Anda di halaman 1dari 24

PENGANGGARAN

Anggaran Modal, Anggaran Neraca, dan Anggaran Kinerja (Performance)

Dosen Pengampu : Dra. Nyoman Abundanti, M.M.

Disusun oleh :

I Gusti Komang Wisnu Nananjaya (1907521200)

A.A. Istri Agung Pramithasari T. (1907521212)

Diyan Ranuseto (1907521226)

Putu Adi Saputra (1907521236)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-
Nya makalah yang berjudul “Anggaran Modal, Anggaran Neraca, dan Anggaran Kinerja
(Perfomance)” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa RMK ini masih jauh dari kata sempurna dan perlu pendalaman
lebih lanjut. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
konstruktif. Akhir kata, kami berharap RMK ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 25 April 2022

Kelompok 8
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Penganggaran Modal ......................................................................... 5

2.2 Perhitungan Produksi Selama Umur Ekonomis ................................................. 6

2.3 Perhitungan Kebutuhan Investasi ........................................................................ 9

2.4 Pengertian Anggaran Neraca .............................................................................. 14

2.5 Penyusunan Anggaran ......................................................................................... 14

2.6 Neraca.................................................................................................................... 18

3.1 Pengertian Anggaran Kinerja ............................................................................. 19

3.2 Analisis Rasio Keuangan ..................................................................................... 20

3.3 Laporan Kinerja................................................................................................... 21

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 22

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anggaran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke
dalam bentuk operasional (Siregar, 2014: 113). Keunggulan Anggaran (Hery, 2015: 620)
Menyatakan bahwa anggaran memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk melakukan
perencanaan dan pengendalian kuantitatif terhadap aktivitas perusahaan, sebagai berikut :
a) Mencegah terjadinya pemborosan di dalam operasi perusahaan dan dapat
mengatur sistem pengendalian & mengidentifikasi sumber daya. Melakukan
strategi mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efesien dapat
memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan penghematan-penghematan
secara signifikan terhadap sumber daya yang dimilikinya.
b) Selama periode anggaran dilakukan koordinasi hal-hal yang dapat memenuhi
tujuan organisasi. Suksesnya suatu organisasi dikarenakan mutlak bahwa semua
yang dirancang dilaksanakan sesuai dengan apa yang akan dilakukan. Dengan
adanya sistem koordinasi yang efektif akan memungkinkan untuk saling
menyeimbangi dalam semua aspek guna mencapai tujuan organisasi secara
totalitas.
c) Menginformasikan perencanaan atau tujuan dan menetapkan tindakan. Dengan
anggaran, rencana dan tujuan yang sudah dibuat oleh perusahaan dapat diketahui
oleh semua karyawan yang berada di dalam perusahaan itu, sehingga tiap individu
karyawan dapat melaksanakan perannya masing-masing untuk memperoleh
keseluruhan tujuan organisasi.
d) Pengarahan dan memotivasi penerapan rencana. Pemimpin hendaknya berperan
memberi petunjuk umum, pengarahan, bimbingan, masukan-masukan kepada
karyawannya karena hal tersebut dapat meningkatkan kinerja mereka dan dapat
melaksanakan sesuai rencana.

Ada empat fungsi anggaran yang sesuai dengan fungsi manajemen yakni (Rudianto, 2010: 6) :

1. Planning (Perencanaan) Dengan adanya fungsi ini, anggaran dapat merencanakan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai hal ini berkaitan dengan perusahaan yang akan dihasilkan
dimasa mendatang, antara lain yakni menetapkan produk, bagaimana cara
menghasilkannya, sumber daya yang akan diperlukan, dan sistem memasarkan produk.
2. Organizing (Pengorganisasian) Setiap perusahaan harus mencari sumber daya seperti
bahan baku, mesin untuk pengolahan bahan baku, bangunan yang akan dipakai untuk
pengolahan produk, tenaga kerja yang akan dibutuhkan, dan modal yang dapat menunjang
kegiatan perusahaan tersebut, dengan adanya ini perusahaan dapat merealisasikan rencana
yang telah ditetapkan.
3. Actuating (Menggerakan) Mengarahkan dan mengelola sumber daya yang telah diperoleh
agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Controlling (Pengendalian) Memastikan bahwa setiap sumber daya telah dikelola dengan
baik dan efesien dengan rencana yang telah dibuat oleh perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian enganggaran modal ?
2. Bagaimana perhitungan produksi selama umur ekonomis ?
3. Bagaimana mengetahui perhitungan kebutuhan investasi ?
4. Bagaimana mengetahui pengertian anggaran neraca ?
5. Bagaimana penyusunan anggaran neraca ?
6. Apa yang dimaksud neraca ?
7. Apa pengertian anggaran kinerja?
8. Bagaimana analisis rasio keuangan ?
9. Bagaimana tahapan laporan kinerja ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penganggaran modal.
2. Untuk mengetahui perhitungan produksi selama umur ekonomis.
3. Untuk mengetahui perhitungan kebutuhan investasi.
4. Untuk mengetahui pengertian anggaran neraca.
5. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan anggaran neraca.
6. Untuk mengetahui neraca.
7. Untuk mengetahui pengertian anggaran kinerja.
8. Untuk mengetahui analisis rasio keuangan.
9. Untuk mengetahui tahapan laporan kinerja.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penganggaran Modal

Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses memilih peluang alternatif jangka
panjang yang optimum. Prosedur ini memungkinkan kita untuk menentukan arah alokasi sumber
daya perusahaan. Penganggaran modal meliputi perhitungan lamanya waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan kembali dana investasi, pengembalian yang diperoleh atas suatu usulan
proyek, dan nilai sekarang bersih (NPV) dari arus kas yang dihasilkan.

Penganggaran modal (capital budgeting) digunakan untuk melukiskan tindakan


perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru
untuk memperkenalkan produk baru, untuk memodernisasi fasilitas pabrik. Penganggaran modal
yaitu suatu konsep investasi dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal
melibatkan suatu peningkatan (penanam) dana dimasa sekarang.

Jenis investasi dapat diklasifikasikan menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Investasi tidak menghasilkan laba


Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau syarat kontrak yang telah disetujui.
Contoh : pemasangan instansi pembersih air limbah
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya
Tujuan investasi untuk menaikkan laba, tetapi laba yang diharapkan akan diperoleh
perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti Pedoman yang
biasanya dipakai adalah % tertentu hasil penjualan % tertentu dari laba bersih investasi
yang sama dilakukan oleh perusahaan pesaing.
Contoh : Pengeluaran Biaya Promosi, Biaya Peneliti dan Pengembangan dan Biaya
Program Pelatihan dan Pendidikan Karyawan.
3. Investasi dalam penggantian mesin dan equipment
Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan pengantian mesin adalah
informasi akuntansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial.
Penggantian dapat dilakukan, jika biaya diferensialnya berupa penghematan biaya yang
diperoleh dari penggantian suatu mesin dan equipment berjumlah pantas bila
dibandingkan dengan aktiva diferensial.
4. Investasi dalam pelunasan usaha
Merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih
besar dari sebelumnya. Untuk menambah kapasitas akan diperlukan aktiva diferensial
berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan difesial.
Jenis-jenis Keputusan Penganggaran Modal yang Harus Dibuat :
1. Program pengurangan biaya
2. Melakukan kampanye periklanan
3. Penggantian aktiva
4. Perolehan fasilitas baru atau perluasan fasilitas yang sudah ada
5. Analisi merger
6. Evaluasi produk baru dan prosuk yang sudah ada
7. Investasi yang tidak mengejar laba (misalnya; kesehatan dan keselamatan kerja)

2.2 Perhitungan Produksi Selama Umur Ekonomis

Penyusutan merupakan prosedur perhitungan nilai aset selama masa penggunaannya. Setiap
aset akan mengalami penurunan nilai dalam jangka waktu tertentu. Maka dari itu, perusahaan
harus mengetahui penyusutan aktiva supaya dapat berkembang secara seimbang.

• Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Metode yang pertama ini paling sering digunakan dalam akuntansi demi menjaga beban
penyusutan tetap konstan dan simpel sepanjang usia ekonomis aset. Ada dua rumus yang dapat
dipakai dalam metode ini, yakni perhitungan dengan nilai residu dan perhitungan tanpa nilai
residu.

• Perhitungan menggunakan nilai residu

(Harga Perolehan ― Nilai Residu) ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan

Sebagai contoh, sebuah perusahaan membeli mobil operasional pada tanggal 2 Februari 2001
dengan harga Rp350 juta. Mobil itu diperkirakan mempunyai masa pakai 4 tahun dengan nilai
residu Rp100 juta. Besar penyusutan per tahunnya, yakni

(Rp350.000.000 ― Rp100.000.000) ÷ 4 tahun = Rp62.500.000

• Perhitungan tanpa nilai residu

Harga Perolehan ÷ Umur Ekonomis = Penyusutan

Misalnya, suatu perusahaan membeli mesin produksi senilai Rp300.000.000 pada tanggal 30
Maret 2004. Mesin tersebut diperkirakan tak akan mempunyai nilai residu pada masa akhir
pemakaian dan bisa beroperasi sampai 6 tahun. Artinya, masa penyusutan mesin per tahun, yaitu

Rp300.000.000 ÷ 6 tahun = 50.000.000

• Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)


Cara menghitung penyusutan aktiva yang kedua adalah metode saldo menurun ganda. Metode ini
dipakai untuk mengkalkulasikan biaya penyusutan pada mesin produksi. Ini karena performa
mesin umumnya bagus pada awalnya, tetapi cenderung menurun saat mendekati masa akhir
pemakaian. Metode saldo menurun ganda menggunakan rumus perhitungan berikut:

(Harga Perolehan ÷ Umur Ekonomis) × 2 = Penyusutan

Contohnya, PT Sinar membeli mesin produksi seharga Rp250.000.000 pada tanggal 15 April
2006. Mesin tersebut diperkirakan tak mempunyai nilai residu pada masa akhir pemakaian dan
bisa beroperasi selama 8 tahun. Beban penyusutan per tahun dari mesin itu, yakni

Penyusutan Akhir Tahun Pertama = (Rp250.000.000 ÷ 8 tahun) × 2 = Rp62.500.000

Penyusutan Akhir Tahun Kedua = (Rp187.500.000 ÷ 8 tahun) × 2 = Rp46.875.000

dan seterusnya.

• Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years’ Digits Method)

Metode penyusutan berikutnya yang dapat Anda gunakan adalah metode jumlah angka tahun.
Adapun rumus metode penyusutan jumlah angka tahun yaitu:

Biaya Penyusutan = [Umur Ekonomis X (Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu)] / Jumlah
Angka Tahun

Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta dalam 5 tahun mendatang, dengan
estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Jika menggunakan metode jumlah angka tahun,
biaya penyusutannya yaitu sebagai berikut:

p> Jumlah angka tahun = 1+2+3+4+5 = 15

Maka perhitungan biaya penyusutan per tahunnya adalah:

Dengan demikian, jika perusahaan A ingin nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta, maka total
biaya depresiasi wajib ada di angka Rp7 juta, dengan biaya penyusutan per tahun seperti tertera
di atas.

• Metode Unit Produksi (Units of Production Method)


Dalam metode ini, nominal dari penyusutan yang dikeluarkan pada masa tertentu mempunyai
nilai proporsional. Nilai tersebut seimbang dengan kapasitas produksi dibandingkan dengan
perkiraan kapasitas produksi maksimal selama usia ekonomis aset. Metode unit produksi
banyak dipakai oleh perusahaan manufaktur untuk menggambarkan sisa usia dari aktiva
mereka. Rumusnya sebagai berikut:

(Harga Perolehan ― Harga Residu) × (Pemakaian ÷ Kapasitas Maksimal) = Penyusutan

Sebagai contoh, PT Makmur Maju membeli mobil keluaran terbaru untuk operasional pada 20
November 2015. Mobil tersebut memiliki harga Rp400.000.000 dan dibayar secara tunai.
Empat tahun kemudian, perusahaan bermaksud menjual mobil dengan harga Rp100.000.000.
Mobil yang dibeli dapat menempuh jarak sampai 100.000 km. Namun, mobil itu sekarang telah
menempuh jarak 50.000 km selama pemakaian. Biaya penyusutannya, yaitu

(Rp400.000.000 ― 100.000.000) × (50.000 km ÷ 100.000) = Rp150.000.000

• Penyusutan Satuan Hasil Produksi

Metode penyusutan aktiva tetap yang terakhir adalah berdasarkan satuan hasil produksi.
Dengan menggunakan cara ini, Anda bisa mengetahui nilai depresiasi aktiva berdasarkan
berapa banyak produk dibuatnya. Rumus metode penyusutan berdasarkan satuan hasil produksi
yaitu:

Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi / Total Produksi Usia Ekonomis) X (Biaya


Perolehan - Nilai Residu)

Perusahaan A ingin menjual 1 mesin produksi seharga Rp8 juta berkapasitas kapasitas produksi
100 ribu kali, dengan estimasi nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta. Adapun data produksi per
tahunnya adalah sebagai berikut:

Tahun ke-1 = 15,000

Tahun ke-2 = 22,000

Tahun ke-3 = 25,000

Tahun ke-4 = 21,000

Tahun ke-5 = 17,000

Jika menggunakan metode satuan hasil produksi, biaya penyusutannya yaitu sebagai berikut:
Dengan demikian, jika perusahaan A ingin nilai residu saat dijual adalah Rp1 juta, maka total
biaya depresiasi wajib ada di angka Rp7 juta, dengan biaya penyusutan dan jumlah produksi per
tahun seperti tertera di atas.

2.3 Perhitungan Kebutuhan Investasi

Ada beberapa alat analisa atau metode dalam keputusan investasi. Metode yang sering
digunakan antara lain:

• Metode Net Present Value

“Net present value” adalah selisih antara nilai sekarang dari cash flow dengan nilai sekarang
dari investasi. Dengan metode ini pertama yang harus dilakukan adalah menghitung present
value dari penerimaan dengan tingkat discount rate tertentu, kemudian dibandingkan dengan
present value dari investasi. Keputusan dari penilaian dengan metode ini bila selisih antara PV
dari cash flow lebih besar berarti nilai NPV bernilai positif, artinya investasi yang dijalankan
layak, dan sebaliknya apabila selisih PV dari cash flow lebih kecil dibanding dengan PV
investasi, maka investasi dipandang tidak layak.

Net present value = (C1:(1+r)) + (C2:(1+r)2) + (C3:(1+r)3) + … + (Ct:(1+r)t) – C0

Keterangan:

Ct = arus kas per tahun dalam periode tertentu,

C0 = nilai investasi awal pada tahun nol

r = suku bunga dalam bentuk prosentase

Jika sudah mengetahui rumusnya berikut ini adalah cara melakukan perhitungannya:

1. Jumlahkan semua present value dengan pengeluaran selama satu tahun terakhir dan total
keuntungan juga selama satu tahun terakhir

2. Lakukan penjumlahan dari nilai future value total keuntungan dengan present value total
pengeluaran lalu cari selisihnya dari kedua nilai tadi.

Contoh:
Perusahaan akan membeli mesin produksi untuk menaikkan jumlah produksinya. Harga mesin
Rp 150 juta dan suku bunga 12% setiap tahun. Arus kas masuk sekitar Rp 50 juta dalam periode
lima tahun. Apakah rencana pembelian tersebut bisa dilanjutkan?

Ct = 50 juta rupiah

C0 = 150 juta rupiah

r = 12 persen = 0,12

Jawaban:

(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

= 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta dan itu artinya rencana investasi bisa dilanjutkan.

Pada dasarnya, net present value adalah perhitungan perkiraan arus kas yang nantinya bisa
menjadi dasar untuk melihat proses investasi berjalan. Dengan adanya metode NPV ini,
perusahaan jadi lebih mudah memperhitungkan arus masuk tanpa mengabaikan aliran kas
selama investasi berjalan. Lebih memudahkan juga untuk mencari tahu apakah investasi yang
akan dilakukan layak dan bisa memberikan keuntungan pada perusahaan atau tidak.

• Metode Payback Period

“Payback period” adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto (net cash flows).
Dengan demikian payback period dari suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Apabila proceeds setiap tahunnya sama jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi
dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.

Payback period = Nilai investasi : Kas masuk bersih

Berbeda dengan cara perhitungan payback period saat arus kas yang dimiliki perusahaan berbeda,
maka rumusnya adalah:

PP = n + a : b x 1 tahun

keterangan:

PP = payback period
n = syarat periode pengembalian modal investasi

a = jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)

b = arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)

• Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang sama

Sebuah manajemen pada perusahaan PT ABC sedang melakukan pertimbangan untuk membeli
alat produksi pada komponen elektronika. Dengan adanya pembelian mesin produksi berharga
Rp 250 jt, makan keuntungan bersih yang bisa diperoleh dari adanya tambahan mesin tersebut
adalah Rp 70 per tahunnya. Lantas, berapakah payback period time untuk mesin tersebut?

Jawaban:

Nilai Investasi = Rp. 250.000.000,-

Kas Masuk Bersih = Rp. 70.000.000,-

periode pengembalian modal = ?

periode pengembalian modal = Nilai Investasi : Kas Masuk Bersih

periode pengembalian modal = Rp. 250.000.000,- : Rp. 70.000.000,-

periode pengembalian modal = 3,57 tahun

Berdasarkan perhitungan di atas, maka waktu payback period atau periode pengembalian modal
untuk suatu mesin produksi adalah 3,57 tahun.

• Contoh perhitungan payback period dengan arus kas yang berbeda

Terdapat suatu usulan proyek investasi senilai Rp 600.000.000 umur ekonomis 5 tahun, syarat
periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun adalah tahun 1 sebesar Rp 300.000.000,
tahun 2 sebesar Rp 250.000.000, tahun 3 Rp 200.000.000, tahun 4 sebesar Rp 150.000.000, dan
tahun 5 Rp 100.000.000.

Dalam contoh tersebut, diketahui bahwa arus kas setiap periode (pertahun) tidak sama, sehingga
untuk menghitung payback period dari contoh tersebut bisa dilakukan dengan cara berikut ini:

Tahun 1 : Rp 300.000.000

Tahun 2 : Rp 250.000.000 menjadi Rp 550.000.000

Tahun 3 : Rp 200.000.000 menjadi Rp 750.000.000

Tahun 4 : Rp 150.000.000 menjadi Rp 900.000.000

Tahun 5 : Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000


PP = n + (a : b) x 1 tahun

PP = 2 + ((Rp 600.000.000 - Rp 550.000.000) : (Rp 750.000.000 - Rp 550.000.000)) x 1 tahun

PP = 2 + 0.25 tahun

PP = 2,25 tahun

Dari contoh perhitungan payback period di atas, dapat diketahui periode pengembalian modal
yaitu sebesar 2,25 tahun atau tepatnya 2 tahun lebih 3 bulan.

• Metode Profitability Index

Profitability Index (PI) merupakan rasio nilai sekarang dari arus kas bebas masa depan terhadap
pengeluaran awal (Arthur, 2005). Walaupun kriteria investasi NPV memberikan suatu nilai
absolut jumlah yang diinginkan dari suatu proyek, profitability index menjadi ukuran relatif yang
diinginkan proposal investasi, yang merupakan rasio nilai sekarang dari manfaat masa depannya
terhadap biaya awal.

Rumus umum dari Profitability Index (Ross et.al., 2008):

Profitability Index (PI) = PV of cash flows subsequent to initial investment / Initial investment

Ketika nilai sekarang dari arus kas bersih suatu proyek lebih besar dari pengeluaran awalnya,
maka NPV proyek tersebut akan positif, menandakan bahwa proyek tersebut bisa diterima, maka
hal ini juga akan terlihat pada profitabililty index yang menunjukkan nilai lebih dari 1, sebagai
nilai sekarang dari arus kas bebas yang lebih besar dari pengeluaran awalnya.

Kriteria NPV dan profitability index pada dasarnya sama, keduanya mempunyai keunggulan yang
sama dibandingkan metode lainnya. Kedua metode ini melakukan penghitungan arus kas,
mengenal pemilihan waktu arus kas, dan konsisten dengan tujuaannya yaitu memaksimalkan
kekayaan pemilik saham. Kelemahan utama dari metode ini yaitu membutuhkan perincian
perkiraan arus kas bebas.

• Metode Average Rate of Return

average rate of return (ARR) atau tingkat pengembalian rata-rata. Metode ARR digunakan untuk
menilai profitaitabilitas investasi berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
tahunan. Konsep yang paling sederhana untuk menghitung ARR dengan membagi laba tahunan
rata-rata dengan usia investasi (jumlah tahun). Untuk memahami lebih dalam, simak contoh kasus
penghitungan ARR berikut ini.
Sebuah perusahaan berencana untuk melakukan investasi beberapa mesin baru untuk
menggantikan mesian yang sudah tidak berfungsi. Mesin baru tersebut dibeli dengan harga
US$420.000 dan akan meningkatkan pendapatan tahunan perusahaan sebesar US$200.000
dengan biaya tahunan mencapai US$50.000. Dengan perkiraan mesin tersebut mempunyai masa
manfaat selama 12 tahun, berapa ARR yang didapat?

Pertama, Anda harus menghitung biaya penyusutan mesin per tahun, yaitu US$420.000 /12 bulan
= US$35.000. Kedua, tentukan laba tahunan rata-ratanya dengan cara mengurangi pendapatan
dengan biaya tahunan dan biaya penyusutan, yaitu US$200.000 – (US$50.000 + US$35.000) =
US$115.000.

• Metode Internal Rate of Return

Secara sederhana, internal rate of return adalah indikator tingkat efisiensi dari sebuah investasi.
IRR juga dikenal sebagai metode untuk menghitung tingkat bunga suatu investasi dan
menyamakannya dengan nilai investasi saat ini berdasarkan penghitungan kas bersih di masa
mendatang.Singkatnya, apabila penghitungan internal rate of return menunjukkan angka lebih
besar daripada modal yang dikeluarkan, jangan ragu untuk melakukan investasi. Begitu pula
sebaliknya, jika hasil penghitungan IRR kurang dari biaya modal, sebaiknya hindari investasi
tersebut.

Pada penghitungan IRR akan diperoleh net present value atau NPV = 0. Untuk bisa
memperoleh hasil akhir IRR, kita harus mencari discount rate yang menghasilkan NPV positif.
Inilah mengapa dibutuhkan rumus penghitungan:

IRR= i1+ NPV1NPV1– NPV2 i2–i1

Keterangan:

IRR= Internal Rate of Return

i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+

i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV –

NPV 1 = Net Present Value positif

NPV 2 = Net Present Value Negatif

Misalnya:

Sebuah pabrik mengusulkan nilai investasi sebesar Rp130.000.000. Arus kas yang dihasilkan
setiap tahunnya sekitar Rp21.000.000 selama 6 tahun. Asumsi rate of return-nya sendiri sekitar
13%. Saat melakukan penghitungan diskonto, NPV yang dihasilkan adalah Rp6.649.000
dengan diskonto sekitar 12% dan Rp659.000 dengan diskonto sekitar 10%.

Selisih bunga diskonto berarti sekitar 2% atau sekitar Rp7.308.000. Jika rumus di atas
diaplikasikan, maka nilai internal rate of return adalah,

IRR = 10% + (659.000 : 7.308.000) x 2%

IRR = 10,18%

Karena asumsi rate of return-nya sekitar 13% berarti angka 10,18% termasuk lebih kecil.
Berdasarkan prinsip dasar IRR, sebaiknya investasi ini kita tolak.

2.4 Pengertian Anggaran Neraca

Definisi Anggaran Neraca :

Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukan implikasi berbagai macam


anggaran pada elemen aktiva dan fasiva yaitu aktiva, utang, dan modal pada tahun
yang akan dating. (Supriyono, 2000 :82)
Budget neraca adalah budget yang berisi posisi financial perusahaan pada suatu
saat tertentu yang akan datang yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global)
dan kurang dijabarkan lebih terperinci. (Munandar, 2001 : 35)
Tujuan dan Manfaat Anggaran :
Tujuan dari anggaran laporan keuangan salah satunya menyusun anggaran neraca.
Anggaran neraca disusun atas dasar neraca awal periode disesuaikan dengan data yang
termuat peda berbagai anggaran periode yang bersangkutan. Anggaran neraca
mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur
dalam melakukan kegiatan produksinya. Terutama dalam hal modal kerja yang
dapat bersumber dari kas maupun utang.
2. Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal
lainnya.
3. Sebagai alat pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin
jalannya perusahaan.
4. Anggaran neraca dapat digunakaan untuk menyoroti sumber daya dan
kewajiban masa depan.
2.5 Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran neraca dibutuhkan beberapa anggaran lain yang
mendukung dalam pembuatan anggaran neraca tersebut antara lain :
1. Anggaran Kas → Menurut Any Agus Kana (2001: 225) dalam buku Anggaran
Perusahaan mengemukakan bahwa : “Anggaran kas adalah perencanaan posisi kas
dalam jangka waktu tertentu yang terdiri dari dua bagian yaitu perencanaan
penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas
keluar)”. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran kas
adalah gambaran atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai
yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi lainnya
yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas atau menunjukkan
aliran kas pada periode tersebut. Anggaran dapat membantu manajemen dalam
pengendalian kas, karena anggaran kas memberikan informasi yang berguna
tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas setiap periode operasi perusahaan.
2. Anggaran Piutang → Anggaran Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari
kreditur kepada debitur yang bersedia melunasi pada waktu mendatang. Piutang
usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Manfaat piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang
yang dijual agar mampu bersaing. Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang
adalah volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu
kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit dan kebijakan penagihan piutang.
Langkah dalam menyusun anggaran piutang usaha adalah :
• Pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan.
• Kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat
pembayaran.
• Ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung
taksiran kerugian piutang (bila ada).
• Keempat, menyusun anggaran piutang.
3. Anggaran Utang dan Modal → Anggaran utang adalah anggaran untuk
memperoleh dan membayar utang. Utang kebalikan dari piutang. Utang adalah
kewajiban debitor (peminjam) untuk melaksanakan sesuatu kepada kreditor
(pemberi pinjaman) selama jangka waktu tertentu. Istilah utang dagang digunakan
untuk perusahaan dagang, sedangkan utang usaha digunakan untuk bermacam
perusahaan. Manfaat utang dan modal adalah :
• Kemajuan perusahaan bila utang tersebut dikelola dengan baik.
• Ekspansi kegiatan perusahaan dan kegiatan produksi.
• Sebagai modal kerja.
• Untuk membiayai aset tak lancar.
4. Anggaran Laba Rugi → Laporan laba rugi yang dianggarkan memuat ringkasan
proyeksi dari berbagai komponen pendapatan dan biaya selama periode anggaran
ini dapat dibagi menjadi kuartalan bahkan bulanan tergantung pada kebutuhan (Jae
K.Shim & Joel G Siegel). Budget laporan laba rugi adalah budget tentang
penghasilan dan biaya perusahaan yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar
(global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, misal taksiran semesteran,
taksiran tahunan dan sebagainya (Munandar,2001:29). Anggaran laporan laba rugi
digunakan tujuan dari penyusuanan anggaran operasional. Oleh karena itu, dalam
penyusunan anggaran laba rugi dibutuhkan unsur-unsur dari anggaran
operasional, antara lain : anggaran penjualan, anggaran pembelian, anggaran
beban penjualan dan administrasi. Dalam penyusunan anggaran laba-rugi
diperlukan juga perhitungan juga perhitungan bunga pinjaman di bank. Setelah
adanya anggran laba rugi kita dapat membuatkan anggaran laba ditahan yang
berguna untuk penyusunan anggaran neraca.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun anggaran neraca sebgai berikut (M.
Nafarin, 2007 : 11) :
1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
2. Data masa lalu.
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik pesaing.
5. Kemungkinan adanya perubahaan kebijakan pemerintah.
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
Faktor yang dapat mempengaruhi anggaran neraca sebagai berikut :
Akun Neraca
Faktor Yang Berpengaruh
Aktiva
Saldo awal kas pada suatu periode ditambah dengan penerimaan
Kas
kas dan dikurangi dengan pengeluaran kas pada suatu periode.
Saldo awal piutang usaha ditambah dengan penjualan kredit pada
Piutang Usaha satu periode dikurangi dengan penerimaan piutang usaha.
Persediaan Persediaan pengaman / safety stock.
Jumlah transaksi pembelian dan pemakaiannya pada suatu periode
Perlengkapan Usaha tertentu.
Nilai aktiva tetap pada awal suatu periode ditambah dengan
rencana pembelian aktiva tetap baru dikurangi dengan nilai aktiva
Aktiva Tetap tetap yang dijual pada suatu periode.
Kewajiban
Saldo utang usaha pada awal periode ditambah dengan pembelian
Utang Usaha kredit yang direncanakan dikurangi dengan jumlah utang usaha
yang akan dibayar pada satu periode tertentu.
Saldo utang bank pada awal periode ditambah dengan jumlah
Utang Bank kredit baru yang akan diterima dari bank dikurangi dengan utang
bank yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode tertentu.
Saldo utang obligasi pada awal periode ditambah dengan jumlah
obligasi baru yang akan diterbitkan pada periode ini dikurangi
Obligasi
dengan obligasi yang jatuh tempo dan akan dibayar pada periode
tertentu.
Jumlah lembar saham yang beredar pada awal periode ditambah
Modal Saham dengan jumlah lembar saham baru yang akan diterbitkan
dikalikan dengan nominalnya.
Saldo laba ditahan pada awal periode ditambah dengan laba usaha
Laba Ditahan yang dianggarkan dikurangi dengan jumlah deviden yang
direncanakan akan dibagikan pada periode tersebut.

Dari tabel diatas terlihat bahwa anggaran neraca pada akhir suatu periode tertentu
sangat dipengaruhi oleh saldo awal periode dari setiap elemen yang ada pada neraca. Ini
berarti, neraca pada awal tahun akan berpengaruh langsung pada anggaran neraca pada
akhir periode tersebut. Setelah neraca pada awal periode diketahui, maka anggaran neraca
pada akhir periode akan dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai hal yang
mempengaruhi kenaikan dan penurunan setiap elemen neraca tersebut.
2.6. Neraca
Untuk menyusun anggaran neraca, metode yang paling mudah adalah
menggunakan persamaan akuntansi dasar. Di mana di dalam metode tersebut didasarkan
pada persamaan bahwa jumlah aktiva akan selalu sama dengan besarnya utang/kewajiban
dan modal/ekuitas dari suatu badan usaha tertentu.

AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS

Setiap kali terjadi penambahan di dalam salah satu komponen aktiva suatu badan
usaha, selalu akan disertai dengan penambahan di dalam komponen kewajiban atau
ekuitas atau pengurangan pada salah satu komponen aktiva lainnya. Demikian pula, jika
terjadi pengurangan pada salah satu komponen aktiva, selalu akan disertai dengan
pengurangan di dalam komponen kewajiban atau ekuitas atau penambahan pada salah
satu komponen aktiva lainnya.
2.7. Pengertian Anggaran Kinerja (Performance)

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (suatu jumlah) periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu dan dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan
barang/jasa. (M.Nafarin, 2007:11).
Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu
periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari anggaran
diantaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan (Catur dan Safrida, 2010:2).
Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Kinerja seorang karyawan akan baik bila mempunyai keahlian
(skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian,
mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik. Jika kinerja karyawan (indiviual
performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga
baik(Prawirosentono, 1999).

2.8. Analisis Rasio


Analisis Rasio adalah satu angka yang dibandingkan dengan angka lain sebagai suatu
hubungan. Menurut Jonathan Golin, berpendapat bahwa rasio adalah suatu angka digambarkan
dalam suatu pola yang dibandingkan dengan pola lainnya serta dinyatakan dalam persentase.
Sedangkan keuangan adalah sesuatu yang berhubungan dengan akuntansi seperti pengelolaan
keuangan dan laporan keuangan. Analisis rasio keuangan digunakan oleh dua pengguna utama,
yakni investor dan manajemen. Investor menggunakan analisis rasio untuk melihat apakah
perusahaan itu investasi yang bagus atau tidak.

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisis yang
digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba,
dan Arus Kas dalam periode tertentu.

Fungsi Analisis Rasio

• Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio): Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan melihat aktiva lancar
perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
• Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover ratio): Rasio perputaran persediaan
mengukur aktivitas atau likuiditas perusahaan dilihat dari ketersediaan barang. Rasio
ini menunjukkan efisiensi di mana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
• Rasio Aktivitas (Activity Ratio): Rasio aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda.
• Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (Profitability Ratio): Merupakan rasio yang
menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan dibanding penjualan atau aktiva.
• Rasio Investasi (Investment Ratio): Merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memberikan kembalian atau imbalan kepada para pemberi dana,
khususnya investor yang ada di pasar modal dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan dari adanya Analisis Rasio dalam sebuah perusahaan :

• Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan posisi


keuangan dimasa yang akan datang.
• Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional
maupun, keuangan.
• Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan

2.9. Penyusunan Laporan Kinerja


Laporan Kinerja secara sederhana merangking aktivitas dan proses bisnis dibanding
pengeluaran (expenses). Tahap-tahap dalam memfinalkan suatu anggaran di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Membuat rencana dan anggaran untuk seluruh proses bisnis dan setiap aktivitas dalam proses
bisnis dan aktivitas setiap departemen. Setelah anggaran berbasis aktivitas disusun, maka
dilakukan review dan perlu diujicobakan pada sebuah departemen.
2. Mengevaluasi performance yang dianggarkan dengan sasaran. Dalam hal ini, anggaran yang
disiapkan (anggaran pendahualuan) harus di bandingkan dengan sasaran strategik. Perbedaan
antara performance yang dianggarkan dengan sasaran strategik seharusnya menghasilkan suatu
modifikasi pada aktivitas yang dianggarkan dan sumber daya yang dihasilkannya. Jika target
biaya tidak dapat dipenuhi, manajer proses bisnis dan aktivitas seharusnya mengidentifikasi
peluang perbaikan tambahan.
3. Mengevaluasi performance dan cost trade off. Dalam hal ini, jika terjadi perbedaan antara
performance dari aktivitas/proses bisnis dengan target biaya, maka trade off perlu dibuat.
4. Memfinalkan biaya dari aktivitas dan proses bisnis dengan sasaran performance. Dalam hal
ini, organisasi harus mengawali anggaran dengan aktivitas.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Anggaran merupakan metode untuk menerjemahkan tujuan dan strategi organisasi ke
dalam bentuk operasional (Siregar, 2014: 113). Terdapat beberapa perhitungan selama umur
ekonomis dengan metode yang bervariasi sehingga digunakan sesuai kebutuhan, misalnya
Metode Garis Lurus, Metode Saldo Menurun Ganda, dan lain lain. Dalam berinvestasi hendaknya
kita melakukan perhitungan kebutuhan investasi seperti menggunakan Net Present Value,
Internal Rate Of Return, Payback Period, dan lain sebagainya.
Penyusunan anggaran neraca mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja bagi perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur dalam melakukan
kegiatan produksinya. Terutama dalam hal modal kerja yang dapat bersumber dari kas maupun
utang.
2. Sebagai pengecek terakhir mengenai kekuatan matematis dari semua jadwal lainnya.
3. Sebagai alat pengawas kerja yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya
perusahaan.
4. Anggaran neraca dapat digunakaan untuk menyoroti sumber daya dan kewajiban masa depan.
Mahmudi (2011) menjelaskan bahwa angaran berbasis kinerja adalah sistem
penganggaran yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara anggaran (input) dengan
keluaran (output) dan hasil (outcome) yang diharapkan dari kegiatan dan program termasuk
efisiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Enni Savitri, SE, MM. Ak. (2016). PENGANGGARAN PERUSAHAAN II.
Rudianto, Peanggaran, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2009.
https://www.scribd.com/document/327419328/Anggaran-neraca
https://www.akseleran.co.id/blog/cara-menghitung-penyusutan/

https://www.ocbcnisp.com/en/article/2021/06/28/penyusutan-aktiva-tetap

https://accurate.id/akuntansi/pengertian-biaya-penyusutan/

http://repository.uki.ac.id/4438/1/ManajemenKeuanganII.pdf

http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2017/03/cara-menghitung-kebutuhan-dana-
investasi.html

https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/07/modul-8-Penggaran-perusahaan-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai