DISERTASI
OLEH
MINTO SUPENO
NIM: 038103003
Program Doktor (S-3) Ilmu Kimia
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Disertasi
Oleh
MINTO SUPENO
NIM: 038103003
Program Doktor (S-3) Ilmu Kimia
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Judul
Co-KATALIS
PEMBUATAN
GAS
: MINTO SUPENO
NIM
: 038103003
Program
: Doktor (S-3)
Program Studi
: Kimia
MENYETUJUI,
Promotor
Co. Promotor,
Co. Promotor,
SEKOLAH PASCASARJANA
Direktur,
iii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
PROMOTOR
Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M.Sc.
Guru Besar Tetap Ilmu Kimia Anorganik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
CO PROMOTOR
Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D.
Guru Besar Tetap Ilmu Kimia Polimer
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
CO PROMOTOR
Prof. Dr. Hemat R. Brahmana, M.Sc.
Guru Besar Tetap Ilmu Kimia Organik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
iv
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
TIM PENGUJI
Ketua
Anggota
v
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
PERNYATAAN
DISERTASI
Saya mengakui bahwa disertasi ini adalah hasil kerja saya sendiri,
kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing
disebutkan sumbernya.
MINTO SUPENO
NIM: 038103003
vi
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan desertasi ini berjudul BENTONIT
ALAM
TERPILAR
SEBAGAI
MATERIAL
KATALIS/
Co-KATALIS
vii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Maretha dan Arya Saka Wicaksono yang telah memberikan semangat penulis
dalam pendidikan dan dalam menyelesaikan tulisan ini.
Minto Supeno
viii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
ABSTRAK
ix
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
ABSTRACT
x
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
vii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Permasalahan
13
15
16
19
20
22
2.2. Bentonit
23
23
25
26
xi
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
26
28
41
42
44
46
50
54
56
57
57
61
62
65
70
73
75
77
77
78
78
78
79
80
80
3.4.5. Pembuatan
Gas
Hidrogen
dan
Oksigen
81
81
82
xii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
84
4.2. Pembahasan
95
95
96
96
4.2.4. Bentonit
Terpilar
TiO2
sebagai
Katalis
97
99
5.2. Saran-saran
99
DAFTAR REFERENSI
100
LAMPIRAN
104
xiii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
Struktur
Kaolinit
dari
Lembar-lembar
9
11
Silika
14
Gambar 2.4.
17
Gambar 2.5.
31
Gambar 2.6.
41
Gambar 2.7.
42
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
PILC
45
46
48
50
55
60
69
71
72
xiv
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
73
76
Gambar 4.1.
86
Gambar 4.2.
88
Gambar 4.3.
91
Gambar 4.4.
91
Gambar 4.5.
94
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
Pilarisasi
Bentonit
95
Menggunakan
TiO2
dan
97
98
xv
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
26
47
52
53
64
87
90
92
Tabel 4.4. Penentuan Luas Permukaan dan Volum Pori Total dengan
Menggunakan Persamaan BET
Tabel 4.5. Luas Permukaan Bentonit Terpilar TiO2 yang Telah Dietsa
93
94
xvi
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
104
Lampiran 3.
105
Lampiran 4.
106
Lampiran 5.
107
Lampiran 6.
108
109
Lampiran 7.
110
Lampiran 8.
Lampiran 9.
111
112
113
114
115
116
xvii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
117
118
xviii
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
g/mm3 dan titik leleh antara 1330 1430C. Bentonit alam pada umumnya
mengandung sedikit kalsit, karbonat, gipsum dan kwarsa. Permukaan dan poripori bentonit alam dapat diperbesar dengan teknik aktivasi kimia maupun fisik
(Burch, R., 1997), atau dengan pemilaran menggunakan unsur Zr, Ti, Fe, Na, Ca
melalui teknik interkalasi dan kalsinasi pada suhu 450C menghasilkan bentonit
terpilar yang disebut serbuk fotokatalis ( Vansant, E.R., 1998; Palverejen, M.,
2002).
Serbuk fotokatalis semikonduktor telah banyak dipelajari ditemukan
bahwa aktivitas dari fotokatalis ini semakin baik dengan turunnya ukuran partikel
yang menyebabkan naiknya luas permukaan. Penurunan ukuran partikel antara
510 nm menyebabkan perubahan struktur pita energi menjadi semikonduktor
yang dikenal sebagai efek samping kwantum. Penelitian lebih lanjut telah
dilakukan menghasilkan fotokimia dari berbagai macam ukuran dan bentuk,
partikel semikonduktor kolokogenide seperti CdS, ZnS, CdSe, GeSe, ZnSe dan
semikonduktor oksida dari jenis ZnO, Fe2O3, TiO2 telah banyak digunakan untuk
fotokatalis untuk memproduksi hidrogen dari air (Miyoshi, H., 1989).
Prinsip mengubah permukaan dan pori-pori bentonit adalah dengan
melarutkan logam-logam yang terdapat pada pori bentonit dengan suatu asam dan
karena logam sudah larut maka pori-pori menjadi lebih luas. Metode lain untuk
memperluas pori dengan cara pemilaran, dalam hal ini pori-pori bentonit yang
mengandung logam Na dan K diinterkalasi dengan kation logam yang
diameternya lebih besar sehingga pori tersebut mengembang, selanjutnya
dikalsinasi pada suhu 300 500C (Bask,1992, Long dan Yang, 1999). Logam-
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
penelitian
ini
dilakukan
interkalasi
pori-pori
bentonit
menggunakan TiO2 dan suhu kalsinasi dari 300 500C untuk menghasilkan
bentonit terpilar TiO2. Bagian isolatornya yaitu oksida-oksidanya dapat dietsa
untuk menghilangkan oksida-oksida dengan menggunakan campuran HF/ H2O/
NH4F atau HF/ HNO3/ H2O atau dengan menggunakan CF4/ H2 yang
menghasilkan lapisan silikon yang bebas dari oksida dan silikon ini selanjutnya
dietsa dengan larutan HF/ HNO3/ CH3COOH/ I2 sehingga silikon akan terlarut.
Besarnya luas permukaan yang dihasilkan tergantung waktu yang digunakan
untuk mengetsa. Jika waktu yang digunakan terlalu lama SiO2 atau Si larut semua
dan hal demikian tidak diharapkan sehingga waktu yang digunakan untuk
mengetsa perlu dikontrol (Wouter, I., 1999; Sze, S.M., 1997).
Jika teknik pengetsaan ini tercapai maka permukaan dan pori-pori
bentonit terpilar menjadi lebih besar yang diduga menghasilkan makropori
bentonit terpilar. Pemilaran dengan menggunakan TiO2 dan pengetsaan silikat
bentonit ini dapat mengubah sifat fisik dan kimia, meningkatkan basal spasing
(d001), luas permukaan spesifik, volume total, keasaman permukaan dan
menurunkan jejari rerata pori.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
1.2. Permasalahan
Bentonit alam mempunyai 60% kandungan silikatnya, untuk
menyediakan material ini sebagai katalis maka perlu meningkatkan luas
permukaan dan volum porinya dengan cara melakukan interkalasi dengan TiO2
dan menjadi bentonit terpilarTiO2. Oksida logam titania ini merupakan material
yang sensitif terhadap cahaya dan baik menjadi katalis fotokimia. Jika bentonit
terpilar TiO2 dilakukan pengetsaan dengan bahan kimia maka bentonit terpilar
yang teretsa dapat menjadi co-katalis.
katalis yang sensitif terhadap cahaya matahari dari bentonit alam dan apakah
bentonit terpilar TiO2 yang telah dietsa dapat sebagai co-katalis pembuatan gas
hidrogen dan oksigen dari air.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
gas hidrogen dari air. Dengan demikian tujuan penelitian ini mempelajari apakah
bentonit terpilar TiO2 yang dibuat dapat digunakan katalis dan co-katalis pada
pembuatan gas hidrogen dan oksigen dari air.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Mineral
Siklosilikat
Turmalin
Inosilikat
Nesosilikat
Filosilikat
Sorosilikat
Epidot
Tetosilikat
Felspat, Zeolit
(Tan, 1982)
Fraksi pasir dan sebagian besar debu termasuk ke dalam siklo, ino,
neso, soro atau tektosilikat. Faksi-fraksi ini merupakan Kerangka dari tanah.
Oleh karena ukuran mineral termasuk kasar, maka luas permukaannya yang kecil
dan tidak memperlihatkan sifat-sifat koloid. Meskipun tidak aktif dalam
melaksanakan reaksi-reaksi kimia, fraksi ini berpartisipasi sedikit dalam hal
serapan. Kebanyakan mineral-mineral pasir dan debu diketahui penting pula
dalam pembentukan liat. Fraksi liat termasuk tipe filosilikat.
Tanah liat memegang peranan penting dalam kimia tanah, karena sifat
permukaannya yang berbeda dengan butir-butir mineral yang ukurannya lebih
besar. Kebanyakan mineral tanah liat berstruktur kristal, sedangkan fraksi lain
memperlihatkan perkembangan kristal yang sangat lemah (poorly exhibit crystal)
atau tidak mengkristal sama sekali. Beberapa tipe tanah liat dapat pula berbentuk
amorf, misalnya gel silika, alumina, okida besi dan sebagainya. Fraksi tanah liat
yang lain dapat disebutkan poligorskit (mineral berstruktur rantai), misalnya
kuarsa dengan ukuran butir <2m. Tanah liat kebanyakan berwujud kristal
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
ataupun amorf. Jika tanah liat itu bersifat amorf, maka bentuknya sukar dikenal.
Dengan metode analisis yang canggih dapat dilihat perbedaan yang jelas antara
tanah liat mengkristal dan amorf.
Nama Kelompok
Kaolinit
Mineral
Kaolinit
Haloisit
Khrisotil
Lizardit
Antogorit
2 : 1
Montmorilonit
Montmorilonit
Beidelit
Saponit
Hektorit
Saukonit
Mika
Muskovit
Paragonit
Biotit
Flogopit
2 : 2
Ilit
Ilit
Vermikulit
Vermikulit
Khlorit
Khlorit
(Tan,1982)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
10
kristal berbentuk kubus, panjang a, b dan c adalah sama dan sudut-sudut , dan
masing-masing 90. Dalam tanah liat sudut-sudut ini bervariasi menurut
struktur, dengan menempatkan beberapa sel satuan secara bersama-sama susunan
kristal akan menghasilkan apa yang disebut struktur kisi. Sebuah kristal yang
sempurna dapat terdiri dari beberapa sel satuan, yang masing-masing satuan
selnya mempunyai volum lebih kurang 1 m3. Kelompok-kelompok atom di
dalam kisi kristal dapat tersusun dalam bidang-bidang pada jarak yang sama di
sepanjang arah kristal. Beberapa tipe bidang atom dapat digambarkan di dalam
kristal dengan jarak antar bidang yang disebut dengan jarak d (d-spacing). Bidang
yang dibatasi oleh a dan b paralel dengan sumbu-sumbu x dan y (Gambar 2.1)
memotong sumbu z dan c, tetapi tidak memotong sumbu x dan y. Menurut sistem
Indeks dari Miller (Miller Indices System, Grimshaw, 1971) bidang ini diberi
kode 001, jarak dasar (Basal (001) Spacing) memegang peranan penting dalam
mengidentifikasikan mineral liat dengan analisis difraksi sinar-x. Bidang yang
memotong sumbu a sejajar sumbu b dan c diberi kode 100, sedangkan yang
memotong sumbu a dan c diberi kode 010.
Silikat dibangun menurut silika tetrahedral, dalam hal ini setiap atom
oksigen menerima satu valensi dari atom silikon. Agar kebutuhan divalensinya
tercapai, maka atom-atom oksigen dapat mengadakan ikatan dengan kation
lainnya (Gambar 2.2). Ikatan silika tetrahedral menghasilkan tiga kelompok
penyusunan struktur dari silikat-silikat: rantai, lembar, dan struktur jaringan
(frame work structure). Mineral-mineral silikat tanah liat dicirikan oleh struktur
lembar.
Kebalikan
dengan
silikat
lainnya,
struktur
tanah
liat
tidak
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
11
Dalam pola silika tetrahedral seperti ini, satu atom oksigen dalam tiap
tetrahedral secara elektris tetap tidak berimbang. Agar tercapai kebutuhan valensi
dua, maka yang terakhir diikatkan pada Al dalam koordinasi oktahedral. Dengan
susunan serupa ini yakni lapisan dan lembar-lembar silika tetrahedral dan Al
oktahedral, maka struktur berlapis dari tanah liat terbentuk. Beberapa lapisan
lembar silika tetra dan aluminium oktahedral dapat lengket satu sama lainnya.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
12
Namun setiap lapisan merupakan satuan yang bebas dan dianggap sebagai satuan
kristal. Ikatan lapisan-lapisan secara relatif kuat, misalnya kaolinit, atau relatif
lemah seperti montmorilonit. Di dalam tiap lapisan, kelompok atom tertentu akan
berulang-ulang atomnya dalam arah lateral. Kelompok ini atau unit lapisan (Unit
Layer) disebut satuan sel, sementara jumlah lapisan ditambah dengan bahan antar
lapisan disebut struktur unit.
Dengan dasar jumlah lembar-lembar tetraeder dan oktaeder dalam satu
lapis, maka dikenal tipe struktur tanah liat sebagai berikut :
1:1
(Diamorfik)
2:1
(Trimorfik)
2:2
(Tetramorfik)
2:1:1 (Tetramorfik)
Golongan kaolinit termasuk kedalam tipe 1 : 1 karena komposisinya
terdiri atas satu lembar Sitetraeder dan satu lembar Aloktaeder, golongan
montmorilonit termasuk kedalam tipe 2 : 1, karena strukturnya terbangun dari dua
lembar Sitetraeder dan satu lembar Aloktaeder. Golongan khlorit adalah contoh
dari tipe 2 : 2. Sedangkam paligorskit dan sepiolit termasuk tipe 2 : 1 :1. Setiap
golongan mineral tanah liat dapat dibagi menjadi 2 kelompok yakni: diokdaeder
dan trioktaeder. Jika dua dari tiga posisi oktaeder diduduki oleh Al3+, maka
keadaan ini disebut diokataeder, jika semua posisi oktaeder diduduki Mg 2+, maka
ini disebut trioktaeder.
Sebagai tambahan dari uraian di atas, pelekatan (stacking) dari lapisanlapisan dapat juga dilakukan oleh tipe yang berbeda dari satuan lapisan-lapisan di
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
13
dalam pola beraturan ataupun tidak, gejala ini menghasilkan mineral bertingkat
(interstratified group) atau mineral lapisan tercampur. Struktur mineral ini amat
beragam jika dua atau lebih tipe berbeda dari satuan lapisan dapat melekatkan
bersama-sama. Misalnya unit-unit vermikulit dengan khlorit dengan smektit, mika
dengan smektit, dan kaolinit dengan smektit.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
14
ruang antar-misel dengan dimensi tertentu. Basal spacing dari mineral kaolinit
adalah 7,14 .
Hanya sedikit jika tidak nol berlangsung substitusi isomorf dan muatan
permanen persatuan sel. Namum berhubung dengan terdapatnya gugusan OH
yang tersembul (exposed), maka muatan negatis kaolinit beragam tergantung pH.
Seperti terlihat strukturnya, posisi gugusan OH membuka kesempatan bagi
disosiasi ion H, yang menjadi alasan untuk perkembangan muatan beragam
terutama bidang gugusan OH yang tertentu pada permukaan yang tersembul dari
tapak Aloktahedral (Octahedral site). Bidang gugusan OH yang lain juga
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
15
terdapat, tetapi gugusan ini terletak sebagai bidang bagian permukaan dari Al-okta
yang ditutupi oleh jaringan atom-atom oksigen. Kemungkinan disosiasi H+
melalui jaringan oksigen ini masih belum diketahui. Sebagai akibatnya nilai KTK
kaolinit menjadi kecil dan dapat berubah jika pH berubah, nilai KTK biasanya
antara 1-10 me/ 100 g. Oleh karena kuatnya ikatan struktural, maka partikel
kaolinit tidak mudah pecah. Keadaan ini juga menyebabkan kaolinit bersifat sukar
mengerut dan mengembang serta kurang plastis.
Keterbatasan permukaan aktif menyebabkan daya adsorpsinya rendah.
Luas permukaan spesifik kaolinit kira-kira 7 30 m2/g. Ada tidaknya kaolinit
dalam suatu tanah dapat diidentifikasi dengan difraksi sinar-x dengan menetapkan
nilai d (jarak antara bidang atom di dalam kristal). Nilai d untuk kaolinit d001
adalah 7,14 . Anggota golongan kaolinit adalah kaolinit, dikit, nakrit dan
haloisit. Kecuali haloisit, mineral lainnya tidak dapat mengebang dalam air. Dari
mineral-mineral disebutkan di atas mineral kaolinit yang distribusinya terluas.
Mineral ini banyak didapati pada tanah ordo ultisol dan oxisol di daerah tropik.
ini
mempunyai
komposisi
umum
Al2O3.2SiO2.4H2O.
Strukturnya mirip kaolinit, perbedaan dengan kaolinit terletak pada susunan yang
tidak beraturan dari lapisan-lapisan dan terdapatnya dua atau lebih antar lapisan
air (water interlayer). Molekul-molekul air terikat bersama-sama menurut pola
heksagonal, molekul air ini selanjutnya terikat dengan lapisan-lapisan kristal
melalui ikatan H. Oleh karena terdapatnya air di antara lapisan maka haloisit
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
16
memiliki nilai =10,1 lebih besar dari kaolinit. Jika haloisit dipanaskan, maka
nilai d turun menjadi 7,2 . Mineral yang airnya telah keluar disebut metahaloisit.
Haloisit dilaporkan cepat berubah menjadi metehaloisit jika suhu menjadi 50C.
Haloisit umumnya berbentuk pipa (tubular) jika dilihat melalui mikroskop
elektron, bentuk ini berbeda dengan kaoilinit yang berbentuk heksagonal. Proses
pembentukan dan kemantapan haloisit di dalam tanah diketahui dipengaruhi oleh
kelembaban tanah. Kondisi tanah lembab diperlukan untuk perkembangan mineral
itu. Terdapat indikasi bahwa haloisit dipercaya sebagai bahan asal dari kaolinit.
Proses pembentukan kaolinit mengikuti urutan (sequence) pelapukan berikut ini:
Montmorilonit
Haleisit
Metahaloisit
Kaolinit
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
17
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
18
lebih rendah dengan syarat jari-jari atom relatif sama. Hanya terdapat sedikit
muatan berubah, karena semua gugusan hidroksil berlokasi dalam bidang
permukaan yang ditutupi oleh jaringan atom-atom oksigen. Van Olphen (1977)
mengemukakan nilai KTK monmorilonit kira-kira 70 me/ 100g, luas permukaan
antara 700800 m2/g dan oleh karena besarnya nilai ini maka montmorilonit
memperlihatkan sifat plastis dan melekat kuat jika basah. Montmorilonit
umumnya berukuran sangat halus, sedangkan komponen-komponen dalam lapisan
tidak terikat kuat. Jika mengadakan persentuhan dengan air, maka ruang di antara
lapisan mineral mengembang, menyebabkan volume tanah liat dapat berlipat
ganda. Terdapat tanda bahwa jarak dasar (basal spacing) montmorilonit
meningkat secara seragam jika terjadi penyerapan air. Beberapa peneliti mencatat
bahwa meningkatnya jarak dasar dapat berlangsung perlahan-lahan, yaitu pertanda
pembentukan kulit hidrasi di sekeliling kation-kation yang terdapat di antara
lapisan.
Tingginya daya mengembang atau mengerut dari montmorilonit
menjadi alasan kuat, mengapa mineral ini dapat menyerap dan memfiksasi ion-ion
logam dan persenyawaan organik. Jerapan persenyawaan organik menjurus
pembentukan kompleks organo-mineral. Ion-ion organik dipercaya dapat
menggantikan kedudukan kation-kation organik di dalam ruang antar misel.
Jerapan persenyawaan organik sperti gliserol dan etilen glikol merupakan penciri
dalam mengidentifikasi montmorilonit dengan analisa difraksi sinar-x. Jika
montmorilonit dipanaskan dalam oven pada suhu 105C, maka biasanya mineral
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
19
ini dicirikan oleh puncak difraksi dari jarak dasar 10 , sedangkan nilai untuk
kondisi kering udara adalah 12,4 14 .
Dari keanekaragaman jenis tanah liat, monmorilonit ditemukan dalam
bentuk tanah kebanyakan montmorilonit termasuk oktaeder, dan banyak
ditemukan pada jenis tanah Vertisol, Mollisol, Affisol maupun Entisol. Tingginya
daya plastis, mengembang dan mengkerut mineral ini menyebabkan tanah
menjadi plastis jika basah dan keras jika kering. Retakan-retakan pada permukaan
tanah akan terlihat jika permukaan tanah mengering.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
20
berpendapat bahwa suatu seri yang berkelanjutan dari suatu ilit terjadi ketika
berlangsung perubahan mineral muskovit menjadi montmorilonit.
H2KAl3Si3O12
Muskovi
Seri Ilit
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
21
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
22
700C, maka nilai d akan turun menjadi 11,8 atau 9,3 . Dalam tanah umumnya
sebagian vermikulit berlapis tercampur dengan montmorilonit, khlorit, dan biotit,
jika vermikulit diberi larutan KCl akan dihasilkan mineral dengan struktur mika.
Vermikulit dalam jumlah yang relatif sedikit diketemukan pada tanahtanah ultisol, mollisol, dan aridisol. Ionnya lebih mudah terbentuk pada tanah
berdrainase baik dan berlawanan dengan pembentukan montmorilonit yang
menghendaki lembab.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
23
2.2. Bentonit
Bentonit adalah istilah perdagangan untuk sejenis lempung yang
banyak mengandung mineral montmorilonit (sekitar 85 %), yaitu suatu mineral
hasil pelapukan, pengaruh hidrotermal, atau akibat transformasi/ devitrifikasi dari
tufa gelas yang diendapkan di dalam air dalam suasana alkali. Fragmen sisanya
pada umumnya terdiri dari campuran mineral kuarsa/ kristobalit, feldspar, kalsit,
gipsum, kaolinit, plagioklas, illit, dan lain sebagainya (Zulkarnaen, Wardoyo, S.,
Marmer, D.H., 2002).
Lempung merupakan salah satu komponen tanah yang tersusun atas
senyawa alumina silikat dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari 2 m.
Struktur dasarnya merupakan filosilikat atau lapisan silikat yang terdiri dari
lembaran tetrahedral silikonoksigen dan lembaran oktahedral aluminium
oksigenhidroksida (Lestari, S., 2002).
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
24
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
25
selama unsur alkali tanah tetap terbentuk sebagai akibat penguraian batuan
asal. Pada alterasi lemah, adanya unsur alkali tanah akan membentuk bentonit.
3. Terjadi karena proses transformasi dan devitrifikasi mineral-mineral dari
gunung berapi
Proses transformasi (pengubahan) abu vulkanis yang mempunyai
komposisi gelas akan menjadi mineral lempung (mengalami devitrifikasi
secara perlahan-lahan) yang lebih sempurna, terutama pada daerah danau,
lautan, dan cekungan sedimentasi. Transformasi dari gunung berapi yang
sempurna akan terjadi apabila debu gunung berapi diendapkan dalam
cekungan seperti danau dan air. Bentonit yang berasal proses transformasi
pada umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari
daratan, seperti batu pasir dan danau.
4. Terjadi karena proses pengendapan batuan
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi sebagai
endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) dan terbentuk pada cekungan
sedimen yang bersifat basa, di mana unsur pembentuknya antara lain:
karbonat, silika pipih, fosfat laut, dan unsur lainnya yang bersenyawa dengan
unsur aluminium dan magnesium (Proyek Kerja Dinas Pertambangan Daerah
Sumatera Utara, 2001).
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
26
0,23
0,98
13,45
2,18
Silika (SiO2)
74,9
1,72
4
Air
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
27
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
28
bentonit jenis ini dapat digunakan sebagai bahan penyerap (pemucat) warna
(Bleaching Earth).
terhadap
sifat
pertukaran
ion
bertujuan
untuk
mengetahui seberapa besar jumlah air (uap air) yang dapat diserap oleh
bentonit, sehingga akan tercapai kesetimbangan reaksi kimia yang diperlukan
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
29
untuk proses selanjutnya. Hal ini sangat penting diketahui karena bentonit
diharapkan dapat membentuk dinding diafragma yang mencegah terjadinya
rembesan air.
e. Daya Serap
Sifat daya serap yang dimiliki bentonit terjadi karena adanya ruang
pori-pori antar ikatan mineral lempung, serta ketidakseimbangan antara
muatan listrik dalam ion-ionnya. Daya serap tersebut pada umumnya berada
pada ujung permukaan kristal, serta diameter ikatan mineral lempung. Hal ini
disebabkan karena bentonit dapat digunakan sebagai bahan penyerap dalam
berbagai keperluan, baik dalam keadaan basah (suspensi) maupun kering
(tepung).
f. Luas Permukaan
Luas permukaan bentonit dinyatakan dalam jumlah total luas
permukaan kristal atau butir kristal bentonit yang berbentuk tepung dalam
setiap
gram
massa
bentonit
tersebut
(m2/g).
Semakin
tinggi
luas
permukaannya maka semakin banyak pula zat-zat yang terbawa atau melekat
pada bentonit. Sifat ini dimanfaatkan sebagai bahan pembawa (carrier) dalam
insektisida dan pestisida serta sebahai bahan pengisi (filler) dalam industri
kertas (pulp), dan bahan pengembang industri makanan dan plastik.
g. Kekentalan dan Suspensi
Sifat kekentalan dan daya serap yang tinggi sangat diharapkan
terutama untuk pengeboran minyak, eksplorasi, industri cat, dan industri
kertas.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
30
(Al4)(Si8)O20(OH)4 + 6 H+
Pada kondisi di atas, separuh dari atom Al berpindah dari struktur bersama
dengan gugus hidroksida. Menurut Thomas, Hickey, dan Stecker, atom-atom
Al yang tersisa masih terkoordinasi dalam rangkaian tetrahedral dengan 4
(empat) atom oksigen tersisa.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
31
Al3+ + (Al)(Si8H4)O20
(Al2)(Si8)O20(OH)4 + 6 H+
2 Al3+ + (Si8H8)O20
Asam
- Asam sulfat
- Asam klorida
Bentonit aktif
- Bahan penyerap
(Bleaching earth)
Basa
- Soda abu
- Soda api
Bentonit aktif
- Bahan perekat
- Bahan pengisi
- Bahan lumpur bor
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
32
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
33
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
34
besi oksida. Daya pemucatan bleaching earth ditimbulkan oleh adanya ion-ion
Al3+ pada permukaan partikel adsorben yang dapat mengasorbsi partikel zat
warna (pigmen). Sementara daya pemucatan tersebut tergantung pada
perbandingan antara komponen SiO2 dan AlO2 yang terdapat dalam bleaching
earth tersebut.
Aktivasi adsorben dengan asam mineral (misalnya HCl/ H2SO4)
akan mempertinggi daya pemucatan, karena asam mineral tersebut akan
bereaksi dan melarutkan komponen berupa tar, garam Ca dan Mg yang
menutupi pori-pori adsorben. Di samping itu, asam mineral melarutkan Al2O3
sehingga menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 dari (2 3) : 1
menjadi (5 6) : 1.
Bentonit yang telah ditambang diangkut ke tempat penampungan
sementara (stock pile). Bentonit dalam bentuk bongkahan atau lepas, baik
dalam kondisi basah maupun kering, dilakukan penirisan dan pengeringan.
Kemudian dimasukkan ke dalam reaktor (aktivasi) dengan menambahkan air
dan asam sulfat. Langkah selanjutnya adalah pencucian untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang melekat pada mineral montmorilonit untuk selanjutnya
akan masuk ke dalam thickener. Media pemisahannya adalah air. Setelah itu,
akan masuk ke dalam proses penyaringan dan dilakukan pengeringan.
Bentonit yang telah kering dimasukkan ke proses penggerusan
untuk mendapatkan ukuran butiran kurang lebih 200 mesh.
2. Bentonit sebagai Katalis
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
35
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
36
Dapat lewat melalui penyaringan melalui kertas saring (filter), yakni untuk
larutan 10 g dalam 350 ml air harus lebih kecil dari 15 ml.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
37
Kekentalan suspensi bentonit untuk 6,5 g dalam 100 ml air adalah 15.
Dapat lewat melalui penyaringan melalui kertas saring (filter), yakni untuk
larutan 6,5 g dalam 100 ml air harus lebih kecil dari 15 ml.
Sisa tertampung oleh ayakan 100 mesh (keadaan basah) adalah <2,5 %.
Sisa tertampung oleh ayakan 100 mesh (keadaan kering) adalah >98 %.
jenuh
akibat
Compressibility-nya
tinggi
dan
sulit
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
38
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
39
Mempunyai pH netral.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
40
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
41
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
42
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
43
silika dan alumina) pada sisi lainnya. Sejarah dari Lempung Terpilar (PILC)
dimulai pada tahun 1955, namun studi intensifnya yang pertama dinyatakan
sekitar pada tahun 1980. Selama perintisan kerja ini, kation organik dan pilar
organometalik adalah yang terutama digunakan. Sekarang kation polioksida
anorganik merupakan yang paling baik karena stabil pada suhu tinggi. Dengan
cara mengubahnya secara alami, ukuran pilar dan porositas, maka akan
didapatkan Lempung Terpilar (PILC) yang berbeda. Pori-porinya dikombinasikan
dengan bahan-bahan antar pilar dengan bahan dasar lempung, sangat penting
dalam berbagai aplikasi seperti adsorbsi gas, reaksi-reaksi katalitik, dan lain
sebagainya.
Preparasi pertama Lempung Terpilar (PILC) menggunakan ion tetraalkil-amonium dan menghasilkan lempung yang mengembang yang dapat
berfungsi sebagai penyaring molekuler (molecular sieves) untuk adsorbsi
molekular organik. Montmorilonit yang telah diinterkalasi oleh 1,4diazobisiklo
2,2,2oktana ditemukan memiliki sifat penyaring molekul dan aktifitas katalitik
yang baik untuk reaksi esterifikasi asam karboksilat. Meskipun stabilitas termal
lempung organik ini lebih rendah dari 300C sehingga membatasi penggunaannya
sebagai katalis. Kebutuhan dunia industri terhadap masalah material yang
memiliki sifat katalitik berkembang sangat cepat sehingga memacu munculnya
material Lempung Terpilar kation polioksida yang stabil di atas suhu 600C.
Preparasi Lempung Terpilar (PILC) atau Cross-Lined Smectite (CLS)
didasarkan pada fenomena swelling (mengembang) yang merupakan sifat khas
smektit. Swelling dimungkinkan terjadi karena layer/ lembaran paralel dari
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
44
struktur ini terikat satu sama lain oleh gaya elektrostatik sehingga ia dapat
mengembang oleh penetrasi spesies polar antar lapisannya.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
45
Gambar 2.8. Hidrasi dan Dehidrasi yang terjadi pada Lempung dan
Lempung Terpilar (PILC) (Pinnavaia, 1985)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
46
muncul
pada akhir tahun 1970-an. Tipe Lempung Terpilar (PILC) ini tetap
mendapatkan perhatian sejak ditemukan stabil pada suhu tinggi, di atas 773K.
Konsep pilarisasi ini pada dasarnya sederhana dan terdiri atas 2 (dua)
langkah utama. Langkah pertama, kation-kation kecil antar lapisan digantikan
dengan ion-ion yang lebih besar. Langkah kedua (langkah kalsinasi), yakni
menempatkan prekursor kation polioksida anorganik ke dalam lapisan antar
lapisan lempung, stabilisasi terhadap pilar logam oksida, serta mengikatnya secara
kuat ke dalam layer lempung. Konsep pilarisasi ini dapat dilihat pada gambar 2.9
berikut ini:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
47
Sol-sol oksida
Pilar-pilar oksida campuran
Contoh
Alkil amonium
Dialkil amonium
Co(en)33+
Kompleks M(2,2-bipiridin)
Kompleks M(O-penantrolin)
Si(acac)33+
Fe3O(OCOCH3)6CH3COOH+
Nb6Cl12n+ ,Ta6Cl12n+ , Mo8Cl84+
Al13O4(OH)24(H2O)127+
Zr4(OH)8(H2O)168+
(TiO)8(OH)124+
Crn(OH)m (3n-m)+
Garam Fe-hidrolis
Sol TiO2,TiO2-SiO2
Si2Al4O6(OH)8 atau imogolit
Fe/Al
Fe/Cr, Fe/Zr
La/Al
GaAl12O4(OH)24(H2O)127+
Cr/Al
LaNiOx
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
48
Gambar 2.10. Struktur Spesies Polimer Al13 (a), Zr4 (b) dan Si8 (c) (Burch,
R., 1997)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
49
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
50
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
51
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
52
500C
700C
Zr-PILC
360
260
205
Zr-PILC
280
210
130
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
53
tekstur material yang dihasilkan juga sangat jelas. Difraksi Sinar-X tidak
merefleksikan variasi terlalu banyak tetapi luas permukaan menunjukkan
interkalasi lempung yang lebih baik bila kation lempung memiliki muatan positif
yang lebih besar. Pengaruh ini dapat dijelaskan melalui kompetisi antara kation
asal dengan agen pemilar. Selektivitas pertukaran kation meningkat dengan
meningkatnya muatan sehingga kompetisi antara Na+ dengan Al137+ lebih baik
atau lebih menguntungkan terhadap inkorporasi Al dibandingkan dengan
kompetisi antara Ce3+ dengan Al137+. Dengan tidak adanya kompetisi ion, Al137+
bertukar secara cepat dan akan bergerak ke pusat partikel. Penggunaan kompetisi
ion, seperti Cl3+, akan menurunkan kekuatan adsorbsi dan daya kation Al137+
dalam partikel sehingga menghasilkan distribusi kation yang homogen dan luas
permukaan yang lebih besar.
Tabel 2.6. Pengaruh Kation Asal Lempung terhadap Sifat Tekstur Lempung
Terpilar (PILC) (a)
Kation
Asal
d(001)
(25C)
250C
S
m2/g
d(001)
d(001)
S
m2/g
Zr-montmorilonit
Na
21,5
288
21
Rusak
Ca
21
323
21
18,0
284
Al-montmorilonit
Na-Ca
20
18,4
329
Li
20
18,0
295
Ca
20
18,2
453
La
20
18,6
430
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
54
Keterangan:
(a)
(b)
Zrmontmorilonit
dikalsinasi
pada
suhu
500C
dan
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
55
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
56
Minerals
Society
masih
mengandung
pengotor
karbonat.
Untuk
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
57
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
58
Pada struktur partikulat smektit, lapisannya terpisah dan tidak mempunyai struktur
range yang panjang sehingga dapat diamati. Efek ini semakin jelas pada dilusi
yang tinggi. Saat pertukaran ion dan pengeringan produk menghasilkan
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
59
memberi
tambahan
kemungkinan
penyesuaian
porositas
pada
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
60
kali lebih besar jika dibandingkan dengan lempung terpilar Fe (FePILC) yang
tidak dimodifikasi. Suatu peningkatan yang juga penting dapat dilihat dari
kapasitas adsorbsinya terhadap gas N2, O2, dan CO pada temperatur 194K (Peq=
4,5 x 104 Pa) telah diteliti pada lempung terpilar Fe (FePILC) yang disintesis
(dimodifikasi) dengan menggunakan butil amonium sebagai templet (BuAFe
PILC), di mana didapatkan: kapasitas adsorbsi untuk gas N2 = 0,23 mmol/g; untuk
gas O2 = 0,17 mmol/g; dan untuk gas CO = 0,30 mmol/g. Sedangkan pada
Lempung Terpilar Fe (FePILC) yang tidak dimodifikasi didapatkan: kapasitas
adsorbsi untuk gas N2 = 0,00 mmol/g; untuk gas O2 = 0,03 mmol/g; dan untuk gas
CO = 0,27 mmol/g.
Struktur Bangunan Kartu (Card House Structure) biasanya digunakan
untuk menggambarkan struktur lempung berlapis. Hal ini berbeda dengan struktur
Face-to-Face lamelar pada Lempung Terpilar (PILC) yang menyerupai struktur
kue dadar. Struktur kedua lempung ini dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
61
dalam
mengontrol
reaksi
katalitik.
Lempung
Terpilar
(PILC)
menunjukkan sifat keasaman Lewis dan juga Bronsted-Lowry. Pilar yang terdapat
pada Lempung Terpilar (PILC) adalah sumber utama untuk sifat keasaman Lewis,
sementara gugus Hidroksida (OH) yang terdapat pada Lempung Terpilar (PILC)
tersebut menyumbangkan sifat keasaman Bronsted-Lowry. Pada Lempung
Terpilar yang mengandung kation Al3+ yang berkoordinasi 3 dan tersubstitusi
untuk Si4+ dalam lapisan T (T-layer), Al3+ bertindak sebagai Asam Lewis. Namun
ketika hidrasi terjadi (dalam Lempung Terpilar/ PILC tersebut) Al3+ diubah ke
bentuk Al terkoordinasi oktahedral oleh keasaman Bronsted.
Beberapa reaksi yang dikatalisis oleh asam yang terkandung dalam
Lempung Terpilar (PILC) di antaranya:
Cumene Cracking dilakukan sebagai reaksi pengujian terhadap keasaman
Bronsted-Lowry. Oligomerisasi poli-propilen dikatalisis oleh bagian Asam Lewis
pada montmorilonit terpilar-Al (Al-pillared Montmorillonite). Pada Reaksi
disproporsionasi terhadap trimetil benzen yang mungkin akan menghasilkan
durene (1,2,4,5tetrametil benzen), bagian Asam Lewis pada Lempung Terpilar
(PILC) mengkatalisis reaksi ini, sementara dalam reaksi isomerisasi trimetil
benzen (reaksi samping), bagian Asam Bronsted-Lowry pada Lempung Terpilar
(PILC) juga ikut berperan.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
62
2h+
Si2+
(a)
Dalam reaksi oksidasi ini dibutuhkan lubang (h+). Oksidator utama dalam
pengetsaan semikonduktor adalah ion OH-, di mana ion OH- tersebut dihasilkan
dari reaksi disosiasi air (H2O):
H2O
OH-
H+
(b)
2OH-
Si(OH)2
(c)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
63
Si(OH)2
SiO2
H2
(d)
6HF
H2SiF6 +
2H2O
(e)
HNO3
(f)
2NO2-
2H+
2 HNO2
(g)
HNO2 yang dihasilkan dalam reaksi (g) akan kembali bereaksi dalam
reaksi (f) sehingga didapatkan reaksi akhir (overall reaction) sebagai berikut:
Si + HNO3 + 6HF
(h)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
64
Formula
Nama
1.
1 ml HF, 1 ml C2O3 (5 M)
Sirtl
2.
Dash
Secco
Secco
3.
4.
5.
60 ml HF, 30 ml HNO3
60 ml H20
Jenkins
Wright
60 ml CH3COOH, 30 ml
(1 g CrO3 dalam 2 ml H20)
6.
7.
8.
Shipley 112
9.
6 ml HF, 19 ml HNO3
10.
Yang
11.
Copper Etch
12.
Sponheimer Mills
13.
Copper
Displacement
14.
1 ml HF, 3 ml HNO3
White
15.
CP-4
SD1
5 ml CH3COOH/ 1g Br2
10 ml H20, 1g Cu(NO3)2
16b. 100 ml HF; 1 ml dalam 5 ml HNO3
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
65
Sailer
18.
Schimmel
Periodic HF
Sze, S.M.,1985
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
66
Di mana,
(1)
tertutupi secara sempurna selama tekanan uap jenuh (Po) belum tercapai. Jika
adsorpsi mengikuti teori BET maka kurva antara 1/W[(Po/P)-1] lawan (P/Po)
akan menghasilkan garis lurus. Untuk keperluan ini digunakan adsorbat gas N2
dan adsorpsi berlangsung pada temperatur 77K. Pada adsorpsi isoterm ini
tekanan relatif (P/Po) yang berlaku menurut teori BET dibatasi pada rentang 0,05
0,35. Selanjutnya harga Wm dan C dapat dihitung dari harga slop (angka arah, s)
dan intersep, I dari plot BET tersebut di mana:
s=
C 1
Wm.C
(2)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
67
i=
1
WmC
(3)
1
s+i
(4)
(5)
Untuk menghitung luas permukaan spesifik (S) terlebih dahulu diketahui luas
permukaan total (St) yang dihitung dari harga Wm yang didapatkan dari
persamaan BET. Persamaan dapat dituliskan sebagai berikut:
St =
Di mana
WmN
M
(6)
Di mana
St
W
(7)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
68
Volum total pori adalah volum gas yang teradsorpsi pada tekanan jenuh untuk
menghitung volum total pori menggunakan persamaan:
V =
Di mana
Wa
(8)
Di mana
2Vp
S
(9)
(10)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
69
Gas bebas dan gas teradsorpsi berada dalam keseimbangan dinamik dan fraksi
penutupan () tergantung pada tekanan gas pelapis. Ketergantungan pada
tekanan dan temperatur tertentu disebut isoterm adsorpsi (Atkins, 1990).
Adsorpsi yang terjadi pada permukaan padatan akan memberikan
berbagai bentuk isoterm, umunya digambarkan dalam 5 tipe, yang diusulkan oleh
Brunauer, Deming dan Teller seperti gambar berikut:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
70
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
71
porositas (fraksi dari volum pori terhadap volum total) dua dimensi seperti zeolit,
dengan pori terbuka 8 9 untuk pilarAl dan pilarZr 9 11 .
d3
d2
d1
Agen pemilar
d1 = jarak antar layer dalam kristal
d2 = jarak bebas di antara lapisan
d3 = jarak bebas antara pilar
Gambar 2.15. Struktur Lapisan Terpilar
Pori diklasifikasikan kedalam dua tipe, yaitu pori terbuka dan pori
tertutup. Dalam pori terbuka fluida dapat masuk dan menembus ke dalam, oleh
karena itu pori terbuka ini utamanya digunakan sebagai filter (penyaring).
Perbedaan antara pori-pori mikro dan pori makro dapat dilihat melalui
pengelompokan material berpori yang didasarkan pada ukuran pori menurut
IUPAC (The International of Pure and Applied Chemistry) penamaan material
berpori sebagai berikut :
Mikropori, bila diameter pori < 2 nm
Mesopori, bila 2 nm < diameter pori < 50 nm
Makropori, bila 50 nm < diameter pori
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
72
Gambar 2.16. Penggambaran ideal dari sampel yang diperoleh melalui (a)
Udara Kering (b) Beku Kering (Burch, R.,1997)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
73
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
74
3700 cm-1
3680 cm-1
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
75
3655 cm-1
3410 cm-1
3400 cm-1
Adsorpsi lain mungkin ada dalam rutile yang mengandung substituen kation atau
adsorpsi anion, ketentuan di atas adalah sesuai dengan tipe variasi dari group
hidroksil pada hidrasi lain logam oksida. Beberapa yang telah dilaporkan
terdahulu rutil mempunyai puncak utama 3600 3700 cm-1 sedangkan spektrum
infra merah anatase terdiri dari 4 OH.
3730 cm-1
3480 cm-1
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
76
Gambar 2.18. Level Pita Energi Elektron pada Permukaan Titania (a)
Sebelum Iradiasi (b) Sesudah Diradiasi (Neville, G. H. J., 1962)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
77
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
78
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
79
sampai terbebas dari ion klorida, dibuktikan dengan uji negatif terhadap perak
nitrat. Penyaringan dilakukan menggunakan penyaring vakum dan bentonit yang
diperoleh dikeringkan dalam oven 100C, setelah kering digerus dan diayak
menggunakan ayakan 100 mesh.
Selanjutnya dilakukan penjenuhan bentonit dengan menggunakan
NaCl 6 M sambil diaduk selama 24 jam, kemudian disaring dengan penyaring
vakum dan dicuci dengan akuades sampai terbebas dari ion klorida dengan uji
negatif terhadap AgNO3. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 100C.
Setelah kering digerus sampai halus kemudian diayak menggunakan ayakan 100
mesh. Hasil penjenuhan lempung bentonit ini dinamakan Nabentonit.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
80
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
81
ditanur pada suhu 400, 450, 500C selama 1 jam. Kemudian produk yang rendah
dipanaskan dianalisis dengan foto SEM dan Surface Area Analiser.
Hasil Foto SEM dari surface area analiser menunjukkan bahwa
produk yang dipanaskan pada suhu 450C mempunyai luas permukaan yang
paling luas dan selanjutnya digunakan untuk uji katalis/co-katalis dalam air.
gas
hidrogen
yang
terbentuk
dari
air
(akuades)
menggunakan katalis bentonit terpilar TiO2 dan bentonit TiO2 yang dietsa secara
kualitatif:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
82
Si2+
2h
H2O
H+
Si2+
2OH-
Si(OH)2
SiO2
6HF
H2SiF6 +
SiO2 + H2
2H2O
HNO3
2NO2 + 2 h+ + H2O
2NO2
2H+
2HNO2
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
83
Reaksi Keseluruhan
Si + HNO3 + 6HF
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Bentonit dari Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat
mempunyai komposisi:
SiO2
61,02 %
MgO
1,94 %
Al2O3
15,21 %
K2O
0,46 %
Fe2O3
4,89 %
Na2O
3,45 %
TiO2
0,62 %
Hilang Pijar
10,31 %
CaO
2,08 %
Kadar Air
7,07 %
(SNI 13-3608-1994)
Berdasarkan analisa komposisi bentonit Kabupatan Langkat maka
bentonit di atas termasuk jenis Nabentonit atau Swelling, bentonit ini seterusnya
dikeringkan dalam oven pada 100C dan digerus dan diayak hingga lolos ayakan
100 mesh. Bentonit ini lalu direndam dalam NaCl 1 M selama 1 minggu, supaya
terjadi pengkayaan Nabentonit setelah terbentuk natrium bentonit maka
dimasukan ke dalam oven 100C sampai kering dan setelah kering diayak hingga
lolos ayakan 100 mesh. Tahap terakir pengkayaan natrium bentonit dilakukan
dengan mendispersikan Nabentonit larutan NaCl 6 M atau NaCl jenuh selama 24
jam, lalu dicuci dan dikeringkan 100C, material ini dinamakan Nabentonit.
84
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
85
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
86
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
87
Tabel 4.1. Beberapa Mineral yang Terdapat pada Analisa Difraksi Sinar-X
Jenis mineral
NaBentonit
Kaolinit
Kuarsa
Mika
d ( A)
2- Teta
14,91
5,92
13,88
6,36
4,70
18,84
3,04
29,28
8,27
10,68
3,57
24,88
2,32
38,68
4,07
21,80
2,51
35,68
3,34
3,34
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
88
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
89
bentonit terpilar di daerah sudut teta 05. Dari Gambar 4.1 dan 4.2 telah terjadi
perubahan puncak intensitas dan berubahnya jarak antar lapis d001.
Dari data difraksi sinarX di atas (Gambar 4.1 dan 4.2) dapat
ditentukan jarak antar lapis, juga sebagai tanda pengenal dalam mengidentifikasi
jenis-jenis mineral liat, untuk menghitung jarak antar lapis (d) mineral bentonit
dapat digunakan rumus Bragg:
n = 2 d Sin
d =
di mana,
n.
2 sin
= order difraksi
= 1
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
90
= 1
= 1,54 x 10-10 m
2 = 5,920; = 2,960
d = 16,9807
Selanjutnya perubahan jarak antar lapis (d) adalah:
(d)
= d(b) - d(a)
= 16,980 - 14,916
= 2,063
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Basal spacing (D) dari Bentonit Terpilar yang
Menggunakan Berbagai Konsentrasi Asam Sulfat
NaBentonit
14,9167
0,5 M
15,6566
1,0 M
13,8857
1,5 M
16,8857
2,0 M
9,0554
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
91
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
92
Gugus
Serapan cm-1
3898
3701
3445
3622
3587
3445
TiO2
796
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
93
Tabel 4.4. Luas Permukaan dan Volum Pori Total dari Bentonit Terpilar
pada Kondisi Asam dengan Menggunakan Persamaan BET
Konsentrasi Asam Sulfat
(M)
Luas Permukaan
(m2/g)
0,5
83,3018
0,0415
86,8939
0,0435
1,5
89,0563
0,0445
88,7607
0,0443
Berdasarkan tiga data X-RD, FT-IR dan luas permukaan terlihat pada
konsentrasi 1,5 M asam sulfat baik untuk interkalasi pada pilarisasi menghasilkan
perubahan fisik basal spacing, luas permukaan, dan volum pori total meningkat.
Selanjutnya bentonit terpilar TiO2 yang diaktifkan pada H2SO4 terbaik
dietsa dengan menggunakan campuran (28 ml HF + 170 ml H2O + 113 g NH4F)
selama 210 menit tujuan untuk mengetsa oksida pada silika dan menjadikan
banyak hole (h+) pada silika, selanjutnya dietsa menggunakan larutan (1 ml HF +
5 ml HNO3 + 2 ml CH3COOH + 0,3 g I2/ 250ml H2O) selama 510 menit untuk
etsa silikon selanjutnya dipanaskan 400, 450, dan 500C selama 1 jam. Dengan
teknik demikian akan dihasilkan bentonit terpilar makropori dan memperbanyak
hole (h+).
Berdasarkan data ini (Tabel 4.5) maka pengetsaan meningkatkan luas
permukaan dari luas permukaan Nabentonit 89,0563 m2/g meningkat menjadi
92,0123 m2/g sehingga secara rata-rata meningkatkan luas permukaan 2,956 m2/g
hasil ini sudah memuaskan. Hasil ini selanjutnya diuji menggunakan analisa luas
permukaan (BET) yang hasilnya adalah sebagai berikut:
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
94
Tabel 4.5. Luas Permukaan Bentonit Terpilar TiO2 yang Telah Dietsa pada
Berbagai Suhu
Suhu
(o C )
Luas Permukaan
(m2/g)
400
90,2387
0,0446
450
92,0123
0,0444
500
91,1255
0,0444
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
95
Gambar 4.6. Foto SEM untuk Bentonit Terpilar TiO2 yang Dietsa dan
Dipanaskan 450C
Gambar 4.6 memperlihatkan banyaknya hole dari permukaan silikat
hampir menyeluruh pada bentonit terpilar TiO2 yang telah dietsa. Permukaan ini
bisa mengartikan bahwa pada bentonit terpilar TiO2 telah banyak dietsa maka
terjadi hole di silikat eksternal dan kemungkinan di internal.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pembuatan NaBentonit
Sampel bentonit dari Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat
yang belum dilakukan pengkayaan bentonit, dibuat menjadi Nabentonit
menghasilkan basal spacing d001 = 14,917 , sedangkan secara teori Nabentonit
basal spacing-nya = 9,8 . Hal ini berarti Nabentonit menyerap air dari
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
96
kelembaban sehingga waktu pengukuran difraksi sinarX menjadi besar. Dari data
difraksi sinar-X (Gambar 4.1) jelas menunjukkan Nabentonit yang masih
mengandung koilinit, kuarsa dan mika. Nabentonit dapat diamati puncaknya
pada sudut 0 5 teta, pada puncak ini merupakan identitas dari Nabentonit.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
97
Silikat
Pilar TiO2
Hole (h+)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
98
O
H
Ikatan Hidrogen
H
O
H
UV, 180 nm
O
H2 + O2
Akibat penyinaran ultraviolet =180 nm, ikatan hidrogen dari air akan
terlepas lalu oksigen dari air melakukan interaksi dengan oksida logam TiO2 dan
hidrogen dari molekul air akan berinteraksi dengan silika. Interaksi ini dapat
menurunkan energi aktivasi molekul air. Cahaya ultraviolet masuk ke pori-pori
bentonit oleh SiO2 cahaya ultraviolet diubah menjadi gelombang pendek
mengakibatkan molekul hidrogen dan oksigen putus.
Dari pengujian dihasilkan gas total sebanyak 78,5 % menggunakan
bentonit terpilar yang dietsa, sedangkan yang menggunakan bentonit terpilarTiO2
dihasilkan gas sebanyak 60,4 %.
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Bentonit terpilar TiO2 dibuat dari jenis natrium bentonit dapat meningkatkan
basal spacing, luas permukaan, dan volum pori total.
2. SiO2 dari bentonit terpilar TiO2 yang dietsa terjadi hole sehingga silika
merupakan volum yang berlobang, sehingga dapat sebagai co-katalis.
3. Bentonit terpilar TiO2 yang dibuat dalam suasana asam sulfat 1,5 M dapat
digunakan sebagai katalis pembuatan gas hidrogen.
5.2. Saran-Saran
Perlu diteliti cara memisahkan gas hidrogen dan oksigen yang
terbentuk dari peruraian air.
99
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
DAFTAR REFERENSI
Anthony, R. W., 1990, Solid State Chemistry and Its Applications, John Wiley
and Sons, New York.
Al-Qunaibit, M. H., Mekhemer, W. K., 2004, The Adsorption of Cu (II) Ion on
Bentonite a Kinetic Study, J. Colloid and Interface Science, p. 2 (1 6).
Atkins, P. W., 1990, Physical Chemistry, John Wiley and Sons, New York.
Barksdale, J., 1966, Titanium, 2nd Ed., Ronald, New York.
Barrer, R. M., 2002, Zeolites and Clay Minerals as Sorbent and Molecular
Sieves, Academic Press, London.
Bask, 1992, Introduction to Colloid Chemistry Interscience , Ch. 15, New York.
Bean, K. E., 1978, Anisotrpic Etching in Silicon, IEEE. Trans Electron Devices,
ED m 25, 1185.
Bradley, S. M., Kydd, R.A., Yamdagni R., Fyfe, C. A., 1992, Expanded Clays
and Other Microporous Materials: Synthesis of Microporous Materials,
Vol. 2, Van Nostrand Reinhold, New York.
Brawn, G., 1972, The X-Ray Identification and Crystal Structures of Clay
Mineral, Min. S. D.
Brunaeur, S., Emmet, P.H., Teller, E., 1938, Adsorption of Gases in Multi
Molecular Layers, J. of Amateur Chemistry Society, Vol. 60, p. 309
319.
Buckkmann, 1969, Ilmu Tanah, Alih Bahasa: Soesimen., Bharata Karya
Aksara, Jakarta.
Burch, R., 1997, Pillared Clay, Elseiver Science Publishier Amsterdam, 283
297.
Cool, P., Vansant, E. F., 2002, Pillared Clays: Preparation, Characterization,
and Application, Laboratory of Inorganic Chemistry, Department of
Chemistry.
Cullity, B. D., 1998, Element of X-Ray Diffraction, 2th Edition, Addison Wesley
Publishing Company, Inc., Sydney.
102
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Danas, 1980, Textbook of Mineralogy, 1st Edition, Boston: Wendy Ford Book
Company, p. 188.
Darby, D., 1997, Titanium Dioxide Pigment, in Modern Inorganic Chemical
Industry, Special Publication No. 31, Chemical Sociaty, London.
Douglass, 1977, Vermiculities in Minerals in Soil Environment Soil Sci. Soc.,
Amer. J. 44: 512 514.
Figueras, F., 1998, Pillared Clay as Catalysts, Catal. Rev-Sci. Eng, 30(3), 457
499.
Gates, B. C., Katzer, J. R. and Schuit, G. C. A., 1979, Chemistry of Catalytic
Processes, Mc. Graw-Hill, New York.
Ishisaki, K., Komarmeni, S., and Nanko, M., 1998, Porous Material Process
Technology and Application, Kluwer Academic Publisher London, 611.
Juhasz, A. Z., 2001, Some Surface Properties of Hungarian Bentonite, J.
Colloid and Surface, Vol. 49 (41-55).
Jui Ming Yeh., Shir Joe Lou, 2002, Anticorrosively Enhanced PMMA Clay
Nanocomposite Material with Quaternary Alkylphosphonium Salt as an
Intercalating Agent, Chem. Mater. 14, 154 161.
Katder, S. P., Rasmaswany, V., 1997, Intercalation of Al Oligomers Into Ca2+ Montmorillonite Using Ultrasonic, J. Matter. Chem, 7 (11), 2197 2199.
Kawatra, K., Ripke, S. J., 2003, Studies for Improving Green Ball Strength in
Bentonite Bonded Magnetite Concentrate Pellets, J. Int. Mineral
Process, 72 (429-441).
Kharitonova, G. V., Shein, E. V., Vityazev, V. G., Lapekina, C. I., 2004, Water
Vapour Adsorption by Soil Aggregate Fractions, J. of International
Agrophysics, Vol. 19, p. 47 52, Russia.
Klinowski, J., 1984, Activation of Alumina-Silica, J. Am. Chem. Soc. Comm.,
525.
Lagaly, G., 2003, Principle of Flow of Kaolin and Bentonite Dispersions, Vol.
4, Nuclear and Chemical Waste Management, Issue 4, 291 299.
Levine, I. N., 1980, Physical Chemistry, John Wiley and Sons, New York.
103
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
104
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
105
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
104
Lampiran 1. Hasil FT-IR untuk Bentonit Terpilar TiO2 pada H2SO4 0,5 M
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
105
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
106
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
107
Lampiran 4. Hasil Difraksi Sinar-x Bentonit Terpilar TiO2 pada H2SO4 0,5M
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
108
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
109
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
110
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
111
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
112
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
113
Lampiran 10. Hasil Luas Permukaan untuk Bentonit Terpilar TiO2 pada
Asam Sulfat 1,5 M
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
114
Lampiran 11. Hasil Luas Permukaan untuk Bentonit Terpilar TiO2 pada
Asam Sulfat 2 M
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
115
Lampiran 12. Hasil Luas Permukaan Bentonit TiO2 yang Dietsa (450C)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
116
Lampiran 13. Hasil Luas Permukaan Bentonit TiO2 yang Dietsa (400C)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
117
Lampiran 14. Hasil Luas Permukaan Bentonit TiO2 yang Dietsa (450C)
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
118
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
Nama
Alamat kantor
Fakultas
: Miskandar
Nama istri
Anak
1. Pendidikan
No
Pendidikan
Kota
Tahun Lulus
Bidang Studi
S2 FMIPA-ITB
Bandung
1992
Kimia Fisik
S1 FMIPA-USU
Medan
1986
Kimia Fisik
SMA
Magelang
1980
IPA
SMP
Magelang
1977
IPA
SD
Magelang
1971
119
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
120
2. Pelatihan
1. Kursus Singkat Teknologi Polimer HEDS-JICA Medan (1993).
2. Pelatihan Wafer dan IC di ITB Bandung (1993).
3. Magang Polimer di ITB Bandung (1994).
4. Training MS, NMR, dan GC di Medan (1994).
5. Pelatihan UV, AAS, dan Flame di Lampung Heds (1995).
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008
121
5. Patent Nasional
Batok Sebagai Antena Televisi, Paten Indonesia melalui UBER HAKI DIKTI (2005).
6. Penghargaan
1. Piala Presiden R.I., Gelar Teknologi Tepat Guna di Bandung (2001).
Judul: Antena Batok Indoor sebagai Antena UHF
2. Piala RISTEK, Gelar Teknologi Tepat Guna di Medan (2004).
Judul: Antena Batok Outdoor sebagai Antena UHF
3. Piala Gubernur SUMUT, INOTEK di Medan (2004)
Judul: Antena Batok
Minto Supeno
NIP. 131 689 799
Minto Supeno: Bentonit Alam Terpilar Sebagai Material Katalis/ Co-Katalis Pembuatan Gas Hidrogen Dan Oksigen Dari Air, 2007.
USU e-Repository 2008