Anda di halaman 1dari 24

1.

Definisi Ekonomi Teknik : Disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi
dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat
usulan proyek-proyek teknik.

2. Penggunaan terbesar ekonomi teknik adalah evaluasi beberapa alternatif untuk


menetukan suatu aktivitas atau investasi paling sedikit memberikan kerugian (Least
Costly) atau yang memberikan keuntungan paling banyak (Most Profitable).

Studi ekonomi teknik membantu dalam mengambil keputusan optimal untuk menjamin
penggunaan dana (uang) dengan efisien.kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang
benar dalam membandingkan alternatif-alternatif peralatan akan jauh lebih besar dengan
estimasi-estimasi rinci daripada keputusan-keputusan yang akan diambil atas dasar
pengalaman atau intuisi seseorang.

Menurut De Garmo, et al. (1984), bila tidak terdapat adanya alternative (hanya ada satu
pilihan), maka tidak perlu di lakukan analisis ekonomi.

Menurut Newman (1988), proses pengambilan keputusan yang rasional biasanya terdiri
dari 8 langkah, yaitu:

1. Pengenalan / identifikasi masalah


2. Pendentifikasi tujuan
a. Eksplorasi (exploration), berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah
suatu fenomena ada atau tidak.
b. Deskripsi (description), berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih
rinci atau membedakannya dgn fenomena yang lain
c. Prediksi (prediction), berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang
memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan
mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
d. Eksplanasi (explanation), mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua
fenomena atau lebih.
e. Aksi (action), dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan
persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
f. Setelah kita mengetahui jenis tujuan apa yang kita ambil nanti berupa sebuah
keputusan, mulailah membuat beberapa keputusan dan menyeleksi keputusan
yang mana yang sesuai dari tujuan di atas.
3. Pengunpulan data yang di perlukan
4. Identifikasi altenatif yang mungkin / layak
5. Pemilihan kreteria untuk menentukan alternative terbaik
6. Penentuan hubungan antara tujuan, alternative, data & criteria membuat
model.
7. Memprediksi hasil dari setiap alternative
8. Memilih alternative terbaik untuk mencapai tujuan

Tahap-tahap Pengambilan Keputusan

Delapan step rational decision making proses:

1. Mengenal Permasalahan
2. Definisikan Tujuan
3. Kumpulkan Data yang Relevan
4. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible)
5. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternatif terbaik
6. Modelkan hubungan antara kriteria, data dan alternatif
7. Prediksi hasil dari semua alternatif
8. Pilih alternatif terbaik

Prinsip-prinsip pengambilan keputusan :

1
1. Gunakan suatu ukuran yang umum (misal, nilai waktu uang, nyatakan segala sesuatu
dalam bentuk moneter ($ atau Rp)

2. Perhitungkan hanya perbedaannya:

3. Sederhanakan alternatif yang dievaluasi dengan mengesampingkan biaya-biaya


umum

4. Sunk cost (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan

5. Evaluasi keputusan yang dapat dipisah secara terpisah (misal keputusan finansial dan
investasi)

6. Ambil sudut pandang sistem (sektor swasta atau sektor publik)

7. Gunakan perencanaan ke depan yang umum (bandingkan alternatif dengan bingkai


waktu yang sama)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PROSESNYA

Analisis ekonomi teknik (engineering economic analysis) adalah bagian dari ilmu ekonomi
yang diaplikasikan pada proyek-proyek teknik.

karakteristik Masalah yang dapat diselesaikan :

a. Masalah itu cukup penting, dan memerlukan pemikiran dan usaha serius dalam
pemecahannya.

b. Masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dalam benak kita tapi memerlukan analisis
yang teliti yang mengorganisasikan setiap elemen masalah dan semua konsekuensi yang
mungkin terjadi, dan tidak dapat diselesaikan sekaligus.

c. Masalah itu memiliki aspek ekononis yang cukup penting sebagai komponen yang
mengarahkan analisis pada keputusan.

BUNGA

Uang adalah salah satu alat pertukaran yang sah yang digunakan dalam proses
berkehidupan sosial yang digunakan untuk memenuhi kehidupan. Bunga yang diberikan
kepada investor diperoleh dari debitor . tentunya disertai dengan suku bunga dan tempo
waktu yang telah disepakati.
BUNGA TUNGGAL

Pengertian Bunga ( Interest )

Bunga adalah balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh debitor
kepada kreditor Pengertian bunga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
imbalan jasa untuk penggunaan uang atau modal yang dibayar pada waktu tertentu
berdasarkan ketentuan atau kesepakatan.

Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung berdasarkan modal awal atau pokok
pinjaman. Bunga tunggal dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu sebagai berikut :

1) Uang pokok ,Uang yang dibungakan atau disebut juga sebagai pokok pinjaman yang
disimpan dengan satuan mata uang.

2) Tarif bunga

2
3) Lama transaksi atau jangka waktu atau periode, merupakan satuan waktu
perhitungan bunga yang diberlakukan. Misalkan data bunga 2% perbulan dijadikan
perhari menjadi 2% dibagi 30 ( asumsi jumlah hari dalam satu bulan ).

Perhitungan nilai bunga merupakan hasil kali bunga dengan pokok pinjam dan periode.

SI = P r t

S = P + SI

S = P (1 + r t )

Keterangan:

SI = besarnya bunga (simple interest)

P = uang pokok (principal)

r = tarif bunga atau tingkat bunga (rate)

t = waktu dalam tahun (time)

S = nilai akumulasi

Pak Darwin meminjam uang di bank sebesar Rp 10.000.000,00 dengan suku bunga 18%
pertahun dan jangka waktu peminjaman selama 3 tahun. Hitunglah besarnya bunga
selama 3 tahun dan jumlah uang yang harus dibayar oleh Pak Darwin?

Jawab.

Diketahui P = Rp 10.000.000,00

r = 18% pertahun

t = 3 tahun

SI =P. r. t

= Rp 10.000.000,00 . (18/100). 3

= Rp 5.400.000,00

Jadi, besarnya bunga selama tiga tahun dan jumlah uang yang dibayar oleh pak Darwin
masing-masing sebesar Rp 5.400.000,00 dan Rp 15.400.000,00.

Rumus untuk menghitung besarnya bunga berdasarkan lamanya pembungaan bulanan


adalah sebagai berikut.

Perbulan : SI = P . r . (t/12)

Pada tanggal 15 Januari 2007, Habib menyimpan uang di bank sebesar Rp 500.000,00
dengan mendapatkan suku bunga 12% pertahun. Ternyata pada tanggal 2 Mei 2007 ia
mengambil uang tersebut. Hitunglah besarnya bunga dan jumlah uang yang diterima
oleh Habib?

Jawab.

Diketahui P = Rp 500.000,00

r = 12% pertahun

t = 4 bulan

SI = P . r . (t/12)

= Rp 500.000,00 . (12/100) . (4/12)

3
= Rp 20.000,00

Jadi, besarnya bunga selama empat bulan dan jumlah uang yang diterima oleh Habib
masing-masing sebesar Rp 20.000,00 dan Rp 520.000,00.

Metode bunga FLAT = TUNGGAL = TETAP

Metode ini menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulannya karena bunga dihitung
dari prosentase bunga x pokok pinjaman

Misalkan anda mengajukan kredit dengan jangka waktu 24 bulan sebesar Rp 24.000.000
dgn suku bunga flat sebesar 5,3739% pertahun.

Rumus perhitungannya:

BUNGA perBULaN = (POKOK PINJAMAN x SUKU BUNGA KREDIT x JANGKA WAKTU


KREDIT) : JUMLAH BULAN DALAM JANGKA WAKTU KREDIT.

Dengan perhitungan ini bunga flat tiap bulan selalu sama yaitu:

= (Rp 24.000.000 x 5,3739% x 2) : 24

= Rp 107.478

Angsuran pokok plus bunga yang harus dibayar :

= Rp 1.000.000 + 107.478

= Rp 1.107.478

Angsuran bln pertama :

Angsuran pokok plus bunga yang harus dibayar :

= Rp 1.000.000 + 107.478

= Rp 1.107.478

Angsuran pinjaman bulan kedua :

Angsuran pokok plus bunga yang harus dibayar adalah :

= Rp 1.000.000 + 107.478

= Rp 1.107.478

Berdasarkan contoh kasus disini dapat disimpulkan bahwa untuk jangka waktu kredit 2
tahun maka SUKU BUNGA EFEKTIF 10% pertahun akan menghasilkan angsuran yang
sama dengan SUKU BUNGA FLAT 5,3739% pertahun.

BUNGA MAJEMUK Rentenir = kartu kredit


Bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan pada
sisa pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan
awal periodeTabungan Novia Irianti di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank
memberikan bunga 10%/tahun. Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada
biaya administrasi bank. Tentukan jumlah bunga yang diperoleh X setelah modal
mengendap selama 3 tahun

Jawab:

4
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku bunga x modal

= 10% x Rp1.000.000.00

= Rp100.000,00

Awal tahun ke dua, modal menjadi:

M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00

Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 = suku bunga x modal = 10% x
Rp1.100.000,00

= Rp 110.000,00

Awal tahun ke tiga modal menjadi:

M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp 1.210.000,00

Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 = suku bunga x modal

= 10% x Rp1.210.000,00

= Rp 121.000,00

Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun:= Rp100.000,00 +
Rp110.000,00 + Rp121.000,00 = Rp331.000,00.

Mn = M ( 1 + i )n

Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal
selama 3 tahun dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan
modal setelah dibungakan!

Diketahui : M = Rp1.000.000,00

i = 18%/tahun

t = 3 tahun

Ditanya : B = ?

Ma=?

Jawab : B = M x i x t

100

Jawab : B = M x i x t

100

= Rp1.000.000,00 X 18 X 3

100

= Rp540.000,00

Ma = M + B

= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00

= Rp 1.540.000,00

Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp 1.540.000,00

5
Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%. Berapakah
besar modal setelah 2 tahun?

Penyelesaian:

Diketahui : M = Rp.200.000,00

i=5%

t = 2 tahun

Ditanya : M2=?

Jawab : Mn = M ( 1 + i )n

= Rp.200.000,00 (1 + 5%)2

= Rp 220.500,00

Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp 220.500,00

Bunga efektif adalah bunga yang dihitung berdasarkan perubahan aktual dari nilai awal
dan akhir sejumlah tertentu, atau dapat juga dihitung dengan menggunakan pendekatan
Time Value of Money dengan mencari future value dari sejumlah uang dengan tingkat
bunga tertentu.

FVn = (1+r)n x PV

Dimana :

FVn = Future Value setelah n tahun

PV = Present Value

n = Jangka waktu per tahun

r = tingkat bunga per tahun

Sebagai contoh, jika FV adalah Rp. 169 Juta, PV adalah Rp. 100 Juta, n adalah 2 tahun,
maka didapat nilai r = 30%.

Nilai r ini adalah bunga efektif per tahun dari nilai investasi tersebut.

Sistem Bunga Efektif

Sistem bunga efektif adalah porsi bunga dihitung berdasarkan pokok hutang tersisa.
Sistem bunga efektif ini biasanya diterapkan untuk pinjaman jangka panjang semisal KPR
atau kredit investasi.

Dimana :

SP = saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya

i = suku bunga per tahun, 30 = jumlah hari dalam 1 bulan, 360 = jumlah hari
dalam 1 tahun.

Bunga efektif bulan 1

Rp 24.000.000 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 200.000,00

Angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah :

Rp 1.000.000,00 + 200.000,00 = Rp 1.200.000,00

6
Bunga efektif bulan 2

Rp 23.000.000,00 x 10% x (30 hari/360 hari) = Rp 191.666,67

Angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 adalah :

Rp 1.000.000,00 + 191.666,67 = Rp 1.191.666,67

Angsuran bulan kedua lebih kecil dari angsuran bulan pertama. Demikian pula untuk
bulan-bulan selanjutnya, besar angsuran akan semakin menurun dari waktu ke waktu.

Metode bunga ANUITAS = EFEKTIF = SIMPLE INTEREST

Merupakan modifikasi dari metode efektif. Metode ini mengatur agar jumlah angsuran
yang harus dibayar setiap bulannya sama. Misalkan anda mengajukan pinjaman dengan
jangka waktu 24 bulan sebesar rp 24.000.000 dengan bunga 10% pertahun dengan
asumsi suku bunga kredit tidak berubah selama masa kredit.

Rumus perhitungan bunganya sama dengan metode efektif :

BUNGA = SALDO POKOK PINJAMAN x 10% x (30/360)

Bunga anuitas bulan pertama :

= Rp 24.000.000 x 10% x (30/360)

= Rp 200.000

Angsuran pokok plus bunga yang dibayar bulan pertama :

= Rp 907.478 + 200.000

= Rp. 1.107.478

Bunga anuitas bulan kedua :

= Rp 23.092.552 x 10% x (30/360)

= Rp 192.438

Angsuran pokok plus bunga yang dibayar pada bulan kedua :

= Rp 915.040 + 192.438

= Rp 1.107.478

Angsuran bulan kedua SAMA DENGAN angsuran bulan pertama dan akan tetap sama
sampai dengan selesainya jangka waktu kredit.

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI:

a. Dalam menetapkan SUKU BUNGA KREDIT banyak bank mengunakan METODE FLAT
sehingga suku bunga terkesan lbh rendah.

b. Untuk itu anda perlu menanyakan ke bank berapa sebenarnya SUKU BUNGA EFEKTIF
yang diterapkan sebelum mengajukan kredit.

c. Jika ingin membandingkan suku bunga antar bank pastikan anda mengetahui METODE
PERHITUNGAN BUNGA yang diterapkan oleh setiap bank.

7
d. Untuk menghitung SALDO POKOK PINJAMAN, bank biasanya mengunakan METODE
EFEKTIF. Jadi pada saat mengajukan kredit perlu bertanya apakah ada penyesuaian
terhadap perbedaan saldo pinjaman antara yang mengunakan SUKU BUNGA EFEKTIF
dengan yang mengunakan SUKU BUNGA FLAT jika ingin melakukan pelunasan pinjaman
lebih cepat sebelum masa kredit berakhir.

e. Mintalah jadwal dan komposisi perhitungan bunga dan angsuran pokok pinjaman dari
bank supaya anda dapat mengatur dana yang harus disediakan setiap bulan.

f. Pastikan anda mengetahui SIFAT SUKU BUNGA yang dikenakan bank, FLOATING
(mengambang) atau FIXED (tetap). Jika suku bunga bersifat mengambang (FLOATING)
maka apabila terjadi kenaikan suku bunga, biaya bunga dan angsuran pinjaman akan
naik dan juga sebaliknya jika suku bunga turun.

Alternatif Ekonomi

Alternatif Investasi

investasi secara sederhana adalah menempatkan harta dalam bentuk uang atau dana
dan dengan harapan mendapatkan keuntungan dari dana atau uang tersebut. Pengertian
Investasi

Jika dilihat berdasarkan teori ekonomi, pengertian in

vestasi adalah pembelian (berarti termasuk produksi) dari modal barang-barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang.

Sebenarnya ada dua kategori investasi yaitu aset riil dan aset keuangan.aset riil
merupakan investasi yang dilakukan pada modal yang berwujud barang seperti gudang,
mesin, kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk aset uang merupakan investasi
yang dilakukan pada dokumen lain tidak langsung pada pemiliknya terhadap aset riil
pihak yang menerbitkan dokumen tersebut contoh nya saham,obligasi.

Investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang atau menyimpan uang pada sesuatu
dengan harapan suatu saat mendapat keuntungan financial. Contoh investasi adalah
pembelian berupa asset financial seperti obligasi, saham , asuransi. Dapat juga
pembelian berupa barang seperti mobil atau property seperti rumah atau tanah.

investasi diatas adalah harapan memperoleh keuntungan (gain) di kemudian hari.

Kesalahan investor :

1. Tidak memiliki rencana investasi yang jelas

2. Investor terkadang kurang sabar dan ingin segera menikmati keuntungan

3. Investor terkadang memperoleh informasi yang terlalu berlebih

4. Calon investor gampang terpengaruh gimik (rencana bisnis) yang menjanjikan kaya
dalam sekejap (get rich quick scam).

Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari
kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan selama satu periode. Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus
masuk dan arus keluar kas atau setara kas.

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :

1. Cash inflow

8
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan
keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.

Penagihan piutang dari penjualan kredit.

Penjualan aktiva tetap yang ada.

Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.

Pinjaman/hutang dari pihak lain.

Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow

Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan
beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :

Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.

Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.

Pembelian aktiva tetap.

Pembayaran hutang-hutang perusahaan.

Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.

Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam
saham atau obligasi dari perusahaan lain.

Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu
perusahaan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan
karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

Aktivitas Investasi

Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam
saham atau obligasi dari perusahaan lain

Aktivitas Pendanaan

Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan


mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan,
dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham
perbendaharaan.

Tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu tertentu.

Cash-in, umumnya berasal dari penjualan produk atau manfaat terukur (benefit) Cash-
out, merupakan kumulatif dari biaya-biaya (cost) yang dikeluarkan.

Fungsi Cash Flow :melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.

Cash flow mempunyai 3 fungsi lainnya, yaitu :

9
Fungsi likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.

Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.

Fungsi capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan


kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok
yaitu:

Initial Cash Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dan lain-lain.

Operational Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi.

Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan
peralatan proyek.

Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan :

Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang
bersifat tunai.

Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.

Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan
yang dapat mempengaruhi estimasi arus uang masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan

Ada langkah langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :

Menentukan minimum uang. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran

Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi
defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.

Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi


financial dan budget kas yang final.

ANALISA EKIVALENSI

Pengertian Ekivalensi

Nilai uang yang berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial
mempunyai nilai yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika
nilai uang dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang sama.

PRESENT WORTH ANALYSIS

DEFINISI

didasarkan pada konsep ekuivalensi di mana semua arus kas masuk dan arus kas keluar
diperhitungkan dalam titik waktu sekarang pada suatu tingkat pengembalian minimum
yang diinginkan (Minimum Attractive Rate of Return-MARR).

10
Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung Net Present Worth (NPV) dari
masing masing alternative. NPV diperoleh menggunakan persamaan :

NPV = PWpendapatan PWpengeluaran

Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai NPV 0, maka alternatif tersebut layak
diterima

KEGUNAAN

Present Worth Analysis

mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Untuk menghitung
Pw bisa menggunakan fungsi pw

Contoh 1.1

Perusahaan mempertimbangkan penambahan suatu alat pada mesin produksi guna


mengurangi biaya pengeluaran, yakni penambahan alat A dan penambahan alat B.
Kedua alat tersebut masing-masing $1.000 dan mempunyai umur efektif 5 tahun dengan
tanpa nilai sisa. Pengurangan biaya dengan penambahan Alat A adalah $300 per tahun.
Pengurangan biaya dengan penambahan alat B $400 pada tahun pertama dan menurun
$50 setiap tahunnya. Dengan i=7% alat mana yang dipilih ?

Penyelesaian :

Harga masing-masing alat A dan B sama, sehingga tidak menjadi pertimbangan.Cash


flow masing masing alat ;

PW benefit of A = 300 (P/A,7%,5) = 300 (4,100) = $ 1.230

PW benefit of B = 400 (P/A,7%,5) 50 (P/G,7%,5) = 400 (4,100) 50 (7,647) = $


1.257,65

Alat B menghasilkan benefit yang lebih besar sehingga untuk selama 5 tahun menjadi
alternatif yang menguntungkan, bahkan di tahun pertama dan kedua menghasilkan
return yang lebih besar dari alat A.

Contoh 1.2

Pemerintah Kota Depok berencana membangun sebuah instalasi pengolahan air


bersih.Ada dua alternatif dalam upaya realisasi proyek tersebut, yakni dengan
pembangunan bertahap atau pembangunan langsung. Umur rencana yang di
estimasikan adalah 50 tahun. Bila pembangunan dilakukan bertahap, maka
pembangunan awal akan menghabiskan biaya $300.000.000, dan tahap berikutnya
setelah 25 tahun yang akan datang dengan estimasi biaya menghabiskan $350.000.000.
Dan bila pembangunan dilakukan sekali menghabiskan biaya $400.000.000. Dengan
suku bunga 6% alternatif mana yang akan dipilih?

Penyelesaian :

Pembangunan Bertahap ;

PW of Cost = $300.000.000 + $350.000.000 (P/F,6%,25)

= $300.000.000 + $81.600.000

= $381.600.000

11
Pembangunan Tidak Bertahap ;

PW of Cost = $400.000.000

Ternyata pembangunan bertahap menghabiskan biaya yang lebih kecil sehingga


alternatif ini yang dipilih.

KEGUNAAN

Future Worth Analysis digunakan untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi
ekonomis yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi situasi
keputusan investasi modal.

Analisis Terhadap Alternatif Tunggal

Contoh 2.1

Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000.


Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per tahun
selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual Rp. 40.000.000.
Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan future worth analysis, apakah
pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan ?

Penyelesaian :

FW = 40000000 + 1000000(F/A,12%,8) 30000000(F/P,12%,8)

NPV = 40000000 + 1000000(12,29969) 30000000(2,47596)

NPV = -21.979.110

Usia Pakai Sama dengan Periode Analisis

Jika terdapat lebih dari satu alternatif usia pakai yang sama, analisis keputusan dapat
dilakukan menggunakan periode analisis yang sama dengan usia pakai alternatif.

Contoh 2.2

Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan


tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun ditawarkan
kepada perusahaan.

Mesin Harga Beli Keuntungan per Tahun Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai

X 2 500 000 750 000 1 000 000

Y 3 500 000 900 000 1 500 000

Menggunakan tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya
dibeli.

Penyelesaian :

Mesin X ;

FW X = 750000(F/A,15%,8) + 1000000 2500000(F/P,15%,8)

FW X = 750000(13,72682) + 1000000 2500000(3,05902)

FW X = 3.647.565

Mesin Y ;

FW Y = 900000(F/A,15%,8) + 1500000 3500000(F/P,15%,8)

12
FW Y = 900000(13,72682) + 1500000 3500000(3,05902)

FW Y = 3.147.568

Kesimpulan : pilih mesin X.

Usia Pakai Berbeda dengan Periode Analisis

Sama dengan Present Worth Analysis. Dalam situasi ini dapat digunakan asumsi
perulangan atau asumsi berakhir bersamaan, tergantung pada masalah yang dihadapi.

Contoh 2.3

Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan


tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan.

Mesin Usia Pakai (Tahun) Harga Beli Keuntungan per Tahun Nilai Sisa Pakai

X 8 2 500 000 750 000 1 000 000

Y 16 3 500 000 900 000 1 500000

Dengan tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang seharusnya dibeli.

Penyelesaian :

Mesin X ;

FW X = 7 500 00(F/A,15%,16) + 1 000 000 + 1000 000(P/F,15%,8) 2500000(F/P,15%,8)


2500 000(F/P,15%,16)

FW X = 750000(55,71747) + 1000000 + 1000000(3,05902) 2500000(3,05902)


2500000(9,35762)

FW X = 14.805.463

Mesin Y ;

FW Y = 900000(F/A,15%,16) + 1500000 3500000(F/P,15%,16)

FW Y = 900000(55,71747) + 1500000 3500000(9,35762)

FW Y = 18.894.053

FW mesin Y, Rp. 18.894.053, lebih besar dari FW mesin X, Rp. 14.805.463, maka pilih
mesin Y.

ANNUAL WORTH ANALYSIS

DEFINISI

Annual Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam
setiap periodenya. Istilah Capital Recovery (CR)

CR adalah Nilai merata tahunan yang ekuivalen dengan modal yang diinvestasikan.

13
CR = I(A/P, i, n) S(A/F, i, n)

CR = (I-S) (A/F, i, n) + I(i)

CR = (I-S) (A/P, i, n) + S(i)

I : Investasi awal

S : Nilai sisa di akhir usia pakai

n : Usia pakai

AW = Revenue Expences - CR

Annual Worth Analysis dilakukan terhadap:

1. Alternatif tunggal , layak jika AW > 0

2. Beberapa alternatif dgn usia pakai sama

3. Beberapa alternatif dgn usia pakai berbeda

4. Periode analisis tak berhingga

Untuk 2,3, dan 4 : dipilih AW terbesar.

KEGUNAAN

Annual Worth Analysis digunakan untuk penggantian analisis nilai biaya ataupun
investasi.

Contoh 3.1

Investasi modal sebuah mesin yang dibeli dua tahun lalu adalah $20.000. Mesin tersebut
telah disusutkan dengan menggunakan metode MACRS (GDS), dan BVnya saat ini adalah
sebesar $9.600. MV mesin tersebut, jika dijual saat ini, adalah $5.000 dan akan
memerlukan biaya $2.000 untuk mereparasi mesin agar tetap dapat dipergunakan
selama lima tahun lagi.

Berapakah :

a. Total investasi aset lama ; dan

b. Nilai yang tidak disusutkan ?

Penyelesaian :

Investasi aset lama adalah MVnya saat ini plus setiap pengeluaran yang dibutuhkan agar
aset masih dapat dipergunakan (dan dapat dibandingkan) relatif terhadap mesin baru
yang tersedia.

a. Investasi untuk mempertahankan mesin sekarang adalah $5.000 + $2.000 = $7.000

b. Jika mesin ini dijual sebesar $5.000, nilai yang tidak disusutkan akan sebesar $9.600
$5.000 = $4.600

Contoh 3.2

Tuan ANDREAS ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun.
Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000

14
Tingkat bunga 12 % per tahun. Berapa jumlah uang yang harus di tabung setiap
tahunnya ?

Penyelesaian :

F = Rp 225.000.000 ; i = 12 % ; n = 10

A = F (A/F, i, n)

= (Rp 225.000.000) X (A/F, 12 %, 10)

= (Rp 225.000.000) X (0,0570)

= Rp 12.825.000

Metode Payback Period

PeriodePayback menunjukkan berapa lama (dalam beberapatahun) suatu investasi


akan bisa kembali.

Dengan aliran kas tahunan, dengan rumus umum sebagai berikut :

Nilai investasi Payback period = Proceed

Kebaikan Payback Method

1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian


investasi dengan resiko yang besar dan sulit.

2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return
dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasiyang jangka waktu
pengembaliannya cepat.

3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.

Kelemahan Payback Method

1) Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang

2) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi

3) Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

Periode pengembalian :

a - b

= n + ------------------- x 1

c - b

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasimula-
mula

a = Jumlah investasi mula-mula

b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n

c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

15
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama

Periode pengembalian

Investasi awal

= ------------------------------- x 1

Arus kas

Periode pengembalian lebih cepat : layak

Periode pengembalian lebih lama : tidak layak

Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih
cepat yang dipilih

Analisa Break event Point (BEP)

Analisa Break Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara
Biaya Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Contribution Margin
adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah
untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Break Event Point menyatakan volume
penjualan dimana total penghasilan tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga
perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.

Asumsi dasar dalam analisa breakevent, antara lain :

a.Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.

b.Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau
penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.

c.Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume
produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya
perubahan volume kegiatan.

d.Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.

e.Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual
lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan

f.Penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap
konstan.

g.Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.

h.Harga faktor produksi relatif konstan.

i.Efisiensi produksi tidak berubah.

j.Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.

k.Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

Asumsi dan Keterbatasan Analisis BEP

16
analisis BEP adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini.

Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai berikut :

1. Biaya dalam analisis BEP,

Hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan variablecost

Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan sebagai berikut :

a.pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur biaya yang
terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.

b.Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah memisahkan biaya
tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan data biaya masa lampau.

2. Biaya tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami


perubahan,walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas
tertentu). Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa
atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.

3. Biaya variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan
perubahan volume produksi atau penjualan. contoh biaya variabel biaya variabel adalah
biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya variabel lainnya.

4. Harga Jual

Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga
jual atau harga barang yang dijual atau diproduksi.

5. Tidak Ada Perubahan Harga Jual

Artinya diasumsikan harga jual per satuan tidak dapat berubah selama periode
analisis.

Tujuan Analisis Titik Impas / BEP

Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

1. Mendesain spesifikasi produk

2. Menentukan harga jual persatuan

3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian

4. Memaksimalkan jumlah produksi

5. Merencanakan laba yang diinginkan

BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu

1. Perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan

2. Bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada
suatu periode tertentu.

17
3.Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan
jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.

4.Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah
ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima danhal-hal
lainnya dianggap sama.

5.Kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan,misalnya


kenaikan harga bahan baku.

Manfaat Break Event Point

1. Menentukan posisi laba-rugi perusahaan

2. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak


mengalami kerugian

3.Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan


tertentu.

Kelemahan Break Event Point

Menurut Sofyan Syafri Harahap ( 1997 : 364 ) mengungkapkan bahwa terdapat


kelemahan-kelemahan di dalam analisis BEP antara lain:

a). Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini
kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar.

b). Asumsi terhadap cost penggolongan biaya tetap dan biaya variable juga mengandung
kelemahan.

c). Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.

d). biaya variable juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume.

Perubahan Titik BEP

1. Perubahan harga jual per unit

2. Perubahan biaya variabel

3. Perubahan biaya tetap

4. Perubahan komposisi sales mix

Perubahan harga jual per unit

Perubahan harga jual per unit akan mempengaruhi besarnya BEP. Apabila harga jual
per unit naik sementara biaya tidak berubah, maka akan menurunkan BEP, demikian
pula sebaliknya bila harga jual turun akan menaikkan BEP

Perubahan Biaya Variabel per Unit

Perubahan pada biaya variabel juga akan merubah posisi BEP, yakni apabila biaya
variabel naik akan menaikkan BEP dan bila turun akan menurunkan BEP

Perubahan komposisi sales mix

Sales mix menunjukkan perimbangan penjualan antara beberapa macam produk yang
dihasilkan. Apabila ada perubahan sales mix nya akan menyebabkan perubahan pada
BEP secara total,

Rumus Break Event Point (BEP)

18
Rumus Break Event Point (BEP) untuk single product adalah:

BEP(unit/x) = FC Dimana :

(S VC) FC = fixed cost (biaya tetap), atau


VC = variable cost (biaya variabel),

BEP(rupiah) = FC S = sales (penjualan).

(1 (VC/S))

Rumus BEP untuk multiple product adalah:

BEP(rupiah) = FC Dimana :

(1 (TVC/TR)) TVC = total variable cost (total biaya variabel)

TR = total revenue (total pendapatan).

Atau dengan :

a. Pendekatan grafik :

Breakevent Point terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan
garis total biaya.

b. Metode Trial and Error

c. Pendekatan matematis :

BEP (unit) = Total Biaya Tetap

Harga jual per unit Biaya Variabel/unit

BEP (Rp) = Total Biaya Tetap

1 - Total Biaya Variabel

Total hasil penjualan

Contoh Aplikasi :

Perusahaan Indojaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki :

- Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.

- Biaya variabel per unit Rp.40,-

- Harga jual per unit Rp. 100,-

- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.

Perhitungan Break Event Point

Cara Trial and Error :

19
yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan
tertentu.

- Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume


penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya.

- Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana


penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.

Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung
keuntungan operasi adalah:

(6.000 x Rp100) (Rp300.000 + (6.000 x Rp40))

Rp600.000 (Rp300.000 + Rp240.000)

Rp.60.000 atau

hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit

Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan.
Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit.

1. Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP

- Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit tetap konstan(P).

- Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan karena BEPnya akan turun.

Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk
tercapainya BEP cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.

2. Efek perubahan sales-mix terhadap BEP

- Sales-mix untuk mencari break-even point dari dua atau lebih produk yang dihasilkan
perusahaan.

- Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-nya secara totalitas akan berubah.

- Perhitungannya dengan cara mencari break-even point satu jenis produk karena adanya
variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk.

Contoh:

Perusahaan IndoJaya bergerak dalam bidang produksi kain batik dan stagen
merencanakan perluasan daerah pemasarannya.

Penjualan kain batik direncanakan sebesar 25.000 unit @ Rp 3.500 dan stagen sebesar
15.000 unit @ Rp 1.000.

Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp 2.000 per unit kain batik, dan Rp 600
per unit stagen.

Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000.

20
Hitunglah break-even point untuk kedua jenis produk tersebut!

Keterangan Kain Batik Stagen Total

Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000

Fixed Operation Cost - - 28.275.000

Variabel Operating cash 50.000.000 9.000.000 59.000.000

= Rp. 66.625.000,-

Analisis sensitivitas

merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-
parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem produksi dalam menghasilkan
keuntungan.

Untuk mengetahui akibat dari suatu kejadian,

Contoh:

- Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan

Alasan dilakukannya analisis sensitivitas adalah untuk mengantisipasi adanya


perubahan-perubahan berikut:

1.Adanya cost over run, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya
bahan-baku, produksi, dsb.

2.Penurunan produktivitas

3.Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Setelah melakukan analisis dapat diketahui seberapa jauh dampak perubahan tersebut
terhadap kelayakan proyek: pada tingkat mana proyek masih layak dilaksanakan.

Analisis sensitivitas dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback
period pada beberapa skenario perubahan yang mungkin terjadi.

21
22
BENEFIT COST RATIO

Benefit Cost Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada dasarnya
perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit (manfaat)
dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa usaha, atau proyek.

Benefit cost ratio analysis secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalen
semua benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan ekuivalensi bisa
menggunakan salah satu dari beberapa analisis. Contohnya :

B/C= PWbenefit/(PW cost)= FWbenefit/FWcost=AWbenefit/AWcost

Untuk kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif tunggal adalah dengan cara
melihat nilai dari B/C apakah besar dari sama dengan satu atau kecil dari satu.

-Jika B/C 1 , maka alternatif investasi atau proyek layak (feasible), diterima

-Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau proyek tidak layak (not feasible)

Contoh alternatif tunggal :

Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan baru seharga


Rp.35.000.000. Dengan peralatan baru itu bisa dilakukan penghematan sebesar
Rp.500.000 per tahun selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke 5 peralatan itu memiliki nilai
jual sebesar 40.000.000. apabila tingkat pengembalian 9% per tahun. Apakah pembelian
peralatan baru tersebut menguntungkan?

Penyelesaian :

Dengan menggunakan pendekatan present worth maka semua biaya dan benefit ditarik
ke present

B/C= (500.000 (P/A,9%,5)+40.000.000 (P/F,9 %,5))/35.000.000

B/C= (500.000 (3,88966)+40.000.000 (0,64993))/35.000.000

B/C= 0,79

karena kurang dari 1 maka investasi pembelian peralatan baru tidak layak atau tidak
menguntungkan.

Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi faktor penilaian, karakterisasi,
komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan dengan risiko tersebut. Tahapan
kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi hazard, proyeksi risiko, penilaian
risiko, dan manajemen risiko.

1. Identifikasi Hazard

Dalam aktivitas identifikasi, maka informasi yang akan didapatkan adalah tipe hazard
dan magnitude hazard.

2. Proyeksi Risiko

23
Proyeksi atau estimasi risiko dilakukan untuk me-rating risiko berdasarkan
kecenderungan bahwa risiko tersebut akan menjadi kenyataan dan segala konsekuensi
dari masalah yang berhubungan dengan risiko tersebut. Tahap ini meliputi: penetapan
skala yg merefleksikan persepsi kecenderungan suatu risiko (skala dapat bersifat
kualitatif ataupun kuantitatif), menggambarkan konsekuensi dari risiko, menetapkan
dampak dari risiko, dan ketepatan secara menyeluruh dari proyeksi risiko.

3. Penilaian Risiko

Risiko diberi bobot berdasarkan persepsi dampak dan prioritas. Dampak merupakan
fungsi dari 3 faktor yaitu:

Kecenderungan akan terjadinya kejadian.

Lingkup risiko, merupakan kombinasi tingkat keparahan dan jangkauan distribusi risiko.

Waktu dan lamanya dampak dirasakan.

4. Teknik Penilaian Risiko

Teknik penilaian risiko dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.

4.1. Penilaian Kuantitatif Risiko

Kuantifikasi terhadap suatu risiko akan sangat tergantung pada kondisi nature hazard,
kemudahan utk diukur (measurable) dan adanya suatu standar yg dipakai.

4.2. Penilaian Kualitatif Risiko

4.2.1. Fines Risk Score

Fines risk score adalah model untuk melakukan penilaian risiko dengan formula sbb:
Risiko adalah hasil pengalian faktor-faktor yang terdiri dari: konsekuensi x faktor
exposure x faktor probabilitas (R = C x E x P).

Ketiga faktor tersebut diklasifikasikan dalam beberapa kelas dan diberi rating. Hasil
perhitungan risiko (risk score) dapat dipergunakan untuk memperkirakan kejadian,
mengalokasikan resources dan mengontrol hazard. Maka apabila sudah dapat men-score
risiko, dapat dilakukan kalkulasi biaya untuk intervensi.

24

Anda mungkin juga menyukai