Anda di halaman 1dari 20

PRODUKSI BENANG PADA

ULAT SUTERA
KELOMPOK II

KURNIAWAN PRASETYO P

145050107111016

MUHAMMAD FIRDANI MAULANA 145050107111018


SYAHRIZAL BAYHAQI

145050107111019

PUTRI HARKITNASYAH A

145050107111023

FAJAR YOGA WICAKSONO

145050107111041

PUTRI RAHMAWATI. S

145050107111046

AFIF FIRMAN NURDIN

145050107111048

ANNISAH FAZALIYAH. R

145050107111050

Dalam upaya pengembangan budidaya


persuteraan alam di Indonesia faktor
penting yang perlu ditingkatkan mulai dari
aspek hulu (budidaya ulat sutera), aspek
produksi (pemintalan dan penenunan)
hingga aspek pemasaran produk.
Ulat sutera adalah serangga yang berguna
sebagai penghasil benang sutera. Dalam
siklusnya mempunyai metamorfosa
sempurna.

Kualitas Kokon
Proses Pengokonan:

untuk mendapatkan hasil yang baik perlu


adanya pekerja pengokonan ini harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh serta
membutuhkan banyak waktu dan tenaga.
Tanda ulat akan mengokon antara lain

:
1. Nafsu makan ulat berkurang dan

kepalanya bergerak mencari pegangan


untuk mulai membuat kokon
2. Tubuh ulat transparan dan mengerut

3. Ulat akan mengeluarkan kotoran yang


bewarna coklat kuning
4. Ulat yang sudah matang akan membuat
kokon, sehingga ulat harus segera dipindahkan
ke tempat pengokonan yang sudah disediakan.
Cara mengokonkan ulat :

Jika ulat yang matang baru sedikit, dilakukan


secara manual dengan cara diambil satu
persatu ulat yang sudah matang kemudian
diletakkan dibagian bawah sarangan.

Panen dan Seleksi Kokon


Panen kokon dilakukan saat pupa dalam kokon berwarna

coklat gelap.
Panen kokon yang terlalu awal dapat merusak pupa yang
masih muda
Jika terlambat dipanen pupa sudah berubah menjadi kupu
yang akan menerobos kulit kokon, sehingga tidak dapat
dipintal.
Kokon yang dikelilingi flos jika dibiarkan akan terjadi penyerapan

kelembaban yang akan menurunkan kualitas kokon


Selain itu juga tidak dapat diketahui kualitasnya. Untuk itu,
sortasi kokon harus dilakukan dengan cermat, karena akan
menentukan harga kokon.

Proses Penyimpanan
Dimasukkan ke dalam kotak karton, kantong

kain/kertas
Ditempatkan pada ruangan yang kering atau
tidak lembab
Selama penyimpanan, sekali-sekali dijemur
ulang di bawah sinar matahari
Lama penyimpanan kokon tergantung pada
cara pengeringan, tingkat kekeringan dan
tempat penyimpanan

Pengeringan kokon dengan oven

lebih dipilih daripada dengan sinar


marahari. Kokon yang dikeringkan
dengan oven dapat bertahan selama
satu bulan dalam penyimpanan
Sedangkan bila dikeringkan dengan
sinar matahari hanya dapat disimpan
selama tujuh hari. Kokon yang kering
tersebut kemudian siap diolah dan
dipasarkan.

Proses Pemintalan Benang Sutera


1. Proses

2.

3.
4.
5.
6.

pemintalan dilakukan pengeringan


pada kokon untuk mematikan pupa dan
mengurangin kadar air yang ada pada kokon
Dilakukan
flossing
cocoon
untuk
menghilangkan lapisan luar pada kokon
menggunakan floss remover
Dilakukan pemilihan pada kokon
Dilakukan perebusan terhadap kokon
Dilakukan reeling coccon
Dilakukan Re-reeling pada kokon

7. Dilakukan pencelupan pada kokon


8. Dilakukan winding
9. Dilakukan doubling
10. Dilakukan twisting
11. Dilakukan setting
12. Dilakukan rewinding

Peralatan Yang Digunakan


A.MESINBLOWING

Pada proses pemintalan serat staple atauserat pendek


maka bahan yang akan diproses harus melalui proses
blowing karena bahan bakuserat pendek tersebut dikemas
dalam bentuk bal yang merupakan serat-serat pendek yang
dipadatkan dan berbentuk kotak. Oleh karenaitu maka
serat-serat yang menggumpal harus diurai atau dibuka
terlebih oleh mesin blowing .
Adapuntujuan proses blowing adalah :
a.Mencampurserat
b.Membukagumpalan-gumpalanserat
c.Membersihkankotoran-kotoran
d.Membuatgulunganlap

B. MESINCARDING
Tujuandari mesinCarding adalah :
1. Membukagumpalangumpalan serat lebih lanjut
, sehingga seratseratnyateruraisatu sama lain.
2. Membersihkankotorankotoran yang masih ada
didalam gumpalangumpalan serat atau yang
tersangkut sejauh mungkin.
3. Memisahkanseratserat yang sangat pendek
dari seratserat panjang (main fibre).
4. Membentukseratserat tersebut menjadi sliver ,
dengan arah seratke sumbu dari sliver

C . Mesin Drawing

Tujuan dari mesin drawing yaitu:


1. Meluruskandanmensejajarkanseratseratdalamsliverkearahsumbudarisliver
2. Memperbaikikerataaberatpersatuanpanjang
,campuranatausifatsifatlainnyadenganjalanperangkapan.
3. Menyesuaikanberatsliverpersatuanpanjang
dengankeperluanpadaprosesberikutnya

D. Mesin Roving

Setelah mengalami proses peregangan,


perangkapan, pensejajaran dan pelurusan serat
pada mesin drawing maka serat yang dalam
bentuk sliver diproses pada mesin roving. Seratserat yang telah sejajar lurus dan ratahasil dari
proses drawing sebelum dibuat menjadibenang
harus melewati proses roving, karena pada
mesin inisliver akan mengalami pengecilan
diameter (peregangan), pemberian sedikit
antihan, penggulungan dalam bobin
yangsesuai dengan proses selanjutnya(proses
ring spinning).

E. Mesin Ring Spinning

Proses pada mesin Spinning terbagi menjadi 3 bagian


yaitu :
1. Drafting (peregangan)
Proses penarikan serat-serat yang terjadi antara dua
titik jepit pasanganrol-rol yang berputar. Dimana
kecepatan rol penariklebih cepat daripada rol
pendorongnya. Dankecepatan rol peregang depan
lebih cepat daripada rol peregang belakang, sehingga
terjadi prossesperegangan. Tujuan dari peregangan
adalah untukmendapatkan nomer benang tertentu.

2. Twisting (pemberi antihan)

Merupakan syarat penting dalampembuatan benang,


karena sangatmenentukan kekuatan benang.
Tujuannya adalah memberi sejumlah antihan pada
benang sesuaidengan nomer benang yang dipintal.
Pada ring spinning twist terjadi karena ujung benang
bagian atas seolah-olah dipegang oleh pasangan rol
peregang depandan bagian bawahnya diputar
olehtraveler.
3. Winding (penggulungan)
Terjadinya pengguluangan benang padakain karena
putaran traveler lebih kecil daripada putaran spindle

F. Mesin Open End spinning

Kriteria Benang Yang Baik


1. Panjang Serat Sutera

Kokon yang bagus akan menghasilkan serat


sutera yang panjang dan mudah dipintal.
2. Berat Serat Sutera
Berat serat sutera adalah berat serat yang
sudah dipintal dari sebutir kokon. Makin berat
kulit kokon, makin berat pula serat suteranya.
Namun, masih dipengaruhi oleh pintal kokon.

3. Tebal Serat Sutera

Satuan tebal serat sutera biasa dinyatakan dalam denier.


Satu denier adalah serat yang memiliki panjang 450 meter
dan beratnya 0,05 gram. Bila akan dipintal kokon yang baik
adalah yang ketebalan seratnya sama, baik di bagian luar
maupun dalam. Agar kokori yang dihasilkan memiliki serat
yang tebal, maka saat inkubasi dan pemeliharaati ulat kecil
suhunya harus tinggi dan basah. Pada saat ulat besar,
diberi pakan daun murbei yang banyak, tidak keras, dan
jumlah ulat yang dipelihara jarang.
4. Persentase Sutera

Besarnya persentase sutera didapat dari perbandingan


berat benang sutera dengan berat kokon basah dikalikan
100 %. Angka ini juga dapat mempengaruhi harga kokon.

5. Bulu-bulu pada Serat

Yang termasuk dalam bagian ini adalah mata,


bulu, dan bintik bintik pada serat. Kesemuanya
merupakan cacat. Pada benang sutera, jadi
berperan terhadap tinggi rendahnya kualitas
kokon.
6. Daya Tahan tarikan

Daya tahan tarikan adalah kekuatan serat


sutera dalam menahan tarikan. Angka mi
diperoleh dari tebal serat sutera (dalam denier)
menahan tarikan (dalam gram). Kebanyakan
serat sutera mempunyai daya tahan tarikan
3,5-4,0 gram per denier

7. Persentase Penguluran

Angka ini didapat dengan mengukur panjang serat


sutera ketika ditarik hingga putus lantas
dibandingkan dengan panjang serat sutera mulamula, dikalikan 100%.
8. Bulu-bulu

Bulu-bulu tipis keputihan akan terlihat saat benang


sutera sudah ditenun menjadi kain. Penyebabnya
adalah bagian fibroin yang pecah. Ini terjadi pada
kelenjar sutera ulat-ulat stadia kelima. Bulu
banyak terdapat pada serat sutera yang tebal dan
serat kokon dari ulat yang terlalu matang

Anda mungkin juga menyukai