KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Fisika ini
dengan baik, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat sebagai tugas mata pelajaran Fisika kelas XII semester genap, dengan
judul makalah “Gejala Kuantum”, yang kami susun dengan semaksimal mungkin dan tak
lepas dari bimbingan Ibu Ni Made Sariasih, S.Pd.,M.Pd. Selaku guru mata pelajaran Fisika
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyelesaian makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun, sangat kami harapkan adanya untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami kedepannya. Semoga makalah Fisika tentang
Gejala Kuantum ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Terima Kasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. ANALISIS KI DAN KD 3
B. KONSEP-KONSEP ESSENSIAL 4
C. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN MATERI GEJALA
KUANTUM 16
D. MEDIA PEMBELAJARAN PADA GEJALA KUANTUM 25
E. INSTRUMEN PENILAIAN 26
BAB III 29
PENUTUP 29
KESIMPULAN 29
LAMPIRAN 30
JURNAL 30
INSTRUMEN LENGKAP 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di era modern saat ini tentu saja manusia tidak bisa lepas dari penggunaan
teknologi terutama “android”. Seiring berjalannya waktu, penggunaan teknologi
menjadi hal yang umum bagi masyarakat karena dengan adanya kecanggihan dari
teknologi tersebut membuat manusia lebih mudah dalam menyelesaikan berbagai
macam pekerjaan. Teknologi tentunya sudah sangat mempengaruhi masyarakat
sekitar dalam berbagai cara. Pengaruh teknologi dalam dunia Pendidikan juga dapat
membantu meningkatkan efesiensi dan efektivitas siswa dalam belajar. Pengaruh
teknologi dalam dunia Pendidikan dapat didapat dari berbagai macam media seperti
penggunaan power point, software, web, dan aplikasi lainnya.
Pentingnya kita memahami dunia Pendidikan dengan teknologi bertujuan
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Dalam pembahasan perihal belajar
mengajar, kita sebagai calon guru fisika dituntut agar dapat merancang sebuah
pembelajaran yang inovatif sehingga dapat menciptakan generasi yang berkualitas di
masa depan. Pentingnya membahas 5 poin (analisis KI dan KD, konsep-konsep
essensial, pendekatan, model, metode, media dan instrument penilaian) dalam
makalah ini agar kita sebagai calon guru fisika dapat membuat suatu perubahan dalam
perihal mengajar yang tentunya materi yang disampaikan dapat lebih dimengerti
siswa, tercapainya tujuan pembelajaran, membuat suasana pembelajaran yang
menyenangkan, dan juga melatih keterampilan siswa di abad 21 ini.
1
5. Bagaimanakah bentuk instrument yang digunakan sebagai daya dukung proses
pembelajaran?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menemukan solusi dari
berbagai permasalahan yang ada dalam pembelajaran fisika melalui analisis konsep
gejala kuantum dan membuat suatu rancangan pembelajaran fisika yang membantu
guru dalam meningkatkan kualitas belajar dan membuat pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANALISIS KI DAN KD
Mata Pelajaran : Fisika
Satuan Pendidikan : SMA
Kls : XII MIPA 4
ANALISIS KI
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 ANALISIS DAN
(PENETAHUAN) (KETERAMPILAN) REKOMENDASI
3. Memahami, menerapkan, Mengolah, menalar, KI-3 Pengetahuan dan
menganalisis dan mengevaluasi menyaji, dan mencipta KI-4 Keterampilan
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan adalah untuk program
prosedural, dan metakognitif ranah abstrak terkait pendidikan 6 tahuan
berdasarkan rasa ingin tahunya dengan pengembangan
tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di
teknologi, seni, budaya, dan sekolah secara mandiri KI-3 dan KI-4 tersebut
humaniora dengan wawasan serta bertindak secara sesuai menjadi rujukan
kemanusiaan, kebangsaan, efektif dan kreatif, dan KD-KD mata pelajaran
kenegaraan, dan peradaban mampu menggunakan Fisika (6 tahun)
terkait penyebab fenomena dan metoda sesuai kaidah
kejadian, serta menerapkan keilmuan.
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minat
ANALISIS KI KD
Rekome Rekomen PPK
Analisis Rekomen Analisis
ndasi dasi KD-
KD dasi KD KD
KD KD pada
Pengete Pengetahu Keteram
Keteram Mapel
Kompet Kompet huan an pilan
pilan
ensi ensi
Dasar Dasar Nilai-nilai
Kesetar ▪ Keterca
Pengeta Keteram Tingkat Kesesuaia Karakter yg
Dimensi Bentuk aan paian
huan pilan n Dimensi dapat
Kogniti Taksono Taksono Dimensi
(KD (KD Kognitif Diimplemen
f dan mi dan mi Kognitif
dari KI dari KI degan dan tasikan dlm
Bentuk Tingkat dengan
3) 4) Bentuk Bentuk Materi dan
Dimensi Taksono KD dari
Pengetahu Pengeta Model
Pengeta mi KI 3
an huan Pembelajar
huan dengan
semua an
KD dari KD-3
3
dalam
Matapel
ajaran
▪ Keterca
paian
KI 4 Semua
Takson
omi
KD-4
dalam
Matapel
ajaran
1 2 3 4 5 6 7 8
3.8. 4.8 Tingkat Menjelaska Menyajika KD-3
Menjelas Menyajika dimensi n(C1) cocok n adalah Menjelask
kan n laporan kognitif dipasangka keterampil an (C1) ▪Aktif
secara tertulis adalah n dengan an tingkat setara
kualitatif dari menjelas gejala Menampil dengan ▪Kerjasam
gejala berbagai kan(C1) kuantum kan Merespon
a
kuantum sumber yang KA2,
yang tentang mencakup sedangak
▪Tanggung
mencaku penerapa radiasi an KD-4
p sifat n efek benda Menyajika jawab
radiasi fotolistrik, hitam, efek n setara
benda efek fotolistrik, dengan
hitam, Compton, efek Menampil
efek dan sinar Compton, kan(KK2)
fotolistrik, X dalam dan sinar X
efek kehidupan dalam
Compton sehari- kehidupan
, dan hari. sehari-hari.
sinar X
dalam
kehidupa
n sehari-
hari.
B. KONSEP-KONSEP ESSENSIAL
Konsep Essensial
4
1. Radiasi benda hitam
2. Efek fotolistrik
3. Efek Compton
4. Sinar X
Ranah kognitif :
Siswa dapat Menjelaskan secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup sifat radiasi
benda hitam, efek fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah Psikomotor :
Siswa dapat Menyajikan laporan tertulis dari berbagai sumber tentang penerapan efek
fotolistrik, efek Compton, dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari.
Ranah Afektif :
5
Radiasi benda hitam adalah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh
sebuah benda hitam. Apabila sepotong besi kita panaskan, maka suhu logam
tersebut akanmengalami kenaikan. Makin lama dipanaskan, suhunya semakin
tinggi. Makin tinggisuhu benda akan menimbulkanruangan di sekitar benda itu
menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa benda memancarkan energi kalor ke
sekitarnya. Energi yang dipancarkan benda ke sekitarnya disebut energi radiasi.
Energi radiasi yangdipancarkan sebuah benda dalam bentuk gelombang, yaitu
gelombang elektromagnetik.
Jika kita berada di dekat benda yang panas, maka tubuh kita akan terasa panas.
Tubuh akan terasa semakin panas apabila kita berada di dekat benda yang suhunya
lebih tinggi. Serta panas yang kita rasakan akan semakin kuat jika benda yang
berada di dekat kita berwarna gelap, di samping itu juga makin luas permukaan
benda, maka kita akan semakin merasakan panas. Pernyataan diatas merupakan
faktor yang memengaruhi radiasi suatu benda, bisa juga dsimpulkan faktor yang
mempengaruhi radiasi suatu benda sebagai berikut:
● Suhu benda
Energi yang dipancarkan oleh suatu benda tidak tergantung pada jenis
bendanya. Akan tetapi tergantung pada suhu benda itu dan sifat permukaanbenda.
Benda yang mudah menyerap panas sekaligus merupakan benda
yangmemancarkan panas dengan baik. Makin tinggi suhu benda semakin besar
energi yang dipancarkan.
700-800 Merah
900-1000 Jingga
6
1000-1100 Kuning
1300-1500 Putih
Ekperimen tentang radiasi kalor benda pertama kali dilakukan oleh Joseph
Stefan dan Ludwig Boltzmann, diperoleh kesimpulan yang dinyatakan dalam
rumus:
4
P=e σ A T
Keterangan :
e= emisivitas benda
7
Dilihat pada gambar, lubang itu berwarna hitam karena jika ada cahaya yang
masuk ke lubang tersebut kemungkinannya kecil untuk bisa keluar lagi,
cahayanya akan dipantulkan oleh dinding bagian dalam benda berongga sehingga
akhirnya energi habis terserap. Sebaliknya jika benda tersebut dipanaskan, maka
lubang itu akan menyala lebih terang dibandingkan dengan daerah sekitarnya,
yang berarti memancarkan energi lebih besar dibandingkan dengan yang lain.
Di sini diartikan bahwa benda hitam adalah benda yang akan menyerap semua
energi yang datang dan akan memancarkan energi dengan baik. Dalam hal ini
benda hitam sebenarnya hanya suatu model untuk menggambarkan benda hitam
sempurna yang kenyataannya benda itu tidak ada. Benda yang mempunyai sifat
menyerap semua energi yang mengenainya disebut benda hitam. Benda hitam
jika dipanaskan akan memancarkan energi radiasi. Energi radiasi yang
dipancarkan oleh benda hitam disebut dengan radiasi benda hitam.
● Benda hitam yang lebih panas akan memancarakan yang lebih banyak yang
8
membandingkan dua benda hitam tanpa melihat panjang gelombangnya,
benda hitam yang lebih panas akan mengeluarkan lebih banyak cahaya dari
pada benda hitam yang lebih dingin.
● Spektrum benda hitam bersifat tetap dan memiliki puncak pada panjang
9
Grafik di atas menunjukkan hubungan intensitas radiasi benda hitam
terhadap panjang gelombang pada suhu yang berbeda. Dapat dilihat bahwa
ketika suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas
maksimum (λmaks) bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih
pendek. Berdasarkan percobaan Wien dapat diperoleh persamaan seperti
berikut:
λmaks T =C
Keterangan:
λmaks = panjang gelombang untuk intensitas maksimum (m)
C = tetapan pergeseran Wien 2,9 x 10-3 mK
T = suhu (K)
11
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan energi
Compton berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang foton
terhambur dengan panjang gelombang semula, yang memenuhi persamaan :
h
λ ’−λ= ( 1−cosθ)
m₀ c
Keterangan:
λ= panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)
λ’= panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)
h= konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)
m₀ = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)
c= kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)
θ= sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)
h
Besaran sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi
m₀ c
jelaslah sudah bahwa dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton
dari sinar X menunjukkan bahwa foton dapat dipandang sebagai partikel, sehingga
memperkuat teori kuantum yang mengatakan bahwa cahaya mempunyai dua sifat,
yaitu cahaya dapat sebagai gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai partikel
yang sering disebut sebagaidualime gelombang cahaya.
c. Penerapan Efek Compton pada Kehidupan Sehari-hari
12
Nuklir Compton Telescope (NCT) adalah eksperimen balloon-borne untuk
mendeteksi sinar gamma dari sumber astrofisika seperti supernova, pulsar, AGN,
dan lainlain. Teleskop ini diluncurkan dengan balon ketinggian tinggi ke
ketinggian mengambang sekitar 40km.
Teleskop Compton menggunakan sebuah array-12-3D kadar tinggi
Germanium Detektor spektral resolusi untuk mendeteksi sinar gamma. Pada
bagian bawahnya setengah detektor dikelilingi oleh Bismuth germanate sintilator
untuk melindungi dari sinar gamma atmosfer. Teleskop memiliki medan pandang
(FOV) dari 25% dari langit.
Dua prototipe detektor berhasil diuji dan diterbangkan pada tanggal 1 Juni
2005 dari Scientific Balloon Flight Facility, Fort Sumner, New Mexico. Pada
tanggal 19 Mei 2009, instrumen penuh berhasil diluncurkan dari Fort Sumner di
New Mexico dan mampu mengamati kepiting pulsar. Sayangnya itu gagal untuk
memulai pada bulan April 2010 di Alice Springs, Australia, ketika balon pecah
menambatkan untuk derek di angin tinggi (Hasibuan S, 2015)
C. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max
Planck, Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki bahwa cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang kemudian
disebut foton yang memiliki energi sebesar hf. Percobaan yang dilakukan Einstein
lebih dikenal dengan sebutan efek fotolistrik.
a. Percobaan Efek Fotolistrik
13
Gambar diatas menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk
mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang
dilengkapi dengan dua elektroda A dan B dan dihubungkan dengan sumber
tegangan arus searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam ruang gelap,
maka amperemeter tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi pada saat
permukaan Katoda (A) dijatuhkan sinar amperemeter, maka akan menunjukkan
adanya arus listrik. Hal ini menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini
terjadi karena adanya elektron yang terlepas dari permukaan (yang selanjutnya
disebut elektron foto) A bergerak menuju B.
Apabila tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik
juga semakin mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif,
ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo), amperemeter menunjuk
angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak ada elektron
yang keluar dari keping A. Potensial Vo ini disebut potensial penghenti (V₀),
yang nilainya tidak tergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Besarnya
potensial penghenti ini tidak bergantung pada intensitasnya, tetapi bergantung
pada energi kinetik maksimumnya.
1 2
Ekmaks= m v e V ₀
2
Keterangan:
Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)
Ada percobaan yang lebih teliti dilakukan oleh Milikan pada tahun 1923
dengan menggunakan sel fotolistrik. Keping katoda dalam tabung ruang hampa
dihubungkan dengan sumber tegangan searah. Kemudian, pada katoda dikenai
cahaya berfrekuensi tinggi. Maka akan tampak adanya arus listrik yang mengalir
karena elektron dari katoda menuju anoda. Setelah katoda disinari berkas cahaya,
galvanometer ternyata menyimpang. Hal ini menunjukkan bahwa ada arus listrik
yang mengalir dalam rangkaian. Einstein telah menjelaskan bahwa untuk
mengeluarkan elektron dari permukaan logam dibutuhkan energi ambang. Jika
14
radiasi elektromagnet yang terdiri atas foton mempunyai enegi yang lebih besar
dibandingkan energi ambang, maka elektron akan lepas dari permukaan logam.
Akibatnya energi kinetik maksimum dari elektron dapat ditentukan dengan
persamaan:
Ek=h . f – h . f 0
Keterangan:
f, f0 = frekuensi cahaya dan frekuensi ambang (Hz)
h=konstanta Planck (6,63×10-34 Js)
Ek = energi kinetik maksimum elektron ( J)
b. Penerapan Efek Fotolistrik pada Kehidupan Sehari-hari
Sel surya atau sel fotovoltaik adalah memanfaatkan efek fotolistrik untuk
membangkitkan arus listrik dari cahaya matahari. Efek fotolistrik muncul ketika
cahaya tampak atau radiasi ultraviolet jatuh ke permukaan benda tertentu. Cahaya
atau radiasi mendorong elektron keluar dari benda tersebut, yang jumlahnya dapat
diukur dengan meteran listrik.
Keunikan efek fotolistrik adalah ia hanya muncul ketika cahaya yang menerpa
memiliki frekuensi di atas nilai ambang tertentu. Di bawah nilai ambang tersebut,
tidak ada elektron yang terpancar keluar, tidak peduli seberapa banyak cahaya
yang menerpa benda. Frekuensi minimum yang kemunculan efek fotolistrik
tergantung pada jenis bahan yang disinari.
c. Teori Gelombang tentang Efek Fotolistrik
Selanjutnya, marilah kita pelajari bagaimana pandangan teori gelombang dan
teori kuantum (foton) untuk menjelaskan peristiwa efek fotolistrik ini. Dalam teori
gelombang ada dua besaran yang sangat penting, yaitu frekuensi (panjang
gelombang) dan intensitas.
Ternyata teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang
terjadi pada efek fotolistrik, antara lain :
15
● Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang
D. Sinar X
Sinar x di temukan rontgen tahun 1895 , secara tak sengaja ketika bekerja
dengan tabung geister dimana garam barium di dekatkan denga tabung akan
berfosforisensi. Rontgen menyimpulkan bahwa penyebab fosforesensi adalah suatu
sinar yang tak tampak di pancarkan oleh anoda tabung geister dikenal dengan sinar-
X ( sinar Rontgen).
a. Sifat-sifat Sinar X
Sifat-sifat sinar X diantara lain ialah:
● Dapat menjalar menurut garis lurus walau melalui medan listrik dan medan
magnet
● Berdaya tembus sangat besar, mampu menembus logam dan zat padat lainya.
b. Aplikasi Sinar X
16
Radiasi sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan
gelombang pendek Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar
lampu, ultra violet, infra merah, gelombang radio, dan TV. Sinar-X mempunyai
daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian
sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran
nuklir. Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen
sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan
perkembangan teknologi dewasa ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan
fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan
(Computed Tomography Scan).
Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu
dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat daerah peralatan yang
menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat Rontgen. Karena
pesawat radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup besar, pada hal
sumber listrik di daerah relatip masih rendah. Oleh sebab itu pembahasan disini
lebih dititik beratkan pada penggunaan sinarX untuk pesawat Rontgen (Budiyanto,
2008).
a. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran ilmiah. Majid (2014) mengungkapkan bahwa penerapan
pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Dalam pendekatan saintifik ada beberapa
tahap/ kegiatan, yaitu: Observing, Questioning, Associating, Experimenting,
Processing, Conclusing, Presenting.
1) Observing adalah proses mengamati suatu fakta.
2) Questioning adalah proses menanyakan atau membuat hipotesis segala
sesuatu seputar fakta yang diamati.
17
3) Associating adalah menalar atau melakukan asosiasi antara yang
diketahui sebelumnya dengan apa yang baru diketahui.
4) Experimenting adalah menguji pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis
yang muncul dalam questioning.
5) Processing adalah kegiatan yang dilakukan untuk merumuskan
pengetahuan yang diperoleh dari empat proses sebelumnya.
6) Conclusing adalah merumuskan atau menyimpulkan pengetahuan yang
diperoleh.
7) Presenting adalah menyajikan pengetahuan yang diperoleh kepada
orang lain.
(Susilana & Ihsan, 2014)
18
ini dipandang paling sesuai dalam pengembangan minat dan kognitif
peserta didik.
19
Dalam pembelajaran memiliki beberapa variasi model yang dapat diterapkan.
Majid (2013: 19) menyatakan terdapat 5 model pembelajaran yang dapat
diterapkan yaitu:
(1) belajar tuntas (mastery learning)
(2) belajar kontrol diri (learning self control),
(3) latihan pengembangan keterampilan dan konsep diri (training for skill and
concept development)
(4) latihan assertif
(5) pembelajaran langsung (explicit instruction)
Model pembelajaran inqury terbagi menjadi dua yaitu:
1) inquiry terbimbing (guided inquiry)
Pada inquiry terbimbing guru membimbing siswa melakukan kegiatan
dengan memberikan pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu
diskusi. Inquiry terbimbing bisa dilakukan di awal proses pembelajaran
untuk siswa yang belum terbiasa.
2) inquiry bebas atau inquiry terbuka (open-ended inquiry)
Inquiry terbuka yaitu guru bertindak sebagai fasilitator, dimana
pertanyaan akan diajukan oleh siswa dan pemecahannya pun dirancang
oleh siswa sendiri.
Model pembelajaran inkuiry terbimbing Kuhlthau & Todd (2007)
menyatakan inquiry terbimbing adalah pembelajaran inquiry yang
direncanakan, diawasi, diintervensi. Sund & Trowbridge (1973) menyarankan
penggunaan inquiry terbimbing, sebagai bentuk pelaksanaan yang
menyediakan bimbingan dan petunjuk yang luas, diberikan pada peserta didik
yang belum berpengalaman dengan pendekatan inquiry.
Menurut Jauhar (2011) pembelajaran inquiry terbimbing ada beberapa ciri
utama model pembelajaran inquiry yaitu:
a. Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari
dan menemukan artinya menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan suatu
yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self-belief), artinya dimana guru hanya sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa, yang dilakukan dengan proses tanya jawab.
20
c. Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental, artinya siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai pelajaran,
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
di dalam hipotesis.
21
diperoleh informasi bahwa IPA merupakan pelajaran yang dianggap paling
sulit. Alasan yang mereka kemukakan adalah banyaknya hafalan konsep-
konsep IPA dan banyaknya rumus-rumus matematis. Mereka
mengungkapkan bahwa banyak sekali informasi yang harus diterima dan
diolah oleh siswa. Pada dasarnya siswa harus dapat memahami konsep atau
materi yang disajikan oleh guru maupun yang dipelajari oleh siswa. Gejala
seperti ini telah dilaporkan oleh Abdurrahman dkk. (2011). Secara umum
ditemukan bahwa penguasaan konsep siswa rendah, kemampuan matematis
lemah, dan siswa kurang mampu dalam mengkonversi satuan (Arief dkk.,
2012). Selain itu, rendahnya kemampuan verbal (menerjemahkan bahasa soal
ke bahasa matematis), menggunakan skema, membuat strategi, dan membuat
algoritma (Rusilowati, 2006). Untuk mengoptimalkan pembelajaran inkuiri
terbimbing dan mengembangkan kemampuan siswa yang telah disebutkan
maka dalam pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan multi representasi.
Multi representasi berarti mempresentasi ulang konsep yang sama dengan
format yang berbeda, di antaranya secara verbal, grafik dan mode angka
(Waldrip dkk., 2006). Beberapa tujuan menggunakan multi representasi
dalam proses pembelajaran disajikan berikut ini. Pertama, untuk
mempermudah pemahaman konsep-konsep dan memecahkan masalah-
masalah IPA yang dihadapi siswa (Yusuf dan Setiawan, 2009). Kedua, untuk
dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dalam mempelajari konsep
IPA (Herawati dkk., 2013). Ketiga, untuk menuntut siswa mempresentasikan
konsep yang dipelajarinya dalam berbagai bentuk, misalnya dalam bentuk
verbal/teks, grafik, diagram, gambar maupun matematis sesuai dengan materi
yang sedang dipelajari.
22
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian dan hasil penelitian terdahulu,
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dikarenakan mengikuti
langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Melalui kegiatan
keilmiahan tersebut akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa
untuk mencari dan menemukan sendiri fakta, konsep, dan prinsip melalui
pengalaman secara langsung sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
optimal.
c. Metode Pembelajaran
23
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang dapat dilakukan.
oleh guru atau pendidik. Pendidik atau guru memilih metode yang tepat
disesuaikan dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang
disajikan.
2) Metode Imitasi
Imitasi dapat diartikan sebagai tiruan. Namun menurut Horst Gunter
(dalam Mi’raj, 2009), Gunter mengemukakan bahwa “imitasi meliputi
tindakan mendengar, dan mengamati keterampilan-keterampilan teknik
dan artistic (posisi tubuh, pernafasan, diksi, interpretasi)”
3) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
merupakan seuatu cara belajar-mengajar dimana bahan disajikan oleh
guru secara monologue sehingga pembicaraan bersifat satu arah.
4) Metode Latihan/Drill
Metode latihan (driil) atau metode training merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan.
24
problem dimana para peserta diskusi dengan jujur mengemukakan pokok
pokok pikirannya untuk mencapai atau memperoleh suatu kesimpulan
bersama. Metode diskusi cocok dan diperlukan dalam pembelajaran
dengan tujuan : (1) memanfaatkan potensi siswa/mahasiswa, (2)
memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berpendapat, (3) mendapatkan
umpan balik untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai,
(4) mendorong mahasiswa berpikir kritis, (5) membantu mahasiswa
menilai dirinya dan teman temannya dengan benar, (6) membantu
mahasiswa memecahkan berbagai masalah yang berhubungan dengan
perkuliahan, (7) memotivasi untuk belajar
Metode Tanya-jawab adalah metode mengajar yang miripdengan
metode diskusi tetapi corak pertanvaanyang diajukan oleh dosen pada
hakikatnya bertujuan untukmengetahui apakah mahasiswatelah mengetahui
konsep-konsep tertentu yang sudah diajarkan, disamping itu juga
untukmerangsang mahasiswa menggunakan fakta-fakta yang dipelajari
untuk memecahkansuatupersoalan
Dalam penelitian terdahulu dalam jurnal “Pembelajaran Fisika
Kuantum Melalui Lesson Study Menggunkan Metode Diskusi Kelompok
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNS” yang ditulis oleh Supurwoko,
Nonoh Siti Aminah, Dyah Fitriana M., Dewanto H. W. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Murtiani, Ahmad Fauzan, dan Ratna Wulan (2012)
menunjukkan bahwa LS menggunakan CTL dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan lesson
studyadalah sebagai berikut :
1. Ada perbaikan perangkat pembelajaran yang mengarah pada perbaikan
pembelajaran di kelas.
2. Keaktifan siswa semakin meningkat dalam diskusi dan dalam pengerjaan
tugas, hal ini nampak pada saat “do” penemuan –penemuan yang
menunjukkan mahamahasiswa tidak mencatat, tidak aktif dll semakin
sedikit bahkan cenderung tidak ada.
3. Pembagian kelompok yang bervariasi ternyata cukup membantu siswa
karena tidak membuat bosan meskipun tentunya akan menimbulkan
masalah-masalah baru yang sebelumnya tidak teramati. (Supurwoko,
Aminah, M, & Dewanto, 2013)
25
Berdasarkan hasil analisis dalam penilitian terdahulu, dapat disimpulkan
bahwa metode diskusi merupakan pembelajaran yang tepat untuk menunjang
proses pembelajaran siswa.
26
pembelajaran. Salah satu keuntungannya yaitu dapat diperoleh melalui
pemanfaatan android atau PC sebagai media dalam pembelajaran. Dengan
demikian, siswa mendapat pengalaman baru dan materi yang di ajarkan dapat
tersampaikan dengan baik. Penggunaan media pembelajaran interaktif dapat
membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran pun
dapat tercapai (Nita & Kurniawati, 2018).
Dalam menggunakan media pembelajaran interaktif seorang guru dapat bebas
berkreasi membuat video pembelajaran sendiri sesuai dengan materi/bahan ajar
yang diajarkan kepada siswa. Hal ini tentunya membuat pembelajaran lebih
efektif dan efisien karena guru telah merancang hal apa saja yang akan
disampaikan kepada siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Dampak dari
media pembelajaran interaktif ini tentu saja dapat membuat suasana kelas yang
tidak membosankan, dapat dimengerti siswa dan siswa mendapat contoh inovatif
dari gurunya sendiri (Putri & Sibuea, 2014).
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia. konten materi pelajaran
fisika kuantum umumnya berkarakteristik abstrak, dan banyak penurunan
persamaan dalam mengkonfirmasi suatu teori. Sedangkan guru jarang
menjelaskan konsep materi fisika secara bervariasi maka dari itulah terkadang
siswa kurang paham dengan materi fisika kuantum yang bersifat abstrak ini.
Perkembangan TIK dalam media pembelajaran interaktif menjadi potensi yang
sangat besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seiring dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, media elektronik dapat menjadi
solusi dari kendala yang ditemui oleh pendidik dan peserta didik saat melakukan
pembelajaran dengan konten materi yang berkarakteristik abstrak. Percobaan yang
sulit dilakukan di laboratorium real, umumnya disebabkan oleh minimnya alat-alat
praktikum yang memadai, karena itulah virtual laboratorium sangat berguna jika
alat praktikum tidak memadai (Saregar A. , 2016).
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari media pembelajaran pada materi
kuantum yaitu materi yang bersifat abstrak akan lebih baik jika disampaikan
dengan media yang bervariasi agar konsep utama materi gejala kuantum dapat
tersampaikan dan siswa pun paham dengan materi tersebut.
27
E. INSTRUMEN PENILAIAN
Instrumen penilaian merupakan bagian integral dari suatu proses penilaian
dalam pembelajaran. Penilaian berperan sebagai program penilaian proses,
kemajuan belajar, dan hasil belajar siswa. Instrumen penilaian meliputi tes dan
sistem penilaian. Instrumen penilaian dirancang untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik setelah mempelajari suatu kompetensi . Pencapaian
tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran yang sebenarnya membutuhkan
penggunaan instrumen penilaian yang tidak hanya mencakup hafalan dan
pemahaman, tetapi juga dibutuhkan penilaian yang melatih keterampilan berpikir
kritis.
Instrumen penilaian yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan tingkatan
kemampuan berpikir dapat meningkatkan daya berpikir siswa, khususnya berpikir
kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat penting dilatihkan karena keterampilan
berpikir ini tidak dibawa sejak lahir. Karena sekarang sudah memasuki era 4.0,
siswa dituntut untuk memiliki keterampilan abad 21 yaitu berpikir kritis, kreatif,
komunikasi dan kalaborasi. Maka instrumen penilaian yang digunakan pun harus
mencakup keterampilan aba ke 21. Misalnya pada penilaian ranh kognitif, maka
instrumen yang digunakannya pun harus yang mencakup tes kemampuan berpikir
kritis pada siswa.
Penilaian mempunyai tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran,
diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan
kompetensi, bimbingan, diagnosisidan prediksi.Sebagai grading, penilaian
ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta
didik Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan anak yang lain. Karena itu,fungsi grading ini cenderung
membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada
penilaian acuan norma. Sebagaialat seleksi, penilaian ditujukan untuk
memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentudan yang
tidak.
Penilaian hasil belajar oleh guru yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
28
satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi siswa pada
semua mata pelajaran. Penialaian kognitif biasanya dilakukan dengan tes setalah
dilakukannya pembelajaran sebagai evaluasi guru terhadap siswa. (Fika &
Susilaningsih, 2014)
Penilaian pada ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom revisi, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir,
termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Dalam ranah kognitif itu
terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang berikut diantaranya :
a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b) Pemahaman (comprehension)
c) Penerapan (application)
d) Analisis (analysis)
e) Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
f) Mencipta (create)
(Rahayu & Azizah, 2012)
29
Penilaian pada ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan dan hasil belajar afektif. Penilaian
psikomotor biasanya dilakukan pada saat praktikum, guru menilai sikap dan
keterampilan siswa berpacu dengan rubrik penilaian yang sudah dibuat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
30
LAMPIRAN
JURNAL
Budiyanto, J. (2008). Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan.
Nita , S., & Kurniawati, I. D. (2018). Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Journal of Computer and Information
Technology E-ISSN: 2579-5317 Vol.1, No. 2,.
Putri, I. P., & Sibuea, A. M. (2014). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA
MATA PELAJARAN FISIKA. Jurnal Teknologi Informasi & Komunikasi dalam Pendidikan, Vol. 1.
No. 2.
Rizal, M. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi Representasi terhadap
Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains,
Vol.2, No.3.
Saregar, A., Sunarno, W., & Cari, C. (2013). Pembelajaran Fisika Kontekstual Melalui Metode
Eksperimen Dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia Interaktif Ditinjau Dari Sikap
Ilmiah Dan Kemampuan Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri, 2(02).
Supurwoko, Aminah, N. S., M, D. F., & Dewanto. (2013). PEMBELAJARAN FISIKA KUANTUM MELALUI
LESSON STUDY MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNS.
31
Susilana, R., & Ihsan, H. (2014). PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BERDASARKAN KAJIAN TEORI PSIKOLOGI BELAJAR. Vol.1, No.2.
Zahrotunnisa, Pranata, J., Aprianto, F. R., Ruswandi, A., & Pangestu, L. (2016). PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM BERBASIS MEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN IPA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Seminar Nasional Pendidikan dan Saintek .
INSTRUMEN LENGKAP
Penilaian Pembelajaran
1. Jenis / Teknik Penilaian
Jenis Bentuk Instrumen
Sikap Lembar pengamatan sikap
Keterampilan Tes penilaian praktek eksperimen
Pengetahuan Tes
1. Bentuk Penilaian
Jenis Bentuk Instrumen
Sikap Penilaian observasi langsung
Keterampilan Rubrik kinerja praktikum
Pengetahuan Tes PG
2. Instrumen
a. Sikap : Penilaian Observasi Langsung
No Nama Peserta Aspek Penilaian Jumlah Nilai
Didik Skor
Aktif Tanggung Kerja
Jawab Sama
1
2
3
4
5
6
7
8
32
9
10
Kriteria Tingkatan
1 2 3
Aktif Tidak aktif dan Tidak aktif tetapi Sangat aktif dan
tidak antusias antusias dalam antusias dalam
dalam melaksanakan melaksanakan
melaksanakan kegiatan kegiatan
kegiatan pembelajaran pembelajaan
pembelajaran
Tanggung Jawab Tidak bertanggung Bertanggung Bertanggung
jawab dan tidak jawab tetapi tidak jawab dan tertib
tertib dalam tertib dalam dalam
melaksanakan melaksanakan melaksanakan
kegiatan kegiatan kegiatan
pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Kerja Sama Tidak membantu Membantu tetapi Sangat membanu
dan tidak bekerja tidak bekerja dan bekerja sama
sama dalam diskusi sama dalam dengan anggota
antara kelompok diskusi antara kelompok dalam
kelompok diskusi antara
kelompok
Nilai Siswa = (skor yang diperoleh siswa/ skor maksimum) x 100
33
- Langkah kerja menggunakan kata kerja aktif
- Tabel Pengamatan berisi data yang diperlukan
- Pengolahan data
- Perhitungan data
- Kesimpulan
- Struktur kebahasaan baik dan benar
34
mencantumkan tidak tidak mencantumkan
referensi/ daftar mencantumkan mencantumkan referensi/daftar
pustaka referensi/daftar referensi/daftar pustaka
pustaka pustaka
Langkah kerja Tidak Menggunakan Menggunakan
menggunakan menggunakan kata kerja aktif kata kerja katif
kata kerja aktif kata kerja aktif tetapi tidak dan sistematika
dan sistematika sistematika
Tabel Tidak berisi data Berisi data yang berisi data yang
Pengamatan yang diperlukan diperlukan dan diperlukan dan
berisi data yang dan tidak tidak mencantuman
diperlukan mencantumkan mencantumkan ketelitian dari alat
ketelitian dari alat ketelitian dari alat ukur yang
ukur yang ukur yang digunakan
digunakan digunakan
Pengolahan data Menyajikan data Menyajikan data Menyajikan data
tidak secara secara lengkap secara lengkap
lengkap rapi dan tapi tidak rapi rapi dan
teroganisir dan teroganisir teroganisir
Perhitungan data Tidak Menggunakan Menggunakan
menggunakan KSR dan KTP KSR dan KTP
KSR dan KTP tetapi tidak dan sistematika
dan tidak sistematika
sistematika
Kesimpulan Keismpulan tidak Kesimpulan benar Kesimpulan benar
benar dan tidak sesuai dengan sesuai dengan
sesuai tujuan tujuan tapi tidak tujuan dan logis
logis
Struktur Kebahasaan tidak Kebahasaan Kebahasaan
kebahasaan baik dimengerti dan dimengerti tetapi dimenegrti dan
dan benar tidak sesuai tidak menggunakan
dengan EBI menggunakan EBI
EBI
35
Materi : Gejala Kuantum
Rubrik Penilaian
Kompetensi No Indikator Pencapaian Tingkat Jumlah
Indikator Soal Nilai
Dasar Kompetensi Soal Soal
terhadap f
(frekuensi) dan
siswa diminta untuk
menjawab soal
sesuai dengan
perintah pada soal
36
4 3.8.4 Menganalisis Disajikan soal dan
secara kualitatif gejala siswa diminta untuk
kuantum yang terdapat mengerjakan soal C4 2 2x2
dalam efek compton sesuai dengan
dan sinar x perintah pada soal
Jika pada grafik tersebut suhu benda dinaikkan, apakah yang akan terjadi ?
a. Frekuensi tetap
b. Panjang gelombang berkurang
c. Panjang gelombang bertambah
d. Panjang gelombang tetap
Jawaban dan pembahasan:
Jawabannya: B
Dari persamaan hukum pergeseran wien λmaks T=C , dapat kita analisis bahwa
hubungan panjang gelombang dengan suhu yaitu berbanding terbalik. Maka jika
pada grafik tersebut ditambahkan suhunya maka terjadi adalah berkurangnya panjang
gelombang.
2. Sebuah kawat lampu dengan emisivitas 0,6 memiliki luas permukaan 50mm kuadrat dan
bersuhu 900 K. Jika 60% daya yang diradiasikan ini diubah menjadi energi listrik. Maka
berapakah daya yang diradiasikan dan daya listrik yang dihasilkan kawat lampu?
a. 1,25 W dan 5,6 W
b. 1,20 W dan 0,67 W
c. 1,15 W dan 0,57 W
d. 1,12 W dan 0,67 W
37
Diketahui
e= 0,6
σ= 5,67 x 10-8Wm-2K-4
A= 50mm2
T= 900K
P=e σ A T 4
terhadap f (frekuensi) sinar yang digunakan pada efek fotolistrik. Berapakah nilai P pada
grafik tersebut?
a. 6,5 x 10−20 J
b. 6,6 x 10−20 J
c. 6,6 x 10−34 J
d. 6,5 x 1020 J
Jawaban: B
kita bisa gunakan rumus energi kinetik pada peristiwa efek fotolistrik besar energi kinetic
sama dengan besar paket energi cahaya foton dikurangi besar energi ambang logam,
Ek=h . f – h . f ₀
Ek=h .(f −f ₀)
38
−34
Ek=6,6 x 10 ( 6−5 ) x 1014
−20
Ek=6,6 x 10 Joule
4. Pada percobaan efek compton digunakan sinar X dengan panjang gelombang 0,05 A.
Sinar X menabrak elektron dan terhambur dengan besar sudut 60ͦ. Jika massa diam
elektron 9,1 x 10−31 kg, maka berapa panjang gelombang sinar x yang terhambur ?
a. 6,21 x 10−13 m
b. 6,1 x 10−13 m
c. 6,4 x 10−13 m
d. 6,3 x 10−13 m
Jawaban: A
Diketahui
λ= 0,05 A
m₀ = 9,1 × 10-31 kg
1
θ= 60◦ = cos 60◦ =
2
h
λ ’−λ= ( 1−cosθ)
m₀ c
h
λ’-λ= h/(m₀c λ ’=λ + (1−cosθ)
m₀c
−34
−12 6,63 ×10 1
λ ’=5 x 10 + (1− )
−31 −8
(9,1× 10 )(3 x 10 ) 2
λ ’=6,21 x 10−13 m
5. Gejala apakah yang terjadi pada percobaan efek compton pada gambar dibawah ini ?
39
a. Percobaan harus menggunakan sinar x.
c. Sinar X yang telah menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang
Jawaban: C
elektron akan kehilangan sebagian energinya yang kemudian terhambur dengan sudut
sebesar θ.
40