Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN 3

KONSEP NILAI UANG TERHADAP WAKTU

A. PENDAHULUAN

Pokok bahasan dalam bagian ini mencakup penjelasan tentang pengembalian modal, asal mula
bunga, bunga sederhana, bunga majemuk, konsep keekivalenan, diagramdiagram / tabel-tabel
arus kas.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa dapat menjelaskan pengembalian modal dalam bentuk bunga uang (atau laba) dan
untuk mengambarkan bagaimana perhitungan-perhitungan dasar keekivalenan dibuat dengan
memperhatikan nilai waktu dari uang dalam studi-studi ekonomi teknik.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep pengembalian modal.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan asal mulanya bunga dan dapat membedakan konsep bunga
biasa dengan bunga berganda.
3. Mahasiswa mampu memahami konsep ekivalensi dan mampu membuat diagram aliran dana.

D. SKENARIO PEMBELAJARAN
Kegiatan perkuliahan dilaksanakan dengan skenario sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang peta konsep (tunjukkan di peta konsep dimana posisi materi yang akan di
bahas), pokok bahasan , dan kompetensi yang akan dicapai (TIU dan TIK).
2. Ringkasan materi disampaikan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Evaluasi pencapaian.

E. URAIAN MATERI
3.1 Pengembalian Terhadap Modal
Kebanyakan studi-studi ekonomi teknik melibatkan komitmen modal (capital) dalam periode
yang panjang, jadi pengaruh waktu perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini, dikenal bahwa uang
satu dollar saat sekarang lebih berharga dari satu dollar pada waktu satu atau dua tahun yang
akan datang karena bunga (atau laba) yang dapat dihasilkan darinya. Jadi uang memiliki suatu
nilai waktu (time value). Modal dalam bentuk uang yang diperlukan dalam operasi sebuah
organisasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori dasar. Pertama modal ekuitas (equity
capital) yaitu modal yang dimiliki masing- masing orang yang telah menanamkan uang milik
mereka ke dalam organisasi / usaha bisnis dengan harapan mendapatkan laba. Kedua modal
hutang (debt capital), sering disebut modal pinjaman (borrowed capital), diperoleh dari pihak
yang meminjamkan untuk keperluan investasi. Sebagai pengembaliannya, pihak yang

29
meminjamkan menerima bunga dari peminjam. Bunga yang diterima peminjam ataupun laba
yang diterima orang yang menanamkan uang di suatu organisasi tersebut dapat dikatakan sebagai
pengembalian terhadap modal. Bagi para investor dalam situasi tertentu harus memutuskan
apakah pengembalian terhadap modal yang ditanamkan tersebut cukup baik yaitu paling sedikit,
akan menerima suatu pengembalian yang jumlahnya sama dengan jumlah yang mereka
korbankan dengan tidak menggunakan modal ini pada beberapa peluang lain yang tersedia
dengan resiko yang ekivalen. Bunga atau laba yang tersedia dari alternative investasi lain ini
merupakan biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan modal untuk usulan yang diambil.
Ringkasnya, setiap kali modal dibutuhkan dalam proyek dan usaha teknik dan bisnis lain, sangat
penting untuk memberikan pertimbangan yang matang terhadap biayanya (misalnya, nilai
waktu).

3.2 Asal mula Bunga


Seperti juga pajak, bunga telah ada sejak awal catatan sejarah. Catatan sejarah mengungkapkan
keberadaannya di Babilonia pada tahun 2000 S.M. Dalam contoh yang paling awal ini, bunga
dibayarkan dalam bentuk uang untuk meminjam penggunaan biji-bijian atau komoditi lain.
Bunga juga dibayarkan dalam bentuk biji-bijian atau barang lain. Banyak praktek-praktek bunga
yang ada berasal dari kebiasaan-kebiasaan sebelumnya, dalam hal ini meminjam dan
mengembalikan biji-bijian dan tanaman pertanian. Sejarah juga mengungkapkan bahwa ide
bunga telah begitu mapan pada tahun 575 S.M. dengan adanya perusahaan perbankan
internasional, yang berkantor pusat di Babilonia. Pendapatan perusahaan itu diperoleh dari
tingkat bunga tinggi yang dikenakan untuk penggunaan uangnya dalam pendanaan perdagangan
internasional. Pada sejarah awal yang tercatat, tingkat bunga per tahun untuk peminjaman uang
berkisar dari 6 hingga 25%, meskipun tingkat bunga yang legal diizinkan paling tinggi sampai
40%. Pengenaan tingkat bunga pinjaman yang berlebihan diistilahkan dengan riba (unsury),
dimana dalam kitab suci adanya riba tersebut dilarang.

3.3 Bunga Sederhana


Apabila bunga total yang dikenakan berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal (pokok
pinjaman), tingkat bunga, dan lamanya periode waktu pinjaman yang disepakati, maka tingkat
bunga dikatakan sederhana. Bunga sederhana (simple interest) jarang digunakan dalam praktek
komersial modern.
Bila bunga sederhana diterapkan, bunga total, I, yang diperoleh atau dibayarkan dapat dihitung
dengan rumus:

I = (P)(N)(i)
Dimana: I = Bunga Total
P = banyaknya pokok pinjaman yang dipinjam atau dipinjamkan
N = periode penelaahan
i = tingkat bunga per periode waktu

30
Jumlah total yang dibayar kembali pada akhir dari periode bunga N adalah P + I. Jadi, jika
$1,000 dipinjamkan selama 3 tahun dengan tingkat bunga sebesar 10% per tahun, bunga yang
didapat akan sebesar :

I = $1.000 x 3 x 10% = $300


Jumlah total yang terhutang pada akhir tahun ketiga akan sebesar $1.000 + $300 = $1.300.
Perhatikan bahwa jumlah kumulatif bunga yang terhutang merupakan suatu fungsi linear
dariwaktu sampai bunga itu dibayar kembali.
Secara sederhana dapat dituliskan dengan rumus : F = P(1+Ni)
Dimana: F = Nilai masa depan setelah N periode

3.4 Bunga Majemuk


Apabila bunga yang dibebankan untuk periode tertentu didasarkan pada sisa pinjaman pokok
ditambah beban bunga yang terakumulasi sampai dengan akhir periode penelaahan, bunga itu
disebut bunga majemuk atau bunga berbunga (compound interest). Pengaruh bunga majemuk
dapat terlihat dalam tabel di bawah ini, yaitu untuk pinjaman sebesar $1.000 selama tiga tahun
pada tingkat bunga sebesar 10% setahun.

Dapat dilihat bahwa untuk periode 3 tahun, total jumlah terhutang sebesar $1.331. jumlah $1.331
ini dapat dibandingkan dengan $1.300 yang ditunjukkan sebelumnya untuk soal yang sama
dengan bunga sederhana. Perbandingan grafis bunga sederhana dan bunga majemuk ditunjukkan
dalam gambar 3-1. Perbedaannya disebabkan pengaruh pemajemukan (compounding), yang pada
dasarnya perhitungan bunga dari bunga yang dihasilkan sebelumnya. Perbedaan ini akan menjadi
semakin besar untuk jumlah tahun yang lebih lama. Jadi, bunga sederhana, memang
mempertimbangkan nilai waktu dari uang tetapi tidak melibatkan pemajemukan bunga. Bunga
majemuk lebih umum dalam praktek dibandingkan bunga sederhana.

31
Bunga setiap tahun dihitung berdasarkan pada saldo tahun tersebut, termasuk bunga yang
bertambah.

F = P(1+ i)N
Secara lebih eksplisit, FN = P0 (1+ i)N (nilai masa depan dalam periode N, nilai sekarang pada
waktu 0)

3.5 Konsep Ekivalensi


Untuk lebih mengerti mekanisme bunga dan untuk memperluas pengertian mengenai
keekivalenan ekonomi, perhatikan suatu keadaan yang pada keadaan ini kita meminjam $8.000
dan setuju untuk membayar kembali dalam waktu 4 tahun pada tingkat bungan 10% per tahun.
Terdapat banyak rancangan untuk membayar kembali pokok pinjaman (yaitu, $8.000) dan bunga
terhadap pokok tadi. Untuk mudahnya, telah kita pilih empat rancangan untuk menunjukkan
gagasan keekivalenan ekonomi. Keekivalenan (equivalence) di sini berarti bahwa seluruh empat
rancangan ini sama menariknya bagi peminjam. Dalam masing-masing rancangan tingkat bunga
10% per tahun dan jumlah awal yang dipinjamkan sebesar $8.000; jadi perbedaan antara
rancangan-rancangan ini terletak pada butir-butir (3) dan (4) di atas. Keempat rancangan ini
ditunjukkan dalam Tabel 3-1, dan segera terlihat bahwa semuanya ekivalen pada tingkat bungan
10% pertahun.
Dalam rancangan 1, $2.000 dari pokok pinjaman dibayarkan kembali pada setiap akhir satu
tahun hingga akhir tahun keempat. Sebagai akibatnya, bunya yang kita bayar kembali pada akhir
dari suatu periode tertentu dipengaruhi oleh berapa besar hutang yang masih dimiliki pada awal
tahun itu. Pembayaran akhir tahun kita adalah $2.000 dan bunga yang dihitung berdasarkan
hutang ada pada awal tahun.

32
Rancangan 2 menunjukkan bahwa tidak ada pokok pinjaman yang dibayarkan kembali sampai
akhir tahun keempat. Biaya bunga kita setiap tahun adalah $800, dan bunga itu dibayarkan pada
setiap akhir tahun pertama hingga keempat. Karena bunga tidak terakumulasi baik pada
Rancangan 1 maupun Rancangan 2, maka tidak ada pemajemukan bunga. Perhatikan bahwa
bunga sebesar $3.200 dibayarkan pada Rancangan 2, sedangkan dalam Rancangan 1 hanya
dibayarkan $2.000. Pada rancangan 2, kita memanfaatkan pokok pinjaman sebesar $8.000
selama empat tahun, tetapi dalam Rancangan 1 secara rata-rata kita memanfaatkan kurang dari
$8.000.
Rancangan 3 mengharuskan kita membayar kembali setiap akhir tahun sejumlah $2.524. Untuk
keperluan kita disini, mahasiswa harus mengamati bahwa keempat pembayaran di akhir tahun

33
dalam Rancangan 3 ini membayar kembali keseluruhan pokok pinjaman $8.000 dengan bunga
pada 10% per tahun.
Akhirnya, Rancangan 4 memperlihatkan bahwa tidak ada bunga maupun pokok pinjaman yang
dibayarkan kembali dari tahun pertama hingga tahun ketiga periode pinjaman. Kemudian pada
akhir tahun keempat, dibayarkan kembali pokok pinjaman awal ditambah akumulasi bunga
selama 4 tahun dalam jumlah tunggal sebesar $11.712,80 (dalam tabel 3-1 dibulatkan menjadi
$11.713). Rancangan 4 melibatkan bunga majemuk. Jumlah total bunga yang dibayarkan
kembali dalam Rancangan 4 adalah yang tertinggi dari semua rancangan yang dipertimbangkan.
Dalam Rancangan 4 bukan hanya pembayaran pokok yag ditunda hingga akhir tahun keempat,
melainkan juga semua pembayatan bunga hingga waktu itu. Hal ini membawa kita kembali pada
pengertian keekivalenan ekonomi. Jika tingkat bunga konstan pada 10% untuk rancangan-
rancangan seperti yang terlihat dalam Tabel 3-1, keseluruhan empat rancangan ini ekivalen. Hal
ini menganggap bahwa seseorang dapat secara bebas meminjam dan meminjamkan pada tingkat
bunga 10%. Dengan demikian, untuk kita tidak ada bedanya apakah pokok dibayarkan selama
dalam umur pinjaman (Rancangan 1 dan 3) atau baru dibayarkan kembali pada akhir tahun
keempat (Rancangan 2 dan 4).
Keekivalenan ekonomi pada umumnya ditetapkan, apabila untuk kita tidak ada bedanya antara
pembayaran di masa datang, deret pembayaran di masa datang, atau jumlah uang pada saat
sekarang. Untuk melihat mengapa keempat rancangan dalam Tabel 3-1 itu ekivalen pada 10%,
kita dapat memplot jumlah terhutang pada awal setiap tahun (kolom 2) terhadap tahunnya.
Daerah di bawah kurva yang dihasilkan menyatakan dollar-tahun dari uang yang terhutang.
Sebagai contoh, dollar-tahun untuk Rancangan 1 sama dengan 20.000, sebagaimana diperoleh
dari grafik ini:
Apabila total dollar-tahun dihitung untuk setiap rancangan dan dibagi dengan total bunga yang
dibayar selama empat tahun (jumlah dari kolom 3), nisbah (ratio) yang didapatkan nilainya
konstan: Karena nisbahnya konstan sebesar 0,10 untuk semua rancangan, kita dapat
menyimpulkan bahwa semua metode pembayaran kembali dipertimbangkan dalam Tabel 3-1
adalah ekivalen, meskipun masing-masing menunjukkan total pembayaran akhir tahun yang
berbeda seperti tampak pada kolom 6. Ketidaksamaan dollar-tahun pinjaman, berdasar dirinya
sendiri, tidak harus berarti bahwa rancangan-rancangan pembayaran kembali pinjaman tadi
ekivalen ataupun tidak ekivalen. Secara singkat, keekivalenan terjadi apabila total bunga yang
dibayar, dibagi oleh dollar-tahun pinjaman, merupakan nisbah yang konstan di antara rancangan-
rancangan keuangan itu.
Satu hal penting terakhir yang perlu ditekankan adalah bahwa rancangan-rancangan
pengembalian pinjaman pada tabel 3-1 hanya ekivalen pada tingkat bungan 10%. Jika
rancangan-rancangan ini dievaluasi dengan metode-metode yang selanjutkan akan diberikan
dalam bab ini, pada tingkat bunga selain 10% dapat diidentifikasi bahwa salah
satu rancangan lebih unggu daripada tiga yang lain. Umpamanya, bila $8.000 tlah dipinjamkan
pada tingkat bunga 10% dan selanjutnya biaya uang yang dipinjam naik menjadi 15%, pihak
yang meminjamkan akan lebih menyukai Rancangan 1 agar dapat memperoleh kembali dananya

34
dengan cepat sehingga memungkinkan menanamkan kembali dana itu di tempat lain pada tingat
bunga yang lebih tinggi.
Dari uraian ekivalensi tersebut dapat dirangkum secara ringkas sebagai berikut:
Rangkaian dua arus kas disebut ekivalen pada suatu tingkat bunga tertentu, jika dan hanya jika,
keduanya mempunyai nilai (worth) yang sama pada tingkat bunga tersebut. 1. Nilai harus
dihitung untuk periode waktu yang sama (paling banyak digunakan adalah waktu sekarang,
tetapi setiap titik pada rentang waktu yang ada dapat digunakan)
2. Ekivalensi tergantung pada tingkat bunga yang diberikan (arus kas tidak akan akivalen pada
tingkat bunga yang berbeda)
3. Ekivalensi arus kas tidak harus berarti bahwa pemilihan arus kas tidak penting. Pasti ada
alasan mengapa suatu arus kas lebih dipilih dari yang lainnya.

Contoh 3-1
Berapa nilai sekarang dari pembayaran $3,000 yang akan anda terima 5 tahun dari sekarang, jika
anda dapat menginvestasikan uang anda pada tingkat 8% dibungakan tahunan?
P = F / (1+I)N = 3,000 / (1.08)5 = $2,042
Jadi, arus kas $2,042 saat ini ekivalen dengan arus kas $3,000 pada akhir tahun kelima, pada
tingkat bunga 8%.

Jika kita ingin mencari ekivalensinya pada tahun ke-3, kita bisa mulai pada waktu ke-0 dan
menggandakan bunganya, atau mulai pada tahun ke-5 dan menarik arus kas ke belakang:
F3 = P0(1+0.08)3 = 2,042(1.08)3 = $2,572 . Atau
P3 =F5 / (1+0.08)3 = 3,000 / (1.08)3 = $2,572

3.6 Diagram dan Notasi Arus Kas

Diagram arus kas


Diagram arus kas menggunakan beberapa konvensi:
1. Garis horizontal merupakan suatu skala waktu (time scale), dengan pergerakan waktu dair kiri
ke kanan. Label-label periode (seperti tahun, kuartal, bulan) dapat digunakan untuk interval-

35
interval waktu. Perhatikan, bahwa umumnya akhir Periode 2 berimpitan dengan awal Periode
3.
2. Anak panah menyatakan arus kas dan ditempatkan pada akhir periode. Jika suatu pembedaan
perlu dibuat, anak panah ke bawah menyatakan pengeluaranpengeluaran (arus kas negatif atau
arus kas keluar) dan anak panah ke atas menyatakan penerimaan-penerimaan (arus kas positif
atau arus kas masuk).
3. Diagram arus kas tergantung pada titik pandang siapa yang meninjau (sisi pandang peminjam
atau yang meminjamkan). Hal-hal Kunci: Gunakan garis waktu dan asumsikan periode diskrit

Arus kas terjadi pada akhir suatu periode


• Waktu nol = sekarang/saat ini
• Waktu lima = akhir periode kelima
• Panah mewakili arus kas, seperti:

• Panjang menunjukkan banyaknya


• Arah menunjukkan tanda:
o Penerimaan – arus kas positif (arah panah keatas)
o Pengeluaran – arus kas negatif (arah panah kebawah)

Notasi arus kas


Notasi berikut digunakan dalam rumus-rumus perhitungan bunga majemuk:
i = tingkat bunga efektif per periode buga (biasanya dinyatakan dengan persentase).
N = jumlah periode pemajemukan.
P = Nilai sekarang; suatu nilai keekivalenan dari satu atau lebih arus kas pada suatu titik
acuan waktu yang disebut sekarang / saat ini.
F = Nilai masa depan pada akhir periode N (suatu nilai keekivalenan dari satu atau lebih arus
kas pada suatu titik acuan waktu yang disebut sebagai masa depan.)

36
A = Arus kas yang seragam pada akhir setiap periode dari 1 sampai N (suatu anuitas)
G = Gradien konstan (meningkat atau menurun) dalam arus kas akhir periode (gradien
aritmatik)

CONTOH 3-1
Sebelum mengevaluasi manfaat ekonomi dari suatu usulan investasi, Perusahaan XYZ meminta
agar para insinyurnya mengembangkan suatu diagram arus kas dari usulan itu. Sebuah investasi
sebesar $10.000 dapat dilaksanakan apabila menghasilkan pendapatan tahunan tetap sebesar
$5.310 selama 5 tahun dan kemudian nilai sisanya sebesar $2.000 pada akhir tahun kelima. Pada
akhir setiap tahun, pengeluaran tahunan untuk operasi dan pemeliharaan proyek akan sebesar
#3.000. Gambarlah suatu diagram arus kas selama umur proyek yaitu 5 tahun. Gunakan titik
pandang perusahaan.

Penyelesaian:
Investasi awal sebesar $10.000 dan pengeluaran tahunan sebesar $3.000 merupakan arus kas
keluar, sedangkan pemasukan tahunan dan nilai sisa merupakan arus kas masuk. Perhatikan
bahwa awal dari suatu tahun tertentu adalah akhir dari tahun sebelumnya. Umpamanya, awal dari
tahun kedua merupakan akhir dari tahun kesatu. Contoh 3-2 memperlihatkan suatu situasi arus
kasnya dinyatakan dalam bentuk table untuk memudahkan analisis perencanaan/rancangan.

CONTOH 3-2
Dalam renovasi suatu gedung perkantoran kecil milik perusahaan, telah diidentifikasi dua
alternatif kelayakan untuk memperbaiki pemanasan, ventilasi, dan system pendingin ruangan
(HVAC = heating, ventilation, and air conditioning). Salah satu diantara Alternatif A atau B
harus dilaksanakan. Biaya-biayanya adalah sebagai berikut:

Alternatif A (overhaul sistem HVAC yang sudah ada)


Biaya peralatan, tenaga kerja, dan bahan perbaikan $18.000

37
Biaya listrik per tahun $32.000
Biaya untuk pemeliharaan per tahun $2.400

Alternatif B (Memasang suatu sistem HVAC baru dengan memanfaatkan saluran yang ada)
Peralatan, tenaga kerja dan bahan untuk pemasangan $60.000
Biaya listrik per tahun $9.000
Pengeluaran-pengeluaran untuk pemeliharaan per tahun $16.000
Penggantian komponen utama empat tahun kemudian $9.400
Pada akhir dari delapan tahun, perkiraan nilai sisa untuk Alternatif A sebesar $2.000 dan untuk
Alternatif B sebesar $8.000. Anggaplah bahwa kedua alternatif akan memberikan pelayanan
yang dapat bersaing dalam periode delapan tahun dan anggap bahwa komponen utama dari
Alternatif B yang diganti tidak mempunyai nilai sisa pada akhir tahun delapan. (1) Gunakan
suatu tabel arus kas dan konvensi akhir tahun untuk membuat tabel arus-arus kas netto untuk
kedua alternatif tersebut. (2) Tentukan selisih arus kas bersih per tahun antara kedua alternatif
(B-A). (3) Hitung selisih kumulatif sampai akhir tahun kedelapan. (Selisih kumulatif adalah
jumlah selisih-selisih, B-A, dari tahun nol hingga tahun delapan).

Penyelesaian:
Tabel arus kas (titik pandang perusahaan) untuk contoh ini ditunjukkan pada tabel 3-2.
Berdasarkan pada hasil-hasil ini dapat dibuat beberapa kesimpulan: (1) tidak melakukan apa-apa
bukanlah pilihan—salah satu, A atau B harus dipiih; (2) meskipun arus kas positif dan negatif
tercakup dalam tabel, pada keseimbangannya kita memeriksa dua alternatif ‘hanya biaya”; (3)
suatu keputusan antara dua alternative dapat dibuat semudah selisih arus kas (yaituperbedaan
yang dapat dihindari) seperti yang dapat dilakukan pada arus kas bersih yang berdiri sendiri
untuk alternatif A dan B; (4) Alternatif B memiliki arus kas yang identik dengan alternatif A
kecuali untuk selisih yang ditunjukkan dalam tabel, jadi kalau selisihnya dapat dihindari dengan
“membayar sendiri”, Alternatif B merupakan pilihan yang disarankan; (5) perubahan arus kas
yang disebabkan oleh inflasi atau pengaruh yang dicurigai lainnya dapat dengan mudah
dimasukkan ke dalam tabel dan disertakan dalam analisis; dan (6) membutuhkan waktu 6 tahun
untuk investasi tambahan sebesar $42.000 dalam alternatif B untuk menghasilkan penghematan
dalam pengeluaran tahunan kumulatif yang cukup untuk membenarkan (justify) investasi yang
lebih besar (ini mengabaikan nilai waktu daripada uang). Jadi, alternatif mana yang lebih baik?
Kita dapat menjawab pertanyaan ini kelak bila kita mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap
nilai uang dalam merekomendasikan pilihan-pilihan di antara berbagai alternatif. Harus tampak
bahwa suatu tabel arus kas mengklarifikasi pewaktuan (timing) dari arus kas, asumsi-asumsi
yang dibuat, dan data yang tersedia. Suatu tabel arus kas sering kali sangat berguna bila tingkat
kerumitan suatu situasi menyulitkan untuk memperlihatkan semua arus kas pada sebuah diagram.

38
Titik pandang: Dalam kebanyakan contoh-contoh yang diberikan, titik pandang dari sisi
perusahaan (para penanam modal)-lah yang digunakan

Contoh-3.3
Misalkan anda meminjam $8.000 saat sekarang dengan janji untuk membayar kembali pinjaman
pokok ditambah bunga yang terakumulasi selama empat tahun pada i = 10% per tahun.
Berapakah jumlah yang akan anda bayar kembali pada akhir dari empat tahun itu?
Penyelesaian:

Contoh-3.4
Seorang investor memiliki pilihan untuk membeli tanah luas yang akan bernilai $10.000 dalam
enam tahun. Jika harga tanah meningkat 8% setiap tahun, seberapa besarkah yang masih mau
dibayarkan oleh investor tersebut untuk properti ini?

Penyelesaian:
Harga beli dapat dicari sebagai berikut:
P = $10.000 (P/F, 8%,6) = $10.000 (0,6302) = $6.302

39
F. EVALUASI

Latihan:
1. Berapakah nilai ekuivalensi masa depan pada akhir tahun ke-4 untuk $1000,- diawal tahun
pertama pada tingkat suku bunga 10% per tahun?.
2. Seseorang ingin memiliki $1464,10 dalam 4 tahun. Berapa besar uang yang harus
didepositokan unruk mendapatkan jumlah tersebut pada tingkat suku bunga 10% per tahun?.
3. Seseorang meminjam $1200,- diawal tahun pertama dengan rencana mengembalikannya pada
akhir tahun ke-5. Tetapi diawal tahun ke-3 orang tersebut menambah pinjaman sebesar $800,-
yang akan dikembalikan bersamaan dengan pengembalian pinjaman pertama. Berapa besar
uang yang harus dikembalikan di akhir tahun ke-5 jika pinjaman dilakukan dengan tingkat
suku bunga 12% per tahun?.
4. Seseorang meminjamkan sejumlah uang diawal tahun pertama dengan rencana akan
dikembalikan di akhir tahun ke-2 sebesar $800,- dan $1200,- di akhir tahun ke-5. Berapa
besar uang yang dipinjamkan jika pinjaman dilakukan pada tingkat suku bunga 15% per
tahun?
5. Si A menginvestasikan sejumlah uang di awal tahun pertama. Di awal tahun ke-3, orang
tersebut menambah investasinya sebesar 1,5 kali investasi pertama. Jika tingkat suku bunga
10% per tahun, dan dikehendak iagar nilai investasinya menjadi $2000,- di akhir tahun ke-5.
Berapa besar investasi yang dilakukan di awal tahun pertama dan di awal tahun ke-3.
6. Jika investasi sebesar Rp1000,- di awal tahun pertama dan Rp1500 di awal tahun ke-4
memberikan hasil Rp4200,- pada akhir tahun ke-5. Berapakah tingkat suku bunga yang
berlaku?
7. Hitung tingkat suku bunga dari arus kas berikut agar biaya yang dikeluarkan ekuivalen dengan
keuntungan yang diperoleh.

8. Berapa waktu yang diperlukan untuk menggandakan uang sebesar 1 juta rupiah menjadi 2 juta
rupiah dengan tingkat suku bunga 15% per tahun.

G. REFERENSI
• Sullivan, Wicks, Luxhoj, “Engineering Economy”, 12th Edition, Pearson Education, Inc., 2003,
New Jersey, USA - Chapter 3

40
• Thuesen, G.J. & Fabrycky, W.J., ” Engineering Economy”, 9th Edition, Prentice Hall, Inc.,
2001, New Jersey, USA - Chapter 2
• DeGarmo, Sullivan, Bontadelli, Wicks, ” Ekonomi Teknik”, Edisi kesepuluh Bahasa Indonesia,
PT Prenhallindo, 1999, Jakarta Bab 3
• Newnan, Donald G., “Engineering Economic Analysis”, Engineering Press,Inc., 1992,
California, USA Grant, Ireson, Leavenworth, “Principles of Engineering Economy”, John
Wiley&Sons, 1990, Singapore Chapter 4.

41

Anda mungkin juga menyukai