Pernikahan adalah sesuatu yang sakral yang dibangun dari sebuah ikatan yang suci,
bahkan pada beberapa agama terdapat kepercayaan bahwa pernikahan hanya terjadi
untuk sekali seumur hidup dan hanya maut yang dapat memisahkan mereka. Pernikahan
tidak hanya sekedar menyatukan sepasang kekasih, tetapi juga menyatukan dua keluarga
yang berbeda budaya dan latar belakang. Sekalipun pernikahan terdiri dari dua pribadi
yang banyak memiliki perbedaan, tetapi perbedaan yang ada akan menjadi bekal mereka
dalam mengarungi bahtera rumah tangga sebagai hal yang mampu melengkapi satu
dengan lainnya. Perbedaan yang ada tidak menjadi penghambat untuk melakukan sebuah
pernikahan, sebaliknya perbedaan yang ada mampu menjadi perekat bagi mereka untuk
saling mengisi dan melengkapi satu sama lain.
Pernikahan mengandung banyak sekali makna yang di dalamnya juga membutuhkan
kerjasama. Pernikahan adalah momen penting sekali seumur hidup, dan siapapun ingin
tampil yang terbaik. Semua pasangan pasti memimpikan acara pernikahan yang
sempurna dan berkesan. Kesempurnaan yang mereka dambakan bukanlah tanpa alasan,
acara pernikahan merupakan acara yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Setiap
momen dalam acara pernikahan hanya akan diabadikan sekali seumur hidup dan tidak
akan pernah dapat diulang. Momen-momen bahagia dan berkesan dalam acara
pernikahan akan menjadi kenangan sepanjang hidup sebagai bagian dari sejarah
perjalanan hidup setiap pasangan. Momen yang indah dan berkesan harus dipersiapkan
secara matang dan terorganisir agar acara pernikahan dapat berjalan dengan lancar.
Hal ini berhubungan dengan profil pelajar Pancasila, dimana di era modern ini kita
tetap bisa mengetahui adat adat yang ada di Indonesia sebagai bentuk rasa cinta tanah air.
Dan dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil
(kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam
konteks tersebut, profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi
fokus di dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kompetensi profil pelajar Pancasila memperhatikan faktor internal yang berkaitan
dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, serta faktor eksternal yang
berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang
sedang menghadapi masa revolusi industri 4.0.
Pelajar Indonesia diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang
demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karenanya,
pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, Pelajar
Indonesia juga diharapkan memiliki kompetensi untuk menjadi warga negara yang
demokratis serta menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21. Oleh karenanya,
Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya
fokus pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai
bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
“... perlulah anak anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan
rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup
rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan kemudian tidak hidup
berpisahan dengan rakyatnya.” Ki Hadjar Dewantara. Di dalam proyek kali ini,
melibatkan seluruh siswa di setiap kelasnya, sehingga akan memunculkan rasa tanggung
jawab yang besar pada setiap individu untuk menjalankan tugas-tugasnya dan dapat
melaksanakan proyek dengan baik. Selain itu juga, pernikahan adat sunda merupakan
suatu tradisi ataupun adat yang secara langsung oleh masyarakat. Kegiatan proyek ini
dapat diartikan sebagai bentuk dari ‘mengalami’ langsung apa yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar, terutama adat Sunda.
Pernikahan sendiri merupakan bagian dari budaya, dalam sebuah tradisi pernikahan
terdapat ritual yang berdasarkan adat istiadat dan sesuai dengan asal pengantin serta
dipercaya oleh masyaarakat setempat. Di dalam pernikahan adat Sunda, masyarakat akan
melakukan adat Sunda. Secara antropologi-budaya dapat dikatakan bahwa yang disebut
suku Sunda adalah orang-orang yang turun-temurun menggunakan Bahasa sunda serta
dialeknya dalam kehidupan sehari-hari dan berasal dari daerah Jawa Barat.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu
dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar
untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar
Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk
menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar
Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan,
dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari
intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan
dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
Rp
JUMLAH 4.850.000
2.3 RUNDOWN ACARA
WAKTU KEGIATAN
08.00-08.08 Mapag Panganten
08.10-08.12 Ngalungan
08.20-08.25 Seserahan
08.45-09.00 Sungkem
09.00-09.15 Sawer
09.45-09.50 Persembahan
09.50-10.00 Penutupan
BAB III
PENUTUP
Demikian proposal pengadaan sarana dan prasarana proposal ini kami buat sebagai
bahan dalam melakukan pertimbangan. Meski masih jauh dari kata sempurna kami berharap
permohonan yang kami ajukan dapat diterima.
Kritik dan saran juga kami harapkan agar penyusunan proposal di masa yang akan
datang menjadi lebih sempurna. Atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih.
Menyetujui
(………………………….) (………………………….)
Pembina III.
(………………………….)