PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia dan merupakan
ungkapan fisik serta peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan
tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai sekarang bahkan yang akan
datang, arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk semakin kompleks,
sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya termasuk ilmu pengetahuan,
teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu
yang sukar ditentukan batasnya.
Untuk mempermudah di dalam mempelajarinya, suatu karya arsitektur
dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter arsitektural dalam kurun waktu
tertentu. Arsitektur di setiap tempat memiliki bentuk dan gaya yang berbeda-beda.
Hal ini dikarenakan perbedaan dan kebutuhan sumber daya, baik sumber daya
manusia ataupun sumber daya alam di masing-masing tempat itu sendiri. Di lain
sisi, di antara perbedaan tersebut juga terdapat bagian-bagian yang mirip. Hal
tersebut menandakan sebuah awal yang kemudian menyebar dan berkembang di
berbagai belahan dunia dan menjadi pengaruh besar di dalamnya. Contohnya pada
silsilah arsitektur Barat yang dimulai dari jaman sebelum masehi yaitu arsitektur
Yunani, Romawi, diikuti oleh munculnya arsitektur Kristiani dan Byzantium,
Romanika pada tahun 1100-1200 M, Gotik pada tahun 1200-1500 M,
Renaissance pada tahun 1500-1600 M, Baroque 1600-1800 M, Roccoco pada
tahun 1800 M, Neoklasikisme, hingga gaya arsitektur Modern dan Post-modern.
Pada peralihan masa pergerakan tersebut terjadi perubahan bahkan pertentangan
dalam desain yang kemudian memunculkan gaya baru yang lebih baik.
Ciri khas bangunan pada era di atas hingga kini masih banyak diadopsi
pada bangunan-bangunan tertentu. Bahkan, peninggalan-peninggalan dalam
bentuk bangunan masih kokoh berdiri di beberapa tempat di Eropa. Hal ini
tentunya menarik untuk dibahas mengingat beberapa bangunan khusunya gereja
di daerah Bali juga masih mengadopsi gaya-gaya arsitektur di atas, seperti
bangunan Gereja Katholik St. Maria Immaculata yang berlokasi di jalan Singosari
No. 3A, Banjar Malkangin, Tabanan, Bali yang mengadopsi gaya arsitektur
Baroque pada beberapa bagiannya, baik interior maupun eksterior.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat paparkan berdasarkan latar belakang di atas,
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana ciri khas dari Arsitektur Baroque ?
2. Apa saja unsur-unsur pada Gereja Katholik St. Maria Immaculata yang
mengadopsi Arsitektur bergaya Baroque?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, dimana mahasiswa diharapkan untuk
mampu mengidentifikasi suatu bangunan yang mengadopsi arsitektur bergaya
Baroque.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah
mahasiswa mendapat pengetahuan yang lebih luas mengenai arsitektur Baroque.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Arsitektur Baroque
Baroque adalah bahasa Perancis yang diambil dari bahasa Portugis
Barocca yang dalam bahasa Indonesia berarti mutiara yang berbentuk tidak
sempurna. Definisi Baroque menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh tokoh drama tragedi (seperti sikap
agung, tidak langsung); gaya dalam seni bangunan dan hiasan, gaya agung dihias
penuh (dari Italia abad ke-16). Arsitektur Baroque adalah gaya bangunan pada era
Baroque, era ini dimulai pada abad ke-16 di Italia dan negara-negara katholik
sebagai reaksi dari reformasi protestan.
Tabel 2.1 Periode Perkembangan Arsitektur Dunia
Sumber: Iswara, 2014 (diunduh dari
http://anggasvara.blogspot.co.id/2014/03/arsitektur-abad-pertengahan.html)
Arsitektur
Era Baroque mengakhiri era Renaissance, ada tiga tahap dalam periode tersebut
di antaranya:
1) Early Baroque (1590 1625 M)
2) High Baroque (1625 1660 M)
3) Late Baroque; Roccoco (1660 1725 M)
Menurut Arimbhawa (2014) Baroque yang muncul pertama kali di Roma
adalah gaya bangunan pada gereja, istana, dan bangunan umum (yang dirancang
dalam skala besar). Arsitektur Baroque merupakan perpanjangan dari arsitektur
Renaissance. Keduanya memiliki dome (kubah),
keanehan,
ketidakberaturan,
keroyalan/yang
berlebihan
sehingga
Beberapa
bagian
pada
bangunan
Baroque
juga
msaih
Pedestal merupakan kaki tiang yang merupakan bagian kaki tiang yang
terdapat pada bagian bawah dari tiang.
3. Entablature
Entablature merupakan bagian berbentuk balok yang cukup tebal yang
terdapat pada bagian bawah pedimen. Pada bagian ini juga umumnya
terdapat ornamen-ornamen.
4. Dome (kubah)
Pengertian kubah adalah separuh bola berongga yang menghiasi atap atau
bagian atas sebuah bangunan. Hampir sebagian besar bangunan bergaya
Baroque memiliki dome (kubah) yang menjadi bagian atap dari bangunan
tersebut.
5. Pilaster (tiang)
Pilaster merupakan
bagian
tiang atau pilar-pilar yang terdapat di beberapa
Sumber:
http://blog.classicist.org/?paged=19
bagian bangunan.
2.3 Karakteristik Arsitektur Baroque
Menurut Cahyo (2012), gaya Baroque terkenal dengan desainnya yang
dinamis, romantis, extravagant (mewah), dan juga berlebihan dalam hal dekorasi
dan hiasan. Ciri khas gaya arsitektur ini antara lain:
1. Seni ukir, patung, dan lukisan melebur menjadi satu dalam gaya arsitektur.
2. Gereja Baroque dibuat lebih luas dan denahnya seringkali berbentuk oval.
Menurut Sumalyo (2003:hal. 397) Ciri umum dari gaya ini - Baroque
adalah denah yang tidak siku pada sudut-sudutnya melainkan melengkung,
sehingga terbentuk menjadi oval
https://en.wikipedia.org/wiki/Sant%27Andrea_al_Quirinale
Sumber:
yang
terletak
pada
tambour
(bagian
bawah
kubah).
10
11
Sumber:
http://i.ebayimg.com/00/s/MTI3M1gxNjAw/z/PTIAAOSwRLZT6ldq/
$_57.JPG
12
13
14
Sapienza
15
Salute
della Salute
Sumber : Arsitektur Klasik Eropa,
Sumalyo Yulianto, hal. 442
16
Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/827537118773
08614/
17
segi tata letak, aspek arsitektur Renaissance sangat dominan dalam kompleks ini.
Unsur Baroque dalam kompleks Collega des Quatre Nations adalah bentuk denah
dan dinding yang cekung serta cembung.
18
kubah terdapat lantern. Apabila kita melihat kubah tersebut dari dalam, maka akan
terlihat lukisan lukisan fresco pada kubah bagian dalam tersebut.
Gambar 2.34 St. Louis dan
Dome des Invalides
Sumber :
https://www.pinterest.com/pin/339
318153147763263/
19
BAB III
OBJEK STUDI
Berdasarkan tinjauan pustaka mengenai arsitektur bergaya Baroque pada
BAB II di atas, maka dipilihlah sebuah gereja yang bernama gereja Katholik
Santa Maria Immaculata, yang sekiranya memiliki beberapa persamaan unsur
arsitektur akibat pengaruh arsitektur bergaya Baroque. Gereja Katholik Santa
Maria Immaculata berlokasi di jalan Singosari no. 3A, Banjar Malkangin,
Tabanan, Bali.
PULAU BALI
Pulau Bali
20
21
Gereja ini dipilih karena pada beberapa unsur dari gereja terlihat
mengadopsi gaya-gaya dari arsitektur Baroque ditengah-tengah pencampuran
dengan budaya dan adat Bali pada eksteriornya.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Unsur - Unsur pada Gereja Khatolik Santa Maria Immaculata yang
Mengadopsi Gaya Arsitektur Baroque
Gereja Katholik Santa Maria Immaculata ini tidak sepenuhnya
mengadopsi gaya arsitektur Baroque. Namun, ada beberapa unsur yang
menunjukan bahwa gereja ini mengadopsi gaya arsitektural Baroque. Bagianbagian gereja yang menyerupai arsitektur baroque tersebut adalah bentuk dasar
denah, lukisan pada langit-langit gereja atau yang disebut dengan fresco, adanya
penggunaan pencahayaan alami yang intensitasnya cukup banyak, adanya patungpatung Cherub Fairly yang menghiasi eksterior dari gereja ini, dan bentuk langitlangit yang menyerupai kubah. Kemudian, terdapat juga beberapa bagian pada
gereja ini yang bentuknya melengkung atau setengah lingkaran. Pintu dan
ventilasi dengan kaca patri, serta lukisan timbul yang menceritakan tentang
keyakinan mereka juga diperlihatkan pada bagian dinding dari gereja ini.
4.1.1
Denah
Unsur pertama pada gereja Katholik Santa Maria Immaculata yang
23
antara nave dan aisle dibatasi 8 kolom yang letaknya di posisi sudut dari
ruang berdenah segi delapan tersebut. Pada gereja Katholik Santa Maria
Immaculata juga terdapat 8 kolom utama namun letaknya tidak seperti yang
terdapat di gereja Santa Maria Della Salute. Kemudian, ada kesamaan yaitu
ruang di depan altar berbentuk trapesium yang terdapat di kedua objek.
4.1.2
Lukisan pada Bagian Langit-Langit.
Adanya lukisan pada beberapa bagian langit-langit dari gereja Katholik
Santa Maria Immaculata yang menyerupai fresco
Gambar 4.3 Fresco pada Langit-langit Chiesa
Collegiata Catania
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Sicilian_Baroque
Pencahayaan Alami
25
26
Seperti apa yang telah dipaparkan pada landasan teori, bahwa salah
satu unsur yang mencirikan gaya arsitektur Baroque ialah penggunaan
cahaya
alami
atau
mendramatisasi
skylight
memanfaatkan
atas
pada
27
Sumber: http://www.speel.me.uk/gp/cherubs.html
architecture/
28
Dome atau kubah merupakan salah satu ciri khas dari bangunan
dengan gaya arsitektur Baroque yang mudah terlihat dari eksterior
bangunan. Dome atau kubah ini juga membuat langit-langit pada bangunan
bergaya Baroque menjadi berbentuk kurva sesuai dengan bentuk kubahnya.
Seperti kubah yang ada di Kapel Rosario di Puebla, Meksiko yang
berbentuk oktagonal jika dilihat dari dalam ruangannya. Pada gereja
Katholik Santa Maria Immalacuta terlihat bentuk langit-langit pada
bangunan ini berbentuk oktagonal. Tampaknya, gereja Katholik Santa Maria
Immaculata mengadopsi bentuk langit-langit kubah walaupun tidak
berbentuk kubah sempurna seperti bangunan-bangunan bergaya Baroque pada umumnya.
4.1.6
29
4.1.7
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas bahwa Gereja St.
Maria Immaculata ini mengadopsi gaya arsitektur Baroque pada beberapa unsur
bangunannya. Namun, unsurunsurnya digabungkan dengan gaya arsitektur Bali
karena adanya peraturan pemerintah yang mengatur tentang bangunan umum yang
didirikan di Bali. Sehingga, gaya arsitektur Baroque yang diadopsi pada bangunan
ini menjadi lebih sederhana.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka saran yang
didapatkan ialah arsitektur dengan gaya klasik eropa khususnya arsitektur bergaya
baroque lebih dikentalkan atau ditonjolkan lagi, meskipun terdapat peraturan
pemerintah mengenai gaya arsitektur sebuah bangunan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Sumalyo, Yulianto. 2003. Arsitektur Klasik Eropa. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
Nuttgens, Patrick. 1992. The Mitchell Beazley Pocket Guide to ARCHITECTURE.
Mitchell Beazley International Ltd.: London.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-4 (2008)
Arimbhawa, Zenit. 2014. Arsitektur Baroque. https://www.scribd.com/doc/
213650015/Arsitektur-Baroque#scribd (diakses pada tangal 24 Oktober
2015 pukul 19.05 WITA)
Allama, Fariza Fadillah. 2012. Perkembangan Arsitektur (Renaissance Proto
Modern). http://farizallama-note.blogspot.co.id/2012/04/perkembanganarsitektur-renaissance.html (diakses pada tangal 24 Oktober 2015 pukul
20.00 WITA)
Cahyo, David. 2012. Lebaynya Gaya Arsitektur Baroque.
http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/2012/05/lebay-nya-gaya-
32
33