Anda di halaman 1dari 24

PERANCANGAN INTERIOR VEGETARIAN GOURMET CAFE DI

SUKABUMI

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh

Angela Devina 2201812236

Interior Design Program

Interior Design Study Program

School of Design

Universitas Bina Nusantara

Bandung

2022

i
PERANCANGAN INTERIOR VEGETARIAN GOURMET CAFE DI
SUKABUMI

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk gelar kesarjanaan pada

Program Studi Desain Interior

Jenjang Pendidikan Strata-1

Interior Design Program

Interior Design Study Program

School of Design

Universitas Bina Nusantara

Bandung

2022

ii
ABSTRAK

Pertumbuhan bisnis kafe semakin berkembang pesat seiring waktu dan mulai
bermunculan jenis-jenis kafe yang semakin spesifik menargetkan pasar tertentu, salah
satunya adalah gourmet cafe, adalah tempat yang mengakomodasi sajian sarapan,
makan siang dan makan malam dengan pelayanan yang megah dan cita rasa makanan
yang tinggi tetapi menyuguhkan suasana yang lebih santai atau tidak resmi. Di
Indonesia masih kurangnya tempat makan bertema vegetarian sehingga menggunakan
strategi perancangan interior yang menarik akan membuat masyarakat tertarik untuk
mampir dan mendukung pola makan yang lebih sehat. Interior sebuah kafe sangat
penting dikarenakan itulah yang membuat kafe memiliki personalitas yang akan
menentukan bagaimana orang memandang dan menghabiskan waktu di kafe tersebut.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey kafe dan tempat
makan vegetarian yang memiliki konsep interior yang unik. Maka dari itu,
perancangan vegetarian gourmet cafe ini bertujuan untuk menciptakan desain interior
yang menarik sehingga membuat pelangan tertarik untuk datang dan mendorong
pelanggan untuk memiliki pola hidup yang lebih sehat.

Kata Kunci : vegetarian, gourmet cafe, desain interior

ABSTRACT

The growth of the cafe business grew rapidly over time and types of cafes
began to appear specifically targeting certain markets, one of which was a gourmet
cafe, which is a place that accommodates breakfast, lunch and dinner offerings with
magnificent service and high taste of food, but presents a more relaxed or informal
atmosphere. In Indonesia, there is still a shortage of vegetarian-themed places to eat,
so the use of attractive interior design strategies will attract people to stop by and
support a healthier diet. The interior of a cafe is very important because that is what
makes the cafe have a personality that will determine how people perceive and spend
their time in the cafe. The data technique was carried out by conducting a survey of
cafes and vegetarian restaurants with unique interior concepts. Therefore, the design
of this vegetarian gourmet cafe aims to create an attractive interior design that will
attract customers to come and encourage customers to have a healthier lifestyle.

Keywords : vegetarian, gourmet cafe, interior design

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan sehingga penulis dapat merampungkan proposal tugas akhir dengan judul
“PERANCANGAN INTERIOR VEGETARIAN GOURMET CAFE SUKABUMI”.
Proposal tugas akhir ini dibuat dalam rangka memenuhi syarat menyelesaikan tugas
akhir Interior Design di Universitas Bina Nusantara. Proposal tugas akhir ini telah
disusun dengan maksimal berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan proposal ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


pihak-pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan
laporan ini, yaitu:

1. Para Dosen Desain Interior Universitas Binus Bandung yang telah


membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani
proses perkuliahan.
2. Kedua Orang Tua yang terkasih yang telah memberikan semangat dan
dukungan dari segala aspek yang penulis butuhkan.
3. Teman-teman jurusan Desain Interior yang telah saling mendukung dan
memberikan semangat.
4. Pihak-pihak lainnya yang telah membantu penulis, baik dalam
mendapatkan ilmu maupun dalam penyususan laporan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal tugas akhir ini masih jauh dari kata
sempurna dan oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan untuk
proposal tugas akhir ini agar dapat menjadi lebih baik lagi, Akhir kata besar harapan
penulis agar proposal tugas akhir ini bisa disetujui dan bisa dilanjutkan ke tahap
berikutnya.
Bandung, 7 Januari 2022

Angela Devina
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................. i


HALAMAN JUDUL.................................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup Perancangan .............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4
2.1 Tinjauan Umum .................................................................................................. 4
2.1.1 Pengetian Kafe ........................................................................................ 4
2.1.2 Pengetian Restoran Gourmet................................................................... 4
2.1.3 Pengetian Gourmet Cafe ......................................................................... 5
2.1.4 Pengetian Vegetarian .............................................................................. 5
2.1.5 Pengetian Sustainable Design ................................................................. 5
2.2 Tinjauan Khusus ................................................................................................. 6
2.2.1 Persyaratan Kafe ..................................................................................... 6
2.2.2 Tata Ruang Kafe ..................................................................................... 7
2.2.3 Persyaratan Ruang Kafe .......................................................................... 7
2.2.4 Sirkulasi dan Pencahayaan Kafe ............................................................. 8
2.2.5 Persyaratan Restoran ............................................................................... 8
2.2.6 Pedoman Dimensi Restoran .................................................................... 9
2.2.7 Perilaku Pembelian Konsumen ............................................................. 10
BAB III TUJUAN DAN MAMFAAT PERANCANGAN ........................................ 13
3.1 Tujuan Perancangan ......................................................................................... 13
3.2 Mamfaat Perancangan ...................................................................................... 13
BAB IV METODE PENELITIAN DAN TAHAP PENGUMPULAN DATA ......... 14
4.1 Metode Penelitian ............................................................................................. 14
4.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 14
4.3 Metode Perancangan ........................................................................................ 15
BAB V SISTEMIKA PENULISAN .......................................................................... 16

v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kafe merupakan gabungan dari karakter bar dan beberapa karakter
restoran. Di beberapa Negara, kafe dapat menyerupai resto, menawarkan aneka
makanan berat. Bagian terpenting dari sebuah Kafe dari awal mulanya adalah
fungsi sosialnya, tersedianya tempat dimana orang-orang pergi untuk
berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau ketika
menghabiskan waktu baik dalam kelompok/secara individu.
Dengan pertumbuhan bisnis kafe semakin pesat membuat semakin tinggi
lingkungan persaingan bagi para pemilik kafe, sehingga mulai banyaknya
muncul konsep – konsep yang unik dan berdeda agar dapat bersaing dan
menarik lebih banyak konsumen. Salah satunya konsep gourmet cafe yaitu
tempat yang mengakomodasi sajian sarapan, makan siang dan makan malam
dengan pelayanan yang megah dan cita rasa makanan yang tinggi tetapi
menyuguhkan suasana yang lebih santai atau tidak resmi. Dengan persaingan
tersebut pemilik kafe mulai menerapkan konsep pemasaran dan mencermati
perilaku konsumen serta mencari faktor– faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian. Setelah memahami kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pelanggan, maka terciptalah strategi yang baik agar dapat menarik
konsumen.
Saat ini vegetarian justru menjadi tren pola makan modern yang sehat,
karena vegetarian adalah sebuah pilihan gaya hidup, bukan mengikuti aliran
terkait agama tertentu. Alasan utama menjadi vegetarian biasanya demi
kesehatan. Namun disejumlah negara maju, alasan tadi telah bergeser menjadi
demi lingkungan dan etika. Sementara di Indonesia, vegetarian banyak
dianggap berkaitan dengan ajaran agama tertentu. Namun saat ini sudah
dianggap sebagai gaya hidup. Komunitas vegetarian di negara-negara maju
sekarang menempatkan lingkungan dan etika sebagai alasan. Lingkungan
dipakai sebagai alasan karena pemakaian energi untuk menghasilkan daging
teramat mahal dan merusak alam. Motif para vegan cukup beragam, ada yang
memilih menjalani vegetarian dikarenakan alasan kesehatan, menyayangi
binatang, hingga pencegahan global warming (pemanasan global). Tetapi

1
sayangnya tempat makan vegerarian di Indonesia masih belum terbilang
banyak dan masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang
vegetarian dan pengaruhnya pada dunia.
Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi. Meningkatnya temperatur global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air
laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan gobal yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis
hewan.
Hasil penelitian organisasi pangan dunia milik Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), Food and Agricultural Organization (FAO) tahun 2006
mengungkap fakta industri ternak, untuk memenuhi kebutuhan daging,
menyumbang emisi karbondioksida tertinggi yaitu 20%. Angka itu jauh lebih
besar ketimbang karbondioksida yang dihasilkan dari seluruh kendaraan
bermotor di dunia. Ditambah lagi, pembukaan lahan untuk peternakan juga
menyebabkan lahan hijau semakin menipis. Untuk mengurangi emisi
karbondioksida, maka banyak lahan yang digunakan untuk menanam tanaman
sayur dan buah sebagai pendukung program pemerintah, yaitu hutan Kota.
Melalui isu lingkungan inilah, banyak orang mengadopsi pola makan
vegetarian.
Perancangan vegetarian gourmet cafe menawarkan konsep yang unik
untuk tempat makan vegetarian, selain menarik perhatian konsumen juga
mendorong konsumen untuk melakukan pola hidup yang lebih sehat dan
mengedukasi masyarakat tentang dampak positif mengadopsi pola makan
vegetarian.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan yang dapat mempermudah langkah-langkah
penyelesaiannya.
Adapun pokok permasalahan adalah:
1. Bagaimana merancang tempat makan vegetarian dengan konsep gourmet
cafe?
2
2. Bagaimana membuat konsep desain interior gourmet cafe yang modern,
unik, dan menarik konsumen?
3. Bagaimana merancang interior gourmet cafe dengan menggunakan konsep
sustainable design?

1.3 Batasan Perancangan


Ruang lingkup perancangan interior vegetarian gourmet cafe yaitu:
1. Objek perancangan berupa interior sebuah vegetarian gourmet café di
Sukabumi
2. Fasilitas perancangan mencangkup ruang sebagai berikut:
• Area Pemesanan dan Kasir
• Area Makan
• Smoking/Non Smoking Area
• Dapur
• Bar Minuman
• Bar Makanan
• Ruang Karyawan
• Ruang Manager
• Ruang Penyimpanan Barang
• Janitor
• Toilet
3. Jam operasional kerja 09.00 – 22.00
4. Pengunjung dari semua kalangan usia yang meliputi balita, anak-anak,
remaja, dewasa, dan lanjut usia dengan tingkat ekonomi menengah ke
atas.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Pengertian Kafe
Istilah Kafe paling umum dijumpai di Negara Perancis yang kemudian
diadopsi oleh kota-kota di Inggris pada akhir abad ke-19. Istilah kafe (cafe)
berasal dari kata coffee yang berarti kopi. Menurut berbagai sumber
sejarah, kemunculan cafe di Eropa untuk pertama kalinya ditandai sebagi
awal munculnya kesadaran kaum intelaktual. Kafe dijadikan tempat
berdiskusi tentang berbagai macam hal, seperti sastra, budaya, politik, dan
filsafat. Pada jaman itu mulai bermunculan karya-karya sastra, filsafat,
surat kabar, jurnal, dan minat baca dalam masyarakat mulai tumbuh. Pada
dasarnya kafe itu sendiri mempunyai arti harfiah kedai kopi / tempat
menikmati makanan dan minuman sambil menikmati hiburan, dengan
berkembangnya jaman kafe ini semakin luas artinya tidak saja menjadi
tempat menikmati makanan dan minuman tetapi juga menjadi tempat
bersosialisasi dan mencari teman baru. Jadi setiap perancangan interior
kafe harus menghadirkan suasana akrab yang tercipta dari hasil
perancangan dari pertimbangan apakah kafe ini memungkinkan terjadinya
interaksi sosial yang diharapkan.

2.1.2 Pengertian Restoran Gourmet


Merupakan tempat untuk makan dan minum yang biasanya
diperuntukkam bagi orang-orang yang sangat mengerti akan cita rasa
sehingga banyak menyediakan makanan-makanan lezat dengan pelayanan
yang megah dan harga yang mahal.
2.1.3 Pengertian Gourmet Cafe
Merupakan tempat yang mengakomodasi sajian sarapan, makan siang
dan makan malam dengan pelayanan yang megah dan cita rasa makanan
yang tinggi tetapi menyuguhkan suasana yang lebih santai atau tidak resmi.
Salah satu ciri khas dari gourmet cafe adalah pelanggan bisa memesan,
memilih dan menciptakan sajian kesukaan mereka sendiri seperti contohnya
create your own salad dan create your own sandwich. Gourmet cafe juga
menyediakan afternoon tea package dengan space yang luas.

4
2.1.4 Pengertian Vegetarian
Vegetarian adalah cara makan yang tidak lagi mengonsumsi makanan
berbasis hewan. Namun, terkadang ada pengecualian untuk telur (ovo) dan/
atau produk susu dan turunannya seperti keju, youghurt, dan krim (lacto).
Vegan adalah cara makan yang tidak lagi mengonsumsi makanan berbasis
hewan, termasuk juga tidak makan telur, dan/ atau produk susu dan
turunannya seperti keju, youghurt, dan krim. Sophie Navita (2016:128)
Vegetarian memiliki beberapa macam jenis-jenisnya dijelaskan oleh Ara
Rossi (2012:9-19) yaitu:
• Vegetarian fruitarian
kelompok ini pantang mengkonsumsi produk hewani dan tanaman
yang langsung mati saat dipanen, seperti lobak dan wortel. Penganut
vegetarian fluctarian ini beresiko kekurangan zat gizi.
• Vegan
Kelompok ini sama sekali tidak mengonsumsi makanan yang berasal
dari hewan, Vegan adalah golongan vegetarian murni, mereka sama
sekali tidak menyantap daging, susu, telur, dan hasil olahannya.
Mereka hanya makan-makanan yang berasal dari nabati. Pola makan
vegan rawan akan kekurangan zat-zat gizi tertentu, mengingat
produk hewani yang dipantangkan merupakan sumber protein, oleh
sebab itu kelompok vegan harus pintar-pintar mengatur pola makan.
• Lacto-ovo vegetarian
Kelompok ini masih mau mengkonsumsi telur dan susu
• Ovo-vegetarian
Kelompok ini masih mengkonsumsi telur
• Lacto-vegetarian
Kelompok ini, selain mengkonsumsi bahan makanan nabati, masih
mengonsumsi susu dan olahannya, seperti youghurt dan keju.
• Vegetarian Pesco
Kelompok ini diperbolehkan menyantap ikan, namun produk nabati
tetap merupakan makanan utama.
• Semi-vegetarian

5
Kelompok ini paling longgar di bandingkan jenis vegetarian yang
lain. Kelompok ini pantang makan daging merah namun masih
memperbolehkan makan daging unggas.

2.1.5 Pengertian Sustainable Design


Sustainable Design adalah suatu hubungan atau menjadi sebuah suatu
metode dari penanaman atau penggunaan sumber daya, dimana agar sumber
daya tersebut tidak rusak secara permanen.Siklus hidup Sustainable adalah
dari pengambilan material asli di alam kemudian diolah di pabrik kemudian
didistribusikan ke konsumen, digunakan oleh konsumen kemudian didaur
ulang, diperbaiki atau diolah kembali di pabrik.
Prinsip Sustainable Design dibagi menjadi 3 area primer yaitu :
operasional, filosofi , dan praktek.
• Prinsip filosofi : menghargai kebutuhan masyarakat pada generasi
sekarang dan generasi di masa datang, efisiensi energi seperti
pengelolaan sumber daya alam , dan solusi sustainable yang hemat
biaya, perawatan mudah.
• Prinsip praktek : mengurangi dan menghilangkan polutan pada
lingkungan dan suatu produk, material, finishing dan sistem
bangunan, produk yang tahan lama.
• Prinsip sustainable adalah suatu pegangan yang harus dipatuhi,
dimana hubungan antara lingkungan alam dan manusia sangat dekat
dan saling berkaitan demi menciptakan kehidupan yang
berkelanjutan dan lebih baik.

2.2 Tinjauan Khusus


2.2.1 Persyaratan Kafe
Kafe memiliki sebuah prinsip yang menyangkut persyaratan, yaitu
persyaratan mengenai kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada
kebutuhan ruang gerak atau individu. Kebutuhan ruang gerak bagi individu
adalah 1,4-1,7 m2. Desain mebel, dalam perancangan desain interior sebuah
kafe dapat mempengaruhi seorang pengunjung untuk berlama-lama duduk
ataupun datang, makan lalu pergi. Standart dudukan kursi adalah 40x40 cm,

6
tetapi sebaiknya dibuat 45x45 cm agar pengunjung betah untuk berlama-
lama.
2.2.2 Tata Ruang Kafe
Tata ruang kafe hendanya didesain sedemikian rupa sehingga peletakan
meja dan kursi dapat diatur bervariasi dan dapat dirubah susunannya
sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang
menginginkan tempat duduk secara berkelompok dalam satu meja.
Tata ruang kafe sebaiknya memiliki fasilitas ruangan yang memadai
agar dapat memberikan memberikan dukungan pekerja melakukan
aktifitasnya, sehingga akan menghasilkan mutu produk yang berkualitas
serta memberikan kenyamanan dan keselamatan kerja bagi para pekerja
maupun kenyamanan bagi pelanggan kafe untuk menikmati produk kafe
tersebut.
Tata ruang kafe tentunya dirancang dan dibangun dengan
mempertimbangkan siklus kegiatan operasional, dimulai dari ruangan
sebagai tempat melakukan kegiatan awal yakni penerimaan bahan mentah
kemudian diproses sampai dengan penyajiannya.
2.2.3 Persyaratan Ruang Kafe
1. Ruang Depan
Ruang depan yang dimaksud disini adalah ruangan-ruangan yang
memiliki fungsi dan kegunaan yang diperuntukkan bagi pelanggan
maupun pengunjung café. Persyaratan ruang depan yaitu:
• Penyekat antara café dengan dapur harus tahan api.
• Tersedia pintu keluar darurat atau tangga darurat.
• Pintu keluar atau masuk pelanggan dengan pintu masuk atau keluar
pegawai terpisah.
• Selalu terpasang alat deteksi kebakaran.
• Sirkulasi pegawai dan pengunjung terjaga dengan baik.
• Mudah untuk dibersikan dan dirawat.

2. Ruang Belakang
Ruang belakang adalah ruang-ruang yang mempunyai fungsi dan
kegunaan sebagai area penyimpanan, persiapan pengilahan produk

7
makanan dan minuman yang digunakan untuk menampung aktifitas
karyawan dan terlarang bagi pengunjung. Syarat ruang belakang yaitu:
• Penerangan cukup untuk melakukan aktifitas.
• Saluran pembuangan air memadai dan lancar.
• Terpasang alat penghisap atau saluran pembuangan asap dapur.

2.2.4 Sirkulasi dan Pencahayaan Kafe


Beberapa teori tentang sirkulasi dalam kafe antara lain :
• Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh terjadi
bersilangan. Dikatakan bersilangan jika sirkulasi antara pelayan dan
pengunjung saling bertemu tanpa adanya sirkulasi alternatif lainnya.
Pelayan sebaiknya mempunyai sirkulasi sendiri sehingga ketika
sekali melayani suatu tempat dapat sekaligus melayani tempat
lainnya.
• Sirkulasi dalam kafe dapat dilewati pengunjung, kereta makanan,
dan pelayanan ketika melayani. Kebutuhan akan meja dan tempat
duduk yang ideal untuk aktivitas makan dan minum di area makan.

Beberapa teori tentang sirkulasi dalam kafe antara lain :


• Pencahayaan yang terlalu terang / kurang terang dapat
mengakibatkan mata menjadi sakit. Hal tersebut berkaitan dengan
waktu penggunaan yang cukup lama, misal pengunjung yang sedang
bersantai sambil berbincang- bincang dan pelayan yang kurang lebih
bertugas selama enam jam.
• Pencahayaan seragam menyebabkan atmosfer terasa membosankan.
Pencahayaan yang terlalu tajam menyebabkan makanan kelihatan
tidak nikmat untuk dimakan.
• Untuk tingkat aktivitas tinggi seperti dapur, gudang, dan kasir
pembayaran harus menggunakan pencahayaan terang.

2.2.5 Persyaratan Restoran


Menurut buku Pengantar Akomodasi dan Restoran, persyaratan
restoran antara lain:

1. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luasan restoran, dengan


ketentuan 1.5m2 per tempat duduk.

8
2. Tinggi restoran tidak boleh lebih rendah dari 2.60m.
3. Letak restoran berhubungan langsung dengan dapur (induk/tambahan)
dilengkapi dengan pintu untuk masuk dan keluar yang berbeda atau
dipisahkan (satu arah).
4. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udara.
5. Restoran letaknya harus berdampingan dengan toilet umum yang
terpisah untuk pria dan wanita (WC, urinoir, dan kamar mandi).
6. Sebagai dekorasi dinding, dapat juga digunakan dinding wallpaper
dengan motif dan warna yang bervariasi, sebaiknya menggunakan
warna yang terang dan lembut agar dapat memberikan kesan indah,
anggun, bersih dan leluasa.
7. Lantai dapat berperan sebagai pengatur sirkulasi dan menyerap bunyi.
Lantai restoran sebaiknya mudah dibersihkan, sesuai dengan suasana
restoran.
2.2.6 Pedoman Dimensi Restoran
Menurut buku Manajemen Food and Beverage Service Hotel, pedoman
luas restoran adalah :
1. Luas restoran (tidak termasuk dapur restoran) adalah 1.6m2/orang.
2. Luas dapur termasuk penyimpanan makanan, cuci dan chief office
adalah 40% dari luas restoran.
3. Luas service bar (tidak tergantung dengan jumlah pelanggan) adalah
50m2.
Menurut buku Data Arsitek, persyaratan luas ruang restoran adalah :
1. Restoran /ruang makan khusus
Kebutuhan luas ruangannya bermacam-macam. Yang diperlukan untuk
melengkapi kebutuhan restoran ini antara lain: peragaan masakan atau
minuman, lantai untuk menari/pertunjukan kesenian, dekorasi khusus,
dll. Bar biasanya diasukkan kedalam kebutuhan ruang restoran.
2. Restoran Tradisonal
Perhitungan luas ruang mengikuti perkiraan 1,3-2,9m2/orang,
tergantung jenis yang dijual. Dilengkapi ruang-ruang untuk peragaan
makanan, lampu-lampu kuno, tempat duduk yang luas dan sekaligus
ruang untuk meja. Menurut buku Dinning Space, meja bar memiliki
tinggi 105cm dan lebar 70cm, kursi bar memiliki tinggi 75cm dari lantai,
9
counter untuk 10orang berukuran 260 x 250cm. meja kursi makan untuk
4orang berukuran 170 x 120cm. Ruang VIP dengan kapasitas 8orang
berukuran 420 x 360cm atau 500 x 300cm. Menurut Human Dimension,
jangkauan untuk mengambil makanan pada area self service antara 50-
85cm dengan ketinggian meja antara 75-120cm.
2.2.7 Perilaku Pembelian Konsumen
Konsumen membutuhkan banyak waktu untuk pencarian informasi
terutama untuk produk yang sangat jarang dipakai (Kardes et al, 2011).
Banyak merek dapat dievaluasi secara terpisah untuk dilihat merek mana
yang paling sesuai dengan karakteristik yang diinginkan (Kotler &
Armstrong, 2010).
Di sisi lain, faktor keputusan pembelian konsumen individu ataupun
kelompok akan berbeda karena latar belakang, usia dan tahap kehidupan
(Kardes et al, 2011). Perilaku mereka saat memilih, membeli, menggunakan
dan membuang produk, gagasan, layanan atau pengalaman. Hal yang
menarik adalah proses konsumen memutuskan sesuatu (Schiffman & Kanuk,
2010). Pemasar harus mempelajari pola beli konsumen: dimana, apa dan
mengapa. Permasalahan itu tidak mudah dipecahkan karena jawabannya
terkunci dalam pikiran konsumen (Kardes et al, 2011; Kotler & Armstrong,
2010).
Perilaku konsumen dapat dipelajari dari perilaku pembelian
sebelumnya. Pemasar dapat memperkirakan perilaku konsumen di masa
depan. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor: budaya,
sosial, pribadi dan psikologi (Schiffman & Kanuk, 2010; Kotler &
Armstrong, 2010). Berikut 4 faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen:
• Faktor Budaya
Budaya adalah kepercayaan manusia yang majemuk meliputi: peran
mereka, perilaku, nilai, kebiasaan dan tradisi mereka (Islamoğlu,
2015). Budaya adalah keinginan atau tujuan bersama di antara
anggota masyarakat, adat istiadat, norma dan tradisi (Schiffman &
Kanuk, 2010). Oleh karena itu, budaya adalah seperangkat nilai
dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang diadaptasi oleh
konsumen dari keluarga mereka atau institusi sosial penting lainnya.
10
Faktor budaya merupakan nilai dasar, persepsi, hasrat dan tingkah
laku konsumen dari keluarga mereka atau institusi sosial penting
lainnya. Budaya sebagian besar dibangun oleh masyarakat dimana
konsumen tumbuh dewasa. Setiap kelompok budaya memiliki
banyak subkultur yaitu warga negara, agama, kelompok ras, dan
wilayah geografis. Subkultur ini merupakan segmen pelanggan
penting. Pemasar hendaknya merancang produk dan iklan secara
khusus sesuai dengan segmen pasarnya. Contoh segmen konsumen
dalam kategori usia atau keuangan.
• Faktor Kepribadian
Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor pribadi seperti umur,
siklus hidup, pekerjaan, ekonomi, gaya hidup, konsep diri, nilai,
gaya hidup, hobi dan kebiasaan konsumen. Siklus ini
diklasifikasikan pada tahap: pasangan yang belum menikah,
pasangan tanpa anak, individu dan orang tua tunggal (Kotler &
Armstrong, 2010). Daya beli konsumen akan mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen dan mereka biasa bersosialisasi satu
sama lain dalam nilai dan gagasan yang sama (Al-Azzam A., 2014).
• Faktor Sosial
Faktor sosial mempengaruhi perilaku konsumen secara signifikan.
Faktor sosial yang penting adalah: kelompok referensi, keluarga,
peran dan status (Perreau, 2014). Kebiasaan lingkungan keluarga
membentuk nilai dan kepribadian konsumen sehingga individu
memiliki presepsi, sikap dan pendapat tentang tentang merek atau
produk (Kotler & Armstrong, 2010). Persepsi konsumen tentang
merek produk akan sama namun referensi akan mempengaruhi citra
diri dan perilaku konsumen. Referensi yang lebih kuat adalah
aspirasi, dimana aspirasi konsumen bercita-cita jadi bagiannya
nantinya (Kotler & Armstrong, 2010). Kekayaan, pendidikan atau
pekerjaan mencerminkan posisi individu dalam kelompok sosial.
Status sosial penting karena ingin kekaguman orang lain. Status
sosial akan merek atau produk bisa diakuisisi sebagai suksesnya
individu (Kotler & Armstrong, 2010, Rana et al., 2014).
• Faktor Psikologis
11
Pilihan pembeli juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis,
yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan kepercayaan.
Konsumen membutuhkan pengakuan. Pengakuan (motif) bisa
meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup agar konsumen
merasa puas. Seseorang yang termotivasi maka mereka siap
bertindak. Tindakan konsumen merupakan insidental learning.
Konsumen yang memiliki pengalaman negatif akan sesuatu maka
konsumen itu cenderung menghindarinya di masa depan (Schiffman
& Kanuk, 2010; Kotler & Armstrong, 2010).

12
BAB III
TUJUAN DAN MAMFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


1. Merancang interior tempat makan vegetarian dengan konsep gourmet cafe.
2. Merancang interior gourmet cafe dengan konsep interior yang unik, modern
dan menarik konsumen.
3. Membuat perancangan interior gourmet cafe dengan konsep sustainable
design.

3.2 Mamfaat Penelitian


Dalam perancangan interior vegetarian gourmet cafe dapat memberikan
banyak manfaat yang berguna bagi pihak-pihak, diantaranya:
1. Pengunjung/ Masyarakat.
Dapat memberi informasi dan menyebar luaskan ajaran yang berguna tentang
pola hidup sehat melalui makanan vegetarian.
2. Mahasiswa
Menambah wawasan mengenai teknik perancangan yang baik dan dapat
menerapkannya.
3. Lembaga
Dalam bidang akademik diharapkan dapat menambah referensi dalam
perancangan interior pada bangunan komersial khususnya sebagai
perancangan vegetarian gourmet cafe.

13
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian


Perancangan interior vegetarian gourmet cafe memiliki metode penelitian
untuk mendapatkan data yang diperlukan. Terdapat dua jenis metode penelitian
yang dapat digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam
perancangan interior gourmet cafe ini, metode yang akan digunakan yaitu metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sering digunakan sebagai penelitian
tentang kehidupan suatu masyarakat karena sudut pandang antara satu orang
dengan lainnya belum tentu sama. Data yang dihasilkan pada penelitian kualitatif
bukanlah data yang dapat dihitung secara statistik namun berupa data deskriptif,
berupa kata-kata, hasil survey atau pernyataan responden yang dapat akan
digunakan sebagai sumber data.

4.2 Teknik Pengumpulan Data


Berikut merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan:
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan bentuk pengumpulan data dalam penelitian yang
biasanya diambil dari sumber buku, artikel jurnal, tesis skripsi, maupun berasal
dari sumber internet. Studi literatur dalam perancangan ini berkaitan dengan
topik interior kafe.
2. Survey Lapangan
Merupakan tahapan setelah melakukan pengumpulan data literatur. Metode ini
dilakukan dengan melakukan kunjungan secara langsung ke lokasi. Manfaat
survey lapangan ialah untuk mendapatkan data yang lebih spesifik yang tidak
didapat dari studi literatur.
3. Survey Online
Merupakan tahapan pengumpulan data secara online dengan membagikan
kuisioner di internet di mana semua orang bisa mengisinya dan memudahkan
peneliti untuk mendapat data statistika tentang seberapa paham masyarakat
Indonesia tentang pola makan yang sehat dan ketertarikan mencoba produk
makanan vegetarian.
4. Observasi

14
Merupakan tahapan yang dilakukan peneliti terkait dengan bentuk fisik yang ada
di lapangan. Sumber penelitian observasi dilakukan secara langsung dengan
mengamati dan mencatat aktivitas objek yang diteliti. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat melakukan survey yaitu pola perilaku, aktivitas atau kegiatan
konsumen saat ke kafe.
5. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu sumber akurat untuk mendapatkan data secara
langsung dari narasumber yang ada di lapangan. Sumber berasal dari wawancara
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada pengunjung kafe dan
menanyakan opini tentang vegetarian dan melakukan survey terkait hal tersebut.
Melakukan dokumentasi terkait objek yang diteliti. Salah satu Teknik
dokumentasi yang dilakukan peneliti berupa dokumen tertulis dan foto-foto yang
di ambil melalui media elektronik.

4.3 Metode Perancangan


Metode perancangan ini Surakarta mengadopsi pendapat Pamudji Suptandar,
tahapan proses desain tersebut dapat dilihat pada skema di bawah ini :

OBJEK
Proses
Design
Data Data Umum Data Lapangan
Input Lapangan

Pembahasan

Manusia dan Aktivitas

Sintesa Kebutuhan Ruang

Program Ruang

Layout/Layout Unsur Bentuk Kondisi Kondisi


Pengisi ruang
Furniture Ruang ruang ruang

Alternatif Design

Output Keputusan
Design

15
BAB V
SISTEMIKA PENULISAN

ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai pendahuluan yang merupakan bagian awal dari suatu
proposal. Pendahuluan ini memberi penjelasan mengenai sub bab latar belakang,
rumusan masalah, dan batasan perancangan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka berisi penjelasan topik yang dibahas. Tinjauan pustaka memiliki
peran penting dalam memperkuat suatu penelitian dan perancangan karena
menunjukkan teori yang sedang diteliti. Teori yang digunakan yaitu yang berhubungan
dengan topik yang akan dirancang. Menjelaskan berbagai definisi umum, definisi
secara signifikan, jenis, dan berbagai isi teori terkait dengan topik yang telah dipilih.
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Bab ini berisikan mengenai tujuan dan manfaat perancangan interior berdasarkan hasil
masalah ditemukan. Perancangan dibuat sebagai konstribusi desainer sebagai jawaban
akan masalah yang timbul di masyarakat.
BAB 4 METODE PENELITIAN
Bab yang berisi penjabaran metode penelitian dan tahapan perancangan yang akan
dilakukan. Mulai dari metode yang dipilih, Teknik pengumpulan data melalui survey,
wawancara hin gga skema proses mendesain dari awal hingga perancangan selesai.
BAB 5 HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Hasil dan luaran yang dicapai berisikan Analisa hasil survey yang telah dilakukan dan
juga konsep perancangan mengenai judul yang diangkat.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab yang berisi mengenai kesimpulan dari hasil perancangan yang telah dicapai dan
memberikan saran yang bersifat mendukung untuk perkembangan masa depan yang
lebih baik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sriwardiningsih, E., & Notoatmodjo, B. (2020). Budaya, Kepribadian, Sosial, Psikologi


Berpengaruh pada Perilaku Pemilihan Lokasi Café pada Konsumen Penikmat Kopi. Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Perbankan (Journal of Economics, Management and Banking),
5(1), 12-17.

PERMATASARI, T. V. (2015). PERANCANGAN INTERIOR RESTORAN VEGETARIAN DI


SURAKARTA (Doctoral dissertation, INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA).

Hidayat, D. W., & Setiawan, A. P. (2015). Perancangan Interior Cafe dan Restoran Khas
Surabaya di Jalan Embong Malang Surabaya. Intra, 3(2), 92-101.

Karjodihardjo, Y. H., & Honggowidjaja, S. P. (2015). Perancangan interior library cafe di


Surabaya. Intra, 3(2), 256-267.

Rasmana, I. M. D. D. (2018). Perancangan Interior Viavia Cafe-Resto Yogyakarta DEngan


Tema Keramahtamahan Nusantara (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia
Yogyakarta).

Westerveld, W. F. (2021). Designing a new vegetarian restaurant concept: Redesigning the


customer experience and customer journey for the next generation of vegetarian restaurants.

Setiawan, D., & Natalia, D. A. R. (2020). Penerapan Sustainable Design dalam Perancangan
Taman Budaya di Kabupaten Klaten. Sinektika: Jurnal Arsitektur, 16(1), 37-43.

Febriany, K. (2013). Penerapan Sustainable Design Terhadap Material Interior Pada Green
Village di Bali (Garden Villa). Intra, 1(2).

Candra, M. L. (2018). Peran Waiters/Waitress Dalam Meningkatkan Kepuasan Customers Di


Restoran Bumbu Desa Aston Hotel and Conference Center.

Susanto, M., & Setiawan, A. P. (2014). Perancangan Interior Café Dessert dan Cake Shop di
Surabaya. Intra, 2(2), 271-276.

Rahayu, T., & Auliana, R. (2017). PENGETAHUAN TENTANG VEGETARIAN DAN POLA
MAKAN PENGUNJUNG DI RESTORAN LOVING HUT JALAN DEMANGAN BARU NO. 16
YOGYAKARTA. E-Journal Student PEND. TEKNIK BOGA-S1, 6(4).

17
DATA INTERNET
https://www.posist.com/restaurant-times/singapore/cafe-interior-design-tips.html
(Selasa 4-01-2022, 21.42 WIB)
https://hotelier.id/apa-itu-gourmet/ (Selasa 4-01-2022, 21.42 WIB)

18

Anda mungkin juga menyukai