Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baroque merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban


manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Sekitar tahun
1600-1750, gerakan ini terjadi. Oleh karena itu, merupakan bagian akhir dari
zaman renaisance dan merupakan awal gerakan protestantism yang terjadi di
Jerman bagian utara dan Belanda. Baroque mempunyai arti mutiara pelengkap
yang bentuknya tidak teratur atau tidak simetris. Dalam hal ini, karya-karya seni
yang tercipta pada zaman baroque juga merupakan cerminan keadaan zaman
tersebut sehingga memiliki ciri-ciri khusus yang tentunya berbeda dengan corak
seni pada zaman-zaman sebelumnya. Corak seni baroque mengandung unsur
tekanan yang kuat, kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan.
Silsilah arsitektur barat misalnya, dimulai dari zaman sebelum masehi yaitu
arsitektur Yunani, Romawi, kemudian muncul arsitektur Byzantium, Romanika
(800 M), Gothic, Renaissance (1500-1600 M), Baroque, Rococo, Klasikisme &
Romantisme, Ekseptisme, Art Nouve, dan di masa kini gaya arsitektur Modern dan
Post Modern, pada peralihan-peralihan masa pergerakan tersebut terjadi
perubahan atau bahkan pertentangan dalam ideologi desain yang kemudian
melahirkan gaya baru yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana munculnya arsitektur Baroque ?


 Sejauh mana perkembangan arsitektur Baroque ?
 Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat di dalam arsitektur Baroque ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kemunculan Arsitektur Baroque

Baroque merupakan istilah untuk mengkategorikan perkembangan peradaban


manusia (termasuk seni) dalam sebuah era yang terjadi di Eropa. Sekitar tahun
1600-1750, gerakan ini terjadi. Oleh karena itu, merupakan bagian akhir dari
zaman renaisance dan merupakan awal gerakan protestantism yang terjadi di
Jerman bagian utara dan Belanda. Baroque mempunyai arti mutiara pelengkap
yang bentuknya tidak teratur atau tidak simetris.

Dalam hal ini, karya-karya seni yang tercipta pada zaman baroque juga
merupakan cerminan keadaan zaman tersebut sehingga memiliki ciri-ciri khusus
yang tentunya berbeda dengan corak seni pada zaman-zaman sebelumnya.
Menurut Barnes, corak seni baroque mengandung unsur tekanan yang kuat,
kekuatan emosi, dan sesuatu yang elegan (Barnes, 2005).
Kata Baroque diperkirakan berasal dari bahasa Portugis kuno “barroco” yang
berarti mutiara yang memiliki bentuk yang tidak bundar teratur namun lekukannya
sangat kompleks dan detail. Terminologi Baroque dalam konteks informal sering
dikaitkan dengan elaborasi (detail, complex, highly structured).

Secara etimologis, Baroque adalah bahasa Perancis yang diambil dari bahasa
Portugis “barocca” yang berarti “a pearl of irregular shape” atau dalam bahasa
Indonesia artinya mutiara yang memiliki bentuk tidak sempurna (tidak beraturan).

Arsitektur Baroque adalah gaya bangunan pada era Baroque, era ini dimulai pada
abad ke 16 di Italia dan negara-negara Katolik sebagai reaksi dari reformasi
Protestan (gerakan Protestantism). Era Baroque mengakhiri era renaissance, era
ini berlangsung dalam tiga tahap periode diantaranya :
 Early Baroque, 1590-1625 M
 High Baroque, 1625-1660 M
 Late Baroque (Rococo), 1660-1725

Arsitektur Baroque yang muncul pertama kali di Roma, adalah gaya bangunan
pada gereja, istana, dan bangunan umum (yang dirancang dalam skala besar).
Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari
arsitektur Renaissance. Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster,
entablature dan komponen-komponen klasik lainnya. Yang berbeda pada
arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan
komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaissance kebebasan ini tidak
dapat diterima (ada aturan-aturan baku).

Ciri Arsitektur Barok


 Denah lantai dasar biasanya juga oval, yang merupakan bentuk geometris
paling ‘bergerak’ (fluid) dan yang menciptakan rasa pergerakan. Ruang
tengah yang lebih luas, terkadang berbentuk sirkuler dan terdapat kapel-
kapel di bagian samping sepanjang dinding.

 Pada bangunan gereja, sumber pencahayaan sedikit, umumnya dari kubah,


baik kubah pusat ataupun kubah-kubah kecil di sekelilingnya. Namum
memiliki jumlah yang tepat dan menyinari bagian yang tepat juga.
Penggunaan cahaya yang dramatis, dengan penggunaan cahaya yang kuat
dan bayangan yang kontras (chiaroscuro effects) atau pencahayaan
seragam dengan menggunakan beberapa jendela.
Kiri:Gereja Weltenburg Abbey yang menggunakan permainan cahaya kuat
dan bayangan kontras.
Kanan: Gereja Weingarten Abbey yang memiliki pencahayaan seragam
dengan menggunakan beberapa jendela
 Penggunaan ornament yang mewah. Bentuk oval diterapkan pada bingkai
pahatan dinding (frame wall carving). Altar kaya dengan dekorasi dan
baldachin (Baldachin adalah semacam kanopi, umumnya berbentuk
kubah, yang disangga oleh empat kolom yang juga kaya dengan dekorasi
ukiran). Dekorasi dinding menggunakan stucco (bahan yang fleksibel,
sehingga membantu menciptakan garis-garis lengkung).
 Langit-langit dengan lukisan yang besar. Efek Ilusi seperti trompe l'oeil yang
menyatu dengan lukisan dan arsitektur.
 Interior seringkali terdapat shell untuk lukisan dan patung

 Permainan dinding-dinding bergelombang cekung dan cembung pada


eksterior maupun interior yang memberikan kesan pergerakan. Pilar-pilar
dibentuk berpilin/memutar. Banyak terdapat ornamen pahatan pada
eksterior maupun interior, dan menggunakan warna-warna yang cerah.
 Fasad eksternal sering disertai dengan penonjolan sentral yang dramatis,
order raksasa, biasanya setinggi dua lantai, dan dinding raksasa. Tebing
layar-nya bisa berbentuk lengkung kurva, ataupun lengkung yang
mengarah ke atas bertemu pada puncaknya.
 Jendela-jendela besar berbentuk persegi panjang, dan jendela yang lebih
kecil, yang mempunyai lebih banyak ornament, berbentuk lingkaran,
setengah lingkaran, atau oval.
 Mempunyai kubah, pediment, kolom, pedestal, pilaster, entablature, dan
komponen-komponen klasik lainnya, namun bentuk segitiga/pedimenter
tidak berfungsi langsung sebagai bentuk segitiga atap, namun hanya
sebagai tambahan yang berfungsi langsung sebagai pintu utama atau
pintu masuk suatu bangunan
2.2 Tipologi Arsitektur Baroque

Beberapa kota yang menganut aristektur Baroque memiliki fungsi sebagai


tempat ibadah (San Benedetto, Catania), sebagai pusat pemerintahan, tempat
ziarah dan tempat pusat interaksi kegiatan masyarakat baik formal maupun
informal.

Jenis-jenis bangunan pada masa barok diantaranya :


Tempat ibadah, yaitu gereja

Pusat pemerintahan, yaitu istana

Bangunan-bangunan umum lainnya yang memiliki skala besar, tempat ziarah, dan
pusat-pusat kegiatan interaksi masyarakat baik formal maupun nonformal

Tokoh dalam gaya arsitektur barok diantaranya Gian Lorenzo Bernini, Carlo
Maderno, Francesco Borromini, dan Guarino Guarini.
Contoh Bangunan di Italia
Church of Saint Susanna (1597-1603)

Adalah sebuah Gereja Katolik yang terletak di Quirinal Hill, Roma, Italia.
Dirancang ulang oleh arsitek bernama Carlo Moderno.
Gereja Barok awal ini memiliki dua cerita di fasad depan, dengan bagian atas
yang lebih sempit daripada bagian bawahnya, meskipun volutes di lantai atas
menutupi perbedaan. Sebuah pediment segitiga menjadi mahkota. Rasa vertikal
yang kuat dicapai dengan elemen diulang pada kedua bagian (pengulangan kolom
pilaster) dan oleh pemecahan divisi horisontal dengan pediment dari bagian yang
lebih rendah.
Fasad bangunan Santa Susanna sangat mirip dengan fasad il Gesù. Bagian
depan yang dirancang vertical dengan menggunakan beberapa elemen horizontal.
Memiliki fitur fasad tabernakel dan fasad aedicular. Bangunan ini
ditutupi aedicules vertikal sejajar, atau niches. Banyak celah pahatan dan
berbatasan dengan elemen arsitektur lain seperti pediments dan pilaster.
Meskipun ini adalah sebuah contoh awal dari arsitektur Barok, merupakan
pertanda perkembangannya kemudian, terutama dalam penggunaan patung
figural dalam niches dan gerakan dinamis menuju pusat. Tidak hanya
lebar bay meningkat menuju pusat (dengan pintu mengisi seluruh bay), tapi ada
sedikit gerakan menuju pusat karena bay luar diakhiri dengan pilaster sedangkan
bagian dalam bay dibingkai dengan kolom. Bay lateral yang di sebelah baypusat
memiliki niches dengan patung, yang memberikan keunggulan ke pusat, dan
pusat tampaknya dibingkai oleh kolom ganda (pilaster pada cerita kedua), yang
juga meningkatkan fokus pada pusat.
Pintu utama berada di dalam niche. Pintu masuk di kelilingi oleh
kolom Corinthian menonjol yang merupakan peninggalan dari fasad sebelumnya.
Kolom ini telah dibangun ke pusat dengan kolom lain yang terpasang dan pilaster.
Maderno menciptakan peningkatan yang dinamis menuju pusat dengan
menggunakan kombinasi pilaster-kolom. Ia juga menciptakan kedalaman dengan
membawa kolom paling dekat dengan bagian tengah yang jauh dari bangunan.
Fasad utama Santa Susanna dibangun dari marmer seperti batu, untuk
menandakan bahwa itu adalah unsur yang paling penting untuk dilihat. Disekeliling
gereja utama adalah biara yang terbuat dari batu bata.

Church of Saint Andrew's

Merupakan Gereja Katolik Roma. Berada di Roma, Italia. Merupakan contoh


bangunan lain yang menggunakan gaya arsitektur barok, didesain oleh Gian
Lorenzo Bernini dan Giovanni de’Rossi. Dibangun pada 1661 hingga 1670. Fasad
utama gereja menghadap ke Via del Quirinale. Ruang luar gereja tertutup oleh
dinding melengkung kuadran rendah. Silinder oval menutupi kubah, dan volutes
besar mentransfer dorongan lateral. Fasad utama ke jalan memiliki bingkai
pedimented aedicular di pusat teras berbentuk setengah lingkaran dengan dua
kolom ionik menandai pintu masuk utama. Di atas entablature teras adalah mantel
heraldik senjata dari pelindung Pamphili

Di dalam, pintu masuk utama terletak pada sumbu pendek gereja dan langsung
menghadap altar. Bentuk oval ruang jemaat utama gereja didefinisikan oleh
dinding, pilaster dan entablature, frame kapel samping, dan kubah emas di atas.
Kolom besar mendukung pedimen melengkung membedakan ruang tersembunyi
dari altar dari ruang jemaat.

berbeda dengan sisi gelap kapel, niche altar tinggi menyala dari sumber
tersembunyi dan menjadi fokus visual yang utama bagian bawah interior.
Akibatnya, jemaat secara efektif menjadi 'saksi' ke narasi teatrikal dari St Andrew
yang dimulai di kapel Tinggi Altar dan berpuncak pada kubah.

Contoh Bangunan di Perancis


Château de Maisons

Dirancang oleh François Mansart 1630-1651, adalah contoh utama dari arsitektur
barok Perancis dan titik acuan dalam sejarah arsitektur Perancis. Château ini
terletak di Maisons-Laffitte, pinggiran barat laut Paris, Perancis.
Château de Maisons dibangun antara Seine dan hutan Saint-Germain-en-Laye,
dengan depan taman yang berorientasi ke arah tenggara. Awalnya taman terdiri
dari taman kecil 33 hektar dan sebuah taman luar besar 300 hektar. Pengunjung
tiba dengan salah satu dari dua jalan yang melintas di persimpangan T sebelum
gerbang ke cour d'honneur. Sumbu pusat utama mengarah ke hutan, sumbu
silang melalui desa ke barat daya dan ke sungai, sampai Paris. Tiga gateway
berdiri di ujung jauh dari jalan.

Château berdiri pada platform persegi panjang simetris, yang diuraikan dengan
cara Perancis dengan parit kering. The cour d'honneur didefinisikan oleh teras.
Blok sentral meluas simetris menjadi sayap pendek, terdiri dari beberapa bagian,
masing-masing dengan garis atap sendiri, dengan atap meraup dan tumpukan
cerobong tinggi, di beberapa rentang, dengan fasad patah. Pembangunan tiang
tunggal khas zamannya memiliki tiga lantai, ruang bawah tanah mendukung lantai
dasar dan piano nobile dengan tiga lantai loteng di atas.

Apartemen di sebelah kanan, disebut Appartement de La Renommee sepenuhnya


didekorasi ulang oleh Bélanger untuk comte d'Artois dalam gaya neoklasik
bijaksana cukup sesuai dengan gaya klasik umum château. Yang di sebelah kiri, di
sisi lain, Appartement du Roi juga disebut à l'italienne dalam hal ini ditutupi kubah
palsu. Apartemen ini terdiri dari luas Salle des fêtes digunakan juga dalam
karakter ruang jaga, dengan tribun untuk musisi.

2.3 Tokoh-Tokoh dalam Arsitektur Baroque


Ada beberapa tokoh dalam seni baroque yaitu :

1. Carlo Maderno
Dianggap sebagai pelopor dari arsitektur Barok. Rancangan fasadnya
pada Santa Susanna, St. Peter's Basilica dan Sant'Andrea della Valle adalah
kunci utama perkembangan arsitektur barok di italia.
2. Michelangelo Merisi Dacaravagio
Lahir di Florencce, Italia 1457. Beliau adalah seiman pada masa Renaissance,
Detail ukiran yang dia ciptakan menandai awal Baroque dan mengakhiri
arsitektur klasik murni. Karateristik seni design dari Michaelangelo adalah
dengan menganalogikan ukiran dengan simetris tubuh manusia.

3. Francesso Borromini
Lahir di Italia pada abad 17. Karateristik dari karyanya adalah florid, bergaya
ekspansive, designnya cenderung lebih memperhatikan bentuk geometric
daripada proporsi skala manusia. Barromini bermain dengan ruang dan
pencahayaan. Contoh hasil karyanya adalah katedral San Carlo Alle Quatro
Fontane, Roma dan San Ivo della Sapienza, Roma.
4. Giovanni Lorenzo bernini
Lahir di Naples, Italia pada tahun 1958. Karateristik design bernini merupakan
gabungan antara arsitektur, lukisan dan ukiran dengan bentuk yang dinamis.
Salah satu rancangannya adalah Piazza Navona di Roma, Italia dan Santo
Andre al Quirinale.
5. Rembrandt Harmenszoon van Rijn
Beliau menggunakan teknik yang dikenal dengan sebutan chiaroscuro yang
berasal dari dua kata dalam bahasa Italia yaitu kata chiaro yang berarti terang,
dan oscuro yang berarti gelap.

Berakhirnya Arsitektur Baroque


Di ujung era Baroque (abad ke-18) muncul gaya Rococo sebagai kelanjutan dari
pergerakan Baroque yang terkesan lebih ringan, lebih anggun yang juga
merupakan versi yang lebih rumit dari Baroque. Sementara itu arsitektur kembali
mengalami pertentangan khususnya karena dampak masa Renaissance, rivalitas
dan perbedaan. Di Perancis mulai ada gerakan seni yang kembali menjunjung
bias klasik (arsitektur neo-klasik) yang mengkolaborasikan arsitektur klasik dan
penerapan-penerapan desain di luar itu secara manerisme namun masih sesuai
dengan ketentuan klasik. Gaya arsitektur neo-klasik ini cukup berjaya,
memunahkan arsitektur baroque dan arsitektur rococo, serta banyak diterapkan di
banyak negara bahkan di luar Eropa.
BAB 3
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Arsitektur Baroque menjadi simbol pergerakan kaum borjuis (orang kaya baru)
dalam mengakhiri era renaissance karena era tersebut cukup mengekang
kemerdekaan, keuntungan hanya berputar di golongan para bangsawan yang
melupakan hidup rakyat jelata. Era ini memperlihatkan munculnya kebebasan,
sebagaimana kaum borjuis (yang paling banya menyebarkan langgam ini) dengan
mencampurkan banyak langgam yang ada sehingga menciptakan tampilan
arsitektur yang menunjukkan kekuasaan orang-orang kaya baru yang megah,
dramatis bahkan melebih-lebihkan.
Penyebaran yang cukup luas menunjukkan gaya arsitektur Baroque menjadi tren
pada masanya, gerakan Protestantism memiliki peranan penting dalam
penyebaran langgam ini.
Kemunculan arsitektur Neo-Klasik yang menerapkan keindahan sesuai dengan
arsitektur klasik menjadi lebih populer di kemudian hari sehingga mengakhiri era
pergerakan arsitektur Baroque.

1.2 Kritik & Saran

Demikian tugas yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada kritik dan saran yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
http://archidkot.blogspot.co.id/2016/07/arsitektur-barok-rokoko.html
http://annasmaulana.blogspot.com/2013/05/sejarah-arsitektur-arsitektur-barok-
dan_31.html
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Baroque_architecture
http://en.wikipedia.org/wiki/Baroque_architecture
http://historylists.org/architecture/10-masterpieces-of-baroque-architecture.html
https://rizkavita.wordpress.com/2016/10/09/arsitektur-era-klasik-modern/
http://www.arsiteka.com/2008/11/arsitektur-baroque-rococo.html
http://archinoulan.blogspot.co.id/2015/10/arsitektur-barok-baroque.html

Anda mungkin juga menyukai