Anda di halaman 1dari 11

kelompo

k1

PENENTUAN STATUS
MUTU AIR DENGAN
METODE STORET
Ester Romatua Gultom (C1101171022) (Studi kasus: Hulu Sungai Siak
Dewi Nur Khayani (C1101171004) Desa Bencah Kelub)
Ela Afrilia (C1101171039)
Yuli Fahrunnisa Dea (C1101171002)
Ibnu Aslam (C1101171040)
Hergito (C1101171009)
PENDAHULU
AN
Hulu Sungai Siak berada di Desa
Bencah Kelubi, merupakan
pertemuan dua aliran sungai
(Confluence) yaitu Sungai Tapung
Kanan dan Sungai Tapung Kiri,
aktivitas yang ada pada daerah
tersebut didominasi oleh kegiatan
perkebunan kelapa sawit,
perkebunan karet dan aktivitas
transportasi.

Pada peraturan Gubernur Riau no.12


tahun 2003 dimana sungai siak telah
masuk pada kategori air Kelas III.
METODE
Pengukuran Parameter Kualitas
Air dilakukan di lapangan dan Metode penelitian
status mutu perairan di analisis yang digunakan
secara deskriptif dan di adalah metode
bandingkan dengan PP. NO. 82 survei. Pengambilan
Tahun 2001 Kelas III serta sampel air dilakukan
literatur terkait sehingga di di perairan hulu
dapat kesimpulan tentang Sungai Siak.
status mutu Hulu Sungai Siak.
Penentuan stasiun penelitian
ditentukan dengan menggunakan
metode purposive sampling
0
Stasiun 1
Berada pada koordinat 000 36’00.91”-000 36’03.40”LU dan 1010
18’53.43”1010 18’42.30”LS,terletak di hilir Sungai Tapung kanan.
0
Stasiun 2
Berada pada koordinat 000 35’59.06” -000 36’02.65”LU dan 1010 19’10.23
-1010 18’56.97” LS, yang terletak di hilir Sungai Tapung kiri
0
Stasiun 3

Berada pada koordinat 000 36’03.55”-000 36’15.11” LU dan 1010


18’53.59” -1010 18’50.18” LS, terletak pada Hulu Sungai Siak.
HASI
L
Sistem nilai dari US-EPA (Enviromental Protection
Agency) dengan mengklasifikasi mutu air dalam
empat kelas, yaitu :
1 Kelas A
baik sekali : skor = 0 > memenuhi baku mutu
2 Kelas B
baik : skor = -1 s/d -10 > cemar
3 Kelas C
sedang : skor = -11 s/d -30 > cemar
4 Kelas D
buruk : skor ≥ -31 > cemar berat
5

• suhu di perairan tersebut relatif tidak terjadi fluktuasi


yang mencolok
• Perbedaan kecerahan di pengaruhi oleh warna air
Parameter kedua stasiun yang berbeda
Fisika
• kecepatan arus tersebut termasuk kategori kecepatan
arus sedang
• Tingginya nilai TSS pada Stasiun II di perairan Hulu
Sungai Siak disebabkan banyak aktivitas di sekitar
stasiun

• Kisaran nilai pH relatif tidak berbeda hal ini karena


pada umumnya kawasan Provinsi Riau merupakan
lahan gambut
Parameter • Oksigen terlarut dari Stasiun I ke Stasiun III
Kimia
mengalami peningkatan hal ini dikarenakan adanya
pengaruh penigkatan kedalaman dan juga kecepatan
arus antara ke tiga stasiun
Beberapa parameter yang telah melewati ambang baku
mutu air

• Biological Oxygen Demand (BOD5) Hasil pengukuran Biological Oxygen Demand


(BOD5) pada perairan Hulu Sungai Siak berkisar 8,9 – 16,7 mg/L (Tabel 2). Tingginya
nilai BOD5 pada Stasiun II dikarenakan banyaknya sumbangan bahan organik pada
stasiun tersebut dan juga pada saat pengambilan sampel kondisi cuaca sedang hujan
sehingga di duga terjadinya run off menyebabkan peningkatan bahan organik
Sedangkan pada Stasiun I sumbangan bahan organik yang di terima lebih sedikit dari
pada Stasiun II namun nilai BOD5 setiap stasiun telah melewati ambang baku mutu PP.
NO 82 Tahun 2001 kelas III yang ditetapkan. Menurut PP. No. 82 Tahun 2001 Kelas III
tentang baku mutu kualitas air kadar BOD5 yang diperbolehkan adalah 6 mg/L.
• Minyak dan lemak Kandungan minyak dan lemak selama penelitian
berkisar 86.000 – 360.000 mikron, Rerata kadar minyak dan lemak dapat
dilihat pada Tabel 2. Menurut PP No. 82 tahun 2001 kelas III kadar minyak
lemak di perairan tidak boleh lebih dari 1000 ug/L atau (1 mg/L), dengan
demikian dapat disimpulkan kadar minyak dan lemak di perairan Hulu
Sungai Siak telah melewati ambang batas baku mutu yang telah
ditetapkan.
Status mutu perairan
Hulu Sungai Siak Desa
Bencah Kelubi
kesimpula Kecamatan Tapung
n Kabupaten Kampar
Provinsi Riau
berdasarkan Metode
Storet adalah tercemar
sedang, dengan skor (-
20 hingga -22).
5

DAFTAR PUSTAKA
• Sahabuddin. H, et all. 2014. Analisis Status Mutu Air dan Daya Tampung
Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari. Jurnal Teknik
Pengairan, Volume 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 19-28
• Arief. R, et all. 2018. Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Storet
Di Hulu Sungai Siak Desa Bencah Kelubi Kecamatan Tapung Kabupaten
Kampar Provinsi Riau. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.
• Romdania. Y, et all. 2018. Kajian Penggunaan Metode IP, Storet, dan
CCME WQI Dalam Menentukan Status Kualitas Air. Jurnal SPATIAL
Wahana Kpmunikasi Dan Informasi Geografi, 18(2), 133 – 144.
• Arnop. O, et all. 2019. Kajian Evaluasi Mutu Sungai Nelas Dengan Metode
Storet Dan Indeks Pencemaran. Jurnal Penelitian Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 8, No 1 (2019).
• Hermawan. C. 2017. Penentuan Status Pencemaran Kualitas Air Dengan
Metode Storet dan Indeks Pencemaran (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas
Kuantan Tengah). Jurnal Rekayasa (2017) Vol. 07, No. 02.
• Ermawati. R. 2017. Pemetaan Sumber Pencemar Sungai Lamat Kabupaten
Magelang. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 9, Nomor 2,
juni 2017 Hal. 92-104.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai