Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEGIATAN P5 TEMA PILIHAN KEARIFAN LOKAL

“ Bersama Adat dan Budaya Betawi kita Tingkatkan Cinta terhadap Tanah Air ”
TAHUN 2023

Disusun oleh kelas 10 Pemasaran 1 Pembimbing


: Fitri Arisandi, S. Pd.
Nama Kelompok :
1. Daffa Satria
2. Haichal Fathin Mauludin
3. Hamdani
4. Muhammad Reza Rohmandi

SMK KEMALA BHAYANGKARI DELOG


Jl. Ampera Raya Komplek POLRI Jl. C no. 1 Ragunan – Pasar Minggu
Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan Kegiatan Proyek Penguatan

Profil Pelajar Pancasila ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi

kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari hasil kegiatan belajar mengajar di sekolah,

maupun dalam menunaikan proyek ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu

diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan Laporan Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,

di antaranya:

1. Hartono Joko Santoso, SE selaku Kepala SMK Kemala Bhayangkari Delog.

2. Buntaran Budyanto, SE selaku Wakil Kepala Sekolah

3. Asih Wisatasari, MM, M Pd selaku Koordinataor Kegiatan P5.

4. Fitri Arisandi, S. Pd. selaku Pembimbing Kelompok

5. Bapak/Ibu guru SMK Kemala Bhayangkari Delog

6. Rekan Se-angkatan.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat

membantu bagi kemajuan serta perkembangan SMK Kemala Bhayangkari Delog. Kami ucapkan

terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah Swt. membalas

semua kebaikannya. Amin.

Jakarta, 20 Juni 2023

Penyusun
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja atau dikenal

dengan P5 merupakan pembelajaran yang ditekankan pada pendidikan budi pekerti,

pendidikan karakter bangsa, pendidikan berbasis budaya, untuk membangun

"karakter" dengan enam ciri utama profil pelajar Pancasila. Peran guru, peserta didik

dan lingkungan sekolah, terutama dunia kerja dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila, adalah membuka ekosistem terbuka untuk menampung partisipasi

seluasluasnya. Keterlibatan masyarakat terutama dunia kerja dalam kegiatan

pembelajaran di SMK menjadi suatu keharusan agar semua kegiatan di sekolah

berkontribusi kepada lingkungan, masyarakat sekitar, dan dunia kerja.

Proyek ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu agar mampu

mengamati dan memikirkan solusi atas permasalahan yang muncul di lingkungan

sekitar. Selain itu, P5 muncul untuk menguatkan berbagai kompetensi peserta didik

agar sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Guru dari semua mapel bertugas menjadi

fasilitator P5 untuk membangun kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Melalui pembelajaran ini, di SMK Kemala Bhayangkari Delog Jakarta peserta

didik diarahkan untuk mengenali dirinya, membangun mimpi, memahami potensi

yang dimiliki, merancang usaha kreatif, membangun kerja sama dengan instansi lain,

hingga membuat jalur kehidupan yang akan dilaluinya di masa depan.

B. Tujuan kegiatan

1. Meningkatkan pemahaman kita tentang kearifan lokal Betawi, termasuk sejarah,

budaya, dan nilai-nilai yang melekat pada masyarakat Betawi.


2. Mengembangkan keterampilan kita dalam mempelajari dan menganalisis kearifan

lokal Betawi, seperti melakukan riset, wawancara, dan observasi lapangan.

3. Meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya melestarikan kearifan lokal

Betawi, serta mengembangkan keterampilan siswa dalam berpartisipasi aktif

dalam upaya melestarikan kearifan lokal tersebut.

C. Manfaat Kegiatan

1. Mendorong kita untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam

mempromosikan dan memasyarakatkan kearifan lokal Betawi, baik melalui media

digital maupun media tradisional.

2. Meningkatkan rasa kebersamaan dan toleransi kita, serta memperkuat nilai-nilai

persatuan dan kerukunan dalam keragaman melalui pemahaman dan penghargaan

terhadap kearifan lokal Betawi.

3. Membantu kita untuk mempersiapkan diri sebagai warga yang berkontribusi

dalam melestarikan kearifan lokal Betawi, dan mempersiapkan diri sebagai calon

pemimpin masa depan yang memperjuangkan keberlangsungan kearifan lokal

sebagai bagian dari identitas bangsa.

Bab II Hasil Laporan Kegiatan

A. Sekilas tentang kearifan lokal

a. Pengertian kearifan local

Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan setempat yang bersifat


bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanaman dan diikuti oleh
anggota masyarakatnya (Sartini, 2004).

kearifan lokal sebagai kecerdasan manusia yang dimiliki oleh


kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat.
( Rahyono,2009).
Menurut Penulis Kearifan Lokal merujuk pada pengetahuan, nilainilai,
tradisi, dan praktik yang berkembang dalam suatu masyarakat atau komunitas
tertentu.

b. Ciri ciri kearifan local

1. Mampu bertahan terhadap budaya luar

2. Mampu mengakomodasi budaya luar

3. Mampu mengintegrasikan budaya luar dengan budaya asli

4. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

5. Mampu mengendalikan o Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible

c. Jenis jenis kearifan local

Jenis- jenis kearifan lokal itu antara lain

Sesuai dengan namanya, kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang

bisa kita lihat dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau

tangible ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual

seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.

1. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible

Kebalikan dari kearifan lokal berwujud yang nyata dan bisa dilihat serta dirasakan,

kearifan lokal tidak berwujud atau intangible ini tidak bisa dilihat wujudnya secara

nyata. Namun, walaupun tidak terlihat, kearifan lokal jenis ini bisa didengar karena

disampaikan secara verbal dari orang tua ke anak, dan generasi selanjutnya.

d. Cara mempertahankan kearifan lokal

1. Menumbuhkan Mengenal dan mempelajari budaya daerah.


2. rasa cinta terhadap budaya daerah.
3. Napak tilas kebudayaan.
4. Tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.
5. Memanfaatkan teknologi yang ada untuk memperkenalkan budaya daerah ke
ranah Internasional.
B. Sekilas tentang suku betawi
Suku betawi merupakan sebutan untuk para penghuni daerah Jakarta dan

sekitarnya, suku ini banyak di kenal karena letaknya berada di pusat pemerintahan

Negara Republik Indonesia.

Beberapa ahli menyebut bahwa Suku Betawi merupakan keturunan dari

perkawinan antar suku di Nusantara. Sebagaian orang menyebutkan bahwa

orangorang suku betawi berasal dari keturunan dari budak yang di datangkan oleh

Belanda.

Budak itu di datangkan di antaranya dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok dan India.

C. Deskripsi Kue Lopis

a. Sejarah Kue Lopis

Diceritakan, kue lupis sudah ada sejak zaman Belanda. Kue ini juga

diklaim menjadi panganan asal beberapa daerah, seperti Jakarta, Lumajang,

atau pulau Jawa lainnya.

Konon sejarahnya, kue lupis sudah ada sejak zaman penjajahan

Belanda sebagai kudapan yang berasal dari beberapa daerah, seperti Jakarta,

Padang, Lumajang dan pulau Jawa lainnya. Di Jawa kue ini dikenal dengan

sebutan lupis oleh masyarakat dan banyak ditawarkan sebagai jajanan pasar.

Hingga kini, eksistensi lupis masih bertahan bersama kue basah tradisional

lainnya, seperti cenil, klepon, gemblong dan sebagainya.

b. Bentuk dan fungsi/makna Kue Lopis

Bentuk kue lupis harusnya berbentuk segitiga dan dibungkus daun pisang.

Namun, seiring berjalan waktu, daun pisang mulai sulit ditemukan apalagi di

kota besar. Kemudian kue lupis pun dibungkus dengan plastik dan berbentuk

memajang seperti lontong. Nah, jika dipotong-potong kue lupis yang

berbentuk lonjong ini akan mirip dengan jajanan tradisional khas Kalimatan
yaitu kue lemang. Tetapi kue lemang disajikan tanpa siraman gula merah dan

parutan kelapa.

c. Tahapan proses/prosesi Kue Lopis

1. Cuci beras ketan lalu rendam satu hari setelah itu tiriskan.

2. Campur beras ketan dengan air kapur sirih dan garam.

3. Aduk-aduk sampai rata dan bungkus dengan daun.

4. Panaskan air sampai mendidih rebus lalu rebus kue lupis sampai masak kira

kira satu jam.

5. Buat saus lupis dengan mengiris gula merah dan tambahkan tepung kanji serta

100 ml air putih.

6. Rebus dengan api sedang sampai mendidih dan matikan api.

7. Hidangkan lupis dengan saus gula merah dan kelapa.

D. Tantangan kearifan local betawi

1. Sulit bersaing dengan makanan modern

2. Jarang ada yang jual

3. Perubahan sosial dan urbanisasi

4. Pengusuran pemukiman tradisional

5. Perubahan demografis

6. Pengaruh budaya populer dan globalisasi

7. Minimnya kesadaran dan apresiasi

Bab III Penutup

A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan P5 ini, saya mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu

baru yang tidak diajarkan di sekolah. Kita biasa diajarkan teori di sekolah, dan di luar

sekolah kita akan mempraktikkannya.

Pada intinya, kegiatan P5 sangat berguna untuk mengembangkan apa yang sudah

diajarkan di sekolah. Proyek ini bisa dikatakan sebagai pelengkap serta proses

pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia usaha dan dunia kerja.

B. Kesan

Adapun kesan yang kami rasakan selama kegiatan P5 sangat senang dan

berterimakasih, karena selama kegiatan P5 kami mendapatkan banyak sekali ilmu dan

pengalaman yang belum pernah kami dapatkan di sekolah. Kami juga sangat

berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan ilmu dan pengalaman

tersebut sehingga kami bisa mengembangkan keterampilan kami dalam dunia kerja

dan dunia usaha.

C. Saran

Suku betawi merupakan sebutan untuk para penghuni daerah Jakarta dan sekitarnya,

suku ini banyak di kenal karena letaknya berada di pusat pemerintahan Negara

Republik Indonesia.

Contoh :
Untuk melengkapi laporan ini kami akan menyampaikan beberapa saran yang

mungkin bisa membantu melestarikan budaya betawi :

1. Kampanye pendidikan dan kegiatan sosial dapat membantu mengedukasi generasi

muda dan masyarakat umum tentang nilai-nilai, adat istiadat, dan tradisi Betawi.

2. aktif dalam pengumpulan dan dokumentasi adat istiadat, cerita rakyat, lagu, tarian,

dan benda-benda seni tradisional Betawi.


3. Mendukung pengembangan dan promosi kesenian tradisional Betawi seperti

tarian, musik, seni rupa, dan teater Betawi.

4. Mendukung pendirian pusat kebudayaan atau museum yang khusus didedikasikan

untuk memamerkan warisan budaya Betawi. Tempat ini dapat menjadi sumber

pengetahuan yang berharga dan tempat untuk mengadakan acara, pameran, dan

lokakarya budaya Betawi.

5. Mengembangkan pariwisata budaya yang berfokus pada budaya Betawi. Dengan

mempromosikan tempat-tempat bersejarah, acara budaya, kuliner tradisional, dan

kerajinan tangan Betawi, pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan tambahan

untuk masyarakat setempat dan juga membantu melestarikan tradisi mereka.

6. Mendukung pengajaran dan pelestarian bahasa Betawi, baik di sekolah-sekolah

maupun di lingkungan keluarga. Bahasa adalah aspek penting dari identitas

budaya, dan upaya harus dilakukan untuk memastikan kelangsungan bahasa

Betawi.

7. Memberikan penghargaan dan pengakuan yang pantas kepada individu, kelompok,

atau organisasi yang berkontribusi secara signifikan dalam melestarikan dan

mempromosikan budaya Betawi.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai laporan Proyek Penguatan Profil
Pelajar

Pancasila tema pilihan Kearifan Lokal yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentu

nya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatas nya pengetahuan dan

kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungan nya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan

saran yang membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan penulisan
makalah dikesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada

khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

D. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai