Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia dalam hidup bermasyarakat tidak dapat lepas dari adanya saling
ketergantungan antara manusia satu dengan yang lainnya. Ketergantungan
manusia akan orang lain inilah yang membawa seseorang akhirnya dapat menjalin
hubungan dengan orang lain. Interaksi sosial seperti ini mengharuskan kita agar
hidup bersama berdampingan dengan orang lain, sebagai salah satu kriteria untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia yang bersifat jasmani maupun rohani. Hasil
sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia memiliki angka harapan hidup hingga 70,1 tahun. Angka ini
jauh lebih baik dari angka harapan hidup masyarakat Indonesia tiga dekade
sebelumnya, yaitu di bawah 60 tahun (BPS, 2015). Tingkat harapan hidup
masyarakat Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
pengaruh psikologi masyarakat yang selalu ingin memenuhi kebutuhan dan
keinginannya yang belum tercapai. Menurut Diener (2009), life satisfaction atau
kepuasan hidup menjelaskan bagaimana seseorang mengevaluasi atau menilai
hidupnya secara keseluruhan, yang merupakan penilaian subjektif seseorang
terhadap hidupnya. Kepuasan hidup adalah keadaan sejahtera dan adanya
kepuasan hati yang merupakan kondisi menyenangkan dan muncul apabila
kebutuhan dan harapan tertentu dari individu dapat tercapai (Hurlock, 2004).

Kebutuhan tersebut dapat terbentuk dari hidup bersama dalam ikatan


pernikahan antara pria dan wanita. Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam kehidupan. Pernikahan dianggap sebagai suatu prosesi sakral yang
dilakukan sekali seumur hidup. Meskipun terkadang ada sebagian orang yang
menikah lebih dari sekali, kesakralan dan prosesi yang hanya ingin dilakukan
sebagian besar orang sekali seumur hidup ini membuat banyak orang ingin
mempersiapkannya sebaik mungkin.

Gaya hidup masyarakat mulai berubah ketika modernisasi mulai merambah.


Masyarakat lebih memilih hal – hal yang serba praktis dan efisien. Banyaknya

1
produk barang dan jasa yang berlomba – lomba menawarkan berbagai macam
keunggulan di jaman yang serba modern dan cepat ini, hal tersebut menjadikan
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan jasa yang cepat, praktis dan
efisien.

Kota Kendari merupakan salah satu pusat perekonomian dan bisnis yang cukup


ramai, dan menjadi barometer kota-kota di Sulawesi Tenggara karena posisinya
sebagai ibukota Provinsi. Melihat hal ini masyarakat kota Kendari juga tidak luput
dari dampak modernisasi. Salah satu bentuk modernisasi ini adalah kecendrungan
masyarakat yang menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan efisien. Sebagai
salah satu contohnya yaitu pada upacara pernikahan.

Pernikahan di Kota Kendari mencapai angka tertinggi dalam rentan waktu 5


tahun yaitu pada tahun 2013 sebanyak 2.499 dan mengalami penurunan pada
tahun 2014 – 2015 masing-masing sebanyak 0,07% dan 0,11%. Sedangkan pada
tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 0,03%. (BPS Kota Kendari, 2018)

Meningkatnya jumlah pernikahan di kota Kendari serta perubahan life style


masyarakatnya membuat kebutuhan akan fasilitas yang menawarkan segala
keperluan pernikahan pun semakin tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan
meningkatnya minat masyarakat dalam menggunakan jasa sewa gedung
pernikahan seperti pada Swiss Bell Hotel Kendari yang mengalami peningkatan
dari tahun 2015 dengan jumlah 60 penyelenggaraan dan 66 kali penyelenggaraan
pada tahun 2016 serta sebanyak 76 kali penyelenggaran dilakukan pada tahun
2017. (Hasil wawancara, 2018)

Selain Swiss Bell Hotel, terdapat beberapa bangunan yang menwarkan jasa
pernikahan serupa di kota Kendari eperti Grand Awani, Hotel Clarion, Plaza Inn
Hotel, Kubra Hotel, Gedung pariwisata, bahkan Gedung Olahraga Kendari, dll.
Namun hampir semua fasilitas pernikahan pada gedung tersebut merupakan
fungsi penunjang dan bukan fungsi utama dari gedung itu sendiri. Akibatnya,
fasilitas yang ditawarkan kurang lengkap dan efisien, yang kadang kala
bertabrakan dengan jadwal event lainnya. Kegiatan pernikahan sendiri terdiri dari
kegiatan pranikah dan pasca-nikah. Kegiatan pra-nikah yang dimaksud adalah
segala keperluan yang dibutuhkan calon penantin dalam menyiapkan pernikahan

2
impiannya. Sedangkan kegiatan pasca-nikah yaitu kegiatan yang dilakukan setelah
hari pernikahan baik itu oleh pasangan mempelai ataupun kedua keluarga
mempelai.

Salah satu kebutuhan pasca-nikah yaitu honeymoon atau bulan madu bagi
kedua pasangan. Melalui bulan madu ini pasangan mengharapkan momen
romantis bagi keduanya untuk melepas penat dari kesibukan masing-masing dan
lebih memperhatikan satu sama lain. Pada umumnya, pasangan suami istri akan
tinggal dalam satu rumah. Namun ada berbagai alasan yang menyebabkan
pasangan suami istri tidak dapat tinggal atau hidup dalam satu atap. Sebagian
besar disebabkan oleh 3 hal utama, yaitu karena faktor ekonomi, faktor pekerjaan,
dan faktor pendidikan. (Eliyani, 2013). Sehingga diperlukan perencanaan sebuah
fasilitas pernikahan yang tidak hanya dapat menjadi wadah tetapi juga dapat
menghadirkan suasana romantis untuk meningkatkan ikatan emosional bagi
pasangan.

Berdasarkan fakta yang ada dengan pertimbangan masyarakat kota kendari


memiliki kebutuhan akan wadah pernikahan maka muncul sebuah ide gagasan
untuk menghadirkan objek Fasilitas Pernikahan Terpadu di Kota Kendari dengan
pendekatan Analogi Romantik.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka didapatkan rumusan masalah,
sebagai berikut:

Bagaimana merencanakan dan merancang gedung pernikahan terpadu dengan


pendekatan arsitektur analogi di Kota Kendari.

C. TUJUAN, SASARAN, DAN MANFAAT


1. Tujuan
a) Membuat desain proses
b) Membuat konsep perancangan
c) Mentransformasi konsep arsitektur analogi pada bangunan pernikahan.
d) Membuat maket bangunan

3
2. Sasaran
a) Sasaran yang hendak dicapai dalam proses ini adalah tumbuh dan
berkembangnya arsitektur analogi pada bangunan – bangunan pernikahan
di kota Kendari.
b) Bangunan pernikahan dengan pendekatan arsitektur analogi diharapkan
menjadi bangunan yang berkarakter dan unik, sehingga bisa meningkatkan
jumlah konsumen bangunan.
c) Bangunan gedung pernikahan ini diharapkan menjadi landmark kota
Kendari.
3. Manfaat
a) Skripsi ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur bangunan
pernikahan dengan pendekatan arsitektur analogi untuk mata kuliah studio
perancangan arsitektur dan struktur konstruksi bangunan
b) Skripsi ini bisa menjadi acuan pembangunan gedung pernikahan dengan
pendekatan arsitektur analogi di kota Kendari.

D. LINGKUP PEMBAHASAN
Pembahasan tugas akhir ini melingkupi tentang arsitektur analogi dan gedung
pernikahan. Pembahasan ini juga melingkupi ilmu lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan penulisan.

E. BATASAN MASALAH
Kriteria arsitektur analogi yang dibahas adalah transformasi bentuk dan
mengambil bentukan yang sudah ada. Kriteria pernikahan yang dibahas adalah
harmonis dan selaras. Kriteria-kriteria inilah yang akan ditransformasikan pada
banguna pernikahan.

F. METODE PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam perencanaa dan perancangan Fasilitas
Pernikahan Terpadu di Kota Kendari de antara lain sebagai berikut :

4
1. Kajian Teoritis
Kajian Teoritis, yaitu mengambil dari berbagai sumber yang bias digunakan
untuk menjawab permasalahan dengan pemecahan masalah yang mempunyai
dasar dari studi lieratur yang pernah ada sebelumnya.
2. Pengumpulan Data
a) Survey lapangan, yaitu dengan melihat langsung bagaimana keadaan asli dari
wilayah yang akan dijadikan lokasi.
b) Studi pusat penelitian yang sudah ada untuk mengemukakan unsur-unsur yang
bersifat interpretasi, penalaran, dan visual sekaligus sebagai studi banding

G. ALUR PIKIR STUDI

PERENCANAAN FASILITAS PERNIKAHAN


LATAR BELAKANG TERPADU DI KOTA KENDARI DENGAN
PENDEKATAN ANALOGI ROMANTIK
F
RUMUSAN MASALAH E
E
PENDEKATAN KONSEP D

B
TINJAUAN STUDI TINJAUAN
LOKASI PUSTAKA
A
LITERATUR
C
K

DESAIN
Sumber: Analisa penulis, 2019

H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan
Menjelaskan tentang pengertian judul dan alasan pemilihan judul, latar belakang,
permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan,
serta sistematika penulisan.
BAB II Studi Pustaka
Menjelaskan tentang landasan teori yang berkaitan dengan wedding center, resort,
arsitektur analogi romantik, dan teori-teori lain yang berkaitan dengan wedding

5
center dan resort. Serta studi banding atau studi komparasi bangunan sejenis baik
di Indonesia maupun di luar negeri.
BAB III Gambaran Umum Lokasi Perencanaan
Berisi tentang kondisi fisik wilayah Rembang, potensi umum, dan potensi khusus
yang ada di wilayah tersebut, serta gagasan perancangan.
BAB IV Pendekatan Konsep Perancangan
Merupakan pendekatan konsep perancangan yang mengacu
pada gambran umum, data-data perancangan, standarisasi
bangunan maupun lingkungan, bentuk pola aktivitas umum,
perencanaan dan gambaran umum konsep yang digunakan pada
perencanaan fasilitas pernikahan terpadu di kota Kendari dengan
pendekatan analogi romantik
BAB V Acuan Perancangan
Membahas pembentukan konsep perencanaan dan perancangan
yang digunakan sebagai proses desain perencanaan fasilitas
pernikahan terpadu di kota Kendari dengan pendekatan analogi
romantik.
BAB VI Penutup
Berisi kesimpulan dan saran

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN JUDUL

Fasilitas Pernikahan Terpadu di Kota Kendari merupakan suatu wadah atau


sarana untuk segala aktivitas pernikahan mulai dari pra-nikah hingga pasca-nikah
yang dilebur atau disatukan dalam satu kawasan. Fasilitas pernikahan yang
diberikan adalah gedung akad nikah untuk agama islam, pemberkatan untuk
agama kristen dan katolik dengan konsep indoor dan outdoor. Pascawedding
yang diberikan disini adalah penginapan untuk honeymoon yang bisa digunakan
untuk pengantin yang telah menyelenggarakan acara pernikahan. Keluarga
pengantin dapat menggunakan tempat penginapan untuk persiapan menjelang
acara pernikahan. Melalui arsitektur analogi penulis ingin menanamkan figure
dari pernikahan itu sendiri.

B. TINJAUAN PERNIKAHAN
1. Pengertian Pernikahan
Pernikahan adalah sebuah ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan
perempuan untuk hidup bersama dan membentuk sebuah keluarga. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami dan
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Wantjik, 1976).

Pernikahan adalah salah satu momen penting dalam hidup manusia. Manusia
mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup individual selama hidupnya yang
disebut daur hidup, yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati
(Koentjaraningrat, 1977). Ikatan pernikahan merupakan sesuatu yang dianggap
sakral atau suci sehingga terkadang pernikahan diartikan juga sebuah perayaaan
cinta di mana dalam peristiwa tersebut terjadi pengukuhan hubungan antara dua

7
insan baik secara agama maupun hukum. Menikah juga bukan hanya menyatukan
dua pribadi saja, tetapi juga dua keluarga, sehingga dengan mengadakan pesta
pernikahan dianggap sebagai ungkapan rasa syukur, kebahagiaan dan kebanggaan
tersendiri.

2. Tujuan Pernikahan
Tujuan pernikahan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1974 tentang perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal. Keluarga adalah satu kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan
anak atau anak-anak yang merupakan sendi dasar susunan masyarakat Indonesia.
Rumah tangga merupakan unit terkecil dalam sektor masyarakat, di mana terdapat
anggota keluarga yang tinggal di dalamnya. Rumah tangga pada umumnya terdiri
sepasang pria dan wanita yang hidup bersama membentuk satu keluarga dan
memiliki anak.
Kebahagiaan, keharmonisan, kerukunan, dan kesejahteraan pada umumnya
menjadi idaman bagi setiap pasangan suami istri. Resepsi pernikahan menjadi
salah satu momen yang penting bagi pasangan suami istri dalam mendukung
kebahagiaan dalam rumah tangga. Resepsi pernikahan yang berjalan dengan
lancar akan menjadi kenangan yang membahagiakan bagi pasangan suami istri.
Lokasi pernikahan turut berperan penting dalam mencetak memori pernikahan
sebab keindahan dari lokasi resepsi pernikahan akan dikenang seumur hidup bagi
pasangan pengantin. Pada saat ini lokasi pernikahan tidak lagi diadakan di rumah,
melainkan diadakan di tempat-tempat yang lebih unik, kreatif, dan memiliki nilai
estetika yang lebih tinggi dari rumah biasa.

3. Syarat Pernikahan
Syarat syarat nya yaitu sebagai berikut.
a. Calon suami telah balig dan berakal.
b. Calon istri yang halal dinikahi.
c. Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.
d. Dua orang saksi.
e. Adanya wali.

8
4. Jenis-Jenis Pernikahan dan Tahap Pelaksanaannya
Indonesia termasuk dalam negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
beranekaragam kebudayaan, adat istiadat, suku, dan bangsa. Pelaksanaan upacara
penikahan di Indonesia tidak dapat dipungkiri masih menganut adat istiadat dan
kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Secara garis besar,
upacara pernikahan di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu per
nikahan dengan gaya tradisional dan pernikahan gaya modern. Tata cara
pernikahan gaya tradisional menganut sistem yang telah diwariskan oleh nenek
moyang, yang dianggap sakral dan akan memiliki dampak dalam pernikahan jika
tidak dilaksanakandengan benar. Tata cara pernikahan gaya modern
mengombinasikan antara tata cara upacara adat dengan upacara pernikahan dari
budaya Tionghoa dan budaya Amerika yang bersifat lebih sederhana dan praktis

a. Pernikahan Tradisional
Upacara pernikahan tradisional merupakan jenis upacara pernikahan yang
dilakukan berdasarkan peraturan adat setempat. Di Kendari terdapat berbagai
macam adat istiadat yang berbeda di setiap daerahnya. Salah satunya yaitu tata
cara upacara pernikahan adat Tolaki memiliki beberapa tahapan yang terjabar
sebagai berikut :
1) Rencana Pengajuan Lamaran
Sebelum memasuki pengajuan lamaran ada proses yang harus dilalui, salah
satunya adalah metiro (mediator), yakni orang yang bertugas mencari informasi
tentang gadis yang akan menjadi bakal calon mantu, dengan cara sebagai berikut:
a) Papasa dan wowai meambo
Orang tua pria langsung mengutus seseorang secara rahasia ke rumah orang
tua perempuan yang akan dijadikan sasaran dengan memperhatikan posisi yang
tepat (papasa dan wowai meambo) terutama anak gadis yang menjadi idaman.
Bila posisi atau wowai yang diharapkan sudah sesuai maka ada tindakan utusan
pihak laki-laki melamar secara rahasia dengan monggolupe, artinya meninggalkan
alat rias remaja putri secara rahasia, bila dalam waktu 4 x 24 jam tidak kembali

9
sinyal tersebut menandakan lamaran rahasia diterima dan dapat dilanjutkan proses
pelamaran terbuka. Akan tetapi bilamana ditolak, maka segera pula pengembalian
seperangkat alat rias remaja putri ke alamatnya dalam waktu 1 x 24 jam dilakukan
pihak keluarga si gadis.
b) Mondutudu
Mondutudu artinya mencoba mengajukan lamaran terbatas dengan
menggunakan kalo dan satu bungkus sirih segar ikatan pembungkusnya hanya
satu kali dan satu lembar kain sarung sebagai pengikatnya. Setelah 8 x 24 jam
tidak kembali, maka dapat mengajukan lamaran terbuka, dan bila tidak diterima
dalam waktu 1 x 24 jam harus dikembalikan satu bungkus sirih dan satu lembar
kain sarung serta ditambahkan satu lembar sarung sebagai imbalan penolakannya
ke alamat yang mengajukan. Maknanya adalah untuk menjaga rasa malu orang tua
laki-laki agar hubungan kekeluargaan tetap harmonis dan atas wujud ucapan
terima kasih orang tua perempuan atas perhatian kepada puterinya.
2) Tahap pengajuan lamaran
Untuk mengajukan lamaran, hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Tahap persiapan
Orang tua laki-laki menghubungi atau mengundang juru bicara (tolea pabitara)
untuk mempersiapkan pelaksanaan pengajuan lamaran dan menanyakan
perlengkapan adat apa saja yang harus dipersiapkan orang tua laki-laki.
Perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: juru bicara pihak laki-laki yang
terampil, kalo itulah sesuai status adat pihak perempuan, wadah yang berisi satu
biji pinang hijau/oranye, daun sirih segar tulangnya bertemu di tengah-tengah kiri
kanan satu lembar, tempat sirih, pinang, kapur/gambir dan rokok. Pihak orang tua
laki-laki mengutus wakilnya untuk membicarakan waktu kedatangan pihak
keluarga laki-laki untuk melamar.
b) Tahap pelaksanaan
Proses pengajuan lamaran pihak laki-laki harus memahami status adat pihak
perempuan yang akan dilamar. Hal ini diperlukan agar dapat dengan mudah
menentukan mas kawin. Untuk melakukan pelamaran, juru bicara dari pihak pria
terlebih dahulu menoleh ke kiri dan ke kanan sebagai ungkapan memohon izin
untuk memulai acara peminangan dan dijawab juru bicara perempuan atau

10
penghulu untuk segera dimulai saja. Selanjutnya pembicara memindahkan kalo
nya dari samping kanan kedepan berhadap-hadapan dengan tolea dan bergeser
kehadapan puutabo atau kepala pemerintahan setempat untuk memohon izin
memulai acara pelamaran. Setelah hal itu dilakukan, maka selanjutnya pembicara
dari pihak pria berbicara dengan untaian kata-kata yang halus dan spesifik untuk
menjelaskan maksud kehadiran pihak pria secara formal. Pembicara dari pihak
perempuan mendengarkan dengan seksama kalimat demi kalimat yang dituturkan
pembicara pihak pria dan membalasnya dengan bahasa yang halus pula diiringi
ungkapan yang isinya dapat diterima pengajuan lamaran tersebut. Setelah lamaran
diterima, selanjutnya pihak laki-laki menanyakan berapa beban adat yang akan
dipikul serta ongkos pesta perkawinan yang akan ditanggung untuk merayakan
pesta perkawinan.
3) Tahap pertunangan
Pada dasarnya pertunangan berlaku sejak lamaran diterima. Pertunangan
dilakukan jika perempuan yang dilamar belum cukup umur untuk melakukan
perkawinan sehingga harus menunggu sampai dewasa. Pihak pria atau calon
suami perlu melakukan sosialisasi guna memberikan nafkah kepada sang istri
kelak, sehingga dia lebih dahulu harus mengabdi kepada orang tua perempuan.
4) Tahap perkawinan
a) Mowindahako dapat diterjemahkan pesta perkawinan yang dilakukan setelah
tiba hari yang telah disepakati, maka diantarlah pengantin laki-laki ke tempat
upacara perkawinan dengan usungan (sinambaulu) atau kendaraan lain.
Rombongan pengantin laki-laki dalam memasuki ruang upacara utama, pintu
pagar, pintu utama, pintu kamar tidur, pembuka kelambu dan mata pengantin
perempuan masih tertutup. Untuk membuka hal-hal tersebut diatas, maka
pihak laki-laki harus menebusnya sesuai dengan kesepakatan dengan masing-
masing penjaga. Hal ini dimaksudkan agar memeriahkan acara perkawinan,
serta sebagai simbol ketulusan dari pihak laki-laki.

11
Gambar 2.1 Proses Penyambutan Rombongan Pengantin Pria
Sumber: http://www.wacana.co, 2019

b) Pada saat upacara perkawinan ini dimulai semua kesepakatan peminangan


harus dipenuhi serta ditampilkan secara transparan di depan masing-masing
juru bicara, puutabo (pemerintah), serta para undangan. Setelah hal-hal
tersebut dilakukan, kedua mempelai duduk bersila dan siap mengikuti upacara
adat mowindahako.
Gambar 2.2 Contoh Seserahan dalam Pernikahan Adat Tolaki

Sumber: www.kompasiana.com, 2019

c) Acara perkawinan ini dilakukan dengan cara juru bicara pihak laki-laki
menyesuaikan duduknya dengan mengarahkan kalonya kehadapan puutobu
(pemerintah) setempat dan maju maksimal empat kali sampai berhadapan
langsung dengan penerima kalo sebagai permohonan izin untuk memulai
upacara adat. Dalam prosesi ini, juru bicara pihak laki-laki mengucapkan
salam kepada Puutobu atau pemerintah setempat serta menyampaikan maksud
kehadiran yang kemudian dijawab oleh puutobu atau pemerintah tersebut.
Setelah itu penerima kalo mengembalikan kepada juru bicara. Kemudian juru
bicara laki-laki mohon diri untuk kembali ketempat semula dan berhadap-
hadapan dengan juru bicara dari pihak perempuan.

12
Gambar 2.3 Proses Permohonan Izin Untuk Memulai Acara
Sumber: http://www.wacana.co, 2019

d) Acara berikutnya juru bicara laki-laki mengarahkan kehadapan juru bicara


perempuan dengan meletakkan kalo untuk melanjutkan acara Mowindahako.
Bersamaan itu pula di sebelah kanan juru bicara laki-laki disuguhkan salopa
tempat sirih, pinang, rokok atau tembakau oleh masing-masing ibu yang
ditugaskan untuk Mosoro niwule. Setelah kedua petugas Mosoro niwule
menyodorkan salopa maka juru bicara laki-laki membuka kesunyian dengan
mengucapkan salam dan dijawab oleh yang mendengarkan.
e) Akhir acara atau penutup dilakukan moheu osara atau pengukuhan adat.
Makna dari acara ini adalah agar dalam melaksanakan tugasnya, juru bicara
harus berlaku adil dan jujur serta sehat sepanjang hidupnya, bila sebaliknya
akan terkena sanksinya dan mendoakan kedua rumpun keluarga mempelai
agar hidup rukun, damai, bahagia, sehat, beriman, bertakwa kepada tuhan,
dimurahkan rezekinya, melahirkan keturunan saleh, sehat, berilmu, dan
beriman sampai akhir hayat.
f) Kemudian dilanjutkan dengan saling menyuguhkan minuman sebagai
pertanda upacara perkawinan telah selesai.
g) Setelah acara adat selesai, selanjutnya dilakukan akad nikah oleh wali yang
disaksikan oleh Pegawai Pencatat Nikan (PPN) yang didahului penyerahan
perwalian dari orang tua perempuan kepada imam (pemuka agama Islam)
yang akan menikahkan.

13
Gambar 2.4 Proses Ijab Kabul
Sumber: http://thebridedept.com, 2019

h) Tahapan berikutnya adalah membawa pengantin laki-laki ke kamar pengantin


perempuan untuk pembatalan wudhu. Dalam acara pembatalan wudhu, jempol
kanan pengantin laki-laki ditempelkan diantara kedua kening atau di bawah
tenggorokan pengantin perempuan.

Gambar 2.5 Proses Pembatalan Wudhu


Sumber: http://mekongga.com, 2019

i) Acara selanjutnya, kedua pengantin keluar kamar menuju kedua orang tua
untuk melaksanakan meanamotuo atau sembah sujud sebagai tanda syukur
dan hormat kepada kedua orang tua yang telah melahirkan dan memelihara
mereka.

Gambar 2.6 Proses Meanamotuo


Sumber: http://butiranjingga.blogspot.com, 2019

14
j) Setelah itu dilakukan acara resepsi dan hiburan yang diisi dengan tarian lulo.
Pada zaman dahulu tarian ini dilakukan pada upacara-upacara adat seperti
pernikahan, pesta panen raya dan upacara pelantikan raja, yang diiringi oleh
alat musik pukul yaitu gong. Tarian ini dilakukan oleh pria, dan yang
terpenting dari semua itu adalah arti dari Tarian Lulo sendiri, yang
mencerminkan bahwa masyarakat Tolaki adalah masyarakat yang cinta damai
dan mengutamakan persahabatan dan persatuan dalam menjalani
kehidupannya.

Gambar 2.7 Tari Lulo


Sumber: www.kompasiana.com, 2019

b. Pernikahan Modern
Pernikahan modern di Indonesia merupakan jenis pernikahan yang tatacaranya
mengadopsi dari budaya Tionghoa dan budaya Amerika. Pernikahan dengan gaya
modern bersifat lebih sederhana daripada pernikahan tradisional.

Secara garis besar susunan acara pernikahan modern adalah pra wedding,
prosesi blessing, dan resepsi pernikahan. Meskipun bersifat sederhana dan
ringkas, namun pernikahan dengan gaya modern tetap mempertahankan nilai-nilai
sakral yang terdapat dalam upacara pernikahan. Jika dilihat secara runtut, upacara
pernikahan gaya modern dapatdilihat pada penjelasan berikut ini.

1) Pra Wedding
Pra wedding merupakan rangkaian acara yang dilaksanakan mulai dari pagi-
pagi buta saat pengantin harus memulai untuk berias hingga sebelum acara
blessing dimulai. Pada saat pra wedding terdapat beberapa rangkaian acara dan

15
prosesi yang harus dijalani oleh pengantin maupun keluarga. Rangkaian acara dan
upacara yang terjadi saat pra wedding antara lain adalah rias pengantin, ritual oleh
calon pengantin pria dan calon pengantin wanita, dan ritual temu pengantin. Rias
pengantin atau make up dilakukan oleh pengantin dan keluarga. Make up pada
umumnya dilakukan di salon.
Pada saat make up, kedua pengantin dalam kondisi dipingit (tidak
boleh bertemu) 
sehingga make up pengantin dilakukan secara terpisah antara pengantin wanita
dengan pengantin pria. Ritual Calon Pengantin Pria adalah prosesi pemasangan
jas dan serangkaian kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh pengantin pria
dalam kegiatan yang tersusun sebagai berikut :
a) Pemberian hormat dari mempelai pria kepada orang tua masing-masing
b) Kedua orang tua memasangkan jas kepada mempelai pria
c) Kedua orang tua memasangkan sarung tangan kepada mempelai pria
d) Orang tua memasangkan bross korsase, bross korsase dipasang dengan posisi
terbalik.
e) Orang tua memberi hand bouquette.
f) Orang tua mengapit mempelai pria kemudian berjalan menuju ke pintu masuk
kamar.
g) Pengapit memberikan hormat kepada orang tua mempelai pria.
h) Pengapit bersalaman dengan mempelai pria.
i) Orang tua menyerahkan mempelai pria kepada pengapit
j) Mempelai pria bersama dengan pengapit berjalan menuju ke mobil untuk
menjemput mempelai wanita

Ritual Calon Pengantin Wanita adalah prosesi penutupan waring dan


serangkaian kegiatan adat istiadat yang dilakukan oleh pengantin wanita dalam
kegiatan yang tersusun sebagai berikut :

a) Mempelai wanita memberi hormat kepada kedua orang tua.


b) Mempelai wanita duduk di kursi dengan diapit oleh kedua orang tua.
c) Orang tua merapikan mahkota, anting, kalung, dan sarung tangan mempelai
wanita.
d) Orang tua menutup waring dan mempelai wanita ikut merapikan waring

16
Setelah melaksanakan ritual pengantin, terdapat prosesi yang bersifat optional,
yaitu prosesi langkahan. Pada prosesi langkahan, pengantin ijin kepada saudara
yang lebih tua dan belum menikah untuk mendahului melangsungkan pernikahan.
Upacara ini dilakukan jika terdapat saudara yang lebih tua dan belum menikah
saja, dan jika tidak memiliki saudara yang belum menikah, upacara ini tidak perlu
dilakukan. Tata cara upacara/prosesi langkahan dilakukan sebagai berikut :

a) Kedua mempelai bersalaman dengan kakak


b) Kakak menggunting pita langkahan
c) Kedua mempelai menyerahkan bingkisan pelangkahan

Prosesi temu pengantin adalah ritual saat kedua mempelai dipertemukan di


pagi hari untuk kemudian dapat melanjutkan pada upacara blessing dan resepsi
pernikahan. Kegiatan prosesi temu pengantin terdiri dari :

a) Pengapit turun dari mobil dan membukakan pintu bagi mempelai pria
b) Orang tua mempelai wanita menunggu mempelai pria di depan pintu masuk
kamar mempelai wanita
c) Mempelai pria berjalan menghampiri kamar mempelai wanita dengan diapit
oleh pengapit
d) Mempelai pria dan pengapit memberi hormat kepada orang tua mempelai
wanita
e) Pengapit menyerahkan mempelai pria kepada orang tua mempelai wanita
f) Orang tua mengapit mempelai pria masuk ke kamar pengantin wanita
g) Mempelai pria memegang dan mencium tangan mempelai wanita
h) Orang tua mundur ke belakang
i) Mempelai wanita memutar bross korsase mempelai pria yang sebelumnya
terpasang terbalik
j) Mempelai pria memberikan hand bouquette kepada mempelai wanita

Setelah kedua pengantin bertemu, dilakukan ritual makan mie swa dan ronde.
Ritual ini dilakukan oleh kedua pengantin dengan tujuan sebagai tanda bahwa
dalam mengarungi kehidupan berumahtangga akan ada suka duka yang harus
dihadapi bersama.

17
2) Blessing atau Pemberkatan Pernikahan
Pada prosesi blessing, kedua mempelai mengalami bagian terpenting dalam
upacara pernikahan. Proesesi blessing adalah suatu kegiatan di mana pengantin
pria mengucapkan janji setia untuk hidup bersama seumur hidup. Pada prosesi
blessing ini juga terjadi penandatanganan surat nikah secara agama dan
kenegaraan. Pada proses pemberkatan pernikahan dihadiri oleh kedua mempelai,
saksi, seluruh keluarga pengantin, dan petugas pemberkatan pernikahan dan
dilakukan di lokasi pemberkatan pernikahan. Pelaksanaan prosesi catatan sipil
dihadiri oleh kedua mempelai,orang tua mempelai, saksi, dan petugas catatan
sipil. Prosesi catatansipil dipimpin oleh petugas catatan sipil. Prosesi catatan sipil
padaumumnya dilakukan setelah acara pemberkatan pernikahan dan beradadi
lokasi pemberkatan pernikahan.

3) Resepsi Pernikahan
Acara Resepsi pernikahan terdiri dari beberapa ritual dan kegiatan. Rangkaian
acara yang dilaksanakan pada acara resepsi pernikahan tersusun sebagai berikut :
a) Make Up Ulang (Retouch)
Retouch dilakukan oleh keluarga dan mempelai di hotel ataupun di salon.
b) Persiapan Resepsi
Koordinator lapangan melakukan pengecekan terhadap seluruh komponen
pendukung acara seperti dekorasi, lighing, sound sistem, layout meja tamu, tempat
parkir, souvenir, alat tulis, buku tamu, kotak sumbangan, hingga gembok dan
kunci kotak sumbangan.
c) Upacara Tea Pai / Pai Ciu
Upacara ini sebagai tanda bahwa pengantin meminta restu dari sanak saudara
yang lebih tua dan keluarga memberi restu kepada pengantin yang melaksanakan
pernikahan.
d) Foto bersama sebelum acara
Foto bersama dilakukan oleh mempelai bersama dengankeluarga, kemudian
sebelum kegiatan resepsi mulai pegantin menujuke ruang tunggu untuk menunggu
pesta resepsi pernikahan dimulai.

18
e) Penerimaan Tamu
Penerimaan tamu dilakukan oleh orang tua dan petugas penerima tamu dengan
diiringi alunan lagu dari band pendukung acara.
f) Welcome speech oleh MC
MC naik ke panggung untuk memberikan kata sambutankepada tamu
undangan, sementara orang tua pengantin mempersiapkandiri untuk memasuki
ruang pesta.
g) Prosesi masuk orang tua dan saudara kandung
Urutan atau tatanan masuk orang tua dan saudara kandungdalam memasuki
ruangan tersusun mulai dari orang tua mempelai pria,orang tua mempelai
wanita, saudara kandung mempelai pria, dansaudara kandung mempelai
wanita.
h) Prosesi masuk kedua mempelai
Prosesi masuk kedua mempelai diiringi dengan alunan musikdari band
pendukung acara. Pengantin dengan bergandengan tanganmemasuki ruang
resepsi pernikahan dan berjalan menuju ke atas panggung yang kemudian
disusul oleh orang tua.
i) Kata sambutan
Kata sambutan dilakukan oleh perwakilan dari pihak keluarga di atas
panggung.
j) Doa bersama
Doa bersama dapat dipimpin oleh perwakilan dari pihakkeluarga atau dari
petugas pemberkatan pernikahan.
k) Tuang Shampagne
Pada prosesi tuang shampagne terdapat botol dan gelas-gelas shampagne yang
telah disusun dengan rapi. Shampagne dituang oleh kedua mempelai di meja
shampagne.
l) Wedding toast
Pada saat wedding toast, petugas membagikan gelas kepada keluarga dan
mempelai, MC memberikan instruksi kepada tamu undangan untuk
mempersiapkan gelas minuman dan melakukan toast.

19
m) Makan bersama
Makan bersama dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, pengantin dan tamu
undangan.
n) Prosesi Wedding cake
Prosesi wedding cake dilakukan oleh kedua mempelai. Jenis peralatan yang
dibutuhkan adalah pedang dan kue suap sayang. Kue pernikahan dipotong
oleh mempelai dengan menggunakan pedang yang diberikan oleh petugas,
kemudian mempelai melakukan suap sayang dengan menggunakan kue.
o) Prosesi Wedding kiss
Wedding kiss biasanya dilakukan di area tengah pelaminan, dipimpin oleh MC
dan diiringi oleh musik band. Setelah wedding kiss selesai, mempelai
melakukan suap sayang kepada orang tua mempelai pria dan wanita.
p) Foto bersama dan hiburan
Foto bersama dipandu oleh MC, biasanya dilakukan oleh pengantin dan tamu
undangan atau keluarga.
q) Clossing
Clossing acara berupa ucapan terima kasih yang disampaikan melalui
perwakilan MC dengan posisi orang tua dan mempelai berada di atas
panggung. Setelah itu orang tua dan mempelai berjalanan menuju ke pintu
keluar untuk bersalaman dengan tamu undangan.

5. Jenis Resepsi Pernikahan


Kegiatan resepsi pernikahan adalah suatu kegiatan pesta yang diadakan setelah
upacara pernikahan secara agama dan negara telah selesai diselenggarakan.
Resepsi pernikahan memiliki peranan yang cukup penting dalam membentuk 
memori atau kenangan bagi pengantin. Penyelenggaraan kegiatan
resepsi pernikahan dapat dilakukan pada lokasi terbuka ataupun tertutup.
Kegiatan resepsi pernikahan yang dilakukan pada area terbuka (luar ruangan)
disebut dengan kegiatan resepsi outdoor sedangkan kegiatan resepsi pernikahan
yang diselenggarakan di dalam ruangan disebut dengan kegiatan resepsi
indoor. Kegiatan resepsi pernikahan berdasarkan cara penyelenggaraanya dapat
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu secara prasmanan dan cia ciu.

20
a. Resepsi Pernikahan Outdoor
Pada awalnya resepsi pernikahan biasa dilakukan di dalam ruangan saja, tetapi
seiring berkembangnya jaman dan masuknya budaya Barat, resepsi pernikahan
outdoor mulai digemari masyarakat Indonesia. Resepsi pernikahan yang
dilaksanakan di luar ruangan atau alam terbuka memiliki keunikan tersendiri.
Biasanya tema pernikahan yang mengambil lokasi di luar ruangan lebih berkesan
santai, akrab, dan kekeluargaan, dimana mempelai dapat berbaur dengan para
tamu, untuk saling berbincang dan menyampaikan ucapan terima kasih. Lokasi
yang dapat dipilih pun beragam, biasanya tempat-tempat yang memiliki view
yang menarik dan luasan yang cukup untuk menampung sejumlah tamu
undangan, seperti taman hotel, kebun raya, atau kolam renang. Resepsi
pernikahan outdoor biasanya merupakan resepsi pernikahan yang dilangsungkan
secara modern, tetapi tidak menutup kemungkinan resepsi tradisional juga dapat
dilakukan di luar ruangan.

Gambar 2.8 Outdoor Wedding


(Sumber: http://www.flowerborderdesign.com, 15 Oktober 2018)

b. Resepsi Pernikahan Indoor


Pelaksanaan pesta pernikahan pada umumnya dilaksanakan dengan tema pesta
pernikahan bergaya tradisional yang mempunyai sederetan prosesi adat yang sarat
dengan berbagai makna dan simbol yang harus dilakukan dan dilaksanakan di
rumah atau indoor. Pesta pernikahan indoor berkesan lebih formal.

21
Gambar 2.9 Indoor Wedding
(Sumber: https://fncweddingorganizer.wordpress.com, Oktober 2018)

c. Resepsi pernikahan prasmanan


Resepsi pernikahan prasmanan adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan
yang proses pelaksanaannya tamu undangan dijamu dengan hidangan yang
disediakan pada meja buffet dan pondok-pondok yang melayani hidangan
dengan jenis tertentu. Pada jenis resepsi pernikahan prasmanan umumnya tamu
undangan diberi kesempatan untuk berkeliling ruangan dalam menentukan jenis
makanan yang akan disantap.

2.10 Resepsi Prasmanan


Sumber: sribd.id , 13 Maret 2019

d. Resepsi Pernikahan Ciu-ciu


Resepsi pernikahan cia ciu adalah rangkaian kegiatan resepsi pernikahan
yang proses pelaksanaannya disediakan meja berbentuk lingkaran dengan 
kapasitas 8-12 orang per meja. Penyajian hidangan dilakukan per menu
dengan kurun waktu tertentudan diletakkan di tengah-tengah meja untuk
kemudian disantap bersama-sama oleh tamu undangan.

22
Gambar 2.11 Resepsi Ciu-ciu
Sumber: sribd.id , 13 Maret 2019

6. Kegiatan Persiapan Pernikahan


Pernikahan merupakan peristiwa suci, sakral, dan menjadi kenangan seumur
hidup. Pernikahan juga merupakan lambang kehormatan, kejayaan, prestasi bagi
pengantin dan keluarga besar.. Seperti yang sudah terangkum dalam upacara
pernikahan adat yang telah diwariskan para leluhur. Banyak hal yang harus
dipersiapkan ketika orang memutuskan untuk menikah, terutama bila acara
pernikahan akan diadakan dengan pesta perayaan atau resepsi dengan tema
tertentu. Baik kedua calon pengantin maupun kedua pihak keluarga harus
mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan perayaan pernikahan. Biasanya
persiapan dilakukan 6 sampai 12 bulan sebelum hari pernikahan. Adapun
beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan yaitu :
a. Mempersiapkan tempat dan dekorasi (apabila acara tidak dilangsungkan di
rumah), baik tempat untuk ijab kabul/pemberkatan pernikahan maupun
tempat untuk resepsi.
b. Memilih dan memutuskan tema pernikahan, apakah tradisional ataupun
modern.
c. Mempersiapkan busana dan tata rias calon pengantin maupun keluarga
(apabila diperlukan)
d. Mempersiapkan undang dan memilih souvenir pernikahan
e. Menyusun acara
f. Dokumentasi, baik foto atau video
g. Memilih CatteringSelain kegiatan-kegiatan di atas, masih banyak hal lainnya
yang perlu direncanakan dan dipersiapkan dengan baik.

23
Hal-hal tersebut tidak bisa dianggap sepele karena semuanya saling
mendukung suksesnya acara. Bagi sebagian pasangan pengantin, merencanakan
pra dan pasca pernikahan juga tidak kalah penting. Persiapan pra-pernikahan
seperti mengunjungi pusat kesegaran tubuh/spa dan salon kecantikan sering
dilakukan pasangan yang akan menikah demi mendapatkan tubuh dan wajah yang
prima di hari istimewa. Sedangkan pasca-pernikahan yaitu calon pengantin
merencanakan dan mempersiapkan bulan madu.

7. Macam-macam Layanan dan Jasa Persiapan


Pernikahan Tidak seperti dahulu ketika orang menyangka bahwa pernikahan
hanya berhubungan dengan gedung resepsi, dekorasi, busana, tata rias dan
cattering. Kebutuhan perlengkapan pernikahan kini semakin beragam dengan
keunikan yang dikemas dalam sebuah perayaan yang indah. Pernikahan bukan
hanya sebuah pesta atau perayaan syukur atas upacara pernikahan. Kini resepsi
pernikahan dapat ditampilkan secara indah tentunya dengan tema-tema yang
menarik. Ada kebanggaan tersendiri apabila pasangan pengantin dapat membuat
sebuah resepsi pernikahan yang berkesan dan berbeda dari yang lain. Kebutuhan
perlengkapan pernikahan pun hadir dengan beragam pilihan. Pernak-pernik
pernikahan dan jasa yang ditawarkan mulai dari aneka undangan, bunga, souvenir,
sewa mobil, peralatan perlengkapan pesta, penata rias dan spa, dokumentasi,
rumah makan, Wedding Organizer (pengelola acara), hiburan, penginapan,
dekorasi, lighting (pencahayaan), ruang-uang resepsi dengan perancang ruang
dalam khusus, bahkan sampai jasa parkir. Bisnis ini tentu saja dapat
mempermudah para calon pengantin untuk merencanakan pernikahan sesuai
dengan budget dan tema yang mereka inginkan.

a. Fasilitas Pelaksanaan Pernikahan


Fasilitas Pelaksanaan Pernikahan Merupakan fasilitas-fasilitas yang berfungsi
mewadahi kegiatan pelaksanaan pernikahan. Adapun fasilitas tersebut, yaitu:
1) Tempat prosesi upacara pernikahan Merupakan tempat yang digunakan
sebagai ruang pengucapan janji pernikahan yang bersifat universal, sesuai
dengan tata prosesi agama dan kepercayaan masing-masing dari sang
pengantin.

24
2) Gedung Resepsi Gedung resepsi pernikahan terdapat dua macam bentuk;
indoor dan outdoor.
b. Fasilitas Pendukung Pernikahan
Selain fasilitas-fasilitas utama terkait pelaksanaan pernikahan yang disediakan
dalam bangunan, juga terdapat fasilitas-fasilitas pendukung yang dihadirkan
dalam bangunan:
1) Gedung Penginapan + Persiapan Merupakan salah satu fasilitas untuk
menginap yang dapat digunakan bagi calon mempelai dan atau tamu/keluarga
yang datang.
2) Gedung pengelola Fungsi pengelola adalah untuk mengelola manajemen, serta
untuk mengelola kondisi bangunan.
3) Taman terbuka Dapat digunakan sebagai area bersantai bagi tamu/keluarga
serta pengantin yang menginap.

C. TINJAUAN ANALOGI
1. Pengertian Pendekatan Desain Analogi
Seorang arsitek dapat merancang suatu karya arsitektur yang bermacam-
macam bentuknya, namun tidak mudah melalui proses perancangan atau desain
tersebut. Broadbent dengan bukunya Design in Architecture (1980), memuat hal-
hal mendasar dalam desain arsitektur dan menjadi pegangan mahasiswa,
akademisi, arsitek maupun peminat desain arsitektur lain. Hal fundamental yang
dibahas di dalam buku ini salah satunya adalah pendekatan bentuk. Analogi
adalah salah satu pendekatan bentuk yang digunakan dalam desain arsitektur.
Dalam bukunya, Design in Architecture, Geoffrey Broadbent mengatakan bahwa
mekanisme sentral dalam menerjemahkan analisa-analisa ke dalam sintesa adalah
analogi. Pernyataan ini maksudnya adalah bahwa pendekatan analogi bukan hanya
sekedar menjiplak bentuk objek alam yang dianalogikan, tapi diperlukan proses-
proses analisis dan merangkainya sehingga menghasilkan bentuk baru yang masih
memeiliki kemiripan visual dengan objek yang dianalogikan.
Suatu pendekatan analogi dikatakan berhasil apabila pesan yang ingin
disampaikan atau objek yang dianalogikannya dapat dipahami oleh semua orang.
Oleh karena itu, harus terdapat benang merah antara bangunan dan objek yang

25
dianalogikannya dalam proporsi tertentu sehingga tidak menjadi terlalu naïf
seperti menjiplak secara mentah-mentah. Pendekatan analogi berbeda dengan
pendekatan secara metafora.
Dalam pendekatan metafora suatu objek dideskripsikan terlebih dahulu,
untuk selanjutnya diambil inti dari pendeskripsian tersebut. Inti dari deskripsi itu
kemudian diaplikasikan ke dalam bentuk arsitektur yang benar-banar berbeda dari
objek yang dijadikan metafora. Pendekatan ini sering dianggap kurang berhasil
karena banyak orang yang tidak dapat memeahami pesan yang ingin disampaikan.
Hal yang penting dalam analogi adalah persamaan antara bangunan dengan objek
yang dianalogikan. Persamaan di sini bukan berarti benar-benar serupa dengan
objek dan hanya diperbesar ukurannya saja, tetapi yang dimaksudkan adalah
persamaan berupa pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu, analogi menjadi
sangat berharga karena sifatnya yang sangat personal, berarti dapat dipahami oleh
setiap orang. Dalam buku Design in Architecture karya Broadbent, pendekatan
analogi dibagi ke dalam tiga macam, yaitu analogi personal, analogi langsung, dan
analogi simbolik.

2. Jenis-jenis analogi
Menurut Wayne O. Attoe (Snyder, 1979 : 40-53), dalam menganjurkan cara-
cara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli teori seringkali mendasarkan
diri pada analogi-analogi. Berikut ini adalah beberapa analogi yang berulang-
ulang digunakan oleh para ahli teori untuk menjelaskan arsitektur :
a. Analogi Matematis
Ilmu hitung dan geometri merupakan dasar penting bagi pengambilan
keputusan dalam arsitektur. Bangunan-bangunan yang dirancang menurut bentuk-
bentuk murni dan angka-angka primer atau lambang akan sesuai dengan tatanan
alam semesta. “penampang emas” atau “nomor emas” paling sering disebut
sebagai tuntunan yang tepat untuk rancangan arsitektur. Yaitu perbandingan 1 :
1,618.

26
Gambar 2.12 Bentuk murni dan penampang emas
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019
b. Analogi Biologis
Membangun adalah proses biologis, membangun bukanlah proses estetis.
Menurut Frank Lloyd Wright hal ini biasanya disebut sebagai “Organik” atau
“Biomorfik”, bentuk ini memusatkan perhatian pada proses-proses pertumbuhan
dan kemampuan-kemampuan pergerakan yang berkaitan dengan organisme-
organisme. Arsitektur Organis/terpadu dari FLW memiliki empat karakteristik:
1) Berkembang keluar dari dalam, selaras dengan kondisi-kondisi
keberadaannya.
2) Konstruksi terjadi dalam sifat-sifat bahan “dimana kaca digunakan sebagai
kaca, batu sebagai batu, kayu sebagai kayu.
3) Unsur-unsur suatu bangunan adalah terpadu.
4) Menggambarkan waktu, tempat dan tujuan.
Arsitektur biomorfis mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berubah
melalui perluasan, pergandaan, pemisahan, regenrasi dan perbanyakan. Ia dapat
diubah guna menanggapi perubahan-perubahan lingkungan dan tuntutan-tuntutan
dari dalam . Contoh analogi biomorfis : Kota yang dapat dimakan (Rudolf
Doernach), struktur-struktur pneumatik bersel banyak (Fisher, Conoly dan
Neumark), suatu unit kehidupan yang dapat berdiri sendiri disebut cuschicle yang
dapat didukung di punggung si pemakai (Mike Webb), polong kehidupan (David
Greene), balai untuk perjalanan (A. Stinco) dan kota berjalan (Ron Herron)
(dalam Snyder 1979 : 42).

27
Gambar 2.13 Contoh Analogi Biologis Germany Pavillion, atap pneumatik suatu
bangunan Ekspo yang dapat diubah, diperluas, digandakan, dipisah.
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019

c. Analogi Romantik
Mendatangkan atau melancarkan tanggapan emosional dalam diri si pengamat,
dilakukan dengan dua cara yaitu menimbulkan asosiasi dengan melakukan
rujukan pada alam, masa lalu, tempat-tempat eksotis, benda primitif atau asosiasi
masa kanak-kanak dan melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan dimana kita
dapat terpengaruh oleh sarana-sarana yang benar-benar formal bila dilebih-
lebihkan atau digunakan secara berlebih. Kita bisa ditakut-takuti, menjadi kawatir
atau kagum karena penggunaan kontras, dorongan yang berlebih-lebihan, ukuran
yang tidak biasa dan bentuk-bentuk tidak biasa yang dilakukan sang arsitek.
Digunakan untuk membangkitkan tanggapan-tanggapan inderawi dalam diri
pengamat.

Gambar 2.14 Contoh Analogi Romantik


Bangunan Taj Mahal menggambarkan rasa cinta seorang raja terhadap istrinya dan
bangunan kastil kuno menggambarkan keseraman dan ketakutan.
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019

28
d. Analogi Linguistik
Bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para
pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:
1) Model Tata bahasa : Arsitektur dianggap terdiri dari kata-kata yang ditata
menurut aturan (tatabahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat
dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkan apa
yang disampaikan oleh bangunan tersebut.

Gambar 2.15 Contoh Analogi Linguistik model Tatabahasa


Rumah panggung kayu dipahami sebagai rumah tinggal di daerah tropis lembab
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019
2) Model Ekspresionis : Bangunan dianggap sebagai suatu wahana yang
digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya terhadap bangunan
tersebut.

Gambar 2.16 Contoh Analogi Linguistik model Ekspresionis


Disney Concert Hall karya Gehry, sangat ekspresif dengan kurva stainlessnya
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019

3) Model Semiotik : Suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian


informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya.

29
Gambar 2.16 Contoh Analogi Linguistik model Semiotik Ducks and Sheds,
bangunan mengambil bentuk dari apa yang ada didalamnya atau menampilkan tanda-
tanda saja untuk menjelaskan maknanya.
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019
e. Analogi Mekanik :
Menurut Le Corbusier, Rumah adalah sebuah mesin yang dihuni. Bangunan
seperti mesin-mesin seyogyanya menyatakan apa sesungguhnya mereka dan apa
yang mereka lakukan, tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan yang
tidak relevan dalam bentuk gaya-gaya. Sebuah bangunan modern “harus setia
pada diri sendiri, tembus pandang dan bersih dari kedustaan atau hal-hal sepele
untuk menyesuaikan dengan dunia mekanisasi dan transportasi masa kini.

Gambar 2.17 Contoh Analogi Mekanik


Bangunan Menara Eifell memperlihatkan kejujuran strukturnya yang terdiri dari
rangkaian besi tanpa bidang penutup dan hiasan
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019

f. Analogi Pemecahan Masalah

30
Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham,
lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat. Mempunyai pendekatan
rasionalis, logis, sistemik, parametrik analisis dan prosedurprosedur khusus.
Merancang tidak dianggap sebagi proses intuitif yang bercirikan ilham saja, tetapi
sebagai proses langkah demi langkah yang bergantung pada informasi yang padat.

Mempunyai prosedur yang seksama dan terpadu, mempunyai prosedur minimum:


analisis, sintesis dan evaluasi.

Gambar 2.18 Contoh Analogi Pemecahan Masalah


Diagram Christopher Jones dalam Design Methods
Sumber: docplayer.info, 7 Januari 2019

g. Analogi Adhocis
Menanggapi kebutuhan langsung dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh
dan tanpa membuat rujukan pada suatu cita-cita. Tidak ada pedoman baku untuk
mengukur rancangan, semua dapat dipakai. Menggunakan apa yang mudah
didapat dan berbiaya murah. Analogi Adhocis banyak ditemui pada arsitektur
tradisional yang menggunakan bahan setempat.

h. Analogi Bahasa Pola


Perancangan arsitektur merupakan tugas mengidentifikasi pola-pola baku
kebutuhan-kebutuhan dan jenis-jenis baku dari tempattempat untuk memuaskan
kebutuhan itu. Pendekatan tipologis/pola menganggap bahwa hubungan
lingkungan-perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan yang
digabungkan perancang untuk membuat sebuah bangunan atau suatu rona kota.

i. Analogi Dramaturgi
Lingkungan buatan sebagai pentas panggung, manusia memainkan peran,
bangunan-bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang
menunjang pegelaran panggung. Digunakan dengan dua cara :

31
1) Dari titik pandang para aktor, arsitek memperhatikan penyediaan alat-alat
perlengkapan dan rona-rona yang diperlukan untuk memainkan suatu
peranan tertentu.
2) Dari titik pandang dramawan, arsitek bertindak seperti dalang yang
mengatur aksi dan pengarah gerak.

D. STUDI LITERATUR
a. Nanshan Wedding Center

Gambar 2.19 Nanshan Wedding Center dari Sisi Utara


(Sumber: www.archdaily.com/208303/nanshan-wedding-center-urbanus , 29
November 2018)

Lokasi : Nanshan District, Shenzhen, Guangdong, China


Tahun : 2011
Arsitek : Urbanus Luas Area : 3.002,5 m²
Luas Lantai : 977,5 m²
Nanshan wedding center merupakan suatu bangunan yang terletak di daerah
Nanshan District, Shenzhen, Guangdong, China dengan fungsi sebagai gedung
wedding center. Nanshan wedding center meruapakan jenis tipologi baru dalam
dunia arsitektur. Desain bangunan ini dibuat dengan harapan dapat memberikan
identitas baru dalam proses mengurus registrasi pernikahan, di sisi lain arsitek
juga memiliki harapan dapat menyediakan ruang publik baru bagi masyarakat
dengan bentuk yang berbeda. Pada akhirnya, bangunan yang diciptakan dapat
mengubah identitas bangunan pemerintahan yang dapat mengurangi kesenjangan
antara pemerintah dengan rakyat.

32
Strategi desain yang diterapkan dalam bangunan Nanshan wedding center
adalah untuk mengakomodasi gedung wedding center dengan tersedianya
program yang lebih baik. Desain bangunan oleh Urbanus ini bergaya modern
dengan lokasi yang cukup strategis, yaitu di Timur Laut Lijing Park di Nanshan
District dengan ukuran panjang 100 m dan lebar 25 m. Bangunan utama
diletakkan pada tapak bagian Utara yang merupakan area dekat sudut jalan raya.
Di sisi lain, terdapat paviliun kecil pada bagian Selatan tapak yang terhubung
dengan bangunan utama. Pavilion dihubungkan dengan dua buah jembatan yang
menggantung di atas kolam. Pengaturan bangunan ini dibuat dengan tujuan
menciptakan nuansa upacara pernikahan sekaligus sebagai poin utama bagi
bangunan serta simbol bagi landmark kawasan.
Ide pokok dari proses desain bangunan Nanshan wedding center adalah untuk
memberi contoh pengalaman sirkulasi yang terjadi di dalam gedung. Jalan kecil
berbentuk spiral menerus bersifat menghubungkan aspek-aspek pernikahan secara
berurutan. Aspek-aspek yang dihubungkan antara lain adalah kedatangan
pengantin, persiapan menjelang masuk gedung dengan adanya perhatian khusus
dari kerabat keluarga, pengambilan foto, proses upacara, pendakian jembatan,
proses melihat ke bawah, penerbitan, proses menuruni jembatan, melewati kolam,
dan akhirnya berkumpul bersama sanak saudara. Gedung Nanshan wedding
center didesain khusus untuk menciptakan memori tentang upacara pernikahan.

33
Gambar 2.20 Analisis Pergerakan dalam Gedung Nanshan Wedding Center
(Sumber: www.archdaily.com/208303/nanshan-wedding-center-urbanus , 29 November
2018)

Pendekatan yang diterapkan dalam desain bangunan disesuaikan dengan


kondisi lingkungan bangunan yang berara di area permukiman. Ruangan besar
yang terdapat di dalam gedung dibagi menjadi ruangan-ruangan yang lebih kecil
untuk meningkatkan privasi. Kulit bangunan terdiri dari dua lapisan struktur,
lapisan pertama terbuat dari bahan aluminium yang saling bertautan membentuk
motif bunga sebagai cermin dari ruang interior yang ada di dalamya. Lapisan kulit
kedua merupakan dinding kaca yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan
iklim. Desain ruang interior dan fasade luar bangunan dirancang dengan warna
putih untuk mencerminkan suasana spiritual dari upacara pernikahan.

Gambar 2.21 Siteplan Nanshan wedding center


(Sumber: www.archdaily.com/208303/nanshan-wedding-center-urbanus , 29
November 2018)

34
Gambar 2.22 Potongan Nanshan wedding center
(Sumber: www.archdaily.com/208303/nanshan-wedding-center-urbanus , 29 November
2018)

b. Tirtha Uluwatu Bali


Tirtha Bali merupakan salah satu kompleks one stop untuk pernikahan. Tirtha
Bali menyediakan fasilitas yang lengkap, mulai dari resort, pavilion,
lounge/kuliner, outdoor dining, indoor dining, kapel untuk pemberkatan
pernikahan, butik, gazebo, dan toko souvenir. Pihak manajemen memanfaatkan
trend menikah di Bali oleh wisatawan yang terpesona dengan keindahan Pulau
Bali. Fasilitas yang paling ditonjolkan pada Tirtha Bali ini adalah glass wedding
chapel-nya yang bernuansa kontemporer. Tirtha Bali ini hadir dalam dominasi
warna putih, dikelilingi keheningan kolam yang berisi tirtha (air suci dalam
bahasa Bali). Bangunan ini terletak di ketinggian tebing di daerah Uluwatu
dengan view yang menghadap Teluk Jimbaran.

Gambar 2.23 Wedding Venue Tirtha Uluwatu Bali


(Sumber: www.baliwedding‐butler.com , 29 November 2018)

35
Kompleks ini didesain dengan perencanaan dan sentuhan budaya Bali yang
dipadukan dengan ciri arsitektur kontemporer Asia minimalis – tropis. Kapel ini
dibuat setinggi 9 meter, dengan disangga rangka-rangka portal baja dan ditutup
dengan kanvas berlapis teflon dan kaca laminate. Pencahayaan kapel
menggunakan konsep soft light yang dimaksudkan agar pengunjung dapat
merasakan pencahayaan yang halus sehingga menumbuhkan suasana sakral (suci).
Lansekap dan pengolahan ruang luarnya mengambil “air” sebagai unsur utama.
Kolam-kolam yang mengelilingi kapel dan merefleksikannya seolah menyatu
dengan latar samudera.
Jalan menuju kapel ini dibuat sempit, dominasi warna putih yang
melambangkan kesucian, kesederhanaan, dan kepolosan, dengan kolam yang
berada di samping kiri dan kanannya sehingga menambah suasana romantis bagi
pengantin.
Dinding bangunan yang terbuat dari material kaca sehingga bersifat transparan
yang mewujudkan kesinambungan antara ruang luar dan dalam. Pengantin dan
pengunjung dapat menikmati keindahan alam di luar bangunan.

c. The Ritual Bali


The Ritual Bali terletak di perbukitan tepi jurang 100 m diatas permukaan laut
di daerah Uluwatu, tepatnya sebelah selatan pulau Bali. Dengan pemandangan
terbuka berupa samudera biru dan bisa mendapatkan pemandangan langsung saat
matahari terbenam.  

Gambar 2.4 Wedding Venue The Ritual Bali 


(Sumber: http://theritual‐bali.com/facilities_chapel.html , 29 November 2018)

36
Konsep nama “Ritual” merefleksikan rumitnya tahap-tahap suatu upacara
pernikahan yang mana dalam pernikahan tradisional mengandung makna yang
penting, masing-masing tahap dari seluruh prosesi memiliki arti yang luar biasa
dalam melengkapi suatu pernikahan yang sempurna dan sakral. Dengan mengikuti
keseluruhan tema Indonesia, pada kompleks the Ritual Bali terdapat banyak
elemen-elemen etnik, yang tersebar pada lahan 5.500 m². Bangunan The Ritual,
dilihat pada bentuk struktur atapnya secara pasti merefleksikan sebuah rumah
tradisional Padang, Sumatera Barat. Semua daerah yang disebutkan dan bagian-
bagian lain dari Indonesia memiliki keunikan ritual pernikahannya masing-
masing, berbeda satu dengan yang lain, yang berarti bahwa jika melihat satu saja
tidak bisa mewakili yang lain.

Gambar 2.25 Resepsi Outdoor The Ritual 


(Sumber: http://theritual‐bali.com/facilities_chapel.html , 29 November 2018)

d. Resume Studi Literatur


Tabel 2.1 Resume Studi Literatur

Nanshan Tirtha Uluwatu


Kategori The Ritual Bali
Wedding Center Bali

Fasilitas Pavilion, hall resort, pavilion, Resort, lounge


reception, lounge/kuliner, kuliner, private
wedding organizer outdoor dining, villa, wedding
indoor dining, pavilion,
kapel untuk interconnecting
pemberkatan indoor dan outdoor
pernikahan, butik, dining locations,
gazebo, dan toko swimming pool and
souvenir. relaxation gazebo,
full commercial
kitchen dan bar.

37
Konsep Sirkulasi dalam Glass wedding Venue chapel untuk
bangunan dibuat chapel-nya yang pernikahan sebagai
zig zag untuk bernuansa vocal point dilihat
menciptakan kontemporer. hadir pada bentuk
memori tentang dalam dominasi struktur atapnya
upacara warna putih, secara pasti
pernikahan. dikelilingi merefleksikan
keheningan kolam sebuah rumah
yang berisi tirtha tradisional Padang,
(air suci dalam Sumatera Barat.
bahasa Bali).
Kapasitas 3.000 – 5.000 150-500 orang 200-500 orang
orang
Sumber: Analisa Penulis, 2018

BAB III
TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

A. Tinjauan Makro Lokasi


1. Gambaran Umum Kota Kendari
a. Letak Geografis
Kota Kendari secara administratif berkedudukan sebagai ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 1995.
Secara geografis, Kota Kendari terletak membujur dari Barat ke Timur antara
122o,55o – 122o,39o Bujur Timur dan 03o,55o – 4o,05o Lintang Selatan yang
membentang mengelilingi Teluk Kendari.
Secara administratif, Kota Kendari berbatasan dengan :
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia.
2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda.
3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan
Sampara.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan Laut Banda.

b. Luas Wilayah
Luas wilayah Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0,78% yang terdiri dari 10
Kecamatan dan 64 Kelurahan dengan topografi bervariasi antara datar dan bukit

38
dengan ketinggian mencapai 459 meter di atas permukaan laut.Suhu udara rata-
rata 22” – 31” C, curah hujan rata-rata 2.517 mm dengan rata-rata hari hujan
sebanyak 174 hari pertahun dengan curah hujan tertinggi pada sekitar bulan juni.

Gambar 3.1. Peta Administratif Kota Kendari


Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Kendari, 2019

c. Keadaan Iklim
1) Musim
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari hanya musimnya
hanya dua yaitu Musim Kemarau dan Musim Hujan. Keadaan musim dipengaruhi
oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya.

Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan yang
tidak merata. Musim semacam di atas dikenal sebagai Musim Pancaroba atau
Peralihan antara Hujan dan musim Kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan

39
bulan Agustus, angina bertiup dari arah Timur berasal dari Benua Australia yang
kurang mengandung uap air. Hal ini mengakibatkan kurangnya curah hujan di
daerah ini. Pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober terjadi musim
Kemarau. Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup dari
barat ke timur dan banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan
Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan. Pada bulan-bulan tersebut di
wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan.

2) Suhu Udara
Suhu udara dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan ketinggian
dari permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan
keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam suatu
wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan bersuhu tropis.

d. Keadaan Penduduk
1) Jumlah Penduduk
2) Laju Pertumbuhan Penduduk

e. Pemerintahan
Luas wilayah yang dimiliki Kota Kendari adalah 29.589 Ha atau 0.78% dari
luas wilayah Sulawesi Tenggara. Secara administrasif Kota Kendari terbagi atas
10 Kecamatan yaitu :

1) Kecamatan Poasia, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Anduonohu,


Rahandouna, Anggoeya dan Matabubu.
2) Kecamatan Baruga, terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Baruga, Lepo-lepo,
Watubangga dan Wundudopi
3) Kecamatan Mandonga, terdiri atas 6 Kelurahan yaitu : Mandonga,
Korumba, Anggilowu, Alolama, Wawombalata dan Labibia.
4) Kecamatan Kendari, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kandai, Gunung jati,
Kendari Caddi, Kasilampe, Kampung Salo, Mangga Dua, Mata, Purirano dan
Jati Mekar.
5) Kecamatan Kendari Barat, terdiri dari 9 Kelurahan yaitu : Kemaraya,
Watu-watu, Tipulu, Punggaloba, Benu-benua, Sodohua, Sanua, Dapu-
Dapura, Lahundape.

40
6) Kecamatan Abeli terdiri dari 13 Kelurahan yaitu Benua Nirae, Puday,
Lapulu, Abeli, Anggalomelai, Tobimeita, Poasia, Talia, Petoaha, Nambo,
Bungkutoko, Sambuli dan Tondonggeu.
) Kecamatan Wua-Wua terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Wua-Wua, Bonggoeya,
Mataiwoi dan Anawai.
8) Kecamatan Puwatu terdiri dari 6 Kelurahan yaitu: Puwatu, Watulondo,
Pungolaka, Tobuuha, Abeli Dalam dan Lalodati.

9) Kecamatan Kambu terdiri dari 4 Kelurahan yaitu: Kambu, Mokoau, Padaleu


dan Lalolara.

10) Kecamatan Kadia terdiri dari 5 Kelurahan yaitu: Kadia, Bende, Pondambea,
Wawo Wanggu dan Anaiwoi.

2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari


a. Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah, kota terbentuk oleh adanya interaksi antara
bagian wilayah kota (BWK) ataupun pembagian zona wilah tertentu yang
direncakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari 2010-2030.
Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-kegiatan
perkotaan, maka fungsi eksisting BWK di Kota Kendari di masa mendatang
mengalami perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota
dan Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota
Kendari melalui penzoningan wilayah.

Pembangunan wilayah kota kendari didasarkan pada Rencana Tata Ruang


Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang tertib, aman, dan berkeadilan.

41
b. Fungsi dan Peran Kota
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan pelayanan
seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan eksternal akan dapat
menentukan fungsi dan peran kota.

Kota Kendari dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan kota
akan berfungsi sebagai:

1) Pusat pelayanan kota:


a) Pusat Pemerintahan Kota
b) Perdagangan dan Jasa
c) Pariwisata
d) Pendidikan
e) Transportasi
f) Industri
g) Kesehatan
2) Sub pusat pelayanan kota
3) Pusat lingkungan

Gambar 3.2. Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota

42
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan, 2013

c. Rencana Pola Ruang


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari
tahun 2010 – 2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas
beberapa zona peruntukan, yakni :

1) Kawasan Pertanahan
2) Pertanian Tanaman Hortikultura
3) Kawasan Hutan Lindung
4) RTH
5) Sempadan Pantai
6) Kawasan Resapan Air
7) Sempadan Sungai
8) Taman Wisata Alam
9) Kebun Raya
10) Hutan Kota
11) Taman Kota
12) Perumahan Kepadatan Tinggi
13) Perumahan Kepadatan Sedang
14) Perumahann Kepadatan Rendah
15) Perkantoran Pemerintah
16) Kawasan Pendidikan Tinggi
17) Pelayanan Kesehatan
18) Perdagangan dan Jasa
19) Sector Informal
20) Pelayanan Pendidikan
21) Kawasan Pelayanan Umum
22) Kawasan Industri Terbatas
23) Kawasan Industri & Pergudangan
24) Kawasan Pelabuhan
25) Kawasan Pariwisata
26) Terminal Type A

43
27) TPA
28) Pertanian Taman Pangan
29) Pertanian Hortikultura
30) Zona Kepentingan Pariwisata
31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan

32) Zona Kepentingan Pelabuhan

Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan Perumahan
Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah Kota Kendari tahun
2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut ini:

Gambar 3.3. Peta Rencana Pola Ruang 2010-2030


Sumber : Dinas Tata Kota Perumahan, 2013

3. Arahan Pengembangan Zonasi Kota Kendari

44
Tabel 3.1 Arahan Pengembangan Zonasi Kota Kendari
Zonasi Keterangan
1 2
Kawasan Hutan Lindung Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas
yang memberikan perlindungan kepada kawasan
sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata
air, pencegah banjir dan erosi, serta memelihara
kesuburan tanah. Terletak dikecamatan kambu.
Ruang Terbuka Hijau  Area memanjang/jalur dan mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Terletak
di Kecamatan kambu, kecamatan poasia, dan
kecamatan kendari barat.
Kawasan Sempadan  Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang
Sungai mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Terletak di kecamatan abeli, kecamatan wua-wua,
kecamatan kadia, kecamatan mandonga.
Kawasan Resapan Air  Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi
meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat
pengisisan air bumi ( akuiver ) yang berguna
sebagai sumber air. Terletak di kecamatan
kendari, kecamatan kendari barat, kecamatan
baruga, kecamatan kambu, kecamatan poasia dan
kecamatan abeli.
Taman Wisata Alam  Kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Kawasan Taman Kota  Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami dan bukan
alami, jenis asli atau bukan asli, yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan menunjang budidaya,
budaya, pariwisata dan rekresasi.
Kawasan Hutan Kota  Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam kesekutuan alam
lingkungannya, yang satu dan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan.
Kawasan Perumahan  Terletak di kawasan pusat kota dan pusat
Kepadatan Tinggi pertumbuhan baru meliputi Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga,
Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-wua,
Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia dan
Kecamatan Abeli.
Kawasan Perumahan  Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan

45
Kepadatan Sedang tinggi dan kepadatan rendah meliputi kecamatan
Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan
Wua-wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan Kambu
dan Kecamatan Abeli.
Kawasan Perumahan  Terletak berdekatan dengan kawasan lindung,
Kepadatan Rendah kawasan agrowisata dan kawasan pertanian
meliputi Kecamatan Puuwatu, Lecamatan
Mandonga, Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia
dan Kecamatan Abeli.

Perkantoran Pemerintah  Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana


Provinsi Sulawesi pengembangan di Kecamatan Kambu
Tenggara

Perkantoran Pemerintah  Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan


Kota Kendari Kadia
Kawasan Pendidikan  Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat
Tinggi pertumbuhan baru di bagian selatan.
Kawasan Pelayanan  Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di
Kesehatan kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala kota
berada di Kecamatan Kambu
Kawasan perdagangan  Untuk pasar tradisional berada di kecamatan
dan jasa kendari, kecamatan puuwatu, kecamatan kadia,
dan kecamatan baruga. Dan untuk pusat
perbelanjaan berada di kecamatan kadia,
kecamatan wua-wua, kecamatan poasia, dan
kecamatan abeli. Selanjutnya untuk pertokoan
modern berada di kecamatan kendari, kecamatan
kendari barat, kecamatan wua-wua, kecamatan
kadia, kecamatan baruga dan kecamatan abeli.
Sektor Informal  Berada di Kawasan perdagangan mandonga, dan
kawasan pusat kota, kawasan teluk kendari yang
meliputi kecamatan kadia, kecamatan wua-wua
dan kecamatan poasia.
Kawasan Pelayanan  Untuk pelayanan kantor kepolisian skala kota
Umum terletak di Kecamatan wua-wua dan skala
pelayanan kecamatan terdapat disetiap kecamatan.
Kawasan Industri  Meliputi industri manufactur seluas 100 ha yang
terbatas terletak di kecamatan baruga.
 Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar,
Kawasan Industri terpadu
terdapat di kecamatan abeli, dan kawasan
agroindustri di kecamatan puuwatu dan kecamatan
kadia.
Kawasan Pariwisata  Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan
promosi dan informasi daerah, serta rumah-rumah
adat sulawesi tenggara di kecamatan kadia, wisata

46
perdagangan dan sejarah kota lama di kecamatan
kendari. Dan untuk kawasan pariwisata alam
berupa taman wisata alam di kecamatan puuwatu,
kecamatan wua-wua, kecamatan baruga,
kecamatan kambu dan kecamatan poasia.
Selanjutnya kawasan pariwisata buatan, wisata
agro, objek wisata pantai, wisata religius, dan
perdagangan di kecamatan mandonga, kecamatan
puuwatu, kecamatan kadia, kecamatan kambu dan
kecamatan poasia serta pusat kota dan kawasan
teluk kendari.

Kawasan pelabuhan  Terletak di kelurahan bungkutoko.
Kawasan tanaman  terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan
pangan mandonga, kecamatan baruga dan kecamatan
abeli.
Kawasan pertanian  Terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan
Horticultura mandonga, kecamatan kambu, kecamatan baruga
dan kecamatan poasia.
Sumber : Dinas Tata Kota dan Perumahan, 2013

4. Data Persentase Pendapatan Ekonomi Kota Kendari


Tabel 3.2. Persentase Pendapatan Kota Kendari
No Sektor Persentase
01 02 03
1 Pertanian 13,48 %
2 Pertambangan dan Penggalian 0,22 %
3 Industri Pengolahan 7,88 %
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,35 %
5 Bangunan 8,61 %
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 22,35 %
01 02 03
7 Pengangkutan dan Komunikasi 21,98 %
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13,06 %
9 Jasa-Jasa 9,07 %
Sumber : PDRB Kota Kendari 2009-2013

B. Urgenisasi Judul
1. Presentase Jumlah Nikah Kota Kendari per Tahun
Tabel 3.3 Jumlah Pernikahan Kota Kendari Tahun 2013 – 2017
NO TAHUN NIKAH PRESENTASE

47
1 2013 2.499 0,02%
2 2014 2.311 - 0,07%
3 2015 2.056 - 0,11%
4 2016 2.125 0,03%
5 2017 2.139 0,006%

Sumber: BPS Kota Kendari, 2018

Jumlah tertinggi Pernikahan di Kota Kendari selama 5 tahun terkini adalah


pada tahun 2013 sebanyak 2.499 pernikahan. Sedangkan jumlah terendah yaitu
pada tahun 2015.

2. Ide Rancangan
a. Perencanaan Fasilitas Pernikahan Terpadu memiliki 3 aspek utama yaitu:
1) fasilitas pra-nikah yang meliputi segala kebutuhan sebelum pernikahan
mulai dari sewa gedung, catering, dekorasi, dsb.
2) Fasilitas saat pernikahan berlangsung mulai dari hall, ruang perjamuan,
prasnamanan, dsb.
3) Fasilitas pasca nikah yaitu fasilitas honeymoon bagi pengantin serta family
gathering bagi keluarga kedua belah pihak.
b. Area pernikahan terdiri dari dua jenis yaitu indoor wedding dan outdoor
wedding yang dibuat privat.
c. Pengelompokan ruang pada Fasilitas Pernikahan Terpadu akan dibuat
berdasarkan fungsi utama, pengelola, penginapan, penunjang, dan pelengkap.

48

Anda mungkin juga menyukai