejawat,

dan sesama Karyawan PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar.

2. Sumber Formal

Sumber formal adalah sumber yang dapat diakses oleh anggota kelompok

dalam suatu perkumpulan atau organisasi yang telah memenuhi persyaratan

yang ditentukan oleh organisasi tersebut. Sumber formal berupa sumber yang

memberikan bantuan atau pelayanan langsung dan kerjasama terutama dengan

service provider. Sumber formal yang dimanfaatkan oleh responden adalah

sumber-sumber yang dimana responden terlibat langsung dan saling

berkoordinasi langsung untuk menangani masalah karyawan penerima manfaat

program BPJS Ketenagakerjaan. Sumber formal yang dimaksud di sini adalah

lembaga yang menaungi dan bertanggung jawab secara langsung terhadap

segala aktivitas dan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan penerima manfaat

program BPJS Ketenagakerjaan yaitu: Ast Manager HRD PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar, General Affair PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar, Presiden Direktur PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar, dan BPJS Ketenagakerjaan Kota

Makassar.

3. Sumber Kemasyarakatan

Sumber kemasyarakatan adalah sumber yang dapat memberi bantuan

kepada masyarakat umum. Sumber ini biasanya diadakan atau diselenggarakan

oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan-pelayanan bagi masyarakat

secara luas. Sumber-sumber kemasyarakatan dalam penelitian ini, yaitu: Dinas

100
101

Sosial dan Dinas Ketenagakerjaan yang berada di Kota Makassarr Sulawesi

Selatan.

101
102

BAB V

USULAN PROGRAM

5.1 Dasar Pemikiran

Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas program jaminan sosial di

PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar yang diperoleh dari empat

aspek secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik, dengan rincian aspek

yaitu pencapaian tujuan program sebanyak 93% responden berada pada kategori

tinggi, ketepatan sasaran program sebanyak 98,6% responden berada pada

kategori tinggi, sosialisasi program sebanyak 71,8% responden berada pada

kategori tinggi, pemantauan program sebanyak 84,5% responden berada pada

kategori tinggi.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa program jaminan sosial di PT.

Maeuki International Indonesia Kota Makassar sudah efektif, tetapi bukan berarti

program jaminan sosial di PT. Maruki International Indonesia tanpa kendala,

berdasarkan hasil analisis data pada aspek sosialisasi program, merupakan aspek

dengan skor rendah tertinggi memiliki persentase sebesar 16,9%, yang dimana

responden merasa masih kurang.

Berdasarkan analisis masalah maka kebutuhan yaitu perlu adanya suatu

upaya melalui suatu program yang diajukan untuk meningkatkan efektivitas

pelaksnaaan program jaminan sosial dalam aspek sosialisasi program jaminan

sosial yang berjalan di Perusahaan yaitu BPJS Ketenagakerjaan terhadap

Karyawan di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar, peningkatan

pengetahuan dirasa sangat perlu untuk meningkatkan pemahaman karyawan

102
103

terkait jaminan sosial dan betapa pentingnya peran jaminan sosial dalam

melindungi karyawan.

5.2 Nama Program

Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka peneliti merumuskan nama

program yang diusulkan yaitu “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar”

5.3 Tujuan

Program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki International Indonesia

Kota Makassar” memiliki tujuan yang dibagi dalam tujuan umum dan tujuan

khusus

5.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum program yaitu meningkatnya efektivitas program jaminan

sosial di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar

5.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar” yaitu:

1. Meningkatnya pengetahuan Karyawan terkait BPJS Ketenagakerjaan

sebagai jaminan sosial yang diterima

2. Meningkatnya kesadaran Karyawan terkait pentingnya jaminan sosial.

5.4 Sasaran

Sasaran dari program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar” adalah seluruh Karyawan yang bekerja di

PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar yaitu sebanyak 241 orang

103
104

5.5 Pelaksana Program

Pelaksana program yang dimaksud adalah seluruh sistem atau pihak-pihak

yang terlibat dalam pelaksanaan program ini. Adapun uraian mengenai pelaksana

program yang meliputi sistem partisipasi dan perorganisasian program sebagai

berikut ini:

5.5.1 Sistem Partisipasi

Sistem partisipasi merupakan keseluruhan sistem yang berpartisipasi dan

terlibat secara aktif dalam program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar”. Dalam hal ini meliputi sistem pelaksana

perubahan, sistem klien, sistem sasaran, dan sistem kegiatan sebagai berikut:

1. Sistem Pelaksana Perubahan

Sistem pelaksana perubahan merupakan sistem yang melaksanakan program

kegiatan mulai dari proses awal hingga akhir program. Sistem pelaksana

perubahan dibentuk dalam sebuah tim kerja sehingga perlu terjalin

kerjasama yang baik agar tercapainya tujuan program. Adapun sistem

pelaksana perubahan dalam program ini yaitu Penulis atau Pekerja Sosial,

Ast Manager HRD dan General Affair PT. Maruki International Indonesia

Kota Makassar.

2. Sistem Klien

Sistem klien merupakan pihak yang telah setuju untuk terlibat dan

mendapatkan manfaat program yang diberikan oleh pelaksana program.

Dalam hal ini sistem klien adalah Karyawan yang bekerja di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar.

104
105

3. Sistem Sasaran

Sistem sasaran merupakan pihak yang dijadikan sasaran perubahan dimana

perubahan yang dilakukan mengarah pada pencapaian tujuan pertolongan.

Sistem sasaran dalam program ini adalah Karyawan yang bekerja di PT.

Maruki International Indonesia Kota Makassar.

4. Sistem Kegiatan

Sistem kegiatan dalam program ini meliputi Presiden Direktur, Ast Manager

HRD, General Affair, Ast Manager Acct, Staf-staf PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar, dan pihak BPJS Ketenagakerjaan Kota Makassar

yang berpartisipasi dalam kegiatan untuk mencapai tujuan program.

5.5.2 Pengorganisasian Program

Perorganisasian program diwujudkan melalui pembentukan struktur tim

pelaksana program atau kepanitiaan yang merupakan faktor penting dalam

mencapai tujuan program. Struktur tim pelaksana ini dibentuk supaya setiap orang

memiliki peran dalam program yang jelas, sehingga tidak terjadi tumpeng tindih

tugas ketika pelaksanaan program. Adapun struktur kepanitiaan sebagai berikut:

1. Penanggung Jawab

Penanggung jawab pada program ini adalah Presiden Direktur PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yang memiliki tugas untuk

menetapkan dan memutuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam

pelaksanaan program. Selain itu, penanggung jawab berhak memberikan

pengarahan, pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksana program serta

melakukan evaluasi.

105
106

2. Ketua Pelaksana

Ketua pelaksana program ini adalah Ast Manager HRD yang mengkoordinir

Karyawan yang bekerja di PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar. Ketua pelaksana bertugas untuk mengkordinir dan memastikan

bahwa semua anggota panitia melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

dengan baik serta berhak untuk memberikan arahan kepada anggota panitia

agar kegiatan berjalan dengan lancar.

3. Sekretaris

Sekertaris dalam program ini adalah sekretaris General Affair yang bertugas

untuk melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan fungsi administrasi

seperti surat menyurat dan notulensi kegiatan.

4. Bendahara

Bendahara bertugas untuk mengelola keuangan meliputi pemasukan dan

pengeluaran anggaran selama proses pelaksanaan program. Selain itu,

bendahara bertugas untuk menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan

setelah semua kegiatan terlaksana. Pada program ini yang menjadi

bendahara adalah Ast Manager Acct PT. Maruki International Indonesia

Kota Makassar.

5. Divisi Perlengkapan

Pada program ini seksi perlengkapan adalah koordinator perlengkapan yang

memiliki tugas menyiapkan dan memastikan semua perlengkapan yang akan

digunakan dalam pelaksanaan kegiatan telah tersedia termasuk pengadaan

106
107

fasilitas, konsumsi dan sarana prasarana bagi narasumber, panitia maupun

peserta.

6. Divisi Acara

Divisi acara pada program ini adalah General Affair PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar yang bertugas untuk mengatur

jalannya acara dengan baik, kemudian menjadi memanajemen waktu pada

setiap kegiatan agar tepat waktu sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

Selain itu divisi acara bertanggungjawab untuk berkordinasi dengan

narasumber.

7. Divisi Publikasi Dan Dokumentasi

Divisi pubdok pada program ini adalah staf office PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar yang memiliki tugas untuk mempublikasikan

kegiatan kepada sasaran program melalui lisan ataupun media massa. Selain

itu, pubdok juga bertugas untuk mendokumentasikan setiap kegiatan dari

awal hingga akhir kegiatan dalam bentuk foto dan video.

5.6 Metode dan Teknik

Adapun metode dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan program

yang diusulkan peneliti yaitu metode Community Organization/Community

Development dengan teknik penyuluhan sosial dan kampanye sosial, yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

5.6.1 Metode

Metode yang digunakan dalam program “Penyuluhan Jaminan Sosial di

PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” yaitu intervensi komunitas

107
108

(Community Organization/Community Development). Metode ini menjadikan

masyarakat sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber

yang ada di dalam masyarakat serta menekankan dengan adanya prinsip peran

serta atau partisipasi masyarakat dalam hal ini Karyawan PT.Maruki International

Indonesia Kota Makassar.

Model yang digunakan dalam metode ini yaitu locality development yang

memandang bahwa perubahan dapat dilakukan dengan sangat baik melalui suatu

partisipasi aktif dari masyarakat sehingga perlu adanya keterlibatan berbagai

lapisan masyarakat dalam hal ini Karyawan PT.Maruki International Indonesia

Kota Makassar.

5.6.2 Teknik

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan program “Penyuluhan

Jaminan Sosial di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” yaitu

strategi kolaborasi yang digunakan apabila sistem sasaran setuju dengan sistem

kegiatan bahwa perlunya perubahan dan dukungan alokasi sumber. Taktik yang

digunakan yaitu implementasi yang digunakan apabila adanya kesepakatan antara

kedua belah pihak serta adanya dukungan pengambilan keputusan akan alokasi

dan yang dibutuhkan. Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan program ini

yaitu:

1. Penyuluhan sosial, teknik ini digunakan untuk memberikan pengetahuan

kepada karyawan tentang BPJS Ketenagakerjaan

108
109

2. Teknik kampanye sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

sasaran terhadap suatu masalah. Kampanye sosial ini, menggunakan taktik

edukasi dengan meyakinkan sasaran yaitu Karyawan agar dapat merubah cara

berpikir dan bertindaknya dalam hal ini meningkatkan kesadaran Karyawan

terkait pentingnya jaminan sosial.

5.7 Kegiatan yang Dilakukan

Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam program ini merupakan

implementasi dari tujuan umum maupun khusus yang sudah dibuat sebelumnya.

Pelaksanaan kegiatan ini bertempat di Halaman PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar karena sasaran dari kegiatan ini mencakup keseluruhan

Karyawan yang bekerja di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program “Penyuluhan Jaminan Sosial di

PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” adalah pemberian materi

mengenai BPJS Ketenagakerjaan dan pemberian materi tentang pentingnya

jaminan sosial.

5.8 Langkah-langkah Pelaksanaan

Pelaksanaan program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki

International Indonesia Kota Makassar” dilakukan secara bertahap meliputi tahap

persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran program. Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut:

5.8.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan program yang

terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut:

109
110

1. Pembentukan panitia pelaksana, pada tahap ini dilakukan pembentukan

panitia pelaksana program melalui pertemuan dengan Presiden Direktur, Ast

Manager HRD, General Affair, Ast Manager Acct dan staf-staf PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar. Hal ini bertujuan untuk

mengorganisasikan program agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan

efisien.

2. Identifikasi kebutuhan, merupakan kegiatan yang mengindentifikasi apa saja

kebutuhan yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan program meliputi

sarana dan prasana, sumber dana, narasumber, dan pihak lain yang terlibat,

serta waktu dan tempat yang akan dilaksanakannya kegiatan.

3. Penentuan jadwal dan tempat kegiatan, hal ini perlu dipertimbangkan

dengan baik karena kelompok sasaran merupakan remaja yang memiliki

kesibukan sehingga memungkinkan untuk dapat mengikuti kegiatan yang

telah direncanakan.

4. Sosialisasi program, pada kegiatan ini peneliti bersama panitia pelaksana

mensosialisasikan usulan program kepada kelompok sasaran melalui

bantuan Ast Manager HRD untuk membagikan pamflet dan juga brosur

dengan tujuan untuk memperkenalkan program dan menyampaikan tujuan

serta manfaat dari kegiatan tersebut. Harapan diadakannya sosialisasi

tersebut yaitu adanya dukungan dan partisipasi penuh dari seluruh pihak PT.

Maruki International Indonesia Kota Makassar.

110
111

5.8.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan merupakan tahapan dimana kegiatan tersebut

berlangsung. Tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan sosial mengenai BPJS Ketenagakerjaan

Peserta diberikan pengetahuan tentang konsep atau materi yang berkaitan

dengan BPJS Ketenagakerjaan, diantaranya mengenai apa itu BPJS

Ketenagakerjaan, tujuan BPJS Ketenagakerjaan, apa saja tanggungan BPJS

Ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.

2. Kampanye sosial mengenai pentingnya jaminan sosial

Meyakinkan peserta agar dapat merubah cara berpikir dan bertindaknya

dalam hal ini meningkatkan kesadaran Karyawan terkait pentingnya

jaminan sosial.

5.8.3 Tahap Pengakhiran

Tahap berikutnya adalah tahap pengakhiran program yang merupakan

bagian terakhir dari keseluruhan pelaksanaan program yang terdiri dari kegiatan

evaluasi dan pelaporan sebagai berikut:

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan bersama panitia pelaksana dan pihak-pihak yang terlibat

untuk menilai dan mengetahui sejauh mana keberhasilan program yang

sudah dilaksanakan baik dari segi proses maupun pencapaian hasil serta

untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi selama kegiatan

111
112

berlangsung. Adapun rincian evaluasi proses dan hasil yang dilakukan

sebagai berikut:

a. Evaluasi proses, merupakan penilaian kesesuaian kegiatan program

dengan tahapan yang telah direncanakan seperti program yang dilakukan

sesuai dengan tujuan, ketepatan waktu pelaksanaan, kesesuaian materi,

metode dan teknik yang digunakan, kesesuaian jadwal dengan yang telah

disusun sebelumnya serta faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan program.

b. Evaluasi hasil, merupakan penilaian hasil pelaksanaan program dengan

mempertimbangkan ketercapaian tujuan dan indikator keberhasilan yaitu

mengukur keberhasilan peningkatan efektivitas program jaminan sosial

di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar pada aspek

sosialisasi program.

2. Pelaporan

Kegiatan selanjutnya adalah pelaporan yang merupakan bentuk

pertanggungjawaban panitia pelaksana terhadap program yang telah

dilaksanakan. Pelaporan dibuat secara tertulis yang berisi tentang

pelaksanaan kegiatan, anggaran kegiatan, serta hal-hal yang mendukung

ataupun menghambat selama proses pelaksanaan program berlangsung.

Laporan yang disusun juga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

perbaikan ataupun pengembangan program sebagai tindak lanjut

penanganan masalah.

112
113

5.9 Rencana Anggaran Biaya

Program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki International Indonesia

Kota Makassar” tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan stimulus anggaran

yang dirancang melalui rencana anggaran biaya, rencana anggaran biaya ini

disesuaikan dengan standar biaya masukan dalam Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2017. Rencana anggaran biaya ini masih

bersifat sementara yang dijadikan acuan rencana anggaran yang sebenarnya

sebagai berikut:

Tabel 5.1
Rencana Anggaran Biaya Program Penyuluhan Jaminan Sosial di
PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021
Volume Biaya Satuan Biaya
No Kebutuhan
(Banyaknya) (Rupiah) (Rupiah)
Honorium
1 Pemateri 1 Orang 900.000 900.000
2 Penanggung Jawab 1 Orang 450.000 450.000
3 Ketua 1 Orang 400.000 400.000
4 Sekretaris 1 Orang 300.000 300.000
5 Bendahara 1 Orang 300.000 300.000
6 Anggota (Divisi) 3 Orang 300.000 900.000
Alat dan Bahan
7 ATK 1 Paket 150.000 150.000
8 Spanduk 3 X 1m 1 Buah 60.000 60.000
9 Pamflet 245 Lembar 1.500 367.500
Konsumsi
10 Snack dan Minum 245 Pax 10.000 2.450.000
Pelaporan dan Dokumentasi

113
114

11 Publikasi 1 Paket 100.000 100.000


12 Dokumentasi 1 Paket 100.000 100.000
13 Pelaporan 1 Paket 100.000 100.000
Jumlah 6.557.500
Sumber: Hasil Penelitian 2021

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui bahwa rencana anggaran biaya untuk

pelaksanaan Program “Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki International

Indonesia Kota Makassar” secara keseluruhan yaitu sebesar Rp6.557.500, sumber

dana tersebut berasal dari kas Perusahaan.

5.10 Analisis Kelayakan

Program yang diusulkan memerlukan analisis kelayakan sehingga diperoleh

gambaran mengenai kemungkinan-kemungkinan keberhasilan dan kegagalan yang

dapat terjadi serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program.

Teknik analisis yang digunakan dalam program ini adalah analisis SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity and Threats) yang diuraikan sebagai berikut:

114
115

Tabel 5.2
Analisis SWOT Program Penyuluhan Jaminan Sosial di PT.Maruki
International Indonesia Kota Makassar Tahun 2021
Streght Weakness
1. Kesediaan Karyawan dalam 1. Perlunya penyesuaian waktu
mengikuti program kegiatan dengan waktu produksi di
2. Adanya permasalahan yang sama Perusahaan
yang dirasakan Karyawan terhadap
efektivitas jaminan social
Oppurtunity Threats
1. Adanya sistem sumber yang dapat 1. Kegiatan bisa saja tidak berjalan
dimanfaatkan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana karena masa
program kegiatan. pandemi
2. Perusahaan mendukung penuh
program kegiatan
Sumber: Hasil Penelitian 2021
Berdasarkan tabel 5.2 di atas, maka diketahui bahwa terdapat beberapa

kekuatan dan peluang yang dapat mempermudah pelaksanaan program, namun

disamping itu terdapat pula kelemahan dan ancaman yang dapat menghambat

terlaksananya program.

Berikut beberapa strategi berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan,

strategi ST (strength and threats) menjalankan kegiatan dengan memerhatikan

protokol kesehatan yang berlaku dimasa pandemi, strategi WT (weakness and

threats) menggunakan waktu apel pagi sebelum waktu operasional produksi,

strategi WO (weakness and oppurtunity) memanfaatkan sistem sumber yang

tersedia untuk keberlangsungan program kegiatan, strategi SO (strength and

115
116

oppurtunity) memanfaatkan kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dalam

program kegiatan

Maka sangat diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat serta

menyusun strategi yang paling tepat agar program “Penyuluhan Jaminan Sosial di

PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” dapat berjalan dengan baik

dan sesuai dengan rencana yang diharapkan.

5.11 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan sebagai acuan dalam mengukur

keberhasilan program dengan cara mempertimbangkan tujuan pelaksanaan

program. Adapun indikator keberhasilan dari pelaksanaan program “Penyuluhan

Jaminan Sosial di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” yaitu:

1. Karyawan dapat memahami program BPJS Ketenagakerjaan lebih baik

2. Kesadaran Karyawan terkait pentingnya suatu jaminan sosial meningkat

3. Meningkatnya efektivitas program jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia khususnya pada aspek sosialisasi program

116
117

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Penelitian dengan judul “Efektivitas Program Jaminan Sosial di PT Maruki

international Indonesia Kota Makassar” dilakukan menggunakan metode

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif terhadap 71 responden yang merupakan

karyawan di PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar. Adapun

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket dan studi

dokumentasi, dengan 20 butir pertanyaan yang mencakup 4 aspek yaitu

pencapaian tujuan program, ketepatan sasaran program, sosialisasi program, dan

pemantauan program.

Hasil penelitian yang pertama terkait karakteristik responden, berdasarkan

usia dibagi dalam 3 klasifikasi yaitu usia (29 sampai dengan 38 tahun) dengan

hasil persentase sebesar 21,1% usia (39 sampai dengan 48 tahun) dengan hasil

persentase sebesar 59,2% dan usia (49 sampai dengn 58 tahun) dengan hasil

prsentase sebesar 19,7%. Berdasarkan jenis kelamin dibagi dalam 2 klasifikasi

yaitu Laki-laki dengan persentase sebesar 73,2% dan Perempuan 26,8%.

Berdasarkan jangka waktu bekerja dibagi dalam 3 klasifikasi yaitu (6 sampai

dengan 12 tahun) dengan hasil persentase sebesar 29,6% (13 sampai dengan 18

tahun) dengan hasil persentase sebesar 19,7% dan (19 sampai dengan 24 tahun)

dengan hasil persentase 54,7%.

Hasil penelitian terkait aspek pencapaian tujuan program, berdasarkan skor

total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.870 dan skor ideal sebesar 1.988

117
118

maka hasil persentase sebesar 94,1% berada pada garis kontinum sangat baik,

hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas program jaminan sosial

dalam aspek pencapaian tujuan program sudah sangat baik, aspek ini terdiri dari 7

butir pernyataan. Hasil penelitian terkait aspek ketepatan sasaran program,

berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.693 dan skor

ideal sebesar 1.704 maka hasil persentase sebesar 99,3% berada pada garis

kontinum sangat baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas

program jaminan sosial dalam aspek ketepatan sasaran program sudah sangat

baik, aspek ini terdiri dari 6 butir pernyataan. Hasil penelitian terkait aspek

sosialisasi program, berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai

angka 659 dan skor ideal sebesar 852 maka hasil persentase sebesar 77,3% berada

pada garis kontinum baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa efektivitas

program jaminan sosial dalam aspek sosialisasi program sudah baik, aspek ini

terdiri dari 3 butir pernyataan. Hasil penelitian terkait aspek pemantauan

program, berdasarkan skor total hasil penelitian aspek ini mencapai angka 1.054

dan skor ideal sebesar 1.136 maka hasil persentase sebesar 92,8% berada pada

garis kontinum sangat baik, hasil tersebut memberikan penjelasan bahwa

efektivitas program jaminan sosial dalam aspek pemantauan program sudah

sangat baik, aspek ini terdiri dari 4 butir pernyataan, akan tetapi program jaminan

sosial di PT. Maruki International Indonesia bukan tanpa kendala, pada aspek

sosialisasi program pada pernyataan memahami informasi terkait program

jaminan sosial responden merasa masih kurang.


119

Kemudian peneliti mengusulkan program yang bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas program jaminan sosial di PT. Maruki International

Indonesia Kota Makassar. Program ini diberi nama “Penyuluhan Jaminan Sosial

di PT.Maruki International Indonesia Kota Makassar” Program ini diharapkan

dapat membantu meningkatkan pengetahuan Karyawan terkait BPJS

Ketenagakerjaan sebagai jaminan sosial yang diterima dan meningkatkan

kesadaran Karyawan terkait pentingnya jaminan sosial. Sehingga dapat

meningkatkan penilaian efektivitas program jaminan sosial di PT. Maruki

International Indonesia Kota Makassar.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas program jaminan sosial di

PT. Maruki International Indonesia Kota Makassar terdapat beberapa hal yang

perlu ditingkatkan maka diperlukan saran-sran guna membantu mengatasi hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran yang diajukan, sebagai

berikut:

6.2.1 Saran Guna Laksana

Saran guna laksanakan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada

dengan diberikan kepada pihak-pihak yang akan menyelesaikan permasalahan

yang sudah ditemukan berdasarkan hasil penelitian. Pihak-pihak tersebut adalah:

1. Karyawan PT Maruki International Indonesia Kota Makassar

Saran ditujukan kepada Karyawan PT. Maruki International Indonesia Kota

Makassar yang menjadi sasaran utama dalam program yang diusulkan,


120

adapun saran yang diberikan yaitu Karyawan PT Maruki International

Indonesia Kota Makassar mengikuti dengan sungguh-sungguh segala proses

kegiatan dalam program

2. Pihak Pelaksana Program

Saran yang diberikan kepada pihak pelaksana program dalam hal ini panitia

dan narasumber yang memiliki peran penting dalam keberhasilan

terselenggaranya program upaya meningkatkan efektivitas program jaminan

sosial, adapun saran yang diberikan yaitu:

a. Panitia diharapkan menunjukkan kerjasama yang baik dengan selalu

berkoordinasi satu sama lain dan disiplin dalam segala hal, sehingga

kegiatan dapat berjalan dengan semestinya dan tepat waktu.

b. Panitia diharapkan selalu memperhatikan segala proses kegiatan program

baik teknis kegiatan, sasaran kegiatan, dan narasumber sehingga dapat

menemukenali hasil yang diperoleh baik kelancaran dan hambatan yang

nantinya dijadikan bahan evaluasi.

c. Narasumber dalam hal ini pihak BPJS Ketenagakerjaan, diharapkan agar

mampu membangun komunikasi dan interaksi dengan baik dan nyaman

terhadap anggota kelompok dengan satu sama lainnya.

d. Narasumber diharapkan agar mampu membangun keterlibatan seluruh

anggota kelompok dalam proses kegiatan agar tidak ada yang

mendominasi, dengan memberikan kesempatan kepada setiap anggota

kelompok untuk menyampaikan pertanyaan dan pernyataan mereka.


121

3. PT Maruki International Indonesia Kota Makassar

Saran yang diberikan kepada pihak PT Maruki International Indonesia Kota

Makassar selaku lembaga yang memiliki kuasa dan peran penting terhadap

terselenggaranya program. Saran yang diberikan bertujuan untuk membantu

terlaksananya program agar berjalan secara optimal dan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, adapun saran yang diberikan sebagai berikut:

a. Lembaga senantiasa mendukung penuh dan bersedia dalam membantu

segala kebutuhan yang diperlukan untuk penyelenggaraan program baik

dalam bentuk material dan alokasi dana.

b. Pihak Lembaga senantiasa mengawasi segala kinerja panitia pelaksana

program baik persiapan maupun pelaksanaan program serta memberikan

saran dan kritik agar dapat dijadikan masukan bagi panitia guna

mengoptimalkan terselenggaranya program.

6.2.2 Saran Penelitian Lanjutan

Hasil penelitian ini tidak hanya ditujukan bagi peneliti dan pihak-pihak yang

terlibat dalam penelitian ini saja, melainkan juga dapat berguna bagi peneliti lain

dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber rujukan atau penelitian

terdahulu mengenai efektivitas program jaminan sosial di Lembaga atau lokasi

yang berbeda, guna memperoleh kajian komprehensif terhadap efektivitas

program jaminan sosial.


DAFTAR PUSTAKA

Adi Fahrudin. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama

Ahmad Subekhi dan Mohammad Jauhar. 2013. Pengantar Teori dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: Prenada Media.

Balian, E.S. 1988. How to Design, Analyze, and Write Doctoral or Masters
Research (2nd Edition). Lanham: University Press of America

Budiani. 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang


Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar
Timu Kota Denpasar. Denpasar: Jurnal Ekonomi dan Sosial

Campbell, J.P. 1989. Teori Efektivitas, (Terjemahan). Bandung: Erlangga

Edi Suharto. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri: Memperkuat CSR.


Bandung: Alfabeta

___________. 2013. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung:


Alfabeta.

Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers

Mardiasmo, 2017. Perpajakan, Edisi Terbaru. Yogyakarta: Adi

Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

_________. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

_________. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nur, Indriantoro, dan Bambang, Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis


Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Sandang P Siagian. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bumi


Aksa

122
123

Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian


Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Cetakan VIII.
Bandung: Rosda.

Sumber Lainnya

Penelitian tentang “Efektivitas Pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Kelurahan Tamangapa Kecamatan
Manggala Kota Makassar” yang dilakukan oleh Ardyangga mahasiswa
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung pada tahun 2015
Penelitian tentang “Efektivitas Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)
di Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat” yang dilakukan oleh
Agung Try Mansyah mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
pada tahun 2016

Penelitian tentang “Efektivitas Program Keluarga Berencana dalam Menekan

Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar” yang dilakukan oleh Fitri

mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2018

Company Profile PT Maruki International Indonesia

UU RI NO. 40 TAHUN 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

UU RI NO. 24 TAHUN 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/ (Diakses pada 22 Agustus 2020 Pukul


16.39 WITA)

https://www.pinisi.co.id/menggali-potensi-industri-unggulan-di-sulawesi-selatan/
(Diakses pada 22 Agustus 2020 Pukul 14.06 WITA)
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Kesbangpol Jabar
Lampiran 3 Instrumen Penelitian
128

128
Lampiran 4 Rekapan Data Hasil Penelitian
JANGKA WAKTU ASPEK PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM ASPEK KETEPATAN SASARAN PROGRAM ASPEK SOSIALISASI PROGRAM ASPEK PEMANTAUAN PROGRAM
NO NAMA/INISIAL JENIS KELAMIN USIA ALAMAT
BEKERJA P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 RATNAWATI PEREMPUAN 44 19 TAHUN JL. KAPASA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
2 KASMA PEREMPUAN 42 8 TAHUN SUDIANG 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 ABD KARIM LAKI-LAKI 44 19 TAHUN GOWA 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
4 KAMARIAH PEREMPUAN 41 20 TAHUN JL. KAPASA 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
5 DARMAYANTI PEREMPUAN 42 9 TAHUN JL. KAPASA 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
6 BAHAR LAKI-LAKI 35 9 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
7 MAPPAKAYA LAKI-LAKI 53 20 TAHUN BTP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 ZULKIFLI LAKI-LAKI 45 20 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 LINO LAKI-LAKI 43 7 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 MARWA PEREMPUAN 41 8 TAHUN JL.BONTOLOE 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
11 ISMAIL LAKI-LAKI 57 13 TAHUN JL. MULABARU 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
12 HARIADI LAKI-LAKI 29 7 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
13 SAFRAN LAKI-LAKI 30 9 TAHUN JL. KAPASA BARU 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
14 AGUS LAKI-LAKI 51 24 TAHUN JL. RAJAWALI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
15 MUH YUSUF LAKI-LAKI 43 21 TAHUN JL. IR. SUTAMI 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
16 W PEREMPUAN 31 6 TAHUN JL. KAPASA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 ABDUL GAFAR LAKI-LAKI 49 22 TAHUN DAYA 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
18 HENDRI LAKI-LAKI 43 21 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4
19 ABDUL RASYID LAKI-LAKI 42 21 TAHUN JL. KAPASA RAYA 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
20 IQBAL LAKI-LAKI 29 8 TAHUN MAROS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
21 IMRAN LAKI-LAKI 28 8 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 YUSUF LAKI-LAKI 34 10 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
23 AISYAH PEREMPUAN 41 21 TAHUN JL. BONTOLOE 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
24 HUZAR LAKI-LAKI 34 9 TAHUN JL. PAROPO 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
25 IRWAN LAKI-LAKI 41 10 TAHUN JL. ANTANG 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
26 DARWIS LAKI-LAKI 42 20 TAHUN PANGKEP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
27 JAMALUDDIN LAKI-LAKI 45 10 TAHUN PANGKEP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
28 ABDUL AZIZ LAKI-LAKI 38 20 TAHUN GOWA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
29 NURSABRI LAKI-LAKI 34 13 TAHUN JL. KAPASA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 ADI IRWAN LAKI-LAKI 42 20 TAHUN DAYA 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
31 JALIL LAKI-LAKI 39 7 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3
32 JAFAR LAKI-LAKI 44 20 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3
33 M DANIAL LAKI-LAKI 29 7 TAHUN JL. KAPASA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
34 INDRA LAKI-LAKI 39 8 TAHUN GRIYA MARUKI 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
35 MUDASSIR LAKI-LAKI 42 8 TAHUN JL. KAPASA RAYA 2 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
36 M TAHIR YAHYA LAKI-LAKI 52 23 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
37 RUSLI LAKI-LAKI 47 21 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
38 S LAKI-LAKI 49 20 TAHUN JL. A. MANGERANGI 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
39 INDAH EKAWATI PEREMPUAN 49 24 TAHUN MONCONGLOE 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
40 NANA SURYANA LAKI-LAKI 53 21 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3
41 WISNU LAKI-LAKI 45 15 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
42 M RUSLI LAKI-LAKI 42 9 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3
43 ST HAJRAH PEREMPUAN 43 9 TAHUN JL. BATU DOANG 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
44 SURYANI PEREMPUAN 43 20 TAHUN GRIYA MARUKI 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
45 WAHYUNI PEREMPUAN 40 20 TAHUN PAI 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
46 RAHMAH PEREMPUAN 39 17 TAHUN JL. KAPASA 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
47 ROHANI PEREMPUAN 42 21 TAHUN DAYA 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3
48 HJ JERNAWATI PEREMPUAN 39 21 TAHUN MAROS 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
49 ST NURLINA PEREMPUAN 50 21 TAHUN GRIYA MARUKI 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 3 3
50 NAJAMUDDIN LAKI-LAKI 55 20 TAHUN JL. LANGSAT 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
51 ERWIN LAKI-LAKI 42 16 TAHUN JL. TAMANGAPA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
52 RUDI LAKI-LAKI 40 20 TAHUN JL. DG RAMANG 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
53 BAHTIAR LAKI-LAKI 50 20 TAHUN PACCERAKKANG 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 RAMLAH PEREMPUAN 40 20 TAHUN JL. KAPASA RAYA 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
55 FIRDAUS AMIN LAKI-LAKI 42 17 TAHUN PANGKEP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
56 H. LUKMAN LAKI-LAKI 52 21 TAHUN GRIYA TONASA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
57 JUARI LAKI-LAKI 56 21 TAHUN BTP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
58 JAFAR LAKI-LAKI 37 18 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
59 ANDI MUQTAKIR LAKI-LAKI 49 20 TAHUN JL. A. MANGERANGI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
60 UMAR LAKI-LAKI 32 7 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4
61 MARLINA PEREMPUAN 43 20 TAHUN DAYA 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
62 HAMDANA PEREMPUAN 42 23 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4
63 EKA HASMI PEREMPUAN 33 15 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3
64 NURANI PEREMPUAN 42 23 TAHUN JL. PERSATUAN GOWA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 A. TAMSIL LAKI-LAKI 53 21 TAHUN BTP 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3
66 M. YUNUS LAKI-LAKI 48 16 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4
67 RAIS LAKI-LAKI 39 13 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
68 ABDUL LAKI-LAKI 42 13 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 3 4
69 ZAINAL LAKI-LAKI 42 13 TAHUN DAYA 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4
70 RAHMAN LAKI-LAKI 44 13 TAHUN MAROS 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4
71 M. ILYAS LAKI-LAKI 40 13 TAHUN JL. KAPASA RAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Penerimaan Penelitian Storage

Dust Collector System Kantin

Factory 0 Factory 1
Factory 2 Factory 3

Factory 4 Pengukiran

Pengisian Kuisioner Pengisian Kuisioner


134

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

134

Anda mungkin juga menyukai