Anda di halaman 1dari 106

EKONOMI TEKNIK

Oleh

SRI DEVIFATRESIA UDJULU


NIM 651418013

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
Minggu 1
Pendahuluan
dan
Bunga Uang

Untuk mengambil keputusan


berdasarkan rincian biaya dan manfaat
aku harus bisa:
�� - membuat pilihan-pilihan
�� - menetapkan kriteria-kriteria
pemilihan
�� - mengevaluasi pilihan-pilihan
tersebut

Untuk itulah aku belajar Ekonomi


Teknik

Bagaimana sih bunga uang dihitung?

Berapa sih uang yang harus saya tabung


di bank untuk biaya kuliah anak saya
tiap bulan?
A. Pendahuluan

A1. Deskripsi
Pokok bahasan ini akan menjelaskan mengenai pengertian ilmu ekonomi teknik dan
terapannya. Pada pertemuan pertama ini juga dibahas mengenai bunga uang
sebagaipengetahuan dasar di dalam melakukan analisis-analisis ekonomi teknik.

A2. Relevansi
Secara umum pengetahuan eknomi teknik bermanfaat untuk menentukan pilihan yang
terbaik di antara alternatif-alternatif proyek teknik berdasarkan pertimbangan biaya dan
penerimaan. Terapannya banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia
bisnis.
Sebagai langkah awal diperkenalkan konsep bunga uang. Ini pun sangat banyak
terapannya dalam kehidupan sehari-hari di samping akan diperlukan dalam melakukan
analisis-analisis ekonomi lainnya.

A3. Tujian Instruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat mengetahui lingkup materi dan dapat menerangkan manfaat
pengetahuan Ekonomi Teknik
2. Mahasiswa dapat menerangkan pengertian bunga modal, jenis-jenis bunga uang, serta
mampu melakukan perhitungan-perhitungan bunga uang pada berbagai jenis cara
pembayaran.

B. Materi Kuliah
Pendahuluan

Mengapa Ekonomi Teknik Penting?

Pada kehidupan sehari-hari, kita semua membuat


keputusan yang berpengaruh terhadap masa depan.
Pilihan yang kita ambil merubah hidup kita, baik
perubahan besar maupun kecil. Sebagai contoh, membeli
kaus baru secara tunai akan meningkatkan pilihan kita
dalam berbusana karena kita berbusana setiap hari, dan
menurunkan jumlah uang yang kita miliki pada saat itu.
Selain itu, membeli mobil baru dan diasumsikan bahwa
pemberi kredit mobil memberikan pilihan baru dalam
berkendara, tetapi hal ini akan menyebabkan penurunan
yang signifikan pada uang yang tersedia akibat adanya
pembayaran angsuran pada setiap bulannya.
Pada kedua kasus tersebut, faktor
ekonomi dan non-ekonomi, seperti
halnya faktor tangible dan intangible,
sangat penting untuk membuat keputusan
apakah membeli kaus atau mobil.
Secara individual, kepemilikan bisnis
kecil, pemimpin perusahaan besar,
maupun pimpinan kantor pemerintahan
secara rutin berhadapan dengan
pembuatan keputusan yang signifikan
ketika memilih satu alternatif dari
alternatif-alternatif yang lain.

Contoh-contohnya adalah sebagai berikut.

Untuk individu
Apakah sebaiknya saya menjaga saldo kartu kredit saya
dengan meminjam uang?
Apakah kuliah lebih bernilai secara finansial daripada
bekerja?
Sebenarnya, berapakah laju pengembalian (rate of
return) yang harus kita berlakukan pada modal yang
diinvestasikan?
Apakah sebaiknya saya membeli atau kredit mobil
saya berikutnya atau mempertahankan mobil yang ada
sekarang dan terus membayar pinjamannya?

Untuk perusahaan dan para pelaku bisnis


Apakah kita akan balik modal jika kita memasang seperangkat teknologi baru
pada pabrik yang telah ada?
Apakah kita akan membangun atau menyewa tempat untuk cabang baru di Asia?
Apakah secara ekonomi lebih baik untuk membuat sendiri komponen-komponen
untuk produk baru kita atau membeli dari perusahaan lain?

Untuk lembaga-lembaga pemerintahan yang melayani masyarakat


Apakah pendapatan yang diperoleh melebihi biaya pembangunan jembatan?
Apakah secara biaya cukup efektif bagi sebuah kota untuk mendirikan stadion
untuk kegiatan olahraga?
Apakah sebaiknya universitas menggaji dosen tetap atau dosen paruh waktu bagi
mata kuliah dasar?

Kita akan mengevaluasi setiap pilihan tersebut, dan kita memerlukan tools untuk
itu. Itulah yang disediakan oleh ekonomi teknik. Namun perlu ditekankan di sini
bahwa analisis ekonomi teknik selalu berdasarkan ukuran kuantitatif. Nilai-nilai
tersebut bisa berupa berupa jumlah barang, jumlah uang, jumlah keuntungan,
jumlah biaya, lama waktu, tingkat bunga uang, dsb. Metoda-metoda tersebut
akan dipelajari dalam 14 pertemuan berikut ini.
Secara umum analisis menggunakan metoda ekonomi teknik mengikuti tahap-
tahap berikut, yaitu:
1. Definisi masalah dan tujuannya
2. Mengumpulkan informasi yang relevan
3. Membangkitkan alternatif-alternatif
4. Evaluasi alternatif-alternatif
5. Penentuan alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
Dan kemudian, setelah itu, di luar analisis ekonomi teknik dilakukan
6. Menerapkan hasilnya dan memantau pelaksanannya

Contoh urutan tersebut ditunjukkan pada diagram berikut:


Bunga Modal

Pengertian Bunga Modal

Bila kita meminjam uang maka kita harus memberikan imbalan (jasa) dari
penggunaan uang tersebut. Kenapa? Karena dengan uang itu kita akan
mendapatkan manfaat, misalnya kita akan mendapatkan keuntungan jika uang
itu ditanamkan pada suatu investasi bisnis. Kita mendapatkan manfaat dari
uang itu, sementara si pemilik uang, yaitu pihak yang kita pinjami, kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan kesempatan itu. Oleh sebab itu kita memberi
imbalan kepadanya atas kemurahan hatinya meminjami uang yang kemudian
memberi keuntungan kepada kita. Imbalan itu disebut sebagai bunga
(interest).

Jumlah imbalan yang dibayarkan bergantung pada jumlah uang yang dipinjam
dan tingkat bunga uang yang berlaku saat itu. Sebagai contoh, A
meminjamkan uang kepada B sebanyak Rp 100000 dengan tingkat bunga
modal 12 % per tahun selama 1 tahun, maka jumlah bunga uang yang harus
dibayarkan setelah 1 tahun adalah (0,12) x 100000 = Rp. 12000, dan jumlah
keseluruhan yang harus dikembalikan adalah Rp 100000 + 12000 = Rp
112000.

Pada umumnya, bila kita melakukan peminjaman uang terhadap pihak-pihak


tertentu, seperti bank, maka kita harus memberikan imbalan (jasa) dari
penggunaan modal tersebut. Imbalan tersebut sering kita sebut sebagai bunga.
Sedangkan bagi pihak yang meminjamkan modal disebutnya sebagai
keuntungan (profit).

Dari contoh tersebut di atas dapat dilihat bahwa perubahan dari suatu nilai uang bergantung
pada modal pokok (Rp 100000); tingkat bunga yang berlaku dalam suatu periode (20 % per
tahun) dan jumlah periode waktu (1 tahun).

Terdapat 2 cara pemberian bunga, yaitu bunga sederhana dan bunga majemuk.

A. Bunga Modal Sederhana (Simple Interest)


Pembayaran bunga sederhana dilakukan setiap perioda waktu dengan jumlah
bunga yang dihitung berbanding lurus dengan jumlah pinjaman awal.
Bila besarnya bunga yang diperoleh atau dibayarkan merupakan perbandingan
lurus antara modal pokok (P), tingkat bunga modal yang berlaku dalam satu
periode (i), dan jumlah periode waktu (N), maka bunga modal tersebut
merupakan bunga modal sederhana.
Perhitungan bunga modal sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan
persamaan berikut :

dimana :
P = pokok pinjaman (Rp)
N = jumlah periode
i� = tingkat bunga modal per periode

Dan jumlah keseluruhan yang harus dikembalikan adalah F (future value � nilai
di kemudian hari):

Dimana:
P = pokok pinjaman
N = jumlah periode
i = tingkat bunga modal per periode
F = jumlah yang dikembalikan
Minggu 2
Bunga Uang
(Interest)

Berapa jumlah tabungan saya 3 tahun


lagi?

Jika bunga dibayar harian, berapa


jumlah bunga yang akan saya terima ?

A. Pendahuluan

A1. Deskripsi
Pada minggu masih dibahas mengenai bunga uang sebagai lanjutan dari bahasan minggu
sebelumnya. Pada minggu ke-1 telah dibahas mengenai bunga sederhana, pada minggu ini dibahas
mengenai bunga majemuk, yaitu merupakan jenis bunga yang banyak dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya dibahas mengenai bunga efektif dan bunga nominal yang merupakan
tingkat bunga sebagai pengaruh dari perioda pembayaran.

A2. Relevansi
Pengetahuan mengenai bunga majemuk banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya
bunga tabungan, angsuran, dan asuransi. Dengan mengetahui konsep ini dan perhitungan-
perhitunganya mahasiswa akan dapat menghitung bunga tabungan dan mengevaluasi sistem
peminjaman uang atau kredit. Dengan pengetahuan bunga nominal dan bunga efektif mahasiswa
akan bisa membedakan dan menerapkan tingkat bunga yang benar-benar diterima jika perioda
pembayaran beragam.

A3. Tujian Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat menerangkan pengertian bunga
modal, jenis-jenis bunga uang, serta mampu melakukan perhitungan-perhitungan bunga uang pada
berbagai jenis cara pembayaran.

B. Materi Kuliah

Bunga Modal

Bunga Modal Majemuk (Compound Interest)

Bila bunga modal untuk setiap periode (tahun, bulan, atau lain-lain) dihitung
berdasarkan jumlah modal pada awal periode ditambah bunga modal pada periode
tersebut (bunga berbunga), maka bunga modal ini disebut bunga modal majemuk.
Dalam perhitungan bunga secara majemuk, bunga pada setiap perioda dihitung dari
jumlah pinjaman pada awal perioda tersebut. Ini berbeda dengan bunga sederhana di
mana bunga selalu dihitung dari jumlah pinjaman awal. Karena bunga dihitung dari
jumlah pinjaman pada awal setiap perioda, di mana jumlah tersebut adalah hasil dari
akumulasi bunga perioda-perioda sebelumnya, maka bunga majemuk disebut juga
sebagai bunga berbunga.
Perbedaan nilai uang pada tahun ketiga pada bunga majemuk dan bunga sederhana
disebabkan karena efek majemuk. Perbedaan ini semakin besar dengan bertambahnya nilai
modal, tigkat bunga modal atau lamanya periode pembayaran. Perhitungan yang umum
digunakan dalam perhitungan ekonomi adalah bunga modal majemuk.
Bunga Nominal dan Efektif

Pada umumnya tingkat bunga modal diberlakukan untuk periode bulanan. Namun, tidak
jarang kita temukan perhitungan bunga modal untuk periode seperti per musim tanam,
per kuartal, per tahun, dan sebagainya. Perubahan tingkat bunga modal pada satuan
periode yang berbeda tidak mengikuti garis lurus (linier), tetapi berdasarkan perhitungan
bunga modal majemuk.
Tingkat bunga modal per tahun yang memperhitungkan efek majemuk dari tingkat bunga
modal pada dasar periode yang ditentukan sebelumnya disebut tingkat bunga modal efektif
(dalam contoh ini adalah 10.25 %).

dimana :
ic = tingkat bunga modal efektif
in = tingkat bunga modal nominal
c = perbandingan antara periode yang dicari dengan periode dasar

Pada contoh di atas tingkat bunga efektif bisa dihitung dengan menggunakan rumus tersebut
sebagai berikut :

= 0.1025 atau 10.25 % per tahun

Dalam contoh tersebut, nilai c = 2, karena dalam satuan periode yang dicari (per tahun),
terdapat 2 musim tanam (dasar periode yang telah ditentukan sebelumnya).
Untuk menghitung besarnya bunga modal yang akan diterima atau diberikan, pada
umumnya digunakan tingkat bunga modal efektif, dengan dasar periode yang
diperlukan.

Sistem Pembelian Kredit

Untuk membeli suatu alat atau mesin, beberapa dealer menawarkan suatu sistem
pembelian yang disebut dengan sistem kredit . Cara ini dimaksudkan untuk
membantu para pembeli yang tidak mampu membeli tunai.
Dalam pelaksanaannya, pembeli diharuskan membayar sejumlah uang muka, yang
besarnya tergantung pada ketentuan yang berlaku, sedangkan sisasnya diangsur
bulanan selama jangka waktu tertentu.
Pada sebagian besar dealer yang menawarkan sistem kredit, bunga modal yang
dibebankan pada pembeli dihitung dengan mengunakan bunga modal sederhana. Jika
dilihat dari tingkat bunga yang ditetapkan, nilai tingkat bunganya lebih rendah dari
tingkat bunga secara umum, tetapi jika dihitung berdasarkan bunga modal efektif,
maka nilai ini lebih tinggi tingkat dari tingkat bunga yang berlaku.
Contoh soal
Sebuah dealer mesin pertanian menawarkan sistem pembelian kredit dengan bunga rendah,
yaitu 12 % per tahun. Uang muka yang harus dibayar saat pembelian adalah 25 % dari harga
mesin. Sisa harga ditambah dengan bunga 12 % per tahun, dengan sistem bunga modal
sederhan, harus dibayar bulanan selama 2 tahun, mulai saat bulan setelah pembelian. Seorang
petani ingin membeli sebuah traktor yang harganya Rp 20.000.000 dan bersedia memenuhi
ketentuan pembayaran yang ditetapkan.
a Hitunglah berapa besarnya angsuran yang harus dibayar setiap bulan?
Kalau angsuran yang dibayar bulanan dihitung dengan bunga efektif, berapa tingkat bungan
yang sebenarnya yang dibebankan pada petani?
b Kalau angsuran yang dibayar bulanan dihitung dengan bunga efektif, berapa tingkat
bungan yang sebenarnya yang dibebankan pada petani?
Penyelesaian :
a. Harga pembelian = Rp 20000000
Uang muka 25 % dari harga mesin = 5000000
Sisa yang harus dibayar = 15000000
Bunga = Pni = (15000000)(2)(12%) = 3600000
Total pinjaman (harga +bunga) = 18600000
Angsuran bulanan = (18600000/24) = 775000 (Pembayaran dalam 24 bulan)
Jadi besarnya angsuran adalah Rp 775000
b. Untuk melihat tingkat bunga efektif sebenarnya, maka arus pembayaran dapat dianggap
sebagai :
Pinjamam sebesar Rp 15000000 (harga dikurangi uang muka)
Angsuran bulanan sebesar Rp 775000
Dari kondisi tersebut dapat ditentukan besarnya tingkat bunga yang digunakan.
Dari hubungan P dan A dirumuskan : P = A (P/A, i %, N)
15000000 = 775000 (P/A, i %, N)
(P/A, i %, N) = 15000000 / 775000 = 19.355
Dari persamaan di atas dapat dicari nilai i % per bulan, yang memenuhi persamaan tersebut.
Dari tabel konversi dapat diperoleh nilai :
(P/A, 1.5, 24) = 20.03040
(P/A, 2.0, 24) = 18.91390
Dari hasil di atas interpolasi dapat diketahui bahwa nilai i yang dicari (tingkat bunga per
bulan) ada diantara 1.5 % dan 2 % dan dengan interpolasi dapat diperoleh nilai i =1.925 %
per bulan. Nilai ini merupakan tingkat bunga modal per bulan. Untuk mencari tingkat bunga
modal efektif per tahun digunakan rumus berikut :
in = 12 (1.925) = 23.1 % per tahun = 0.231

ie =

=
= 0.257 atau 25.7 % per tahun.
Jadi tingkat bunga modal efektif yang sebenarnya adalah 25.7 % per tahun, dan ini jauh lebih
tinggi dari yang ditawarkan oleh dealer yaitu 12 % per tahun.
LATIHAN minggu 1

1. Amir meminjam uang dari bank sebesar Rp 20 juta dengan jangka


waktu peminjaman selama 10 tahun. Besar tingkat bunga yang
dikenakan 10%/tahun. Bila bunga dibayarkan setiap akhir tahun dan
pinjaman pokok dikembalikan pada akhir tahun ke-10, berapakah
jumlah uang yang harus dibayarkan Amir pada akhir tahun ke-10?

Jawaban :
Besar bunga yang dibayarkan pada tiap akhir tahun
= 10% x Rp 20 juta
= Rp 2 juta
Besar uang yang dibayarkan pada akhir tahun ke-10
= bunga + pinjaman pokok
= Rp 2 juta + Rp 20 juta
= Rp 22 juta

2. Seseorang meminjam uang pada awal tahun 2000 sebanyak Rp5 juta
dan dikembalikan pada akhir tahun 2005. Jumlah yang dibayarkan
termasuk bunga adalah Rp8 juta. Berapakah tingkat bunga sederhana
yang dikenakan?

Jawaban :
F = P + Pni
8 = 5 + (5) (6) i
i = 10% / tahun

3. Ani meminjam uang sebesar Rp 10 juta pada awal tahun 2002. uang
tersebut harus dikembalikan pada akhir tahun 2007. Pada akhir tahun
2007 Ani mengembalikan uang tersebut berikut bunganya, besar uang
yang dibayarkan pada akhir tahun 2007 tersebut sebesar Rp 12 juta.
Bunga yang berlaku adalah bunga sederhana. Berapakah tingkat bunga
yang dikenakan?
Jawaban :
Tingkat bunga yang dikenakan (i)
F = P + Pni
12 = 10 + (10) (5) i
2 = 50 i
i = 4%

4. Diana menabung sejumlah Rp 2 juta ke sebuah bank. Berapa lamakah


waktu yang dibutuhkan agar Diana memiliki tabungan sejumlah Rp 5
juta bila tingkat bunga yang berlaku di bank tersebut sebesar 10%?
Bunga diperhitungkan sebagai bunga sederhana.

Jawaban :
Jumlah bunga
= Rp 5 juta - Rp 2 juta
= Rp 3 juta
Tingkat bunga
I = P. N. i
Rp 3 juta = (Rp 5 juta) (N) (0.1)
N = 6 tahun

5. Pak Budi membeli suatu barang ke sebuah dealer dengan cara mencicil.
Harga barang sebesar Rp 25 juta. Besar uang muka yang dibayarkan Rp
5 juta. Setiap bulan Pak Budi harus membayar angsuran sebesar Rp 1
juta selama 25 bulan. Berapakah tingkat bunga sederhana yang
dikenakan dealer tersebut kepada Pak Budi?

Jawaban :
Jumlah P
= Rp 25 juta - Rp 5 juta
= Rp 20 juta
Jumlah pengembalian
= 25 x Rp 1 juta
= Rp 25 juta
Jumlah biaya
= Rp 25 juta - Rp 20 juta
= Rp 5 juta
Tingkat bunga = P x N x i
5 = (20)(20) i
i= 1.25% per bulan

6. Pak Ahmad menabung sejumlah uang di bank. Ia berencana


memberikan bunga dari tabungan tersebut sebagai uang saku untuk
anaknya yang akan kuliah. Tingkat bunga sederhana yang berlaku di
bank tersebut sebesar 1%/bulan. Berapakah besar uang yang harus
ditabung oleh Pak Ahmad bila besar uang saku yang ingin diberikan
sebesar Rp800000/bulan?

Jawaban :
I=PNi
800000 = P x 1 x 0.01
P = Rp80000000
Tabungan Mahasiswa

Berikut adalah gambar buku tabungan seorang mahasiswa. Tentukan


besarnya tingkat bunga yang berlaku bila bunga yang berlaku adalah
bunga sederhana
Keterangan:
Besar bunga yang diperoleh pada baris dengan sandi 6.

Jawaban
Tabungan
Mahasiswa

DATA

Saldo terkecil antara tanggal 15-05-2004 (pembayaran bunga bulan April-Mei 2004)
sampai tanggal 15-06-2007(pembayaran bunga bulan Mei-Juni 2004) adalah
Rp710450
Besar bunga yang diperoleh tanggal 15-05-2004 adalah: Rp 420

ANALISIS
Bunga dihutung berdasarkan saldo terendah pada perioda pembayaran bunga bulanan.

420 = 710450 x i
i = 0.6%/ bulan
Besar bunga per tahun
= (1+0.6)12 - 1
=7.4%/tahun
Tes Minggu Pertama

Pilihlah jawaban a, b,c , atau d dari setiap soal berikut. Jawabab yang benar bisa lebih dari
satu.

1. Ekonomi Teknik membantu melakukan pemilihan di antara berbagai alternatif


berdasarkan
a. Rincian Biaya
b. Rincian
c. Resiko
d. Semua benar

2 Bunga sederhana dihitung dari:


.
a. Selalu dari pinjaman awal
b. Pinjaman di awal tahun berjalan
c. Akumulasi pinjaman + bunga
d. Tidak ada yang betul

3 Mengapa uang yang dipinjam perlu diberi bunga?


.
a. Karena uang itu memberi manfaat kepada kita
b. Karena pemilik uang itu kehilangan kesempatan dalam memanfaatkan uang itu
c. Uang yang dipinjam tetap perlu diberi bunga meskipun dia tidak memberi
manfaat kepada kita
d. Imbalan kepada pemilik uang tidak selalu berbentuk bunga tapi dapat berupa
bagian keuntungan

4 Uang sebanyak Rp 10 juta dipinjam selama 5 tahun dengan perhitungan bunga


. sederhana sebesar 10%/tahun. Bunga diambil pada setiap akhir tahun dan kemudian
pinjaman pokok dikembalikan pada akhir tahun ke-5. Berapakah jumlah uang yang
dibayarkan pada akhir tahun ke-5 tersebut?
a. Rp 15 juta
b. Rp 10 juta
c. Rp 1 juta
d. Rp 11 juta

5 Seseorang meminjam uang pada awal tahun 2000 sebanyak Rp5 juta dan
. dikembalikan pada akhir tahun 2005. Jumlah yang dibayarkan termasuk bunga adalah
Rp8 juta. Berapakah tingkat bunga sederhana yang dikenakan?
a. 8%/tahun
b. 15%/tahun
c. 10%/tahun
d. 5%/tahun

6 Seseorang menabung sebanyak $3500 dengan harapan suatu saat akan memiliki
. akumulasi tabungan sebesar $5000. Jika bunga dihitung sebagai bunga sederhana,
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan jumlah tersebut?
a. 4 tahun
b. 4.2 tahun
c. 5 tahun
d. 4.8 tahun

7 Suatu barang di beli dengan cara mencicil. Harga barang sebesar Rp 20 juta. Uang
. muka sebesar Rp 6 juta dan besar cicilan adalah Rp 1 juta selama 20 bulan.
Berapakah tingkat bunga sederhana yang dikenakan oleh dealer ?
a.2.0 % per bulan
b.2.1 % per bulan
c. 0.021 % per bulan
d. 0 % per bulan

8 Seorang Bapak merencanakan uang saku sebanyak Rp 500 000 / bulan bagi anaknya
. yang akan kuliah. Uang tersebut akan didapatkan dari bunga uang setelah dia
menabung sejumlah uang di bank. Berapakah jumlah uang yang harus ditabung untuk
mendapatkan bunga sabanyak itu jika tingkat bunga uang sebesar 0.8 % per bulan ?
a. Rp 55 000 000 c. Rp 50 000 000
b. Rp 60 000 000 d. Rp 62 500 000
Kunci
Jawaban

1. Jawaban d

2. Jawaban a

3. Jawaban b, c, d

4. Jawaban d
Alasan :
Pada akhir tahun ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4 masing-masing dibayarkan bunga
sebesar 10% x Rp10 juta = Rp1 juta
Pada akhir tahun ke-5 dibayarkan bunga dan pinjaman pokok. Jumlahnya Rp11
juta.

5. Jawaban c
Alasan :
F = P + Pni
8 = 5 + (5) (6) i
i = 10%/tahun

6. Jawaba b
Alasan :
Jumlah biaya = $5000 - $3500
= $1500
Tingkat bunga
I = P. N. I
1500 = (3500) (N) (0.1)
N = 4.2 tahun

7. Jawaban b
Alasan :

Jumlah P = 20 - 6
= Rp 14
Jumlah pengembalian = 20 x Rp 1 juta
= Rp 20 juta

Jumlah biaya = Rp 20 - Rp 14 juta


= Rp 6 juta
Tingkat bunga = P x N x i
6 = (14)(20) i
I= 2.0 % per bulan

8. Jawaban d
Alasan :
I = P i (karena perioda N = 1)
500000 = P (0.08)
P = Rp 62500000
Minggu 3
Kesetaraan Nilai Uang Menurut Waktu - 1
(Time Value of Money)
A. Diagram Arus Kas (Cash Flow)
Diagram arus kas : suatu diagram yang menunjukkan keadaan arus yang terjadi pada setiap
periode waktu yang digunakan (tahun, bulan, atau lainnya).
Notasi yang digunakan dalam perhitungan :
i = Tingkat bunga modal per periode (tahun, bulan, dan lainnya)
N = Jumlah periode
P = Nilai sekarang dari sejumlah uang (present value)
F = Nilai kemudian dari sejumlah uang (Future value)

Berikut adalah contoh diagram arus kas dari masalah pengembalian pinjaman dengan empat
cara.
Cara I :

Cara II :

Cara III :
Cara IV :

B. Hubungan Nilai Uang dengan Waktu


Diagram arus kas yang menggambarkan hubungan antara nilai P dan F pada pembayaran
tunggal adalah :

Rumus bunga majemuk yang menghubungkan nilai P dan F pada arus pembayaran
tunggal.
1. Mencari nilai F jka diketahui P
Rumusnya : F = P (1+i)N

Rumus tersebut diperoleh dari persamaan untuk mencari jumlah pembayaran pada setiap
tahun berikutnya :
Akhir tahun pertama : F = P+i = P (1+i)
Akhir tahun kedua : F = P (1+i) (1+i) = P (1+i)2
Akhir tahun ketiga : F = P (1+i)2 (1+i) = P (1+i)3
Akhir tahun ke-N : F = P (1+i)N

Nilai (1+i) N disebut single payment compound amount factor dengan simbol fungsionalnya
(F/P, i %, N), sehingga persamaannya menjadi :
F = P (F/P, i %, N)

Faktor tersebut dapat juga dicari dengan menggunakan tabel konversi faktor bunga
modal, selain dengan menggunakan persamaan di atas yang tersedia pada lampiran.

2. Mencari nilai P jika diketahui F

P = F (1+i)- N

Rumusnya :.....................................(2)
Rumus tersebut diperoleh dari persamaan (1) :

F = P (1+i)N, maka diperoleh nilai P =


P = F (1+i)-N
Nilai (1+i)- N disebut sebagai single payment present worth factor dengan simbol
fungsionalnya (P/F, i %, N), sehingga persamaannya menjadi :
F = P (F/P, i %, N)
Kesetaraan Nilai Uang
A. Pembayaran Berseri Seragam

Rumus bunga modal yang menghubungkan nilai P dan F


pada angsuran pembayaran seragam (A)
Angsuran seragam (uniform series) :
suatu sistem pembayaran (pengembalian modal) yang
dilakukan setiap akhir periode, selama N periode dengan
jumlah yang sama (A), pada tingkat bunga modal i %
per periode. Diagram arus kasnya adalah sebagai berikut :

Dari diagram dapat dilihat bahwa pembayaran pertama


dilakukan satu periode setelah pembayaran P, dan nilai F terletak
pada waktu yang sama dengan nilai terakhir dari A yaitu N periode dari P.

1. Mencari nilai F jika diketahui A


Rumusnya :

Rumus tersebut dapat diperoleh dari penjumlahan nilai


kemudian dari setiap pembayaran A. Jika F1adalah nilai kemudian dari
periode pembayaran pertama, F2 adalah nilai kemudian
dari pembayaran periode ke-2, FN-1 nilai kemudian dari
pembayaran periode ke N-1, dan FN nilai kemudian
dari periode pembayaran ke N, maka nilai F adalah :
F = F1 + F2 + F3 +..............................+FN-1 + FN
F = A (1+i)N-1 + A (1+i)N-2 + A (1+i)N3 + ..... A (1+i)1 + A (1+i)0
F = A [(1+i)N-1 + (1+i)N-2 + (1+i)N-3 + ......(1+i)1 + (1+i)0]
Nilai [(1+i)N-1 - 1]/ i disebut uniform series compound
amount factor, dengan simbol fungsionalnya
(F/A, i %, N) sehingga rumusnya menjadi :

2. Mencari nilai P jika diketahui A


Rumusnya :

Rumus tersebut diperoleh dari persamaan :


F = P (1+i)N ..........(1)

..........(3)
Nilai konversi A ke P disebut uniform series present
worth factor dan mempunyai simbol fungsional
(P/A, i %, N), sehingga rumusnya menjadi :
3. Mencari A jika diketahui F
Rumusnya :

Rumus tersebut diperoleh dari persamaan (3) :

maka diperoleh rumus :

Persamaan di atas dipakai untuk mencari arus tunai


A pada tiap akhir periode. Nilai konversi dari F ke
A singking fund factor, mempunyai simbol fungsional
(A/F, i %, N). Persamaan tersebut menjadi
A = F (A/F, i %, N)
4. Mencari A jika diketahui P
Rumusnya :

Rumus tersebut diperoleh dari persamaan (4) :

maka diperoleh :

Persamaan ini digunakan untuk mencari arus seragam A pada setiap akhir periode
yang setara dengan nilai P pada awal periode. Nilai konversi dari P ke A disebut
capital recovery factor (crf), yang mempunyai simbol fungsional
(A/P, i %, N). Persamaan tersebut menjadi A = P (A/P, i %, N).
Angsuran seragam yang ditunda
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembayaran angsuran seragam,
dimana pembayaran pertama dimulai setelah beberapa periode dari saat peminjaman.
Gambar diagram arus kasnya adalah :

Dari diagram dapat dilihat, bahwa angsuran ditunda sepanjang J periode.


Nilai P pada akhir periode yang dihitung dengan faktor (P/A, i %, N)
adalah nilai P pada akhir periode atau awal periode J+1. Untuk mencari
nilai P pada awal tahun pertama harus dianggap nilai P pada akhir periode
J (Pj) sebagai nilai F terhadap nilai P semula., sehingga untuk menghitungnya
dapat menggunakan faktor (P/F, i %, J).
Tahun Pembayaran
1 0
2 G
3 2G
: :
: :
(N-1) (N-2)G
N (N-1)G

Pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada pembayaran pada akhir
tahun pertama. Seperti halnya pembahasan sebelumnya, nilai gradien
(G) dapat dihubungkan dengan nilai-nilai yang lainnya.

1. Mencari P jika diketahui G

Nilai P dari arus kas seperti gambar di atas adalah :

Nilai disebut faktor konversi gradien ke nilai


P, dan dapat disetarakan dengan (1/i)[(P/A, i %, N) N(P/F, i %, N)].
Di dalam faktor konversi bunga modal dinyatakan dengan simbol
(P/G, i %, N) dan mempunyai rumus : P = G (P/G, i %, N)

2. Mencari A jika diketahui G


Untuk mencari hubungan antara nilai A dan G, digunakan nilai P
dengan menggunakan faktor (A/P, i %, N)
A= P(A/P, i %, N)
= G (P/G, i %, N) (A/P, i %, N)
Nilai disebut Gradient to uniform series factor dan
mempunyai simbol fungsional (A/G, i %, N), dengan rumus
A = G(A/G, i %, N)
Angsuran seragam yang dilakukan pada setiap awal periode
Pada kasus seperi ini, penyelesaian dapat dilakukan dengan
melakukan modifikasi rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya,
dimana bentuk arus kas yang belum sesuai dengan hubungan yang
telah ada, harus diubah atau disesuaikan dengan pola hubungan
yang ada, yaitu berdasarkan :
a. Posisi P terdapat pada satu periode sebelum angsuran pertama.
b. Posisi F terdapat pada posisi yang sama dengan nilai A terakhir.
c. Posisi F berjarak N periode dari posisi P.
Menyetarakan Nilai Sekarang (P), Nilai yang Akan Datang (F) dan Nilai Angsuran
Seragam (A)
Pada beberapa masalah sering ditemukan sejumlah arus pembayaran yang besarnya
berbeda pada setiap periodenya, misalnya saja pada biaya yang dikeluarkan untuk
perawatan suatu mesin. Pada bagian ini akan dibahas tentang penyetarakan sejumlah arus
pembayaran terhadap nilai P, F, dan A.

B. Pembayaran Berseri Tidak Seragam

Rumus Bunga Modal yang Menghubungkan Arus Kas yang Bersifat Gradien
Seragam (Aritmatik) dengan Nilai P Dan F.

Dalam masalah ekonomi sering dijumpai sejumlah arus uang yang berkurang
atau bertambah dengan nilai yang konstan. Misalnya, biaya perawatan suatu
mesin akan bertambah dengan meningkatnya umur alat; atau berkurangnya
suatu tindakan produksi dengan bertambahnya umur alat. Penambahan atau
pengurangan biaya tersebut relatif sama tiap tahun, sehingga keadaan ini membuat suatu
seri aritmatik (deret hitung). Berikut adalah gambar diagram arusnya :

Gambar di atas menunjukkan arus kas yang mningkat secara konstan pada setiap akhir
periode sebesar G. Nilai G ini disebut nilai Gradien dan pembayaran terjadi pada akhir
setiap periode. Arus kas pembayaran setiap tahunnya dapat disusun seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Arus kas nilai pembayaran gradien
Minggu 5
Analisis Biaya Alat dan Mesin

Tujuan suatu proyek : mendapatkan keuntungan maksimum


Salah satu usaha untuk mencapainya adalah minimisasi biaya (cost)

Biaya tetap :
Adalah biaya yang jumlahnya tetap pada suatu perioda, besarnya tidak bergantung pada jumlah
produk/jam kerja mesin
Yang termasuk biaya tetap :
� Biaya penyusutan
� Bunga modal dan asuransi
� Pajak
� Gudang/garasi
� Biaya beban listrik (bila mesin memakai tenaga listrik)

Biaya Penyusutan Mesin

Suatu mesin hanya dapat dipakai selama selang waktu tertentu. Biaya investasi akan habis
(tersisa sedikit) setelah selang waktu tersebut. Oleh sebab itu, kalau dilihat dari waktu ke
waktu selama selang waktu tersebut, nilai mesin telah berkurang/menyusut.

Umur teknis (service life)

Lama waktu suatu mesin dapat dipakai secara teknis.

Umur ekonomis (economic life)


Lama waktu suatu mesin dapat dipakai dan masih menguntungkan secara ekonomis.
Biaya penyusutan diperhitungkan dari umur ekonomis mesin
Beberapa metoda diperhitungkan biaya penyusutan :
1. Mengamati penurunan harga aktual suatu mesin di pasaran
2. Metoda garis lurus (stright line method)
3. Metoda penjumlahan angka tahun (sum of the year digits method)
4. Metoda keseimbangan menurun berganda (double declining balance method)
5. Metoda Sinking Fund.

Penurunan Harga Mesin di Pasaran


Tahun 0 1 2 3 4 5 6
Harga (juta) 20 15 12 10 8 6.5 5
Penyusutan (juta/tahun) 5 3 2 2 1.5 1.5

Nilai penyusutan berbeda dari tahun ke tahun

Metoda Garis Lurus

a. Tidak memperhitungkan bunga modal

Dimana:
D : biaya penyusutan per tahun (Rp./tahun)
P : harga awal mesin (Rp.)
S : harga akhir mesin (Rp.)
N : perkiraan umur ekonomis (tahun)

b. Memperhitungkan bunga modal (crf)

crf = capital recovery factor


3. Metoda Penjumlahan Angka Tahun

Dimana:
Dt : Biaya penyusutan pada tahun ke-t (Rp./tahun)
N : Umur ekonomis (tahun)
nt : Lama pemakaian sampai tahun ke-t, dihitung dari tahun pertama (tahun)
y : Jumlah angka tahun = 1 + 2 + �. + N

Nilai akhir

0 - - - - 10000
1 5-0=5 15 5/15/(9000) 3000 7000
2 5-1=4 15 4/15/(9000) 2400 4600
3 5-2=3 15 3/15/(9000) 1800 2800
4 5-3=2 15 2/15/(9000) 1200 1600
5 5-4=1 15 1/15/(9000) 600 1000

Metoda Keseimbangan Me nurun Berganda

Dimana:
t : tahun
Vt : nilai mesin pada akhir tahun ke-t; V0 = P
x : suatu tetapan antara 1 � 2 (biasanya 2)
6. Metoda Sinking Fund

Contoh kurva penyusutan mesin dengan berbagai metode

Metoda Garis Lurus


Metoda Penjumlahan Angka Tahun

Metoda Keseimbangan Menurun Berganda


Metoda Sinking Fund

Biaya Bunga Modal dan Asuransi

Dari 4 metoda perhitungan biaya penyusutan di atas, hanya 2 metoda yang


memperhitungkan bunga modal, yaitu :
1. Metoda garis lurus dengan bunga modal (crf)
2. Metoda Sinking Fund
Apabila metoda yang dipakai bukan dua metoda di atas, maka bunga modal harus
dihitung.

dimana :
I : bunga modal (dan asuransi) (Rp/tahun)
i : tingkat bunga modal (dan asuransi) (% tahun)
P : harga awal mesin (Rp)
N : umur ekonomis mesin (tahun)

Pajak

Di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pajak alat dan mesin pertanian. Biasanya
dinyatakan dalam % dari harga awal per tahun.
Biaya Bangunan, Garasi, Biaya Beban Listrik, dsb

Kalau biaya-biaya dibayar per bulan, maka biaya per tahun menjadi :

Dimana:
F : biaya per tahun
A : biaya per bulan
i : tingkat bunga per bulan
Kalau garasi/bangunan dibangun sendiri, bukan sewa, maka biaya garasi/ bangunan berupa
biaya penyusutan bangunan.
Biaya Tidak Tetap
1. Biaya Bahan Bakar

Untuk mesin berbahan bakar BBM, konsumsi bahan bakar biasanya bergantung
pada beban mesin (RPM) dan tenaga mesin (BHP)
Kondisi normal� : 0.1/BHP/jam
Kondisi berat���� : 0.18 l/BHP/jam
Jenis mesin Konsumsi bahan bakar(l/BHP/jam)
Beban normal Beban berat
Traktor tangan 0.09 0.17
Traktor roda 4 0.12 0.18
Traktor diesel stasioner 0.11 0.16
Traktor rantai 0.01 0.18
2. Biaya Pelumas
Oli mesin, oli transmisi, oli gardan dan oli hidrolik
bergantung pada jenis mesin
Jenis mesin BHP Keperluan Oli
(l/jam)
1. Mesin bensin 20-40 0.045
40-60 0.054
60-80 0.059
80-100 0.073
2. Mesin diesel 20-40 0.050
40-60 0.054
60-80 0.059
80-100 0.077
100-120 0.095
3. Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
Yang termasuk biaya pemeliharaan:
- perbaikan kerusakan
- pembersihan
- pengecatan
Secara umum biaya pemeliharaan dihitung sebagai berikut:

4. Biaya Operator
- dibayar per satuan waktu (per jam, harian, mingguan, bulanan Rp./jam, Rp./hari,
Rp./bulan)
- dibayar berdasarkan luas olahan (Rp/ha)
- dibayar berdasarkan jumlah produk (Rp/ton, Rp/bungkus)
5. Biaya Hal-hal Khusus
- penggantian suku cadang bernilai tinggi
- penggantian ban

Biaya Total

Perlu menyamakan satuan, misalnya menjadi Rp./jam

dimana:
B����� : biaya total (Rp./jam)
BT��� : biaya tetap (Rp./tahun)
BTT� : biaya tidak tetap (Rp./jam)
x������� : perkiraan jam kerja per tahun (jam/tahun)

Biaya Pokok Mesin


Biaya yang dikeluarkan� oleh sebuah mesin untuk membuat satu unit produk
- Rp/kg
- Rp/unit
- Rp/liter
- Rp/ha
Dimana:
Bp : Biaya Pokok (Rp/unit, Rp./kg, Rp/l, Rp./ha)
B�� : Biaya Total (Rp./jam)
k�� : Kapasitas kerja (unit/jam, kg/jam, l/jam, ha/jam)
Semakin tinggi jam kerja mesin per tahun maka biaya pokok semakin rendah.

Biaya Pokok satu unit mesin


Satu unit mesin dapat terdiri dari beberapa bagian/alat yang memiliki data teknis
dan ekonomis terpisah seperti :
- harga
- umur ekonomis
- kapasitas
- jam pemakaian per tahun

Kelompok I
Alat/mesin yang selalu bekerja bersama dan merupakan gabungan yang tak
terpisahkan sehingga memiliki kapasitas kerja yang sama dan jam kerja yang sama
Contoh :
Alat pengering terdiri dari bagian pengeringan (dryer) dan penggerak kipas
(motor).� Kedua bagian ini memiliki umur ekonomis yang berbeda
Kelompok II
Alat/mesin yang terpisah namun dapat digunakan bersama-sama.
- Dryer-huller-polisher
- Traktor - bajak
ANALISIS TITIK IMPAS
( Break Even Point Analysis )

Titik impas adalah suatu titik tempat terjadinya keseimbangan antara dua kondisi yang
berbeda atau dua alternatif yang berbeda.

Sebagai contoh :
1. Seimbang antara kondisi untung dan kondisi rugi, yang berarti bahwa pada
kondisi seimbang tersebut tidak untung dan tidak rugi
2. Seimbang antara alternatif menyewa dan membeli, yang artinya bahwa pada
kondisi tersebut alternatif menyewa sama baiknya dengan alternatif membeli
3. Seimbang antara pilihan 1 dan pilihan 2, yang artinya bahwa pada kondisi itu
pilihan 1 sama baiknya dengan pilihan 2.

Analisis titik impas dapat diterapkan pada:


1. Penentuan volume produksi
2. Pemilihan alternatif dua alat/mesin
3. Pemilihan antara menyewa atau membeli

A.� Penentuan Volume Produksi

Volume produksi per tahun akan berpengaruh pada biaya pokok. Makin besar volume
produksi maka biaya pokok menurun, dan sebaliknya makin kecil volume produksi
maka biaya pokok akan meningkat. Ada satu titik yang memberikan biaya pokok
sebesar harga jual. Titik inilah merupakan titik impas, yaitu batas antara untung dan
rugi. Pada titik ini terjadi kesamaan nilai antara biaya total dan penerimaan.

di mana :
�� BT : Biaya Tetap (Rp/tahun)
�� BTT : Biaya Tidak Tetap (Rp/unit)
�� N : Jumlah Produk (unit/tahun)
�� R : Penerimaan (Rp/tahun)
�� H : Harga Produk (Rp/unit)
�� T : Produksi pada Titik Impas (unit/tahun)
�� n pada titik impas dilambangkan dengan T
(Break Even Analysis)

Penjabaran kondisi setimbang dapat dinyatakan dengan persamaan


lain. Ini bergantung pada satuan-satuan besaran yang terlibat.
Sebagai contoh, jika satuan BTT yang tersedia adalah Rp/jam
maka penjabarannya menjadi sebagai berikut

di
:
mana
x : Jumlah jam kerja per tahun (jam/tahun)
k : kapasitas kerja mesin (unit/jam)
Dumping

Dumping adalah penambahan volume produksi di atas permintaan pasar


disertai dengan penurunan harga.

di mana
T� �: Titik Impas
n1 : Permintaan Pasar (unit/tahun)
n2 : Kapasitas Produksi Pabrik (unit/tahun)
B ��: Biaya Total (Rp./tahun)
R1 : Penerimaan pada Harga Jual Normal (Rp./tahun)
R2 : Penerimaan Setelah Penambahan Volume Produksi (Rp./tahun)

Pada kondisi normal maka usaha ini akan menghasilkan produksi sejumlah
n1. Pada saat ini terjadi keuntungan maksimum. Hal ini bisa dilihat dari jarak
antara garis R1 dan garis B yang paling jauh. Namun karena masih ada
kapasitas produksi yang tersisa, maka usaha ini menambah volume produksi
dengan disertai dengan penurunan harga bagi produk-produk selebihnya
tersebut. Produk ini bisa dijual di tempat lain. Meskipun harga jual
diturunkan, keseluruhan keuntungan tidak berkurang, bahkan bertambah
karena dari produk tambahan tetap ada tambahan keuntungan

B. Pemilihan Antara Dua Alternatif Alat/Mesin

Pemilihan alat/mesin didasarkan pada biaya pokok. Akan dipilih mesin yang
memiliki biaya pokok yang lebih kecil. Pada keadaan setimbang biaya pokok kedua
mesin akan sama.

�di mana:
�� �BT� �: Biaya tetap (Rp./tahun)
�� �BTT : Biaya tidak tetap (Rp./tahun)
� �k �����: kapasistas mesin unit produk/jam
� �x��� ��: jam kerja per tahun

Dari diagram di atas tampak bahwa di bawah titik impas Mesin 1 lebih baik
daripada Mesin 2, dan sebaliknya di atas titik impas Mesin 2 lebih baik daripada
Mesin 1.
Seperti ditunjukkan pada diagram di atas, terdapat pula kemungkinan di mana
BP1 selalu lebih tinggi daripada BP2 yang berarti bahwa pada jam kerja
berapapun mesin 2 selalu lebih baik daripada mesin 1 (tidak ada titik impas).

C. Pemilihan antara Alternatif Sewa dan Beli

Pemilihan sewa dan beli didasarkan pada biaya pokok


mesin dan harga sewa. Pada keadaan setimbang biaya
pokok mesin sama dengan harga sewa.

di mana :
�� S�� �: harga sewa (Rp/unit produk)
� BP : biaya pokok mesin (Rp./unit produk)
�� x ����: jam kerja per tahun pada titik iimpas (jam/tahun)
� k ����: kapasitas kerja mesin (unit/jam)
� T ����: jam kerja per tahun pada titik impas (jam kerja/tahun)
Seperti ditunjukkan pada diagram di atas, biaya pokok akan menurun dengan
meningkatnya jam kerja per tahun, sementara biaya sewa tetap sama. Pada titik
tertentu kedua garis ini berpotongan

Persamaan di atas menggambarkan titik impas antara dua mesin yang sama, baik
yang ingin dibeli maupun yang akan disewa. Jika jenis mesinnya berbeda, yang
berakibat pada kapasitas kerja yang berbeda, maka rincian antara S dan BP bisa
berbeda. Dapat pula ditetapkan kondisi kesetimbangan antara biaya total, baik
antara biaya total mesin yang dibeli maupun biaya total mesin yang disewa.

Titik impas tidak dapat dinyatakan dengan jam kerja per tahun (x) karena nilainya
berbeda antara mesin yang dibeli dengan mesin yang disewa. Titik impasnya
berupa jumlah produk yang diolah per tahun (n).
Latihan Sendiri :

Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp. 20 juta, diperkirakan memiliki umur ekonomis 15
tahun, dan nilai sisa Rp. 2 juta. Bangunan dibuat dengan biaya Rp. 3 juta dengan umur
ekonomis yang sama, tanpa nilai sisa. Biaya variabel diperkirakan sebesar Rp.20000/jam.
Kapasitas mesin mengolah produk adalah 25 produk per jam. Dalam setahun diperkirakan
akan dapat mengolah 20000 produk. Tingkat bunga uang 5%/tahun.

a. Berapakah biaya pokok pengolahan produk?

b. Jika ongkos pengolahan yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp.1000/produk,


berapakah jumlah
produk yang harus diolah per tahun untuk dapat mencapai titik impas.

Jika biaya variabel naik sebesar 20%, sedangkan ongkos yang berlaku hanya naik 10%,
c.
berapakah
titik impas yang baru.

Apa yang terjadi jika biaya variabel naik sebesar 20%, namun ongkos yang berlaku
d.
tidak mengalami
kenaikan?

e. Gambarlah grafik biaya-biaya pada soal butir b.


Minggu 8
Optimasi Produksi - 1

Metode Lagrange

Metode ini biasanya digunakan untuk permasalahan optimasi dengan satu fungsi tuju
an dan banyak fungsi kendala.

Persamaan 2 dan 3 dapat digunakan untuk mengeliminasi Y dan Z pada persamaan 1


sehingga hanya tinggal X saja. Persamaan 2 dan 3 disebut sebagai fungsi pembatas.

Dalam penggunaannya, metode ini memerlukan fungsi baru yang disebut dengan La
grange expression. Fungsi baru ini diperolehdengan penambahan fungsi-
fungsi yang telah ada sebelumnya secara linear dan setiap fungsi pembatas dikalikan
dengan faktor pengaliLagrange. Jumlah faktor pengali Lagrange
yang digunakan sebanyak fungsi pembatas yang ada. Berikut adalah bentuk Lagrang
e expression dari persamaan 1, 2 dan 3.

Atau

Persamaan di atas terdiri dari tiga variabel asli yaitu X,


Y, dan Z dan dua faktor pengali Lagrange yaitu λ1 dan λ2 sehingga ada 5 kondisi yang h
arus terpenuhi sehingga bisa dilakukan optimasi.
5 kondisi tersebut juga dapat disederhanakan menjadi 3 kondisi sebagai berikut:

Contoh soal

1. Fungsi tujuan (minimalisasi)


B = 2M + 4T

Fungsi kendala
884 = 5 M1/2 T1/2
884 - 5 M1/2 T1/2 = 0
5 M1/2 T1/2 � 884 = 0

Lagrange
L = (2M + 4T) + (884-5M1/2 T1/2)
M = 250

T = 125
B = 2M + 4T
�� = 2(250) + 4(125)
�� = 1000

2. Fungsi tujuan (minimalisasi)


F = NTd(4250) + 10500N

Fungsi kendala
N = 6.667Td-0.5
N � 6.67Td-0.5 = 0

Lagrange
Sehingga diperoleh:
N = 4.241
Td = 2471
= -21000
Produksi di atas kapasitas 100%

BTT bisa naik atau turun

N : Produksi pada kapasitas 100%


N : Produksi di atas kapasitas 100%
V : Biaya variabel pada tingkat 100%
V : Biaya variabel di atas tingkat
100%
CF : Biaya tetap

Keuntungan

Contoh 1:
Sebuah perusahaan dapat memproduksi sebanyak 12,000 unit
per tahun pada kapasitas 100%. Biaya tetapnya sebesar$10,000/tahun. Biaya tida
k tetap per
unit adalah $3 sampai pada kapasitas 100% dan $3.30 diatas kapasitas 100%. Se
mua unit dijual pada harga $5. Tingkat pajak adalah sebesar 34%. Tentukan titik
impas (break-even
point) dan laba per tahun setelahdikurangi pajak pada kapasitas produksi 80% da
n 120%.

Jawaban :

Titik Impas :

Laba pada kapasitas 80%, sebelum pajak


Zg = 0.80(12,000)(5) � [0.80(12,000)(3) + 10,000] = $9,200/tahun

Laba pada kapasitas 80%, setelah pajak


Zt = 9,200(1-0.34) = $6,072/tahun

Laba pada kapasitas 120%, sebelum pajak


Zg = 1.20(12,000)(5) � [12,000(3) +(0.2(12,000)(3.30)+10,000]
��� = $18,080/tahun

Laba pada kapasitas 120%, setelah pajak


Zt = 18.080(1-0.34) = $11,933/tahun

Contoh 2:

Rata-rata penjualan bersih untuk satu unit produk dalam dolar pada produksi M
kilounit per tahun adalah sebesar 2000 - 40M. Tentukan realisasi penjualan
bersih pada tingkat produksi 2500/tahun dan peningkatan pendapatan pada
tingkat tersebut.
Jawaban :
M mewakili 1000 buah produk (N), jadi M = N/1000

Untuk N = 2500
Penjualan rata-rata

Penjualan bersih NV = 2000N � 0.04N2 =


2000(2500) � 0.04(2500)2
�������� =
$4,750,000 penjualan bersih

Penambahan pendapatan

Penambahan 1 produk menghasilkan penambahan pendapatan $1800

DUMP
ING:

Produksi di atas kapasitas 100% (N�), dan harga jual barang di atas kapasitas 100%
lebih rendah daripada harga normal.

Dumping juga bisa berarti produksi pada kapasitas 100%, namun diberlakukan dua
tingkat harga S dan S�.

Jika biaya variabel tetap (V), maka keuntungan total :

Contoh 3:
Berdasarkan data pada Contoh 1 perusahaan hanya dapat menjual 80% pada ting
kat
harga $5perunit. Berapa harga jual yang harus dikenakan oleh perusahaan untuk
penambahan 1unit jika produksi ditingkatkan hingga kapasitas 100% dan keuntu
ngan setelah pajak meningkat $1,000.

Jawaban :

Keuntungan bersih setelah pajak pada kapasitas 80% = $6072/tahun

Maka keuntungan setelah kenaikan menjadi kapasitas 100% (sebelum pajak)

Perusahaan akan menjual


0.80(12,000) = 9600 unit dengan harga $5 dan
0.20(12,000) = 2400 unit pada S
10,715 = 9600(5) + 2400S [(9600 + 2400)(3) + 10,000]
S = $3.63 per unit
BIAYA NON LINIER

Dalam praktek sehari-hari biaya dapat meningkat tidak proporsional dengan volume
produksi.

 Misalnya harga energi


listrik meningkat jika
pemakaian bertambah.
 Ini disebut Regulated
Cost (NR)
Contoh 4 :

Sebuah peralatan beroperasi dalam 1 tahun dengan biaya tetap CF, biaya variabel NV,

biaya non blinier NR, pelaksanaan penjualan NS, dimana N a dalah tingkat
pengoperasian dalam persen:

CF = 20,000
NV = 500N

NR = 15,000 + 30N1.5 N > 0


NR = 0 N = 0

NS = 2000N � 7.5N2

Titik Impas:
0 = Zg = NS � (NV + NR + CF)

N = 32.1%, 116.8%
Di Exc
el
Pakai
Goal
Seek

= 2000N � 7.5N2 � (500N + 15,000 + 30N1.5 + 20,000)

= 1500N � 30N1.5 � 7.5N2 � 35,000


Banyak Mesin Mengerjakan 1 Produk

Optimasi untuk meminimalkan biaya,� mesin mana yang dipakai.

Contoh :

Biaya total tahunan untuk 3 mesin, A, B, dan C, produksi tahunan NA,


NB dan NC adalah

CTA = NAVA + CFA = 0.06NA1.1 + 1200


CTB = NBVB + CFB = 0.02NB1.3 + 1000
CTC = NCVC + CFC = 0.002NC1.6 + 600

Jika dibuat 400 unit produksi per tahun, bagaimana cara mengalokasikan
ketiga mesin tersebut?

Jawaban :
Biaya total CT = 0.06NA1.1 + 0.02B1.3 + 0.002NC1.6 + 2800
400 = NA + NB +NC

LE = 0.60NA1.1 + 0.02NB1.3 + 0.002NC1.6 + 2800 + λ(NA + NB + NC �


400)

NA + NB + NC = 400

0.066NA0.1 = 0.026NB0.3 = 0.0032NC0.6

Hasil yang tepat diperoleh dengan cara trial and error, hingga
diperoleh NA + NB + NC = 400

Hasilnya adalah NA = 39, NB = 75, dan NC = 285

Satu Mesin Banyak Produk

Optimasi dilakukan untuk menentukan jumlah produk yang dibuat untuk


memaksimalkan keuntungan.

Contoh :

Sebuah mesin dapat membuat produk A sebanyak 1000 per jam atau
produk B sebanyak 2000 per jam. Jumlah waktu yang tersedia adalah 2400
jam/tahun. Biaya tetap per tahun adalah $80,000. Data-data yang lain
adalah sebagai berikut:

Dimana NA dan NB adalah jumlah unit produksi per tahun dari produk
A dan produk B. Hitung alokasi produk agar diperoleh keuntungan
maksimum per tahun.

Jawaban :

Biaya total tahunan


��������� LE = 0.3NA + 0.05NB � 6NA2 x 10-8 �
80,000 + λ(2NA + NB � 4,800,000)
������

��������

��������

���������

NA = 1,667,000 unit per tahun


NB = 1,467,000 unit per tahun

Optimasi Produksi (II)

Penggunaan Teori Antrian dalam Produk Jasa


Dimana:
= rata-rata kedatangan per waktu
= rata-rata pelayanan per waktu
CW = biaya tunggu (Rp/unit/waktu)
Cf = biaya pelayanan (Rp/unit)
Minggu 10
Analisis Penggantian Mesin
(Replacement Analysis)

Penggantian alat atau mesin (replacement) dapat diartikan


sebagai:
1 Keputusan untuk menentukan kapan suatu alat atau mesin yang sedang digunakan,
. dan sebaiknya diganti dengan alat atau mesin yang sama pada waktu yang
ditentukan
2 Pemilihan alternatif antara mempertahankan penggunaan alat/mesin yang sudah ada
. dan sedang digunakan, dengan penggunaan alat/mesin tipe yang sama tetapi dengan
model yang lebih baru, atau dengan alat/mesin lain tetapi mempunyai fungsi yang
sama dengan alat/mesin sebelumnya, atau dengan sistem pemilikan yang lain, dan
mungkin dapat juga mempertimbangkan dengan tenaga manusia. Dalam hal ini
alat/mesin yang lama dan sedang digunakan mungkin masih dapat dipakai, dalam
arti belum habis umur ekonomisnya.

Penggantian mesin dengan jenis yang sama


Dalam menentukan waktu penggantian alat, pengambilan keputusan dilakukan
berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan tiap tahun. Biaya tersebut terdiri dari
biaya penyusutan dan biaya operasi. Pola umum dari jumlah biaya yang dikeluarkan
pada tahun pertama tinggi, tahun berikutnya menurun, pada tahun tertentu jumlah
biaya ini mulai meningkat lagi. Sehingga waktu paling tepat mengganti alat adalah
saat jumlah biaya yang dikeluarkan per tahun pada titik terendah.
Beberapa metode menghitung biaya tahunan:
-Tanpa memperhitungkan bunga modal
- Dengan memperhitungkan bunga modal
Untuk menghitung biaya rata-rata pada setiap tahun dapat digunakan persamaan
berikut:

Dimana:
AW = biaya rata-rata tahunan
P = harga baru (Rp)
S = harga jual pada tahun ke-N (Rp)
i = tingkat bunga modal per tahun

Penggantian mesin dengan jenis yang berbeda


Dalam menggunakan mesin, sering muncul model baru yang biasanya mempunyai
kemampuan lebih tinggi. Dalam kasus seperti ini, penggantian mesin lama dengan
model yang baru kadang-kadang dapat lebih menguntungkan, meskipun pemakaian
mesin lama belum mencapai batas akhir umur ekonomisnya. Keputusan apakah
mesin baru lebih menguntungkan, dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah
biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya, yang terdiri dari biaya operasi dan
pengembalian modal.
Minggu 11
Analisis Proyek

Proyek :
Suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya
untuk memperoleh suau manfaat (benefit).
Kegiatan ini tentunya memerlukan biaya (cost), yang diharapkan
dapat memberikan suatu hasil (return) dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian diperlukan suatu perencanaan dan pelaksanaan,
yang disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan Analisis Proyek :


membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di
dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan

Aspek-aspek analisis :
1. Aspek teknis: mencakup� penggunaan komponen input dan output, dalam bentuk
barang atau jasa.� Dalam hal ini perlu ditentukan jumlah, waktu/kapan digunakan,
serta tenaga yang diperlukan.
2. Aspek manajemen dan administrasi: mencakup dua hal, yaitu kemampuan tenaga
yang akan menangani proyek, serta keterlibatan masyarakat setempat.
3. Aspek kelembagaan: membahas masalah hubungan kerjasama antara pelaksanaan
proyek dengan pemerintah daerah setempat.
4. Aspek komersial: membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan cara
mendapatkan input yang diperlukan dan bagaimana cara memasarkan output yang
akan dihasilkan oleh proyek.
5. Aspek finansial: membahas masalah cara untuk memperoleh modal/dana yang
diperlukan, serta bagaimana proyek dapat mengembalikan dana yang telah
diperolehnya (dalam betuk kredit)
6. Aspek ekonomis dilakukan untuk melihat apakah proyek yang akan dilaksanakan
akan dapat memberi manfaat yang menguntungkan kepada masyarakat secara
keseluruhan.
Jenis Analisis Proyek
1. Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang
menanamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani, wiraswastawan atau
perusahaan.
2. Analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh oleh
masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem keseluruhan.
No Komponen Analisis
Finansial Ekonomi
1. Biaya (Cost)
- Investasi v v
- Operasi v v
- Pemeliharaan v v
- Upah/gaji v v
- Pajak v x
- Pengembalian kredit dan
v x
bunga
- Biaya sosial x v

2. Manfaat (Benefit)
- Hasil produksi v v
- Subsidi v x
- Kredit v x
- Hibah (Grant) v v

Kriteria Investasi
Untuk menilai kelayakan suatu proyek, atau membuat peringkat (rangking) beberapa
proyek yang harus dipilih, dapat digunakan beberapa kriteria.� Dalam bagian berikut
dibahas empat cara yang paling banyak digunakan, yaitu :
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Benefit Cost Ratio (BC Ratio)
4. Payback period
Ke-empat cara tersebut dapat digunakan tersendiri secara terpisah atau bersama-sama.

Arus Kas (Cash Flow)


Arus kas : catatan aliran mafaat dan biaya ke dalam atau ke luar kas proyek dari waktu
ke waktu.
a. Bentuk arus mulai tahun ke-0
b. Bentuk arus mulai tahun ke-1

Untuk menyeragamkan nilai dilakukan konversi ke titik waktu 0 dengan discount


factor (DF)

di mana
DF = discount factor
i = discount rate
t = tahun yang sedang berjalan
Minggu 12
Kriteria Investasi

Net Present Value (NPV)

NPV adalah akumulasi nilai sekarang arus kas sampai dengan akhir
proyek

Dimana:
NPV : net present value (Rp)
N : umur proyek (tahun)
t : tahun

Cara 1: NPV dihitung dari PV dari (B-C)


Tahu Biaya (C) Manfa B-C DF Nilai
n Investa Pemelihara Produk Tot at (B) 12% sekara
si an si al ng
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 7500 0 0 750 0 - 0.89 -6696
0 750 3
0
2 6000 0 0 600 0 - 0.79 -4783
0 600 7
0
3 0 600 700 130 6000 470 0.71 3345
0 0 2
4 0 600 700 130 6000 470 0.63 2987
0 0 6
5 0 600 700 130 6000 470 0.56 2667
0 0 7
6 0 600 700 130 6000 470 0.50 2381
0 0 7
7 0 600 700 130 6331 503 0.45 2276
0 1 2
NPV = 2177

Cara 2: NPV dihitung dari PVB dan PVC


Tahu Biaya (C) Manfa DF Nilai Nilai
n Invest Pemelihar Produ Tot at (B) 12% sekara sekara
asi aan ksi al ng C ng B
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 7500 0 0 750 0 0.89 6696 0
0 3
2 6000 0 0 600 0 0.79 4783 0
0 7
3 0 600 700 130 6000 0.71 925 4271
0 2
4 0 600 700 130 6000 0.63 826 3813
0 6
5 0 600 700 130 6000 0.56 738 3405
0 7
6 0 600 700 130 6000 0.50 659 3040
0 7
7 0 600 700 130 6331 0.45 588 2864
0 2

17392-15215
NPV = 2177
(8) = (5) * (7)
(9) = (6) * (7)

Pengaruh tingkat bunga terhadap NPV


Tahun Biaya Manfaat B-C DF12% PV DF PV DF PV
(C) (B) 12% 20% 20% 8% 8%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 7500 0 - 0.893 - 0.833 - 0.926 -
7500 6696 6250 6944
2 6000 0 - 0.797 - 0.694 - 0.857 -
6000 4783 4167 5144
3 1300 6000 4700 0.712 3345 0.579 2720 0.794 3731
4 1300 6000 4700 0.636 2987 0.482 2267 0.735 3455
5 1300 6000 4700 0.567 2667 0.402 1889 0.681 3199
6 1300 6000 4700 0.507 2381 0.335 1574 0.630 3962
7 1300 6331 5031 0.452 2276 0.279 1404 0.583 2936
2177 -563= 4193
Semakin tinggi tingkat bunga maka NPV semakin menurun

Dalam membandingkan dua atau lebih proyek maka dipilih proyek yang
memiliki nilai NPV yang paling tinggi. Tentu saja NPV setiap proyek harus
dihitung terlebih dahulu. Jika dua atau lebih proyek ada komponen yang sama,
mungkin biaya atau manfaatnya, maka perhitungan tidak perlu dilakukan
terhadap NPV keseluruhan namun hanya pada komponen yang berbeda.
Grace Period
Lama tenggang waktu mulainya pembayaran cicilan pinjaman. Misalnya,
pinjaman diterima pada tahun ke-0, cicilan pertama dimulai pada tahun ke-3
maka grace period adalah 3 tahun.
Payback Period
Lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua bentuk modal, baik
biaya investasi awal maupun biaya variabel tahunan.
Waktu di mana NPV=0
Minggu 13
Internal Rate of Return (IRR)
IRR:
Tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis.
Berupa tingkat bunga pada saat NPV=0
Satuannya %/tahun

Tingkat bunga (i) pada saat itu disebut IRR

Pada saat itu terjadi juga :

Cara menghitung IRR:


a. Cara coba-coba
Masukkan nilai i berulang-ulang hingga didapatkan NPV=0
b. Interpolasi
1. Masukkan satu nilai i yang cukup rendah sehingga NPV positif
i1  NPV1
2. Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV negatif
i2  NPV2
3. Lakukan interpolasi linier
Mudah dilakukan dengan spreedsheet

Nilai IRR tidak selalu ada, bisa nilainya tidak terhingga:


a. Jika PV positif semua
b. Jika PV negatif semua

c. Jika PV positif ada di tahun awal, sedangkan PV� negatif di tahun akhir
Latihan soal
Berapakah IRR-nya ?
I = 0.069107
Tahun B-C DF PV CPV
0 -700 1.0000 -700 -700
1 100 0.9354 94 -606
2 175 0.8749 153 -453
3 250 0.8183 205 -249
4 325 0.7654 249 0
NPV = 0
���� Payback 4
period =

Incremental Rate of Return� (  IRR)


- Digunakan untuk memilih/membandingkan 2 proyek
- Dihitung dari selisih arus kas
Benefit � Cost Ratio ( B/C Ratio)
Adalah rasio antara penerimaan dan biaya
Ada 2 jenis B/C ratio
1) Net B/C ratio
2) Gross B/C ratio

Net B/C ratio


Rasio dari akumulasi PV positif dan PV negatif dari arus kas

Gross B/C Ratio


Gross B/C Ratio merupakan rasio dari akumulasi PVB dan PVC
Gross B/C Ratio lebih rinci
Net B/C ratio tidak selalu mencerminkan adanya cost atau benefit sehingga
nilainya mungkin tidak bisa dihitung, jika
a. Jika PV positif semua

b. Jika PV negatif semua


Minggu 14

Analisis Sensitivitas
(Sensitivity Analysis)

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang


dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan
parameter-parameter produksi terhadap perubahan
kinerja sistem produksi dalam menghasilkan
keuntungan.
Dengan melakukan analisis sensitivitas maka akibat yang
mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat
diketahui dan diantisipasi sebelumnya.
Contoh:
- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat
kelayakan

Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk


mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut:
1. Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti
biaya konstruksi, biaya bahan-baku, produksi, dsb.
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh
dampak perubahan tersebut terhadap kelayakan proyek: pada
tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C


ratio, dan payback period pada beberapa skenario perubahan
yang mungkin terjadi.
Mudah dilakukan dalam software spreadsheet.

Anda mungkin juga menyukai