(1)
Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi
Bandung.
(2)
Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
(3)
Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Sebagai sebuah proyek kawasan kuliner yang dibangun di sebuah perumahan baru, kawasan kuliner
ini tentunya harus didesain dengan sebuah konsep dasar yang baru dan berbeda dengan proyek-
proyek kawasan kuliner yang telah ada di Medan. Konsep tersebut harus menjawab isu-isu
perancangan proyek yaitu isu sirkulasi dan suasana (ambience) yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Suasana yang terbentuk bergantung pada desain sirkulasi pengunjungnya. Pendekatan
Serial Vision menjadi pendekatan dalam merancang yang paling cocok dalam merespon kedua isu
perancangan tersebut. Penerapan pendekatan Serial Vision dalam desain kawasan kuliner ini terlihat
dari bentuk massa bangunan-bangunan yang organik, sirkulasi pengunjung yang tidak monoton,
serta adanya fasilitas sky bridge dan sky terrace yang akan menciptakan sirkulasi pengunjung
menjadi kaya akan pengalaman ruang dan pemandangan yang berbeda.
Hal yang harus diperhatikan pada perancangan Selain guna menunjukkan bentuk bangunan
kawasan kuliner ini adalah mengenai bagai- yang lebih ikonik dan standout dari pada
mana cara untuk menjawab setiap isu yang bangunan-bangunan sekitar tapak, bentuk
menjadi fokus utama dalam proyek ini. Kedua massa tersebut merepresentasikan sebuah per-
isu utama tersebut adalah sirkulasi dan gerakan.
ambience (suasana).
Pergerakan tersebut berusaha untuk menjawab
Sirkulasi merupakan suatu pola lalu lintas atau isu sirkulasi yang menjadi fokus utama peran-
pergerakan yang terdapat dalam suatu area cangan ketika berjalan menelusuri keselurahan
atau bangunan. Sistem sirkulasi yang baik kawasan. Sirkulasi yang terbentuk dari bentuk
memberikan keluwesan pergerakan manusia, massa bangunan organik diharapkan dapat
pertimbangan ekonomis dan fungsional (Haris, memberikan pemandangan yang berbeda-beda
1975). Sedangkan ambience atau suasana ketika berjalan menelusuri keselurahan kawasan.
Untuk mendapatkan bentuk final, terdapat Kemudian, massa tersebut dibuat lebih dinamis
beberapa proses gubahan. Pertama, lahan yang dan melengkung untuk membentuk sirkulasi
relatif panjang tersebut dibagi menjadi massa- manusia yang lebih menarik dan tidak monoton.
massa yang lebih sederhana berdasarkan jalan Lalu, massa-massa bangunan yang masih
yang berhadapan langsung dengan tapak. tertata masih tersebut dirusak keteraturannya
Tujuan dari pembagian tersebut guna mem- untuk menghasilkan pergerakan manusia yang
bentuk jalur-jalur permeabilitas bagi pengunjung lebih bebas dan lebih alami lagi dibanding
yang hendak berpindah dari pusat komersial ke sebelumnya. Pada tahap akhir dilakukan
pusat pertokoan pada sisi barat tapak. Setiap penambahan unsur lansekap seperti sky bridge
pertemuan antara jalan dengan tapak merupa-
dan sky terrace untuk memperkaya pengala-
kan sebuah simpul atau node yang harus dires-
man ruang yang dialami pengunjung (gambar
pon. Simpul-simpul tersebut harus memiliki
3). Dengan pendekatan serial vision, setiap
bentuk yang jelas dan memiliki tampilan serta
sudut bangunan dan kawasan sengaja didesain
fungsi yang berbeda dari lingkungannya (Lynch,
berbeda ataupun memiliki fungsi yang berbeda
1960).
sehingga pengunjung dapat tertarik dan pena-
Permeabilitas merupakan kualitas kemudahan saran untuk mengunjungi keseluruhan kawasan
akses bagi orang-orang untuk berpindah dari kuliner ini. Hal tersebut terlihat dari dibedakan-
satu tempat ke tempat lain dengan melalui nya area drop off penumpang dengan entrance
sebuah bangunan atau lingkungan. Orang- utama kawasan kuliner bertujuan agar kera-
orang cenderung untuk memilih jalur singkat maian tidak terpusat pada suatu titik (gambar
yang menembus bangunan daripada harus 4).
berjalan memutari bangunan tersebut ketika
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain
(Hosseiny, 1998).
Area drop off pada bagian ujung utara tapak beberapa tititk. Adanya alternatif bagi
selain merespon sebuah monumen yang pengunjung untuk berjalan di bawah selasar
terletak pada arah timur laut tapak, juga atau di ruang terbuka telah menciptakan sebuah
bertujuan agar retail-retail pada bagian ujung- pengalaman ruang yang berbeda (gambar 6).
ujungtapak dapat tetap ramai dikunjungi oleh Berjalan pada elevasi yang berbeda memberikan
pengunjung. Selain drop off pada sisi utara sebuah suasana dan perspektif yang berbeda
tapak, pada sisi selatan tapak juga didesain ketika mengamati bangunan atau pemandangan
sebuah sunken court (gambar 5)yang dapat di kawasan kuliner ini.
dianggap sebagai anchor pada kawasan kuliner
ini.
Gambar. 5 Desaim Sunken Court Penggunaan sky terrace (gambar 7) dan sky
bridge (gambar 8) pada kawasan kuliner ini
Salah satu penerapan serial vision dalam desain memberikan sebuah nuansa yang baru kepada
sirkulasi kawasan kuliner ini terlihat dari sirkulasi pengunjung. Hal yang baru tersebut tentunya
pengunjung yang berkelok-kelok dan lurus pada akan mengundang pengunjung untuk datang