1. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara agraris sangat kaya akan bahan pakan sumber serat
yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan pokok bagi ternak ruminansia. Bahan pakan
sumber serat tersebut terutama berupa limbah pertanian misalnya jerami padi, jerami
jagung, jerami kedele, pucuk tebu, di samping bahan pakan sumber serat yang berasal
dari rumput lapangan ataupun rumput unggul. Bahan pakan sumber serat yang berupa
limbah pertanian sangat potensi sebagai pakan ternak ruminansia terutama pada
musim kemarau saat rumput sulit didapatkan dan di daerah-daerah lahan kering.
Limbah pertanian juga berpotensi sebagai pakan campuran rumput untuk mengurangi
penggunaan rumput. Hal ini dapat mengurangi waktu dan tenaga untuk mencari
rumput sehingga dapat digunakan untuk memelihara ternak dalam jumlah yang lebih
banyak.
Tetapi walaupun sangat potensi sebagai sumber serat, satu kendala
penggunaan limbah pertanian sebagai pakan ternak ruminansia adalah kandungan
nutrisi dan daya cernanya lebih rendah dibanding rumput atau bahan pakan hijauan
lain. Untuk mengatasi kendala dan meningkatkan potensinya sebagai pakan ternak,
maka limbah pertanian harus diolah atau diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum
diberikan pada ternak. Salah satu perlakuan yang mudah diaplikasikan dan
berpengaruh baik terhadap peningkatan kualitas limbah pertanian adalah perlakuan
urea amoniasi. Dalam tulisan ini akan diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan
perlakuan tersebut.
2. Pengertian
Perlakuan urea amoniasi pada jerami padi adalah pemeraman jerami padi
secara padat dalam ruangan tertutup (silo) dengan menggunakan gas atau uap amonia
yang berasal dari urea sebagai bahan aditif.
3. Tujuan
Perlakuan urea amoniasi pada jerami padi bertujuan untuk meningkatkan nilai
nutrisi jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia yang meliputi peningkatan
kandungan protein, konsumsi dan daya cerna sehingga dapat lebih efisien
dimanfaatkan oleh ternak dan dapat memasok zat makanan khususnya energi lebih
banyak pada ternak.
Di samping itu urea amoniasi juga dapat untuk pengawetan jerami padi agar
tidak rusak (berjamur) selama penyimpanan karena amonia yang terikat oleh jaringan
jerami padi dapat mencegah tumbuhnya jamur.
4. Prosedur
Bahan
-
Urea, sebanyak 4 % sampai 5 % dari berat jerami atau 4-5 kg urea untuk setiap
100 kg jerami padi
Air, sebanyak 50 sampai 60 % dari berat jerami padi atau 50-60 liter air untuk
setiap 100 kg jerami padi
Alat
-
Timbangan gantung untuk menimbang jerami padi dan urea (jika sudah sering
membuat, berat jerami padi dapat diukur berdasarkan volume jerami padi
misalnya satu truk, satu pick up, tumpukan atau jumlah ikata, dan berat urea
dapat diukur berdasarkan takaran).
Bak air untuk mencampur urea dan air dalam membuat larutam urea.
Lantai semen atau terpal sebagai tempat untuk mencampur jerami padi dan
larutan urea sebelum dimasukkan ke dalam silo.
Tempat pemeraman atau silo (lihat beberapa gambar pilihan bentuk silo).
Plastik atau terpal yang tidak bocor untuk menutup silo agar uap amonia tidak
menguap.
Beban pemberat untuk menindih penutup silo agar tidak mudah terbuka dan
untuk menekan jerami padi dalam silo agar lebih padat.
Cara
-
Timbang semua jerami padi kering yang akan diberi perlakuan urea amoniasi,
dan bagi kira-kira menjadi 3 atau 4 bagian. Jika perlu dan akan lebih baik jika
semua jerami padi dicacah terlebih dulu.
Timbang urea yang dibutuhkan berdasarkan berat jerami padi (berat urea yang
dibutuhkan = berat total jerami padi dibagi 25 atau 20).
Ukur air yang dibutuhkan (jumlah air = berat total jerami padi dibagi 2).
Campurkan air dan urea, dan aduk rata sampai semua urea terlarut dalam air.
Hamparkan sepertiga atau seperempat bagian jerami padi di atas lantai semen
atau terpal atau di atas lantai silo, tebal hamparan sekitar 30-50 cm.
Jika semua jerami padi dan larutan urea sudah tercampur, tutup tumpukan
jerami padi tersebut dengan plastik atau terpal secara rapat.
Peram jerami padi tersebut dan tunggu sampai proses pemeraman selesai.
Proses pemeraman paling cepat selesai setelah 2 minggu dan akan semakin
baik jika dilakukan lebih lama.
bakteri ureolitik yang terdapat pada jerami padi. Kedua, amonia yang terbentuk
mengubah komposisi dan struktur dinding sel jerami padi yang dapat melonggarkan
atau membebaskan ikatan antara lignin dan selulose atau hemiselulose yaitu dengan
memutus jembatan hidrogen antara lignin dan selulose atau hemiselulose. Kondisi ini
akan mengubah fleksibilitas dinding sel jerami padi sehingga memudahkan penetrasi
enzim yang dihasilkan oleh mikroba rumen dalam proses pencernaan jerami padi
dalam rumen. Secara skematis kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
CO(NH2)2 + H2O
2NH2 + CO2
R-C-O-R* + 2NH3
R-C-NH2 + H-O-R*
padi, 3) urea belum atau tidak terhidrolisis secara sempurna, 4) kurangnya jumlah air
yang digunakan atau kelembaban dalam silo, 5) kurangnya bakteri ureolitik atau
sumber urease dalam jerami padi yang digunakan. Bau amonia yang kurang
kuat/lemah biasanya diikuti dengan bau tidak enak (busuk) dan tumbuhnya jamur.
b. Warna
Warna jerami padi yang diamoniasi dengan baik akan berubah dari coklat
mudah kekuningan (tanpa diamoniasi) menjadi coklat tua dan merata (setelah
diamoniasi) lihat Gambar 1. Warna coklat yang kurang kuat pada jerami padi
amoniasi menunjukkan bahwa proses amoniasi tidak berlangsung dengan baik.
c. Tekstur
Tekstur jerami padi yang tidak diamoniasi keras dan kaku, sedangkan jerami
padi yang telah diamoniasi lebih lembut dan lunak meskipun jerami tersebut sudah
dikeringkan. Semakin lama pemeraman maka tekstur jerami padi amoniasi akan
semakin lembut dan lunak.
d. Tidak berjamur
Amonia dalam proses urea amoniasi dapat mencegah tumbuhnya jamur,
sehingga tidak terdapat jamur pada jerami padi amoniasi walaupun diperam dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini sangat berbeda jika jerami disimpan tanpa proses
amoniasi yang akan timbul jamur atau bau busuk adanya jamur.
Secara kimia keberhasilan proses urea amoniasi jerami padi dapat dilihat
berdasarkan meningkatnya kandungan nitrogen atau protein pada jerami padi
amoniasi. Hal ini dapat diketahui melalui analisis di laboratorium salah satunya
dengan metode kjeldahl. Secara biologis keberhasilan proses urea amoniasi jerami
padi dapat dilihat berdasarkan meningkatnya daya cerna dan konsumsi oleh ternak
termasuk peningkatan produktifitas ternak.
proses tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu 5-10oC. Pada proses reaksi
antara amonia dengan dinding sel jerami padi secara prinsip semakin tinggi suhu
dan tekanan maka proses amoniasi akan berlangsung semakin cepat dan baik.
Suhu yang paling optimal untuk proses tersebut adalah berkisar antara 20-100oC.
Jadi agar proses amoniasi dapat berlangsung dengan baik harus dilakukan dalam
silo yang rapat dan di ruangan terbuka atau terkena sinar matahari langsung.
Aktifitas urease
28
Dedak1
42
Glirisidia1
80
Lamtoro1
112
120
Biji semangka2
335
Biji labu2
755
Kacaang kedelai1
790
Biji nangka2
4871
biji kapok sebagai pakan tambahan pada jerami padi amoniasi memberikan
pertambahan bobot badan yang semakin tinggi (angka yang tercetak miring).
Tabel 2. Pengaruh penggunaan urea dalam proses urea amoniasi jerami padi
terhadap konsumsi jerami padi dan pertambahan bobot badan sapi dan
kerbau dibandingkan dengan jerami padi tidak di amoniasi dengan
pakan suplemen yang sama.
Konsumsi jerami padi
Pertambahan bobot badan
Urea
(kg BK/hari)
(kg/hari)
Ternak dan
bobot
(kg/100
badannya
kg
Tanpa
Peningkat Tanpa
Peningkat
(kg)
jerami amoniasi Amoniasi
an
amoniasi Amoniasi
an
padi)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Referensi
(9)
Wanapat et al.,
1984
Wongsrikeao
&Wanapat, 1985
Kerbau(200)
4.21
4.75
0.54
-182
79
261
Kerbau(290)
3
6
5.87
5.87
6.42
7.32
0.55
1.45
-130
-130
-50
210
180
340
Sapi(60)
1.70
1.90
0.20
35
110
75
Sapi(130)
2.93
3.68
0.75
125
310
185
Sapi(170)
2.09
2.84
0.75
73
346
273
Sapi(285)
5
5
3.40
3.30
4.97
2.69
3.30
3.40
6.82
4.82
-0.10
0.10
1.85
2.13
224
193
-134
-312
306
295
430
75
82
102
564
387
Sapi(65)
2.00
2.20
0.20
107
295
188
Sapi(125)
Sapi(165)
5
5
4
4
4
2.40
2.40
3.39
3.39
3.39
4.80
4.60
4.19
4.75
3.94
2.40
2.20
0.80
1.36
0.55
114
132
141
141
141
227
227
308
207
336
113
95
167
66
195
Sapi (-)
2.00
3.00
0.90
103
282
179
Perdok et al.,
1984
3.29
4.28
0.98
0.76
38
235
203
127
11 referensi, 17
percobaan
Sapi(120)
Rata-rata
std. dev.
Saadullah et al.,
1982
Khan et al., 1982
Perdok et al.,
1982
Saadullah et al.,
1982
Wanapat et al.,
1982
Hamid et al.,
1983
Haque and
Saadullah, 1983
Kumarasuntharam
et al., 1984
Tabel 3. Pengaruh jumlah pemberian pakan tambahan terhadap konsumsi pakan dan
pertambahan bobot badan pada sapi yang diberi jerami padi amoniasi
1. Fan et al., 1993
Pemberian bungkil biji kapok
(kg/hari)
0.25
0.5
1.5
2.5
175
170
183
193
175
194
215
184
204
231
263
249
269
294
99
370
529
781
819
841
880
5.0
5.1
4.5
4.2
182
183
183
183
205
237
246
258
250
602
704
836
Demikian uraian tentang peningkatan kualitas jerami padi melalui perlakuan urea
amoniasi. Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan informasi bagi pembaca dan dapat
digunakan sebagai panduan dalam penerapannya di lapang. Jika ada hal yang
ditanyakan tentang materi ini pembaca dapat menghubungi penulis pada email dan
nomor telpon di atas.
10
11
12
13