Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH PALEMBANG SEJARAH ARSITEKTUR BARAT

ARSITEKTUR
BAROQUE DAN ROCOCO

ALDIANSYAH
NIM : 142022017

DOSEN PENGAMPU :
RENY KARTIKA SARY, S.T., M.T.
PERKEMBANGAN

ARSITEKTUR BAROQUE
Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan
umumnya timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja
Katolik. Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat
gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan gerakan
untuk lebih menyebarluaskan propaganda tentang Gereja Katolik.
Salah satu cara untuk itu adalah dengan menekankan pentingnya
bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung,
lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru yang teatrikal
untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat
membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik

02
PERKEMBANGAN

ARSITEKTUR ROCOCO
Kata Rokoko berasal dari kombinasi kata Perancis rocaille, yang artinya batu, dan
coquilles, yang artinya kerang, karena keterikatan dengan benda-benda asal
motif dekorasinya.Rokoko (ditulis dalam bahasa Eropa Rococo atau Roccoco),
juga berarti "Barok Akhir" ("Late Baroque") yang berkembang pada abad 18.
Rococo pertama kali muncul di Perancis pada awal abad 18 sebagai lanjutan gaya
Barok. Motif gaya Racoco memusat pada gaya hidup yang ‘aristokratis’ yang
tanpa perlawanan dan roman picisan bukannya pertempuran gagah berani atau
figur religius; mereka juga berputar luar dan alam. Tahun 1730-an menampilkan
perkembangan puncak dari Rokoko di Perancis. Rokoko masih memelihara
citarasa Barok untuk bentuk-bentuk yang kompleks dan motif yang rumit, namun
dari titik ini, mulai menggabungkan variasi karakteristik, termasuk gaya rancagan
Oriental dan komposisi asimetris.Kinin gaya Rococo secara luas gaya ini dikenali
seba gai periodeutama di dalam pengembangan seni Eropa.

02
KARAKTERISTIK

ARSITEKTUR BAROQUE
Gerakan dan Dinamika: Arsitektur Baroque menekankan gerakan, dinamika,
dan kurva-kurva yang mengalir. Lengkungan, kubah, dan elemen-elemen
lengkung digunakan untuk menciptakan kesan visual gerakan dan dinamika.
Ornamen yang Kaya: Bangunan Baroque seringkali dihiasi dengan ornamen
yang sangat kaya, termasuk patung-patung, ukiran, dan hiasan-hiasan
dekoratif yang rumit. Ornamen ini mendukung kesan kemewahan dan
keberlimpahan.
Kekuatan Agama: Banyak bangunan Baroque awalnya dibangun untuk
keperluan agama, dan arsitektur ini digunakan untuk memperkuat pesan-
pesan agama, terutama selama periode Kontra-Reformasi dalam Gereja
Katolik. Gereja-gereja Baroque sering memiliki kubah besar, altar yang indah,
dan kandil-kandil yang indah.
Simetri: Meskipun Baroque sering dikenal dengan kurva-kurva dan gerakan,
simetri tetap menjadi prinsip desain yang penting. Bangunan Baroque sering
memiliki tatanan simetri yang kuat, baik secara horizontal maupun vertikal.
Penggunaan Bahan Berkualitas Tinggi: Bangunan Baroque sering dibangun
dengan bahan yang berkualitas tinggi, seperti batu alam, marmer, dan
material-material mahal lainnya, untuk mencapai kesan kemewahan.

02
KARAKTERISTIK

ARSITEKTUR ROCOCO
Elemen Dekoratif: Arsitektur Rococo sangat dikenal dengan dekorasi yang
kaya dan berlimpah. Dinding dan langit-langit sering dihiasi dengan motif-
motif yang rumit, seperti lukisan, ukiran, dan hiasan-hiasan floral yang
berlebihan.
Kurva dan Lengkungan: Arsitektur Rococo cenderung menghindari garis
lurus dan sudut tajam. Sebaliknya, gaya ini memanfaatkan lengkungan dan
kurva yang halus, menciptakan kesan yang lembut dan elegan.

Motif Alami: Motif-motif alami seperti bunga, daun, dan burung sering
digunakan sebagai elemen dekoratif dalam arsitektur Rococo. Ini
menciptakan nuansa alam dan keindahan.
Asimetri: Arsitektur Rococo sering mengejar asimetri, yang berarti tidak ada
simetri yang ketat dalam desain. Hal ini menciptakan tampilan yang bebas,
organik, dan terkadang eksentrik.
Ornamen yang Ringan: Ornamen-ornamen dalam arsitektur Rococo sering
terasa ringan dan berukuran kecil. Mereka dapat terdapat pada perabotan,
cermin, hiasan jendela, dan elemen dekoratif lainnya.
Penggunaan Stuk: Stuk (gips yang diukir dan diukir) sering digunakan untuk
menciptakan hiasan dinding yang rumit dan indah dalam arsitektur Rococo.

02
PERBEDAAN

PERBEDAAN ARSITEKTUR
Perbedaan antara arsitektur barok dan arsitektur rokoko terlihat jelas
pada penggunaan warna untuk finishing sebuah bangunan. Arsitektur
barok cenderung menggunakan warna-warna yang lebih terang
sedangkan arsitektur rokoko lebih banyak menggunakan warna-warna
yang cenderung gelap. Selain itu pencitraan yang ingin ditampilkan
oleh arsitektur barok lebih menampilkan kesan mulia, agung dan
kebesaran raja, sedangkan arsitektur rokoko lebih mengesankan
pencitraan sebuah bangunan yang kaya secara motif namun tetap
terlihat ringan tanpa menghilangkan kesan rahmat pada bangunan-
bangunan tersebut.
ARSITEKTUR BAROQUE ( KIRI ) DAN ROCOCO ( KANAN)

Arsitektur rokoko merupakan perkembangan dari arsitektur barok. Istilah rokoko(rococo) merupakan gabungan dari kata Rocaille(Perancis) yang
berarti kerang dan Barocco(Italia) yang berarti gaya barok. Dari sini dapat diketahui bahwa arsitektur rokoko memiliki beberapa kesamaan dengan
arsitektur barok. Arsitektur rokoko muncul sebagai akumulasi dari kejenuhan masyarakat akan arsitektur barok yang terkesan berat dengan unsur
dekoratif yang penuh pada fasad. Arsitektur rokoko muncul dengan tampilan yang lebih ringan dari arsitektur barok namun tetap memiliki
kesamaan seperti penggunaan pilar dan menara pada bangunan.

02
BANGUNAN PENINGGALAN

ARSITEKTUR BAROQUE
Palais du Louvre (Museum Louvre), Paris, Prancis:
Fungsi: Awalnya dibangun sebagai istana kerajaan, kemudian
diubah menjadi museum. Museum Louvre adalah salah satu
museum seni paling terkenal di dunia dan menampung koleksi
seni yang luar biasa.

Istana Schönbrunn, Wina, Austria:


Fungsi: Istana Schönbrunn awalnya digunakan sebagai tempat
tinggal musim panas oleh Keluarga Kekaisaran Habsburg.
Sekarang, istana ini berfungsi sebagai museum dan situs wisata
BANGUNAN PENINGGALAN

ARSITEKTUR ROCOCO
Schloss Charlottenburg, Berlin, Jerman:
Fungsi: Istana ini dibangun sebagai tempat tinggal kerajaan
Prusia dan digunakan sebagai tempat tinggal Raja Friedrich I.
Sekarang berfungsi sebagai museum dan tujuan wisata.

Palácio Nacional de Queluz, Queluz, Portugal:


Fungsi: Dibangun sebagai tempat tinggal kerajaan Portugal,
istana ini digunakan oleh keluarga kerajaan Portugis dan sering
digunakan untuk pertemuan resmi dan upacara keagamaan.
KONSEP

ARSITEKTUR BAROQUE
Konsep Ruang: Arsitektur Baroque sering mengutamakan penggunaan ruang yang grand dan monumental.
Ruangan dalam bangunan Baroque cenderung besar dan terbuka, dengan plafon tinggi yang menciptakan
kesan keagungan. Ruang-ruang ini dirancang untuk menciptakan atmosfer yang spektakuler dan kuat.

Konsep Bentuknya: Konsep bentuk dalam arsitektur Baroque sangat menekankan pada bentuk-bentuk organik
dan kurva yang mengalir. Ini menciptakan kesan dinamika dan gerakan visual dalam bangunan. Lengkungan-
lengkungan besar, dinding yang melengkung, dan elemen dekoratif berlimpah menghiasi bangunan-bangunan
Baroque. Selain itu, simetri juga sering dijaga, terutama dalam struktur bangunan yang penting.

Konsep Struktur: Arsitektur Baroque menggunakan struktur batu yang kokoh dan kuat untuk mendukung
plafon yang tinggi. Konstruksi batu ini membantu menciptakan kesan kemegahan dan keagungan. Penggunaan
kubah besar, pilar-pilar, dan balustrade adalah elemen struktural yang sering ditemukan dalam arsitektur
Baroque. Selain itu, konsep konstruksi yang andal digunakan untuk mendukung ornamen yang kaya dan
berlimpah.

Material Bangunan: Arsitektur Baroque sering menggunakan material bangunan berkualitas tinggi seperti batu
alam, marmer, dan bahan-bahan mahal lainnya. Material-material ini memberikan tampilan yang mewah dan
tahan lama pada bangunan-bangunan Baroque. Ornamen-ornamen dekoratif juga sering dipahat atau diukir
dalam material ini untuk menambahkan keindahan dan kemewahan pada bangunan.
KONSEP

ARSITEKTUR ROCOCO
Konsep Ruang:
Ruang dalam arsitektur Rococo cenderung memiliki nuansa yang lebih lembut dan intim. Dinding yang
dihiasi dengan hiasan, lukisan, dan cermin besar menciptakan ruang yang terasa lebih terang dan dekat
dengan alam. Ruang juga sering kali memiliki aspek asimetris, menghindari kesan simetri yang ketat.
Konsep Bentuk:
Bentuk dalam arsitektur Rococo cenderung menghindari sudut tajam dan garis lurus yang ketat.
Sebaliknya, gaya ini lebih suka kurva yang lembut dan melengkung. Dalam bentuk bangunan, terlihat
penggunaan lengkungan, kubah, dan elemen-elemen yang mengalir yang menciptakan kesan visual yang
dinamis.
Konsep Struktur:
Struktur dalam arsitektur Rococo sering mengutamakan ornamen dan elemen dekoratif daripada
keteguhan struktural yang ketat. Bangunan-bangunan Rococo sering menggunakan stuk (gips yang diukir)
dan kayu yang diukir untuk menciptakan hiasan dinding yang rumit. Struktur bangunan sering kali kurang
menonjol dibandingkan dengan dekorasi.
Konsep Material:
Arsitektur Rococo sering menggunakan bahan yang berkualitas tinggi, termasuk marmer, batu alam, dan
kayu. Ornamen-ornamen yang rumit sering dibuat dari stuk yang diukir dan dicat dengan warna-warna
cerah dan pastel. Cermin besar dan kristal juga sering digunakan sebagai bahan dekoratif untuk
mencerminkan cahaya dan menambah kilauan pada ruangan.
FILOSOFI

ARSITEKTUR ROCOCO
Keindahan dan Kesenangan: Arsitektur Rococo mencerminkan pandangan bahwa kehidupan seharusnya dihiasi
dengan keindahan dan kesenangan. Ornamen-ornamen yang rumit dan indah digunakan untuk menciptakan
lingkungan yang menyenangkan dan ceria, di mana setiap elemen adalah sebuah karya seni.
Kebahagiaan dan Kesederhanaan: Rococo menekankan pandangan hidup yang ringan dan gembira. Ornamen-
ornamen yang lembut dan warna-warna cerah menciptakan atmosfer yang menggambarkan kebahagiaan dan
kesederhanaan.
Keterhubungan dengan Alam: Motif-motif alam seperti bunga, daun, dan burung sering digunakan dalam
ornamen Rococo. Ini mencerminkan keinginan untuk terhubung dengan alam dan menggambarkan keindahan
alam dalam desain.
Kekuasaan dan Kemewahan: Meskipun terkesan ringan, Rococo juga mencerminkan keinginan untuk
menunjukkan kekuasaan dan kemewahan. Ornamen-ornamen yang kaya dan berlimpah, serta penggunaan
material yang berkualitas tinggi, menciptakan kesan kekuasaan dan kemewahan.
Kebudayaan dan Kreativitas: Ornamen Rococo mencerminkan kreativitas dan kecintaan pada seni. Kebebasan
dalam asimetri dan kurva-kurva yang lembut mencerminkan keinginan untuk mengekspresikan diri dalam
desain.
Ketidakseriusan Terhadap Simetri: Rococo menunjukkan sikap yang kurang serius terhadap simetri yang ketat.
Ornamen asimetris dan elemen-elemen yang mengalir menciptakan perasaan bebas dan organik.
FILOSOFI

ARSITEKTUR BAROQUE
Acanthus Leaves (Daun Akantus): Ornamen ini sering digunakan dalam kapitil (bagian atas kolom) dan hiasan
dinding. Daun akantus adalah simbol keabadian dan pertumbuhan abadi, mengingatkan kita akan siklus kehidupan
yang terus berlanjut.
Putti: Putti adalah patung anak-anak kecil yang sering muncul dalam arsitektur Baroque. Mereka sering
melambangkan kepolosan, kebahagiaan, dan kemurnian, serta sering digunakan dalam konteks agama untuk
merepresentasikan malaikat atau figur surgawi.
Berries and Fruits (Buah-buahan): Ornamen buah-buahan sering digunakan dalam hiasan dinding dan reling. Buah-
buahan dalam seni Baroque dapat melambangkan kesuburan, kelimpahan, dan keberuntungan.
Kepala Kepiting (Crab Motif): Motif kepiting sering digunakan sebagai ornamen pada perabotan dan dekorasi
dinding. Ini melambangkan keberanian dan perlindungan, mengingatkan orang tentang kewajiban untuk menjaga
keberanian dalam segala situasi.
Putto Riding a Dolphin (Putti Berkuda Lautan): Ornamen ini menggambarkan putto yang mengendarai lumba-
lumba, yang sering diartikan sebagai simbol pelindung para pelaut dan penjelajah. Mereka menghadirkan harapan
akan keselamatan dan sukses dalam perjalanan laut.
Garland (Rantai Bunga): Garlands adalah guirlanda bunga yang menggantung dan sering membungkus balustrade
atau dinding. Mereka melambangkan keindahan, kejelasan, dan kebahagiaan.
Caryatids: Caryatids adalah kolom yang berbentuk figur manusia atau wanita yang digunakan sebagai penyangga.
Mereka menggambarkan kekuatan dan kemewahan.
ADOPSI BENTUK

ARSITEKTUR BAROQUE

Gereja Santo Yosef, Semarang: Gereja ini adalah salah satu gereja Baroque
yang bersejarah di Indonesia. Gereja Santo Yosef memiliki elemen-elemen
seperti dinding yang dihiasi, lengkungan, dan kubah yang mengingatkan pada
arsitektur Baroque.
ADOPSI BENTUK

ARSITEKTUR ROCOCO

Gedung Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah:


Gedung Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang menggabungkan
gaya arsitektur kolonial Belanda dengan beberapa elemen dekoratif yang khas.
Meskipun tidak murni Rococo, Anda dapat menemukan beberapa ornamen seperti
hiasan jendela yang rumit dan lengkungan yang melengkung yang mengingatkan
pada sentuhan Rococo.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai