Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
PENDAHULUAN
Lama kering merupakan suatu periode ketika
sel-sel ambing tidak mensekresikan air susu
diantara dua periode laktasi . Periode tersebut
esensial untuk memberi kesempatan sel-sel ephitel
ambing beregresi, proliferasi dan diferensiasi yang
memungkinkan stimulasi produksi susu secara
maksimal (CM'uco et al., 1997) . Ketika seekor
sapi dikeringkan, diasumsikan kehilangan produksi
susu pada laktasi berjalan dikompensasi oleh lebih
banyak produksi susu yang dihasilkan pada laktasi
berikutnya (GYLAY, 2005) . Aplikasi lama kering
yang sesuai dengan demikian menjadi suatu faktor
kritis untuk mencapai produksi susu maksimal .
Banyak studi lapang dilakukan khususnya pada
sapi Bos taurus dibawah pemeliharaan iklim
sedang untuk mengetahui berapa lama kering
kandang yang diperlukan agar sapi menghasilkan
susu yang tinggi pada laktasi yang menyertainya .
SWANSON (1965) membandingkan pengaruh lama
167
1 68
1 69
Table 1 . Rataan dan standar deviasi (SD) produksi susu (kg) untuk setiap klasifikasi lama kering dari sapi FriesianHolstein berdasarkan lokasi
Lama kering (hari)
<_ 60
61-90
91 - 120
121-150
151-180
181 - 229
Stasiun Bibit
Rataan
SD
22
82
57
35
20
14
4212
4648
4488
4335
3670
3560
1184
1017
1067
861
1035
1060
Lokasi
Peternakan Rakyat
N
Rataan
SD
45
70
49
35
21
22
3401
3442
3252
3208
3455
2984
822
831
778
980
1068
1031
Jumlah
Rataan
SD
67
152
106
70
41
36
3471
3950
3885
3715
3620
3475
1129
1221
1142
1116
893
1081
Tabel 2 . Rataan terkoreksi (RT) dan galat baku (GB) produksi susu untuk setiap klasifikasi lama kering dari sapi
Friesian-Holstein berdasarkan lokasi
Lokasi
Lama kering (hari)
Stasiun Bibit
Peternakan Rakyat
Jumlah
N
RT
GB
N
RT
GB
N
RT
GB
< 60
61 - 90
91 -120
121 -150
151-180
181 -229
22
82
57
35
20
14
39926
4513b
4493b
4270b
3674'
3570'
234
128
142
186
244
247
45
70
49
35
21
22
3100'
3200,
3224'
3046 ,
3494a
2797 ,
141
112
128
148
196
188
67
152
106
70
41
36
Keterangan : Huruf berbeda pada kolom yang sama menunjukkan secara statistik berbeda nyata (P<0,05)
1 70
3574,
3824a
3820 ,
3655 ,
3588 ,
3564 ,
124
82
96
119
157
165
17 1
KESIMPULAN
Lama kering merupakan salah satu faktor
lingkungan internal (biologis) yang memberi
pengaruh cukup besar pada produksi susu sapi
perah FH yang dipelihara di daerah sentra produksi
susu di kabupaten Banyumas . Kisaran lama kering
60-90 hari memberikan produksi susu tertinggi
pada laktasi selanjutnya pada sapi FH baik pada
sistem pemeliharaan intensif di stasiun bibit BPTU
Baturraden, tetapi tidak diperoleh pola produksi
susu secara jelas dengan memanjangnya lama
kering sapi FH di peternakan rakyat, Kabupaten
Banyumas .
SARAN
Terkait dengan upaya untuk memperoleh
produksi susu secara optimal bagi sapi perah FH
dibawah kondisi pemeliharaan intensif maupun
semi-intensif di daerah iklim tropis Pulau Jawa,
sebaiknya manajemen lama kering perlu lebih
dikontrol agar sapi laktasi bisamenjalani lamakering
sekitar 60-90 hari . Lama kering tersebut mendekati
kisaran lama kering yang direkomendasikan pada
sapi perah Bos taurus di daerah iklim sedang .
DAFTAR PUSTAKA
A .V., R.M . AKERS, and J .J . Smi -m . 1997.
Mammary growth in Holstein cows during the
dry period : Quantification of nucleic acids and
histology . J. Dairy Sci. 80 : 477-187 .
CAPUCO,
DIAS, F.M .
DJEMALI, M .
FUNK, D .A ., A .E . FREEMAN,
Sci. 70 : 2366-2373 .
1 72
GYLAY, M .$S . 2005 . Altering the lactation cycle : Is a 60day dry period too long? Turk J. Vet . Animal Sci.
29 :197-205 .
KEOWN,
1 73