Anda di halaman 1dari 25

BELANJA PEMERINTAH

DAN EKONOMI RIAU


Dahlan Tampubolon
EKONOMI DUNIA

Rilis data Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Kuartal II di berbagai negara mulai memperlihatkan
kontraksi ekonomi yang semakin nyata, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif, bahkan hingga menyentuh angka 2 digit ini, terjadi akibat
ketidakpastian yang cukup tinggi terutama karena masih dibayangi oleh pandemi Covid-19.
PDB negara-negara ASEAN-5 pun tak luput dari pertumbuhan negatif hingga 2 digit, yaitu
Singapura -12,6%, Thailand -12,2%, Malaysia -17,1%, Filipina -16,5%, dan Indonesia -5,3%.

Di kawasan lain

Amerika Serikat -9,5%, Mexico -18,9%, Eropa -15%, dan Prancis -19,0%,

Resiko gelombang kedua Covid-19 juga meningkat seiring kebijakan relaksasi pembatasan sosial,
meskipun terdapat berita positif mengenai uji klinis vaksin di beberapa negara.
PERTUMBUHAN PDRB RIAU

Pertumbuhan ekonomi Riau pada periode 2015 hingga triwulan I 2020


terus mengalami peningkatan. Dampak pandemi COVID-19 mulai terasa
yang terefleksi di triwulan II. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
perekonomian Riau triwulan II terkontraksi -0,5%. Selama lima tahun
terakhir, pertumbuhan ekonomi Riau mencapai titik terendah pada
tahun 2015 yaitu mencapai 0,22 persen, di mana pada triwulan II dan II
terkontaksi – 1,05 dan – 1,16.
Di Sumatera, Riau berada di urutan kedua setelah Sumatera Utara dan
di secara nasional urutan ke-6 pembentuk PDB.
PERBANDINGAN DI SUMATERA TW 2-2020

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


PERTUMBUHAN SEKTORAL
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENCAPAIAN
SEKTOR UNGGULAN
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 15.07

Informasi dan Komunikasi 11.43

Pengadaan Listrik dan Gas 11.31

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.69

Jasa Keuangan dan Asuransi 3.27

Jasa Pendidikan 3.17

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2.8

Industri Pengolahan 1.28

Real Estat 1.06


Secara keseluruhan ekonomi Riau masih tumbuh 2,88%. Pertumbuhan ekonomi
Konstruksi -4.91 Riau di bawah capaian periode sebelumnya dan juga berada di bawah capaian
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -5.98
nasional. Keadaan ini sejak tahun 2015, di mana komoditas utama Riau, minyak
mentah, lifting dan ICP nya terus mengalami tren penurunan, terutama di awal
Pertambangan dan Penggalian -6.92
tahun 2020. Dari sektor perdagangan besar, penyediaan akomodasi dan makan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -22.07 minum mulai melambat di Maret. Penurunan harga CPO dan TBS di masyarakat
-37.99 Transportasi dan Pergudangan menekan aktivitas belanja masyarakat yang tidak mendesak. Masyarakat yang
-42.19 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
biasanya memilih menghabiskan akhir pekan di hotel mulai berdiam diri di rumah
dan menjalankan physical distancing mengikuti anjuran pemerintah.
-43.06 Jasa Lainnya

-47.28 Jasa Perusahaan Sumber pertumbuhan dari pengeluaran konsumsi paling terkontraksi. Penurunan
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 daya beli
20 masyarakat dan berkurangnya pendapatan rumah tangga dari sektor
pertambangan, konstruksi, perdagangan, transportasi serta penyediaan akomodasi
makan minum menekan konsumsi.
Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020
LAJU PERTUMBUHAN
PDRB TW 2 2017 – 2020
(persen)

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENCAPAIAN
PEREKONOMIAN RIAU
Pertumbuhan Ekonomi (TW 1-2020, Pertumbuhan Ekonomi (%)
c-to-c 2019) 2.24 5.57
6 5.03 5.07 5.17 5.02
Perbandingan dengan 4.88
4.28 4.29
4.54

Tahun sebelumnya (TW-1 2019) 2.88 4


3.53
2.84
Capaian Nas 2020 (TW 1) 2.97 2.18
2.68
2.34

Capaian Daerah 2020 (S I-2020) -0.50 2


Perbandingan dengan 0.22 -3.01-3.22
Tahun sebelumnya (S-1 2019) 2.86 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 TW2
Capaian Nas 2020 (S 1) -1.26
tren/progres Nasional -0.64 -2

Target RKPD 2020 2.81


-4
Target RPJMN (2020) 3.70
-5.32
-6
Nasional Sumatera Riau

Perekonomian Riau berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
triwulan II-2020 mencapai Rp168,10 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp117,56 triliun. Di
Sumatera, Riau berada di urutan kedua setelah Sumatera Utara dan di secara nasional urutan ke-6 pembentuk
PDB. Perkembangan ekonomi Riau sangat bergantung perbaikan ekonomi global, khususnya China sebagai tujuan
ekspor utama.

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENCAPAIAN
SEKTOR
Lainnya
UNGGULAN
7% Sektor paling terdampak selama wabah Covid ini adalah , jasa perusahaan (-47,28%), jasa
lainnya (43,06%) dan penyediaan akomodasi makan minum. Jasa perusahaan selama masa
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil pandemi banyak berkurang aktivitasnya, karyawan dirumahkan dan aktivitas terbatas sehingga
dan Sepeda Motor pembentukan outputnya jatuh. Demikian jasa lainnya seperti jasa pribadi praktis tidak boleh
8%
beroperasi selama masa wabah karena adanya PSBB dan menjalankan physical distancing,
Konstruksi Industri Pengolahan seperti dokter gigi, salon, dan lainnya.
8% 32%
Output sektor penyediaan akomodasi makan minum sangat terpukul dengan penurunan
mencapai 42,19% dibandingkan periode sebelumnya. Imbas mewabahnya virus corona
memnyebabkan 40 agenda pariwisata ditunda yang sejatinya sudah masuk dalam Kalender
Pertambangan dan
Penggalian Pariwisata Riau. Dispar Riau menerbitkan surat edaran nomor 556/DPAR-PP/281. Intinya
17% adalah upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah Riau, bagi asosiasi dan pelaku
industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Pengelola jasa perhotelan dan convention centre tidak
dibenarkan melakukan transaksi bisnis yang bersifat mengumpulkan orang banyak (pernikahan,
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan pameran, konvensi, pelatihan/Bimtek dan sejenisnya). Pengusaha kafe, restoran dan rumah
27% makan diminta menerapkan sistem bawa pulangatau membatasi jumlah kursi yang tersedia
dengan jarak minimal satu meter. Pemprov Riau juga menutup sementara
operasional/aktivitas di seluruh objek dan daya tarik wisata (ODTW), sampai dengan
dicabutnya status siaga darurat bencana akibat wabah virus corona. Selanjunya, membatasi
jam buka operasional bagi pengelola mal atau pusat perbelanjaan dengan tetap mengikuti
protokol kesehatan penanganan COVID-19. Pada pertengahan April 2020 setidaknya ada 21
hotel dan bebrapa restoran yang ditutup, terutama di Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis
Sumbangan Sektor terhadap PDRB Riau
dan Indragiri Hilir. Sekitar 50% – 60% (600 orang) karyawannya dirumahkan, namun masih
dikenakan kewajiban membayar sebagian gaji pokok dan THR.

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


Ekspor Barang Menurut Sektor
Juli 2020

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


Nilai Ekspor Non Migas Negara Tujuan Ekspor Non Migas
Januari – Juli 2019 & 2020 (Miliar US$) Januari – Juli 2020 (Juta US$)

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


Impor Barang Menurut Penggunaan Barang
Juli 2020 (Juta US$)

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


Kelompok Barang dan Negara Asal Impor Non Migas
Januari – Juli 2020 (Juta US$)

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2020


PERKEMBANGAN JASA KEUANGAN

Perbankan
(Milyar Rp) Q1-2019 Q2-2019 Q3-2019 Q4-2019 Q1-2020 Q2-2020
- DPK 78.100 78.600 83.320 82.430 83.070 84,242
- Kredit 10.199 10.400 104.690 110.320 111.350 111,975
- Kredit UMKM 23.720 24.530 24.620 25.300 25.560 n/a

Bank Riau Kepri


(Milyar Rp) Q1-2019 Q2-2019 Q3-2019 Q4-2019 Q1-2020 Q2-2020
- DPK 16.845 19.673 23.584 19.937 20.943 21.715
- Kredit 16.719 16.633 17.607 17.884 17.924 17.873
- Kredit UMKM 2.298 2.375 2.450 2.435 2.454 2.468
PERKEMBANGAN JASA KEUANGAN

• Kinerja perbankan di Riau tetap terjaga di tengah pandemi covid-19 dan melambatnya
pertumbuhan ekonomi daerah.
• Posisi DPK pada Riau pada laporan triwulan tercatat masih mengalami peningkatan, yaitu
dari Rp83,07 trilliun menjadi Rp84,24 trilliun. Namun secara umum NPL meningkat (tetapi
masih dalam batas aman), dan LDR menurun.
• Penyaluran kredit perbankan juga mengalami peningkatan, terjadi pada sector pertanian,
pertambangan, perindustrian, dan perdagangan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
lpertumbuhan PDRB lapangan usaha di Riau.
• Penyaluran kredit perbankan, apabila ditinjau dari penggunaannya masih di dominasi oleh
kredit investasi dengan pangsa 40,84 persen; kredit konsumsi menempati urutan kedua
dengan pangsa 32,20 persen; dan kredit modal kerja 26,96 persen dari total kredit.
• Peran Bank BUMD dalam melayani kredit UMKM pada tahun 2020 mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2019, penyaluran kredit UMKM moyoritas ditujukan pada sector
pertanian, perdagangan, dan jasa.
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENCAPAIAN
KEMISKINAN
Belum tercapainya target RKPD pada Maret 2020 juga disebabkan oleh mulai masuknya wabah
Kemiskinan Covid ke Riau. Angka kemiskinan 6,82% di atas belum masuk masa PSBB yang dimulai awal
(Maret 2020) April 2020, sehingga dampak tidak tergambarkan secara statistik. Pelaksanaan PSBB
Capaian Riau 6.82 diperkirakan akan menambah sebanyak 25 ribu kepala keluarga miskin yang baru di Kota
Perbandingan dengan Pekanbaru saja. Walaupun mereka sudah mendapatkan berbagai bantuan, seperti beras dan
lauk pauk, namun jumlah yang diberikan kurang dari setenagh yang membutuhkan.
Tahun sebelumnya 7.08
Capaian Nas 2020 9.78
Di perkotaan kemiskinan justru meningkat pada Maret 2020 dibandingkan dengan September
tren/progres Nasional -0.26 2019. Pekerjaan penduduk yang bersentuhan dengan masyarakat banyak mengalami
Target RKPD 2020 6.75 pembatasan sehingga masyarakat yang rentan, jatuh ke bawah garis kemiskinan. Namun
Target RPJMN (2020) 6.25 dibandingkan Maret 2019, kemiskinan perkotaan di Riau sudah mengalami penurunan.
Kemiskinan (%) Pekerjaan di sektor informal seperti penjaja makanan sudah merasakan dampaknya, sektor
12 11.22
pengangkutan umum juga merasakan dampak tersebut karena physical distancing.
10.86 10.64
9.82 9.78
10 9.41
8.42
Di pedesaan, angka kemiskinan konsisten menurun. Ketakutan akan covid tidak begitu terasa
7.98 7.78
8 7.39 7.08 6.82
di pedesaan. Apalagi pekerjaan mereka secara umum adalah petani dan mengolah hasil
6
pertanian yang tidak melibatkan kerumunan atau banyak orang. Kenaikan harga CPO juga
menjadi berkah bagi sebagian besar penduduk pedesaan karena harga jual TBS mereka juga
4 meningkat. Saat adanya pembatasan peregrakan, mereka tidak melakukan perjalanan ke kota.
2 Padahal biasanya setiap akhir pekan mereka menghabiskan uang untuk belanja keperluan dan
menikmati hiburan di kota. Dengan adanya wabah, mereka lebih bisa berhemat dan hanya
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Maret membelanjakan uangnya untuk kebutuhan yang mendesak dan keperluan pokok saja.
Nasional Riau
DAMPAK COVID-19 TERHADAP PENCAPAIAN
KETIMPANGAN
Semenjak tahun 2015, ada penurunan yang konsisten dari rasio Gini di Riau, 0.38

0.37
walaupun ada fluktuasi tahunan. Dibandingkan target RKP nasional, rasio Gini Riau 0.37

tahun 2020 juga lebih rendah dengan tren penurunan yang lebih cepat 0.36
0.36

dibandingkan dengan nasional. 0.35


0.35 0.35

Perbaikan infrastruktur pada beberapa wilayah memudahkan masyarakat 0.34

0.33 0.33
0.33 0.33
membawa hasil bumi sehingga harga ditingkat petani menjadi lebih baik. Selain itu 0.33
0.33 0.33
kenaikan harga komoditi sektor pertanian yang ditanam masyarakt mendorong 0.32
0.32

kenaikan pendapatan di sektor ini. Peranan migas dalam pembentukan PDRB juga
0.31

berpengaruh dalam pembentukan rasio Gini. Ketimpangan semakin rendah karena


berbagai sektor menjadi membaik setelah migas menurun sumbangannya. 0.3
2015 Maret 2015
September
2016 Maret 2016
September
2017 Maret 2017
September
2018 Maret 2018
September
2019 Maret 2019
September
Maret 2020

Wabah Covid belum bisa digambarkan dampaknya terhadap ketimpangan Gini

pendapatan antar pendududk. Data BPS terakhir Maret 2020, sedangkan Rasio Gini (Maret 2020)
pelaksanaan PSBB mulai April. Pencapaian penurunan ketimpanagn akan lebih baik Capaian Riau 0.329
lagi setelah adanya wabah Covid ini di Riau. Hal ini terjadi karena adanya Perbandingan dengan
penurunan daya beli sebagian kelompok masyarakat menengah dan kelompok Tahun sebelumnya 0.334
Capaian Nas 2020 0.381
miskin memperoleh bantuan sosial yang digelontorkan oleh pemerintah baik
tren/progres Nasional -0.005
pusat, daerah bahkan desa, serta organisasi di luar pemerintah seperti komunitas
Target RKPD 2020 0.296
pilantrofi.
Target RKP (2020) 0,379 - 0,381
PERTUMBUHAN EKONOMI TW 1-2020 MELAMBAT NAMUN
TINGKAT PENGANGGURAN TETAP MEMBAIK
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Priovinsi Riau selalu di atas
Pengangguran (%)
nasional. Namun trennya menurun. Pengangguran di Riau, selain dari
pertumbuhan angkatan kerja alami juga disebabkan masuknya tenaga 6.72 5.94 5.76 5.72 5.57
kerja dari luar Riau, khususnya Sumatera Barat dan Sumatera Utara 5.81
5.5 5.33
5.07
4.99
5.13 5.01
serta dari Jawa. Ekspansi beberapa perkebunan dan pabrik kelapa sawit
serta industri pengolahan kelapa selalau membutuhkan tenaga kerja
yang besar, yang tidak tersedia dari tempatan. Industri kertas dan
bubur kertas juga banyak menyerap tenaga kerja, terutama di usaha HTI
dan perluasan produksi di kompleks industri yang ada. 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Februari

Nasional Riau

Proyek strategis nasional juga memberikan kesempatan kerja di Riau,


seperti pembangunan jalan tol Dumai-Pekanbaru serta peningkatan TPT (Februari 2020)
jalan nasional yang ada di Riau. Penurunan kesempatan kerja lebih Capaian Riau 5.07
banyak di perkotaan, seperti transportasi, akomodasi sedangakn pada Perbandingan dengan
industri pengolahan yang terklaster seperti di Dumai, Pelalawan dan Tahun sebelumnya 5.57
Siak masih tetap beroperasi dengan jumlah tenaga kerja yang besar. Capaian Nas 2020 4.99
tren/progres Nasional -0.50
Target RKPD 2020 6.02
Target RPJMN (2020) 6.00
PERAN BELANJA PEMERINTAH DI MASA COVID-19

Di dalam kondisi melemahnya ekonomi (termasuk COVID-19), berbagai


komponen pembentuk permintaan agregat (aggregate demand) juga
merosot, yaitu konsumsi (C) menurun, investasi (I) menurun, begitu
juga dengan ekspor (X) dan impor (M).
APBN menjadi instrumen utama untuk menggerakkan roda
perekonomian dan meredam dampak krisis terhadap masyarakat.
Menurut J.M. Keynes dalam kondisi resesi ekonomi, intervensi
pemerintah melalui belanja APBN efektif dalam menangani resesi.
Belanja negara (G atau government spending) menjadi salah satu ujung
tombak pemulihan permintaan agregat dan APBN menjadi alat
stabilisasi ekonomi (economic stabilizer).
PERAN APBN

• Naik nya G merupakan bentuk stimulus fiskal bagi ekonomi, isu yang muncul saat ini adalah
realisasi dari belanja APBN yang berada pada tahapan pelaksanaan anggaran. Stimulus fiskal tidak
dapat tercapai dengan baik tanpa pencairan anggaran yang cepat, tepat sasaran dan menegakkan
prinsip-prinsip tata kelola keuangan yang baik. Tujuannya adalah ketidakserapan anggaran (budget
underspending) tidak terjadi dikarenakan realisasi anggaran diharapkan menjadi motor
perekonomian dalam krisis.
• APBN untuk penanganan COVID-19, ada tiga jenis:
1. dana yang sudah selesai dilakukan revisi dan dituangkan dalam dokumen pelaksanaan
anggaran (Daftar Isian Pelaksana Anggaran / DIPA)
2. dana yang masih dalam proses revisi DIPA, dan
3. dana yang menjadi usulan baru dimana masih ada dana PEN yang belum teralokasi (belum
ada alokasinya) yang karena sampai dengan saat ini, belum semua total stimulus belanja yang
digelontorkan pemerintah telah diakomodasi dan disesuaikan dalam dokumen pelaksanaan
anggaran (DIPA).
PDRB SISI PENGELUARAN

  2015 2019 2020

Komponen PDRB TW I TW II TW III TW IV Tahuna TW I TW II TW III TW IV Tahuna TW I TW II


(Pengeluaran) n n

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah 2.25 2.5 2.32 2.05 2.05 1.72 -2.11
Tangga 6.00 6.19 6.10 5.96 5.96

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 14.23 21.96 17.74 16.14 16.14 -3.52 -8


-0.07 -0.85 -0.33 0.29 0.29
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah 5.5 4.26 3.06 2.93 2.93 -4.83 -7.73
2.27 1.69 2.26 3.50 3.50
4. Pembentukan Modal Tetap
0.58 0.87 0.71 2.61 2.61 2.71 -0.57
Bruto 1.61 1.89 3.04 4.02 4.02

6. Ekspor Luar Negeri -25.43 -25.33 -25.25 -23.97 -23.97 15.19 10.37
-30.58 -23.31 -18.54 -11.30 -11.30

7. Impor Luar Negeri (-) -22.74 -17.76 -16.57 -21.83 -21.83 -7.5 -8.35
-6.42 -7.26 -10.68 -6.92 -6.92

PDRB 2.89 2.86 2.82 2.84 2.84 2.24 -0.5


-0.01 -1.05 -1.16 0.22 0.22
PERKEMBANGAN KOMPONEN PENGELUARAN
Perkembangan Pengeluaran
200,000,000

150,000,000

100,000,000

50,000,000

-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020/S1

(50,000,000)

(100,000,000)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Inventori 8. Net Ekspor Antar Daerah
PERKEMBANGAN BELANJA PEMERINTAH DAN PDRB

250,000,000 10,000,000

Belanja Pemerintah dan PDRB Riau


9,000,000

200,000,000 8,000,000

7,000,000

150,000,000 6,000,000

5,000,000

100,000,000 4,000,000

3,000,000

50,000,000 LN Y = 7,800 + 0,701 Ln G 2,000,000

1,000,000

- -

PDRB Pengeluaran Konsumsi Pemerintah


PERTUMBUHAN KONSUMSI PEMERINTAH DAN PDRB

Pertumbuhan Konsumsi Pemerintah dan PDRB


15

10

-5

-10

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah PDRB


PENUTUP
APBN akan terus melaksanakan fungsinya sebagai upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini dan
pemulihan. Baik dari sisi penerimaaan seperti insentif di bidang perpajakan maupun dari sisi belanja, baik itu
belanja bansos, Kementerian Lembaga dan TKDD. Untuk mengembalikan konsumsi masyarakat dan
mengembalikan confident investasi.

Beban APBD yang besar ke bidang kesehatan selama masa wabah harus efektif penggunaaannya dan
penyerapannya digesa untuk mendorong ekonomi dan terjaganya kesehatan masyarakat. Daerah harus
memastikan anggaran untuk jaring pengaman sosial tersalur tepat waktu dan tepat sasaran. Sokongan bagi
bangkitnya UMKM daerah segera diberikan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat bawah. Di sini peranan
Bank Riau Kepri menjadi penting dalam melayani kredit UMKM di mana mayoritas kreditnya ditujukan pada
sektor pertanian, perdagangan, dan jasa.

Anda mungkin juga menyukai