Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia dan merupakan
ungkapan fisik serta peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan
tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai sekarang bahkan yang akan
datang, arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin kompleks,
sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu
yang sukar ditentukan batasnya.
Untuk mempermudah di dalam mempelajarinya, suatu karya arsitektur
dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter arsitektural dalam kurun waktu
tertentu. Arsitektur di setiap tempat memiliki bentuk dan gaya yang berbeda-beda.
Hal ini dikarenakan perbedaan dan kebutuhan sumber daya, baik sumber daya
manusia ataupun sumber daya alam di masing-masing tempat itu sendiri. Di lain
sisi, di antara perbedaan tersebut juga terdapat bagian-bagian yang mirip. Hal
tersebut menandakan sebuah awal yang kemudian menyebar dan berkembang di
berbagai belahan dunia dan menjadi pengaruh besar di dalamnya. Contohnya pada
silsilah arsitektur Barat yang dimulai dari jaman sebelum masehi yaitu arsitektur
Yunani, Romawi, diikuti oleh munculnya arsitektur Kristiani dan Byzantium,
Romanika pada tahun 1100-1200 M, Gotik pada tahun 1200-1500 M,
Renaissance pada tahun 1500-1600 M, Baroque 1600-1800 M, Roccoco pada
tahun 1800 M, Neoklasikisme, hingga gaya arsitektur Modern dan Post-modern.
Pada peralihan masa pergerakan tersebut terjadi perubahan bahkan pertentangan
dalam desain yang kemudian memunculkan gaya baru yang lebih baik.
Ciri khas bangunan pada era di atas hingga kini masih banyak diadopsi
pada bangunan-bangunan tertentu. Bahkan, peninggalan-peninggalan dalam
bentuk bangunan masih kokoh berdiri di beberapa tempat di Eropa. Hal ini
tentunya menarik untuk dibahas mengingat beberapa bangunan khusunya gereja
di daerah Bali juga masih mengadopsi gaya-gaya arsitektur di atas, seperti
bangunan Gereja Katholik St. Maria Immaculata yang berlokasi di jalan Singosari

No. 3A, Banjar Malkangin, Tabanan, Bali yang mengadopsi gaya arsitektur
Baroque pada beberapa bagiannya, baik interior maupun eksterior.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat paparkan berdasarkan latar belakang di atas,
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri khas dari Arsitektur Baroque ?
2. Apa saja unsur-unsur pada Gereja Katholik St. Maria Immaculata yang
mengadopsi Arsitektur bergaya Baroque?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, dimana mahasiswa diharapkan untuk
mampu mengidentifikasi suatu bangunan yang mengadopsi arsitektur bergaya
Baroque.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah
mahasiswa mendapat pengetahuan yang lebih luas mengenai arsitektur Baroque.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Arsitektur Baroque
Baroque adalah bahasa Perancis yang diambil dari bahasa Portugis
Barocca yang dalam bahasa Indonesia berarti mutiara yang berbentuk tidak
sempurna. Definisi Baroque menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh tokoh drama tragedi (seperti sikap

agung, tidak langsung); gaya dalam seni bangunan dan hiasan, gaya agung dihias
penuh (dari Italia abad ke-16). Arsitektur Baroque adalah gaya bangunan pada era
Baroque, era ini dimulai pada abad ke-16 di Italia dan negara-negara katholik
sebagai reaksi dari reformasi protestan.
Tabel 2.1 Periode Perkembangan Arsitektur Dunia
Sumber: Iswara, 2014 (diunduh dari
http://anggasvara.blogspot.co.id/2014/03/arsitektur-abad-pertengahan.html)
Arsitektur

Era Baroque mengakhiri era Renaissance, ada tiga tahap dalam periode tersebut
di antaranya:
1) Early Baroque (1590 1625 M)
2) High Baroque (1625 1660 M)
3) Late Baroque; Roccoco (1660 1725 M)
Menurut Arimbhawa (2014) Baroque yang muncul pertama kali di Roma
adalah gaya bangunan pada gereja, istana, dan bangunan umum (yang dirancang
dalam skala besar). Arsitektur Baroque merupakan perpanjangan dari arsitektur
Renaissance. Keduanya memiliki dome (kubah),

pilaster, entablature, dan

komponen klasik lainnya. Perbedaan pada arsitektur Baroque dengan arsitektur


sebelumya adalah rasa kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan komponenkomponen tersebut di mana pada era Renaissance kebebasan ini tidak dapat
diterima karena adanya aturan-aturan baku.
Menurut sumber yang sama, kemunculan gaya arsitektur Baroque ini juga
dikarenakan keberadaan orang-orang kaya baru yang tidak berdarah bangsawan
akibat era Renaissance. Akibat hal tersebut kekuasaan yang mereka miliki
ditunjukan dengan pembuatan karya arsitektur hasil dari imajinasi dan anganangan mereka dengan mecampurkan seluruh gaya arsitektural yang ada sehingga
membuat karya arsitektur tersebut detail dan fantastis. Era Baroque menekankan
pada

keanehan,

ketidakberaturan,

keroyalan/yang

berlebihan

sehingga

menunjukan kesan yang dramatis dan emosional.


Sumber yang sama juga menyebutkan, berakhirnya arsitektur Baroque di
mulai pada penghujung abad ke-18 di mana muncul gaya Rococo sebagai
kelanjutan dari pergerakan Baroque yang terkesan lebih ringan, lebih anggun dari
Baroque. Sementara itu arsitektur kembali mengalami pertentangan khususnya
karena dampak masa Renaissance, rivalitas dan perbedaan. Di Perancis mulai ada
gerakan seni yang kembali menjunjung bias klasik (arsitektur neo-klasik) yang
mengelaborasi arsitektur klasik dan penerapan-penarapan desain di luar itu secara
manerisme namun masih sesuai dengan ketentuan klasik. Gaya arsitektur neoklasik ini cukup berjaya, memunahkan arsitektur Baroque dan arsitektur Roccoco,
serta banyak diterapkan di banyak negara bahkan di luar Eropa.

2.2 Struktur Bangunan Baroque


Menurut Allama (2012), struktur pada masa Baroque hampir tidak
mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan masa sebelumnya,
Renaissance.

Beberapa

bagian

pada

bangunan

Baroque

juga

msaih

memperlihatkan komposisi-komposisi yang hampir sama dengan bangunanbangunan Renaissance, diantaranya:


1. Pedimen

Gambar 2.1 Pedimen San Giovanni Basilica, Italia


Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d4/Basilica_di_
San_Giovanni_in_Laterano_-_Facade.jpg

Gambar 2.2 Pedimen Gereja St. Marcello, Roma


Sumber: http://photos.wikimapia.org/p/00/02/80/72/75_big.jpg

Pedimen merupakan bentukan pada bagian atap/atas bangunan dengan


geometri berbentuk segitiga. Namun, pada masa arsitektur Baroque,
pedimen ini tidak berfungsi langsung sebagai atap melainkan hanya
sebagai tempelan yang juga menandakan pintu masuk utama dari suatu
bangunan.
2. Pedestal

Gambar 2.3 Pedestal Gereja S. Maria Della Salute, Roma


Sumber: http://venice1point0.wikidot.com/venetian-public-art

Pedestal merupakan kaki tiang yang merupakan bagian kaki tiang yang
terdapat pada bagian bawah dari tiang.
3. Entablature
Entablature merupakan bagian berbentuk balok yang cukup tebal yang
terdapat pada bagian bawah pedimen. Pada bagian ini juga umumnya
terdapat ornamen-ornamen.

4. Dome (kubah)

Gambar 2.4 Entablature Gereja St. Louis des Invalides,


Paris
Sumber: http://blog.classicist.org/?paged=19

Gambar 2.5 Dome Gereja St. Pauls Cathedral, London


Sumber: http://blog.classicist.org/?paged=19

Pengertian kubah adalah separuh bola berongga yang menghiasi atap atau
bagian atas sebuah bangunan. Hampir sebagian besar bangunan bergaya
Baroque memiliki dome (kubah) yang menjadi bagian atap dari bangunan
tersebut.
5. Pilaster (tiang)

Gambar 2.6 Pilaster Franzosischer Dom, Berlin

Pilaster merupakan
bagian
tiang atau pilar-pilar yang terdapat di beberapa
Sumber:
http://blog.classicist.org/?paged=19
bagian bangunan.
2.3 Karakteristik Arsitektur Baroque
Menurut Cahyo (2012), gaya Baroque terkenal dengan desainnya yang
dinamis, romantis, extravagant (mewah), dan juga berlebihan dalam hal dekorasi
dan hiasan. Ciri khas gaya arsitektur ini antara lain:
1. Seni ukir, patung, dan lukisan melebur menjadi satu dalam gaya arsitektur.

Gambar 2.7 Scluptural Upper Belvedere Palace


Sumber: www.belvedere.atenschloss-und-museumoberes-belvedere

Gambar 2.7 The Adoration of Magi


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peter_Paul_Rubens__The_Adoration_of_the_Magi_-_WGA20244.jpg

2. Gereja Baroque dibuat lebih luas dan denahnya seringkali berbentuk oval.
Menurut Sumalyo (2003:hal. 397) Ciri umum dari gaya ini - Baroque
adalah denah yang tidak siku pada sudut-sudutnya melainkan melengkung,
sehingga terbentuk menjadi oval

Gambar82.8 San Carlo alle Quattro Fontane


Sumber: sacunaristik.blogspot.co.id/2012/01/vbehaviorurldefaultvml-o.html

Gambar 2.9 Layout San Carlo alle


Quattro Fontane
Sumber: sacunaristik.blogspot.co.id/2012/01/vbehaviorurldefaultvml-o.html

Gambar 2.13 Layout Gereja Santa


Maria Della Salute, Italia
Gambar 2.12 Gereja Santa MariaSumber:
Della Salute, Italia
Gambar
2.11
Layout
https://www.pinterest.com/pin/8275371187730
Sumber:
Gambar 2.10 SantAndrea al Quirinale, Romahttp://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2015/02/circles-of-faith-10SantAndrea al Quirinale,
Sumber:
Roma
gereja-kubah.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Sant%27Andrea_al_Quirinale

Sumber:

3. Gaya arsitektur Baroque seringkali menggunakan


bentuk-bentuk kurva,
https://en.wikipedia.org/wiki/Sant
%27Andrea_al_Quirinale

baik interior dan eksteriornya banyak menggunakan bentuk lengkung.


Menurut Sumalyo (2003:397), demikian pula permukaan-permukaan
bagian lain termasuk sudut-sudutnya, seperti misalnya plafond, bentuknya
tidak lagi siku tetapi melengkung atau berpenampang kurva.
Gambar 2.14 Gereja Santa Maria
dellElemosina (Catania, Sicily)
Sumber:
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/20
12/05/lebay-nya-gaya-arsitekturBaroque.html

4. Adanya penggunaan skylight atau cahaya alami yang masuk melalui


ventilasi

yang

terletak

pada

tambour

(bagian

bawah

kubah).

Pencahayaannya diatur agar sedramatis mungkin.

Gambar 2.15 Gereja St. Peter Basilica, Roma


Sumber:
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/05/lebay-nya-gayaarsitektur-Baroque.html

5. Penggunaan warna dan ornamen dekorasi yang lebih mewah. Ornamennya


juga banyak yang bersifat 3 dimensi, sehingga tampak mencuat keluar.

10

Gambar 2.16 Interior Zwiefalden Cathedral, Jerman


Sumber:
http://www.aussieinfrance.com/2013/06/cycling-on-the-danube-ingermany-binzwangen-to-mengen-including-zwiefalten/

6. Pada langit-langitnya diberi lukisan yang memiliki makna-makna dan


cerita tertentu. Lukisan-lukisan ini yang disebut dengan fresco.

Gambar 2.17 Interior Chiesa Collegiata Catania


Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sicilian_Baroque

7. Penggunaan patung-patung Cherub Fairly (anak kecil yang terkadang


digambarkan sebagai malaikat) dengan pose patung yang dinamis dan
ekspresionis.

Gambar 2.18 Cherub Fairly

11

Sumber:
http://i.ebayimg.com/00/s/MTI3M1gxNjAw/z/PTIAAOSwRLZT6ldq/
$_57.JPG

8. Penggunaan pilar berulir (memutar/memilin), seperti pada kanopi


Baldacchino di atas altar Basilika Saint Peter, Vatikan ini.

Gambar 2.19 Berninis Baldacchino


Sumber:
http://mstecker.com/pages/ro2011spspbi-IMG_1609a2.htm.JPG

12

2. 4 Bangunan Arsitektur Baroque di Italia dan Perancis (1600-1800)


Menurut Sumalyo (2003:398) Sama seperti arsitektur Renaissance,
arsitektur Baroque juga dimulai dari negara Itali, salah seorang tokoh yang paling
berpengaruh kala itu ialah Gianlorenzo Bernini (1598-1680) yang juga merupakan
tokoh dari arsitektur Renaissance. G. Bernini bersama Maffeo Barbenini teribat
banyak dalam tata kota Roma antara 1623 hingga 1644. Salah satu karya
monumentalnya adalah baldachin/baldacchino dari Katedral S. Peter di Roma.
Bentuk, Konstruksi dan dekorasinya menjadi sangat penting dalam sejarah
arsitektur Baroque, karena telah membuat batas antara seni arsitektur dan seni
patung (sclupture) menjadi tidak jelas.
Sumber yang sama menyebutkan, Baldachin memiliki bentuk semacam
cungkup, berada di dalam Gereja Santo Petrus, Roma. Terletak di bawah kubah
sentral, di atas pusat dari persilangan antara nave dan transept.

Gambar 2.20 Baldachin Keseluruhan


Sumber :
https://www.pinterest.com/elephantcaviar/arthistory-exam/

13

Gambar 2.21 Baldachin Bagian Kepala


Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/45985981192221
1422/

Menurut Sumalyo (2003:405), tokoh kedua dalam arsitektur Baroque yang


juga merupakan tokoh arsitektur Renaissance setelah Bernini adalah Francesco
Borromini (1599-1667). Ada perbedaan konsep antara Borromini dengan arsitek
klasik lain. Dimana Borromini menolak konsep yang telah lama diterima oleh
para arsitek klasik dari Brunelleschi hingga G. Bernini, yang berpendapat bahwa
arsitektur adalah refleksi dari tubuh manusia. Bertolak belakag dengan konsep
tersebut, Borromini mengatakan bahwa dasar dari arsitektur adalah alam.
Sumber yang sama juga menyebutkan, tokoh ketiga dalam arsitektur
Baroque bernama David Watkin sering disebut Cortona. Berbeda dari dua tokoh
diatas, Cortona merupakan seorang pelukis yang kemudian mempelajari seni
patung dan ilmu arsitektur.
Ada banyak bangunan arsitektur bergaya Baroque di Italia, Diantaranya :
1. S. Andrea al Quirinale (Italia)
Dibanding gereja Katedral S. Peter, gereja satu ini sangat sederhana, hanya
terdiri dari satu unit. Pintu masuk tunggal di tengah , terdiri dari portal dengan
pilaster ganda model Korintian, menyangga pediment dan entablature. Untuk
lebih memfokuskan pintu masuk tunggal tersebut, pada bagian kiri dan kanan
dibuatkan lembar dinding yang berdenahkan seperempat lingkaran. Setelah
melalui bagian depan, masuk ke dalam vestibule. Ruang utama didepan vestibule
tunggal berbentuk oval yang sayang mencirikan gaya Baroque.

Gambar 2.22 Denah S. Andrea al Quirinale


Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/45648211220814
0280/

14

Gambar 2.23 S. Andrea al Quirinale


Sumber :
http://www.proprofs.com/flashcards/story.php?
title=architecture-history-ii-final-exam

2. Kapel S. Ivo della Sapienza (Italia)


Bangunan ini menyatu dengan Sapienza, sebuah universitas tua di Roma.
Denah kapel berbentuk lingkaran yang digabungkan dengan bentuk segitiga
sehingga menjadi enam sisi, dengan setengah lingkaran di kelilingnya. Dasar
penemuan baru dari S. Ivo adalah ide dari pencapaian bentuk vertikal menerus
dari dasar denah yang kompleks. Bentuk ini adalah ungkapan konsep organik
Borronini, seolah olah tumbuh dari bawah kemudian menyatu hingga puncak.

Gambar 2.24 Denah Kapel S. Ivo della

Sapienza

Gambar 2.25 Kapel S. Ivo della Sapienza


Sumber : Wikimedia Common

Sumber : Wikimedia Common

Gambar 2.26 Kapel S. Ivo della Sapienza


Sumber : Wikimedia Common

15

3. S. Maria della Salute (Perancis)


Gereja ini terletak jauh di sebelah utara-barat dari kota Roma. Gereja S.
Maria della Salute berada di seberang selatan dari ujung timur yang berupa muara
Grande Canal. Denah gereja segi delapan, nave berada ditengah, dikelilingi oleh
semacam aisle. Antara nave dan aisle, dibatai oleh delapan kolom dalam posisi di
sudut ruang berdenah segi delapan. Kolom kolom tersebut berukuran sangat
besar, karena terdiri dari kumpulan kolom dan pilaster. Kumpulan kolom tersebut
menghadap ke nave, berdiri di atas pedestal , berkepala Korintien.
Seperti pada arsitektur Baroque lainnya, terdapat cukup banyak jendela
atas, sehingga dekorasi ruang dalam cukup banyak mendapat sinar alami. Altar
menempel pada salah satu sisi dari segi delapan tersebut yang berada di sebelah
selatan, berdenah elips.

Gambar 2.28 Denah S. Maria della

Salute

Gambar 2.27 Potongan S. Maria

della Salute
Sumber : Arsitektur Klasik Eropa,
Sumalyo Yulianto, hal. 442

16

Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/827537118773
08614/

Gambar 2.29 S. Maria della Salute


Sumber : Pixolero, 2013

4. Gereja Sorbonne, Paris (Perancis)


Gereja ini merupakan buah karya dari seorang tokoh arsitek pelopor
Renaissance dan Baroque, bernama Jacques Lemercier. Denah Gereja Sorbon
berbentuk segi empat panjang. Pada sisi kiri dan kanan terdapat kapel. Ciri
Baroque terlihat pada sudut ruang, dimana di tiap sudut ruangnya melengkung dan
penuh hiasan.

Gambar 2.30 Tampak Depan Gereja Sorbonne,


Paris
Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/t
humb/0/07/Sorbonne_DSC09369.jpg/300pxSorbonne_DSC09369.jpg

Gambar 2.31 Denah Gereja Sorbonne,


Paris
Sumber : Arsitektur Klasik Eropa, Sumalyo
Yulianto, hal. 442

5. College des Quatre Nations (Perancis)


Bangunan ini merupakan buah karya dari Louis Le Vau yang merupakan
seorang tokoh arsitektur Renaissance yang masa puncaknya adalah Baroque. Dari

17

segi tata letak, aspek arsitektur Renaissance sangat dominan dalam kompleks ini.
Unsur Baroque dalam kompleks Collega des Quatre Nations adalah bentuk denah
dan dinding yang cekung serta cembung.

18

Gereja St. Louis dan Dome des Invalides (Perancis)


Denah Dome des Invalides berbentuk bujur sangkar, pada titik sentralnya
terdapat ruang bawah tanah (crypte) dimana Napoleon Bonaparte dimakamkan.
Pada bagian tengah, di atas makam Nalopeon Bonaparte, terdapat kubah yang
bertumpu pada tambour. Kubah di atas tambour dibuat berlapis dengan tiga
lapisan, yaitu inner dome, midle dome, dan external dome. Kubah tersebut dibuat
berlapis agar apaila orang melihat dari luar karena tinggi dan jaraknya yang jauh
akan terasa sama dengan

Gambar 2.32 College des Quatre Nations


Sumber :
https://www.flickr.com/photos/fourme/6312341379

orang yang melihat dari


dekat (dari bawahnya).
Pada bagian puncak

kubah terdapat lantern. Apabila kita melihat kubah tersebut dari dalam, maka akan
terlihat lukisan lukisan fresco pada kubah bagian dalam tersebut.
Gambar 2.34 St. Louis dan
Dome des Invalides
Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/339
318153147763263/

Gambar 2.33 Denah College des Quatre Nations


Sumber :
http://mdmm-art.com/GROUND-PLAN

Gambar 2.36 Fresco pada Kubah


Gambar 2.35 Dome des Invalides
Sumber :
https://c2.staticflickr.com/4/3663/33668564
53_56ca44f994.jpg

19

Dome des Invalides


Sumber :
http://www.flickriver.com/photos/checco/tag
s/fresco/

BAB III
OBJEK STUDI
Berdasarkan tinjauan pustaka mengenai arsitektur bergaya Baroque pada
BAB II di atas, maka dipilihlah sebuah gereja yang bernama gereja Katholik
Santa Maria Immaculata, yang sekiranya memiliki beberapa persamaan unsur
arsitektur akibat pengaruh arsitektur bergaya Baroque. Gereja Katholik Santa
Maria Immaculata berlokasi di jalan Singosari no. 3A, Banjar Malkangin,
Tabanan, Bali.

PULAU BALI

Pulau Bali

20

21

Gereja ini dipilih karena pada beberapa unsur dari gereja terlihat
mengadopsi gaya-gaya dari arsitektur Baroque ditengah-tengah pencampuran
dengan budaya dan adat Bali pada eksteriornya.

Gambar 3.1 Interior Gereja Katholik Santa Maria


Immaculata
Sumber:
Dokumen Pribadi

Gambar 3.2 Entrance Gereja Katholik Santa Maria


Immaculata
Sumber:
Dokumen Pribadi

22

Gambar 3.3 Eksterior Gereja Katholik Santa Maria


Immaculata
Sumber:
Dokumen Pribadi

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Unsur - Unsur pada Gereja Khatolik Santa Maria Immaculata yang
Mengadopsi Gaya Arsitektur Baroque
Gereja Katholik Santa Maria Immaculata ini tidak sepenuhnya
mengadopsi gaya arsitektur Baroque. Namun, ada beberapa unsur yang
menunjukan bahwa gereja ini mengadopsi gaya arsitektural Baroque. Bagianbagian gereja yang menyerupai arsitektur baroque tersebut adalah bentuk dasar
denah, lukisan pada langit-langit gereja atau yang disebut dengan fresco, adanya
penggunaan pencahayaan alami yang intensitasnya cukup banyak, adanya patungpatung Cherub Fairly yang menghiasi eksterior dari gereja ini, dan bentuk langitlangit yang menyerupai kubah. Kemudian, terdapat juga beberapa bagian pada
gereja ini yang bentuknya melengkung atau setengah lingkaran. Pintu dan
ventilasi dengan kaca patri, serta lukisan timbul yang menceritakan tentang
keyakinan mereka juga diperlihatkan pada bagian dinding dari gereja ini.
4.1.1

Denah
Unsur pertama pada gereja Katholik Santa Maria Immaculata yang

mengadopsi gaya arsitektur Baroque adalah bentuk denahnya yang


oktagonal. Objek yang menjadi pembanding yaitu bangunan Baroque gereja
Santa Maria Della Salute, Italia yang memiliki kemiripian bentuk dasar
denah dengan objek studi gereja Katholik Santa Maria Immaculata.
Persamaan antara gereja S. Maria Della Salute yang bergaya Baroque ini
dengan gereja Katholik Santa Maria Immaculata yang kami observasi yaitu,
pada gereja Santa Maria Della Salute, bentuk dasar denahnya berbentuk
oktagonal walaupun kebanyakan style denah Baroque berbentuk oval dan
kemiripan bentuk dasar denah ini ditemukan pada gereja Katholik Santa
Maria Immaculata yang memiliki bentuk dasar denah awal oktogonal
namun direnovasi dan dikembangkan pada beberapa sisinya untuk
menambah ruang. Hal tersebut juga dapat dilihat dari perletakan pilarnya,
menurut Sumalyo (2003:hal. 440) pada gereja Santa Maria Della Salute,

23

antara nave dan aisle dibatasi 8 kolom yang letaknya di posisi sudut dari
ruang berdenah segi delapan tersebut. Pada gereja Katholik Santa Maria
Immaculata juga terdapat 8 kolom utama namun letaknya tidak seperti yang
terdapat di gereja Santa Maria Della Salute. Kemudian, ada kesamaan yaitu
ruang di depan altar berbentuk trapesium yang terdapat di kedua objek.

Gambar 4.1 Layout Gereja Santa


Maria Della Salute, Italia
Sumber:
https://www.pinterest.com/pin/82753711877308614/

Gambar 4.2 Layout Gereja Santa


Maria Immaculata, Tabanan
Sumber:
Dokumen Pribadi

4.1.2
Lukisan pada Bagian Langit-Langit.
Adanya lukisan pada beberapa bagian langit-langit dari gereja Katholik
Santa Maria Immaculata yang menyerupai fresco
Gambar 4.3 Fresco pada Langit-langit Chiesa
Collegiata Catania
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sicilian_Baroque

Gambar 4.4 Lukisan pada Langit-langit


24 Katholik St. Maria Immaculata
Gereja
Sumber:
Dokumen Pribadi

Gambar 4.5 Lukisan pada Langit-langit Altar


Gereja Katholik St. Maria Immaculata yang
Berbentuk Melengkung.
Sumber:

Elemen berikutnya pada gereja Katholik Santa Maria Immaculata


yang mengadopsi gaya arsitektur Baroque yaitu adanya lukisan pada
beberapa bagian langit-langitnya yang menyerupai lukisan-lukisan pada
langit-langit bangunan bergaya Baroque atau yang disebut dengan fresco,
dimana fresco termasuk salah satu ciri khas dari gaya arsitektur Baroque.
Terlihat pada gambar di atas di gereja Katholik Santa Maria Immaculata
terdapat lukisan pada bagian cekung di langit-langit altar dan juga pada
langit-langit vestibule yang menurut bapak Totok selaku narasumber
menceritakan tentang perjamuan terakhir sebelum Yesus disalib (The Last
Supper).
4.1.3

Pencahayaan Alami

Gambar 4.6 Pencahayaan Alami pada


Gereja St. Peter Basilica, Roma
Sumber:
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/05/
lebay-nya-gaya-arsitektur-Baroque.html

25

Gambar 4.7 Penggunaan Kaca pada atap Gereja Katholik


Santa Maria Immaculata
Sumber:
Dokumen Pribadi

Gambar 4.8 Ventilasi pada Tambour Gereja Katholik Santa


Maria Immaculata
Sumber:
Dokumen Pribadi

26

Seperti apa yang telah dipaparkan pada landasan teori, bahwa salah
satu unsur yang mencirikan gaya arsitektur Baroque ialah penggunaan
cahaya

alami

atau

skylight yang berfungsi


untuk

mendramatisasi

kesan sebuah ruangan.


Penggunaan
sangat

skylight

memanfaatkan

permainan cahaya alami


Gambar 4.9 Jendela Mati pada Altar
Sumber:
Dokumen Pribadi

yang bersumber dari


bagian

atas

pada

interiornya untuk membuat suasana di dalam gereja menjadi dramatis. Oleh


sebab itu, pada arsitektur dengan gaya Baroque terdapat ventilasi yang
berukuran besar yang pada umumnya terletak pada bagian tambour (bagian
berbentuk silinder yang berada tepat di bawah dome-kubah) agar cahaya
masuk secara maksimal, sehingga memberikan kesan yang lebih dramatis
pada bagian interior ruangan. Terlihat pada gambar 4.6 gereja St. Peter
Basilica menggunakan pencahayaan alami dari ventilasi pada bagian
tambour untuk menerangi interiornya. Hal ini juga diadopsi oleh gereja
Katholik Santa Maria Immaculata, terdapat atap kaca di atas aisle sebagai
pencahayaan alami (gambar 4.7), ventilasi-ventilasi yang terdapat pada
bagian tambour-nya (gambar 4.8) dan terdapat jendela mati dengan kaca
mozaik pada dinding bagian kiri dan kanan atas altar (gambar 4.9) untuk
mengoptimalkan masuknya cahaya alami untuk membuat suasana gereja
semakin dramatis.
4.1.4
Adanya patung-patung malaikat kecil ( Cherub fairly )

Gambar 4.10 Cherub Fairly di Gereja St. Mary Le Bow

27

Sumber: http://www.speel.me.uk/gp/cherubs.html

Gambar 4.11 Cherub Fairly di Gereja Katholik


Santa Maria Immaculata
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Elemen berikutnya dari gereja Katholik Santa Maria Immaculata yang


mengadopsi gaya arsitektur Baroque adalah adanya patung-patung malaikat
kecil yang disebut dengan Cherub Fairly. Patung malaikat kecil (Cherub
Fairly) banyak digunakan pada bangunan bergaya arsitektur Baroque.
Cherub Fairly ini beranggotakan Putti, Cupid, Eros dan Amorini.
Contohnya pada gereja St. Mary Le Bow yang menggunakan Cherub Fairly
pada bagian atas pintu masuknya. Hal ini diadopsi oleh gereja Katholik
Maria Immaculata yang meletakan patung malaikat kecil tersebut pada
dekorasi eksteriornya.
4.1.5

Langit-langit yang Menyerupai Kubah

Gambar 4.13 Langit-langit Kapel Rosario


Sumber: http://www.puebla-mexico.com/tag/religious-

Gambar 4.14 Langit-langit Gereja Katholik Santa


Maria Immaculata

architecture/

Sumber: Dokumen Pribadi

28

Dome atau kubah merupakan salah satu ciri khas dari bangunan
dengan gaya arsitektur Baroque yang mudah terlihat dari eksterior
bangunan. Dome atau kubah ini juga membuat langit-langit pada bangunan
bergaya Baroque menjadi berbentuk kurva sesuai dengan bentuk kubahnya.
Seperti kubah yang ada di Kapel Rosario di Puebla, Meksiko yang
berbentuk oktagonal jika dilihat dari dalam ruangannya. Pada gereja
Katholik Santa Maria Immalacuta terlihat bentuk langit-langit pada
bangunan ini berbentuk oktagonal. Tampaknya, gereja Katholik Santa Maria
Immaculata mengadopsi bentuk langit-langit kubah walaupun tidak
berbentuk kubah sempurna seperti bangunan-bangunan bergaya Baroque pada umumnya.
4.1.6

Bentuk Kurva Setengah Lingkaran

Gambar 4.18 Bentuk-bentuk Melingkar (Kurva) di Gereja


San Andrea al Quirinale
Sumber: http://faculty.etsu.edu/koterbay/architecturetest5.html

29

Gambar 4.19 Bentuk Melingkar (Kurva) di Gereja


Katholik Santa Maria Immaculata
Sumber: Dokumen Pribadi

Adanya kurva setengah lingkaran pada gereja Katholik Santa Maria


Immalacuta ini juga menunjukan bahwa gereja ini mengadopsi gaya
bangunan arsitektur Baroque. Bentuk kurva ini dapat dilihat pada bagian
pintu masuk menuju ke vestibule. Bukti bahwa arsitektur Baroque
menggunakan kurva berbentuk seperti ini ada pada interior bangunan gereja
San Andrea al Quirinale di Roma yang menggunakan bentuk kurva yang
serupa.

4.1.7

Adanya lukisan-lukisan timbul di dinding bangunan

Gambar 4.20 Lukisan Tiga Dimensi pada Gereja St. Peter


Basilica, Roma
Sumber: http://www.mozzarellamamma.com/2015/is-pope-francistired/

30

Gambar 4.21 Lukisan Tiga Dimensi pada Gereja Katholik


Santa Maria Immaculata
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Lukisan tiga dimensi seperti di atas biasanya hanya ditemukan pada


bangunan bergaya arsitektur Baroque. Pada dinding gereja Katholik Santa
Maria Immaculata, ditemukan lukisan tiga dimensi yang menurut bapak
Totok selaku narasumber menceritakan tentang Yesus mulai dijatuhi
hukuman mati hingga terakhir dimakamkan yang berjumlah 14 buah
lukisan. Lukisan-lukisan ini disusun berlawanan dengan arah jarum jam.
Bukti bahwa lukisan tiga dimensi ada pada bangunan Baroque yaitu terdapat
pada dinding gereja St. Peter Basilika yang juga menganut gaya arsitektur
Baroque.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas bahwa Gereja St.
Maria Immaculata ini mengadopsi gaya arsitektur Baroque pada beberapa unsur
bangunannya. Namun, unsurunsurnya digabungkan dengan gaya arsitektur Bali
karena adanya peraturan pemerintah yang mengatur tentang bangunan umum yang
didirikan di Bali. Sehingga, gaya arsitektur Baroque yang diadopsi pada bangunan
ini menjadi lebih sederhana.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka saran yang
didapatkan ialah arsitektur dengan gaya klasik eropa khususnya arsitektur bergaya
baroque lebih dikentalkan atau ditonjolkan lagi, meskipun terdapat peraturan
pemerintah mengenai gaya arsitektur sebuah bangunan.

31

DAFTAR PUSTAKA
Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
Nuttgens, Patrick. 1992. The Mitchell Beazley Pocket Guide to ARCHITECTURE.
Mitchell Beazley International Ltd.: London.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-4 (2008)
Arimbhawa, Zenit. 2014. Arsitektur Baroque. https://www.scribd.com/doc/
213650015/Arsitektur-Baroque#scribd (diakses pada tangal 24 Oktober
2015 pukul 19.05 WITA)
Allama, Fariza Fadillah. 2012. Perkembangan Arsitektur (Renaissance Proto
Modern). http://farizallama-note.blogspot.co.id/2012/04/perkembanganarsitektur-renaissance.html (diakses pada tangal 24 Oktober 2015 pukul
20.00 WITA)
Cahyo, David. 2012. Lebaynya Gaya Arsitektur Baroque.
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/05/lebay-nya-gaya-

32

arsitektur-barok.html (diakses pada tangal 24 Oktober 2015 pukul 20.40


WITA)
Iswara, Angga. 2014. Arsitektur Abad Pertengahan.
anggasvara.blogspot.co.id/2014/03/arsitektur-abad-pertengahan.html
(diakses pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 21.00 WITA)

33

Anda mungkin juga menyukai