Anda di halaman 1dari 22

PENJABARAN UU RI NO.

18/1999
TENTANG JASA KONSTRUKSI

Dr. Ir. Purnomo Soekirno, IPU

Balndung, 06 Februari 2012


1. UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN
1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DAN
PELUANG TERJADINYA TINDAK PIDANA
KORUPSI (1)
Kegiatan jasa konstruksi yang diatur dalam UU
No. 18 Tahun 1999 (UUJK) yang sumber dananya
dari pemerintah, berpeluang menimbulkan
tindak pidana korupsi.
Peluang tersebut dapat ditimbulkan dari:
1. Hasil Pekerjaan Konstruksi yang tidak memenuhi
undang-undang dan peraturan (UUJK, PP 29/2000,
Kontrak Konstruksi, dan lain-lain),
2. Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi yang tidak
memenuhi undang-undang dan peraturan (UUJK, PP
29/2000, Kontrak Konstruksi, dan lain-lain), dan
3. Persekongkolan dalam penyelenggaraan pekerjaan
2. PELUANG TINDAK PIDANA
KORUPSI
HASIL
PEKERJAAN
1) Kegagalan
KONSTRUKSI
pekerjaan
konstruksi
2) Kegagalan
bangunan
3) Tidak sesuai
kontrak kerja
PENYELENGGARAA konstruksi
N PEKERJAAN
1)NPra
PEKERJAAN
Studi Kelayakan
KONSTRUKSI
dan/atau Studi TINDAK
Kelayakan
2) Perencanaan: PIDANA
Perencanaan Umum KORUPSI
dan Perencanaan
Teknis
3) Pelaksanaan , PERSEKONGKO
beserta Pengawasan LAN
4) Pengadaan PENYELENGGA
RAAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
& HASIL
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
3. PERATURAN PERUNDANGAN
TENTANG JASA KONSTRUKSI
UU No.
18/1999
tentang
Jasa
Konstruk
si
PP No. 28/2000
PP No. 30/2000
tentang Usaha &
tentang
Peran
Penyelenggaraa
Masyarakat
PP No. 29/2000 n Pembinaan
Jasa Konstruksi
tentang Jasa Konstruksi
Penyelenggaraa
Perubahan n Jasa
Pengaturan pertama diatur Konstruksi
LPJK di dalam
bawah PP No. 4/2010
Menteri
Perubahan diatur
Perubahan dalam
Pengadaan
kedua diatur dalam PP No. 59/2010 mengacu ke
Pengaturan
LPJK melalui PP No. 92/2010 Perpres
PP 54/2010
4. KEGAGALAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI: Kegiatan dan hasil
pekerjaan konstruksi tidak dapat diterima
(Pasal 31 PP 29/2000)

Pekerjaan
Sesuai
Konstruksi Tida Kegagalan
dg
(studi kelayakan,
k Pekerjaan
perencanaan, kontra
pelaksanaan beserta
Konstruksi
k?
pengawasan)
Kegagalan Pekerjaan
Ya Konstruksi dapat
menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa
OK dan/atau Pengguna
Jasa.
5. KEGAGALAN BANGUNAN:
Hasil akhir penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
dan bangunan tidak berfungsi, tidak sesuai
kontrak, dan pemanfaatan menyimpang. (Pasal 1
dan 25-28 UUJK 18/1999, Pasal 34 PP 29/2000)
a) Berfung
Hasil Akhir si baik?
Penyelenggaraa b)Sesuai
n dg Tida Kegagalan
Kontrak
Pekerjaan k Bangunan
?
Konstruksi c) Pemanf
(Bangunan) aatan 1. Kegagalan Bangunan
benar? dapat menjadi
tanggung jawab
Penyedia Jasa dan/atau
Ya Pengguna Jasa.
2. Penyedia Jasa
bertanggung jawab
selama maksimal 10
OK tahun (dinyatakan
dalam kontrak kerja
konstruksi), sejak Serah
Terima Akhir Pekerjaan
Konstruksi.
6. PENYELENGGARAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI: TAHAPAN PEKERJAAN
(Pasal 23 UUJK 18/1999, Bab 4 PP 29/2000)
TAHAP PERENCANAAN TIDAK
LAYAK

STUDI KELAYAKAN PERENCANAA


PRA STUDI N
STUDI PERENCANA
KELAYAKA LAY LAYA
KELAYAKA AN UMUM
N AK ? K
N
(RESIKO PERENCANA
(RESIKO
SEDANG) TIDAK AN TEKNIS
TINGGI)
LAYAK

STO
P

PELAKSANAAN
PELAKSANA
AN FISIK
UJI COBA
PENGAWASA
N
PENYERAHA
N HASIL
AKHIR
PEKERJAAN
TAHAP PELAKSANAAN
6. PENYELENGGARAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI: TAHAPAN PEKERJAAN
DAN PENGADAAN (2)
TAHAP STUDI KELAYAKAN TAHAP
STUDI KELAYAKAN
PERENCANAA
PRA
STUDI
STUDI N
KELAYAKA
PENGADAA KELAYAKA PENGADAA
N
N N
(RESIKO
(RESIKO N
SEDANG)
TINGGI)

TAHAP PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PELAKSANA
AN FISIK PERENCANAA
UJI COBA N
PENGAWASA PERENCANA
N PENGADAA AN UMUM
N
PENYERAHA PERENCANA
N HASIL AN TEKNIS
AKHIR
PEKERJAAN
7. PERSYARATAN PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
(Pasal 23 Ayat 2, UU No. 18/1999 dan Pasal 30,
PP No. 29/2000)

Tahapan perencanaan dan pelaksanaan dalam


penyelenggaraan pekerjaan konstruksi harus
memenuhi:
1. Standar Keteknikan; persyaratan keselamatan
umum, konstruksi bangunan, mutu (hasil, bahan
dan peralatan).
2. Standar Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan
Tempat Kerja.
3. Standar Perlindungan Sosial Tenaga Kerja.
4. Standar Tata Lingkungan Setempat dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. LARANGAN PERSEKONGKOLAN
(Pasal 55, PP 29/2000)
Tindakan yang tergolong sebagai persekongkolan,
sebagai berikut:
1. Mengatur dan menentukan pemenang dalam
pelelangan umum dan terbatas.
2. Menaikkan nilai pekerjaan (mark-up) yang
berakibat kerugian keuangan negara.
3. Mengatur dan menentukan pekerjaan yang tidak
sesuai kontrak kerja konstruksi.
4. Mengatur dan menentukan pemasokan bahan,
komponen bangunan dan peralatan yang tidak
sesuai kontrak kerja konstruksi.
9. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI, METODE
DAN KERJASAMA KONSTRUKSI (1)
Kurun waktu lahirnya UU No. 18 Tahun 1999 sampai saat ini,
berbagai perkembangan teknologi, metode dan kerjasama
konstruksi mengubah praktek konstruksi di Indonesia saat ini.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, berdampak pada Undang
Undang Jasa Konstruksi maupun Peraturan Pemerintah tidak
sejalan dengan praktek konstruksi.
Perkembanga
n Ilmu
Pengetahuan
Perkembang dan Teknologi Berdampak
an Waktu kepada
ketidaksesua
Kurun Perkembanga ian UUJK
waktu n Metode dengan
lahirnya Konstruksi praktek
UUJK konstruksi
(1999)
sampai Perkembanga
saat ini n Kerjasama
Konstruksi
9. KONTRAK PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN (DESIGN BUILD) (2)

Untuk kebutuhan tertentu penyelenggaraan pekerjaan


konstruksi dilaksanakan dalam bentuk penggabungan
tahapan perencanaan dan pelaksanaan (design build).

PELAKSANAAN
PERENCANAA PELAKSANA
PENGADAA N AN FISIK
PERENCANA UJI COBA
N AN UMUM PENGAWASA
KONSULTA N
PERENCANA
N DAN PENYERAHA
AN TEKNIS
KONTRAKT N HASIL
OR AKHIR
PEKERJAAN

KONTRAK DESIGN -
BUILD
9. KONTRAK PERENCANAAN, PENGADAAN DAN
PELAKSANAAN (ENGINEERING, PROCUREMENT,
CONSTRUCTION - EPC) (3)

Untuk bangunan tertentu seperti anjungan minyak dan pabrik


petrokimia, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
dilaksanakan dalam bentuk penggabungan tahapan
perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan (EPC).

PELAKSANAAN
PELAKSANA
PERENCANAA
AN FISIK
N UJI COBA
PERENCANA PENGAWASA
AN UMUM PENGADAA N
PERENCANA N
PENYERAHA
AN TEKNIS N HASIL
AKHIR
PEKERJAAN

KONTRAK EPC
9. KONTRAK PEMBAYARAN DILAKUKAN DI
AKHIR PEKERJAAN KONSTRUKSI (4)

Belum tercakupnya penyelenggaraan pekerjaan konstruksi


dimana pembayaran dilakukan diakhir pekerjaan
(turnkey).

100% 100%

Angsuran Pembayaran
Kemajuan Prestasi
Pekerjaan

0% 0%
9. KONTRAK INVESTASI (5)

Untuk proyek proyek yang membutuhkan dana besar


dimana diikutsertakannya pihak swasta sebagai investor,
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi merupakan
penggabungan tahapan studi kelayakan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengoperasian serta pemeliharaan.
KEGIATAN INVESTASI

STUDI KELAYAKAN PERENCANAA


PRA STUDI
STUDI N
PERENCANA
KELAYAKA AN UMUM
KELAYAKA
N
N PERENCANA
(RESIKO
(RESIKO AN TEKNIS
SEDANG)
TINGGI)

PENGOPERASI
PELAKSANAAN
AN DAN
PEMELIHARAA PELAKSANA
N AN FISIK
OPERASION UJI COBA
AL PENGAWASA
N
PEMELIHARA
AN PENYERAHA
N HASIL
AKHIR
PERAWATAN
PEKERJAAN
Sekian dan Terima kasih
LAMPIRAN
TAHAP PENGADAAN

1. Hasil :
Dokumen lelang, berupa lingkup tugas, syarat umum dan khusus, teknis
dan administratif, dan kondisi kontrak.
Dokumen penawaran, berupa bagian dari dokumen lelang ditambah
dengan daftar kuantitas dan harga, spesifikasi teknis dan gambar, surat
penawaran dan jaminan.
Dokumen kontrak kerja, berupa syarat umum dan khusus, kontrak,
spesifikasi teknis dan gambar, daftar kuantitas dan harga, serta berita
acara dan addendum (jika ada).
2. Diatur lebih lanjut dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, mengena
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
TAHAP PERENCANAAN

1. Hasil :
Dokumen studi kelayakan
Gambar kerja
Dokumen spesifikasi
Jadwal pelaksanaan kerja
(Sumber: PP No. 29 Tahun
Daftar volume pekerjaan 2000, tentang
Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) Penyelenggaraan Jasa
TAHAP PELAKSANAAN DAN
PENGAWASAN

1. Hasil :
Gambar konstruksi (as-built drawing) (Sumber: PP No. 29 Tahun
Bangunan konstruksi 2000, tentang
Penyelenggaraan Jasa
TUJUAN PENGATURAN JASA
KONSTRUKSI
Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk :

1. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa


konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh,
andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan
konstruksi yang berkualitas;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan
kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang
jasa konstruksi.
KEGAGALAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI dan KEGAGALAN
BANGUNAN
Kegagalan Pekerjaan Konstruksi adalah keadaan hasil
pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan
pengguna jasa atau penyedia jasa. (Pasal 31 PP 29/2000)
Kegagalan Bangunan merupakan keadaan bangunan yang
tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari
segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan
atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi. (Pasal 34 PP 29/2000)

Anda mungkin juga menyukai