Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH AKULTURASI BUDAYA PADA INTERIOR ATMOSPHERE RESORT CAFE

RESTAURANT

BAB I

I. PENDAHULUAN

Beragam akulturasi budaya sering terjadi di Indonesia, termasuk pada bagian arsitektur
serta interior. Pemilihan pengaplikasian desain bertumpu pada kebutuhan dan trend yang sedang
digandrungi para pengguna interior. Perilaku komunikatif juga ditentukan dari aspek kebudayaan.
Hal ini dapat ditemukan baik pada desain ruang publik maupun ruang privat. Banyaknya cara
penerapan kebudayaan yang diakulturasi pada penerapan gaya desain interior, mulai dari elemen
pembentuk ruang, elemen pengisi ruang serta elemen aksesoris yang menjadi nilai estetik.
Penerapan desain yang mengakulturasi budaya pada desain restoran juga menjadi salah satu daya
tarik bagi pengunjung.

Restoran adalah salah satu peluang bisnis yang sedang digandrungi khususnya di kota
kota besar, salah satunya di Kota Bandung. Banyak Aspek yang mempenngaruhi minat
pengunjung untuk berkunjung pada suatu restoran, mulai dari menu makanan, letak yang
strategis, cita rasa masakan dan minuman, harga, serta desain yang menarik.

Atmosphere Resort Cafe merupakan sebuah Restoran yang terletak di pusat Kota
Bandung yang berlokasi di jalan Lengkong Besar. Restoran ini mengapliaksikan konsep desain
nuansa Bali dipadukan dengan sentuhan khas budaya tradisional sunda memberikan suasana
romantis, elegan, dan natural. Restoran ini menyediakan masakan mulai dari masakan Eropa,
Asia hingga Indonesia. Restoran dengan konsep resort yang berada dipusat kota menjadi salah
satu daya tarik restoran ini. Adanya akulturasi budaya yang diterapkan pada desain interior
Restaurant sebagai salah satu strategi bisnis, membuat penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
akulturasi budaya yang diterapkan pada interior restoran Atmosphere Resort Cafe.

I. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah Interior Restoran Atmosphere Resort Cafe ditinjau dari elemen pembentuk
ruang dan elemen pengisi ruang?
2. Apa pengaruh akulturasi budaya yang diterapkan pada interior restoran terhadap minat
pengunjung?

II. BATASAN MASALAH

Agar penulisan ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian semula, maka penulis
menetapkan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Desain Restoran Atmosphere Resort Cafe yang diteliti mengarah pada pengaplikasian pada
elemen desain.

2. Penelitian membahas mengenai minat pengunjung terhadap suasana desain pada Restoran
Atmosphere Resort Cafe.

III. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan interior pada Restoran Atmosphere Resort
Cafe dan pengaruhnya terhadap minat pengunjung

IV. TUJUAN KHUSUS

1. Mendeskripsikan definisi dari akulturasi budaya.

2. Mendeskripkan pengaplikasian desain yang mengadopsi akulturasi budaya pada Restoran


Atmosphere Resort Cafe.

3. Menganalisa pengaruh desain yang mengadopsi akulturasi budaya pada Restoran


Atmosphere Resort Cafe terhadap minat pengunjung.

4. Menganalisa hubungan antara penerapan desain dengan strategi bisnis.

V. URGENSI PENELITIAN

Penelitian sangat penting untuk mengetahui pengaruh pengaplikasian desain yang


menerapkan akulturasi budaya pada desain restaurant sehingga dapat menambah ilmu dalam
menyusun strategi bisnis.
VI. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

Menambahilmu pengetahuan di bidang desain interior, khususnya desain interior


Restoran Atmosphere Resort Cafe dan penerapan akulturasi budaya pada elemen interiornya.

2. Bagi Program Studi Desain Interior

Menambah kajian penelitian dalam bidang Desain Interior, khususnya tentang akulturasi
budaya pada Restoran Atmosphere Resort Cafe.

3. Bagi Objek Peneliti

Memberikan masukan tentang hasil dari kajian penelitian yang menjadi saran untuk
kekurangan dan kelebihan aspek-aspek desain yang terdapat pada objek penelitian.
BAB II

I. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan dari hasil-hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya dan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.

Akulturasi akan terjadi apabila terdapat dua kebudayaan atau lebih yang berbeda sama
sekali (asing dan asli) berpadu sehingga proses-proses ataupun penebaran unsurunsur
kebudayaan asing secara lambat laun diolah sedemikian rupa ke dalam kebudayaan asli dengan
tidak menghilangkan identitas maupun keasliannya. Menurut Suyono, di Rumondor (1995: 208)
bahwa pengertian akulturasi adalah pengambilan atau penerimaan satu atau beberapa unsur
budaya yang berasal dari pertemuan dua atau beberapa unsur budaya yang saling berhubungan
atau saling bertemu. Akulturasi tentunya memberikan perubahan. Menurut Saebani (2012: 191)
yang menggambarkan konsekuensi yang diakibatkan oleh akulturasi. Menurutnya dampak dari
akulturasi akan menyentuh pada sikap dan perilaku masyarakat dan langsung kepada individu.

Bagi sebuah restoran, menciptakan desain yang menarik adalah salah satu kunci untuk
mendatangkan pelanggan. Bergesernya selera orang-orang membuat desain interior ruang makan
restoran adalah sesuatu yang tak kalah penting dibanding menu makanannya. Hal inilah yang
diterapkan oleh desainer Metaphor Interior Architectur dalam salah satu proyeknya.

Filosofi Arsitektur Bali

Arsitektur Bali sangat dipengaruhi unsur agama Hindu, mulai dari organisasi ruang sejak
awal gerbang sampai tata letak ruang, serta detail ukirannya. Secara garis besar, arsitektur Bali
dirancang dengan 7 filosofi, yaitu:

1. Tri Hata Karana: menciptakan harmoni dan keseimbangan antara 3 unsur kehidupan –
manusia (atma), alam (angga), dan dewa-dewa (khaya).

2. Tri Mandala: aturan pembagian ruang dan zonasi

3. Sanga Mandala: seperangkat aturan pembagian ruang dan zonasi berdasarkan arah

4. Tri Angga: konsep atau hierarki antara alam yang berbeda


5. Tri Loka: mirip dengan Tri Angga tetapi dengan alam yang berbeda

6. Asta Kosala Kosali: 8 pedoman desain arsitektur tentang simbol, kuil, tahapan, dan satuan
pengukuran

7. Arga Segara: axis suci antara gunung dan laut

Ciri- ciri desain bangungan Bali:

1. Harmoni dengan Alam

Konsep harmonisasi dengan alam menjadi karakter dan watak dasar arsitektur Bali.
Keharmonisan ini diperkuat melalui pemanfaatan material batu alam, ukiran kayu, dan bambu.
Material alami ini diharapkan dapat menciptakan keharmonisan antara manusia dengan
lingkungan, antar sesama manusia, dan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta.

2. Ukiran di batu dan kayu

Ukiran Bali mendapat pengaruh dari agama Hindu Majapahit. Awalnya ukiran ini
diletakkan di tempat ibadah, namun seiring perkembangan zaman, patung dengan pahatan unik
menjadi gaya arsitektur yang identik dengan Bali.

3. Zonasi ruang yang rapi

Keseimbangan pembagian ruang diperoleh dari penerapan filosofi Tri Angga dengan tiga
tingkatan, yaitu utama, madya, dan nista.
BAB III

I. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitataif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono,2011:9).

Dalam hal ini, peneliti akan meneliti tentang pengaruh akulturasi budaya pada interior
Restoran Atmosphere Resort Cafe kemudian hasil atau data yang diperoleh akan dianalisa dalam
perspektif ilmu desain interior.

II. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian yakni Restoran Atmosphere Resort Cafe terletak di Jl. Lengkong Besar
No.97, Paledang, Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat 40261.

III. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya, dalam penelitian kali ini
peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dimana peneliti secara langsung terjun ke
lapangan melihat fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Penelitian ini dilakukan di
Restoran Atmosphere Resort Cafe. Hal ini karena peneliti menjadi key instrument dalam
penelitian kualitatif, sehingga tidak dapat diwakilkan.

Data-data yang diperoleh peneliti kali ini diperoleh melalui tiga metode. Yaitu, metode
wawancara pengunjung dan staff, metode dokumentasi terhadap bangunan restoran baik interior
maupun eksterior, dan metode observasi terhadap desain dan pengunjung.

Setelah peneliti melakukan penelitian di Restoran Atmosphere Resort Cafe dengan


menggunakan metode wawancara secara mendalam terhadap informan, observasi partisipan serta
dokumentasi terkait kenyamanan restoran dengan konsep desain budaya bali, maka hasil
penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut.

Atmosphere Resort Cafe menjadi favorit karena desain interiornya yang unik yakni
mengadaptasi suasana di Bali. Dilihat dari elemen desain yang didominasi dengan material alam
seperti kayu.

Foto http://atmosphere.co.id/

Zoning ruang yang tertata juga terlihat pada pembagian ruangnya. Yakni, dining room
formal, dining room vip, dining room lesehan, dan garden area. Lantai pertama diisi dengan
tempat makan yang lebih formal dan lantai 2 disediakan tempat makan lesehan yang lebih santai.

Foto http://atmosphere.co.id/
Lahan yang cukup luas didesain dengan konsep hutan yang rimbun yang di dalamnya
terdapat gazebo di sekitar kolam. Suasana ini memberikan suasana refreshing dan relaxing bagi
pengunjung betah menikmati pemandangan yang indah.

Foto http://atmosphere.co.id/

Restoran Atmosphere Resort Cafe dapat menampung pengunjung dengan kapasitas 650
orang. Menu yang tersaji di kafe ini merupakan spesialisasi menu dari Eropa dan Indonesia.
Menu tersebut dikerjakan oleh koki profesional. Range harga menu main course mulai dari Rp.
50.000 hingga 200.000/net. Restoran Atmosphere Resort Cafe juga menyuguhi live music
performance yang tak jarang mengundang artis-artis tanah air.

Konsep desain yang diadopsi dari Restoran Atmosphere Resort Cafe adalah nuansa resort
bali yang cozy dan elegance serta homy. Dengan bangunan 2 tingkat yang memiliki banyak
bukaan sehingga memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Selain itu area garden didesain
seperti resort yang hijau dan sangat jarang ditemukan di kota Bandung. Atap bangunan
menggunakan jerami dan rangka kayu dan exposed ceiling. Interior dengan konsep open plan
namun tetap memberikan pembatas sekat partisi pada area makan yang lebih private.

Anda mungkin juga menyukai