Anda di halaman 1dari 3

TIPUS

Pemilik peternakan harus teliti dalam melakukan pencatatan proses pengelolaan peternakan,
mulai dari jumlah bibit yang masuk, jumlah pakan yang digunakan, kebutuhan pemanas kandang dan
transaksi ketika panen Sanmorino (2016).

Penanggungan resiko, usaha ternak ayam ras pedaging sangat rentan terhadap kegagalan
produksi seperti rendahnya bobot ayam (biasanya disebabkan oleh kualitas DOC dan pakan yang
rendah), serangan penyakit atau anjloknya harga ayam di pasar Wijayanto ( 2015).

Ayam broiler umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara
1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai sumber pedaging dan ayam tersebut masih muda dan
dagingnya lunak Jaelani (2013)

Pertumbuhan ayam pedaging yang paling pesat terjadi pada umur 3 7 minggu, dan
setelah minggu ke-7 laju pertumbuhannya akan menurun, di samping itu pada umur diatas 7
minggu ayam akan lebih mudah terkena penyakit seperti ND, Koksidiosis, CRD dan
kepincangan Pramyrtha (2011).
V. HASIL PANEN
Dalam menjalankan usahanya, usaha peternakan ini melakukan pengembang biakan
dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan. Dalam kerjasama ini, pemilik usaha
peternakan diberikan kemudahan dalam memperoleh bibit broiler, pakan dan memasarkan
broiler ketika dipanen. Namun dibalik kemudahan yang diperoleh, pemilik peternakan juga harus
memenuhi kewajibannya kepada perusahaan . Pembagian keuntungan yang diperoleh setelah
panen, ditentukan berdasarkan perjanjian awal antara pemilik peternakan dan perusahaan
.Jumlah panen yang terakhir dipanen dan total hasil panen (kg) pak seran tidak memberikan
informasi tersebut . Disini pemilik peternakan harus teliti dalam melakukan pencatatan proses
pengelolaan peternakan, mulai dari jumlah bibit yang masuk, jumlah pakan yang digunakan,
kebutuhan pemanas kandang dan transaksi ketika panen. Supaya ketika panen selesai dilakukan
data pembukuan yang diberikan perusahaan inti dapat diperiksa kebenarannya dengan merujuk
pada data pembukuan yang ada pada pemilik peternakan Sanmorino (2016). Sehingga pemilik
peternakan tidak dirugikan dan memperoleh hasil panen yang optimal. Peternakan sangat
diuntungkan dengan kerjasama yamg dijalin ke perusahaan karena banyaknya kendala yang
dihadapi dalam beternak broiler. Menurut Wijayanto (2015) bahwa Penanggungan resiko, usaha
ternak ayam ras pedaging sangat rentan terhadap kegagalan produksi seperti rendahnya bobot
ayam (biasanya disebabkan oleh kualitas DOC dan pakan yang rendah), serangan penyakit atau
anjloknya harga ayam di pasar.
Pada peternakan milik pak Seran, broiler dipanen minimal pada umur 32 hari dengan
bobot badan minimal 2 kg. Hal ini disesuaikan dengan permintaan dari perusahaan karena
semua hasil panen dipasarkan melalui perusahaan. Berbeda dengan peternakan pada umumnya
dari penjelasan Jaelani (2015) Ayam broiler umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu
dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai sumber pedaging) dan ayam
tersebut masih muda dan dagingnya . Hal ini juga sesuai dengan pendapat dari Pramyrtha (2011)
Pertumbuhan ayam pedaging yang paling pesat terjadi pada umur 3 7 minggu, dan setelah
minggu ke-7 laju pertumbuhannya akan menurun, di samping itu pada umur diatas 7 minggu
ayam akan lebih mudah terkena penyakit seperti ND, Koksidiosis, CRD dan kepincangan.
DAPUS

Jaelani A, Suslinawati, Maslan.2013. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Di


Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin (Feasibility Analysis of Broiler Chicken
Farming at Tapin Utara Subdistrict, Tapin District). Jurnal ilmu peternakan.Vol 13.No
2

Pramyrtha.E.H, Ririen N. Wahyuti.2011. PENGARUH UMUR PANEN TERHADAP NILAI


KONVERSI PAKAN PADA AYAM PEDAGING YANG DIPANEN PADA UMUR
35 SAMPAI 46 HARI. Jurnal ilmu peternakan. Vol 5 No 1

Sanmorino A.2016. METODE PERHITUNGAN TINGKAT KEBERHASILAN PANEN


BROILER BERDASARKAN PERFORMANCE INDEX (PI) PADA GRUP TERNAK
DI KOTA PRABUMULIH . JURNAL ILMIAH INFORMATIKA global. Vol 7 No 1

Wijayanto N. Zaenal Fanani, Bambang A, Nugroho. 2015. ANALISIS KINERJA FINANSIAL


PETERNAKAN BROILER ANTARA POLA KEMITRAAN DAN POLA MANDIRI.
Jurnal ilmu peternakan.vol 21 No 3

Anda mungkin juga menyukai