Anda di halaman 1dari 21

CATUR NADI

DANAKIRTI
Sebagai Solusi Dalam Penangan
Permukiman Kumuh Di Tepian
A i r P e r k o t a a n

Ari Jufriansyah
Queentera Cantika Arasanda
Gustijan Aminullah
Tasya Annisa Putri
Catur Nadi Danakirti
Studi Kasus: Gg. Bunga, Kom Yos Sudarso, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kota Pontianak

Pemukiman kumuh merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir semua kota-
kota besar di Indonesia bahkan kota-kota besar di negara berkembang lainnya.
pengkajian tentang permukiman kumuh (slum), pada umumnya mencakup tiga
segi, pertama kondisi fisiknya, kedua kondisi sosial ekonomi budaya komunitas
yang bermukim di pemukiman tersebut, dan ketiga dampak oleh kedua kondisi
tersebut.
Struktur

Rumusan Masalah
01
Landasan Teori
Isi
02
03
Rumusan Masalah 01
 Bagaimana urgensi permasalahan dan indikator
permukiman kumuh?
 Bagaimana keadaan konkret permasalahan permukiman
kumuh di Gg. Bunga?
 Bagaimana prinsip Catur Nadi Danakirti sebagai solusi
yang dapat diterapkan untuk menanggulangi masalah
permukiman kumuh di Gg. Bunga?
 Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk
implementasi dalam mengatasi permukiman kumuh di
Gg. Bunga?
 Bagaimana hambatan yang kemungkinan akan terjadi
dalam penerapan Catur Nadi Danakirti?
02
Permukiman
Kumuh
Faktor Penyebab dikarenakan growth of density dan urbanization.

Indikator Kawasan Kumuh terdiri dari kurangnya pelayanan dasar,


rumah tidak layak huni, permukiman dengan pedatan tinggi, kondisi
hidup yang tidak sehat, ketiadaan jaminan hak bermukim, dan
eksklusi sosial.
Program Pemerintah
Sebelumnya

1. KIP (Kampung Improvement Program)


2. P2KP (Program Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan)
3. NUSSP (Neighborhood Upgrading and
Shelter Sector Project )
Catur Nadi Danakirti

Catur Nadi Danakirti yang berasal


dari bahasa Sansekerta. ‘Catur’
berarti empat, ‘nadi’ berarti
sungai dan ‘danakirti’ berarti
kemasyuran atau kesejahteraan.
Jadi, Catur Nadi Danakirti adalah
dimana sungai menjadi tempat
kemasyuran atau kesejahteraan
bagi masyarakat didalamnya.
4 Pilar Catur Nadi
Danakirti

Land Readjusment Hunian semi-modern

Pembinaan Sarana dan Prasarana Pemberdayaan SDM


Gambaran Umum Wilayah
Kelurahan Sungai Jawi Luar
Permasalahan
Lokasi
Kualitas Masyarakat

Hunian/Rumah

Sarana/Prasarana
Permukiman kumuh yang berada di perkotaan seperti Pontianak
Lokasi
memiliki salah satu CBD (central business distric)/pusat kegiatan di
kawasan tepian sungai. Pada tahun 2016, jumlah penduduk
Kelurahan Sungai Jawi Luar adalah sebanyak 39553 dengan luas
wilayah kelurahan sebesar 3.01 km2, maka kepadatan
penduduknya berkisar 13141 jiwa/km2 (BPS Kota Pontianak, 2016).

Kualitas Masyarakat
Dalam situasi seperti ini, tentunya mereka
akan dirugikan. Pada akhirnya, situasi seperti
ini akan mengantarkan mereka kepada dua
opsi dimana keduanya bukan merupakan
solusi (Sumardjono, 2008:222).
Label permukiman kumuh, erat hubungannya
dengan hunian dengan tipe slum dan Hunian
squatter. Sebagian besar tipe rumah yang
berada di Kom Yos Sudarso, Keluarahan
Sungai Jawi Luar ini adalah slum.

Hunian di kawasan tepian sungai Kom Yos


Sarana dan Sudarso ini sangat terbatas sarananya seperti
drainase dan sanitasi, bahkan seringkali
Prasarana masyarakat menggunakan air sungai secara
langsung untuk melakukan beberapa aktivitas
fisik seperti mandi dan mencuci.
Peran Catur Nadi
Danakirti

03
Land Readjustment

Konsep ini merupakan konsolidasi tanah


untuk menata penggunaan lahan dengan rapi
dan terorganisir.
Pembangunan hunian
semi-modern dengan
kearifan lokal.
Output dari pilar ini adalah bentuk rumah
susun namun dengan bentuk horizontal
(panggung) yang sangat ideal untuk daerah
perairan
Pembinaan sarana dan
prasarana

Saluran air, drainase, sistem perpiaan, dan septictank


komunal merupakan unsur yang penting dan hal utama
untuk dibangun. Disusul dengan sistem IPAL
menggunakan biofilter Aerob Anaerob tersalur ke setiap
rumah.
Peningkatan kualitas SDM
melalui kegiatan ekonomi
kreatif.
Ekonomi kreatif yang cocok di daerah ini
adalah kerajinan tangan yang berasal dari
barang bekas (mengingat banyak sampah
yang dapat di daur ulang) di daerah sekitar.
Strategi
Perencanaan

04
Strategi Kebijakan Spasial
dan Lahan
Hambatan 05
Hambatan utama terletak pada segi finanasial daerah, memerlukan
waktu yang lama untuk seluruh elemen atau unsur program dapat
rampung sepenuhnya. Kemudian, pada pilar pertama yang memiliki
gagasan land readjustment, maka erat kaitannya dengan pembebasan
lahan. Masalah pembebasan lahan ini memungkinkan terjadinya
spekulasi/manipulasi terhadap tanah yang dibebaskan.
THANKS
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai