Anda di halaman 1dari 12

Indonesia sebagai negara agraris sangat kaya akan bahan pakan sumber serat yang dapat

dimanfaatkan sebagai pakan pokok bagi ternak ruminansia. Bahan pakan sumber serat tersebut
terutama berupa limbah pertanian. Bahan pakan sumber serat yang berupa limbah pertanian
sangat potensi sebagai pakan ternak ruminansia terutama pada musim kemarau saat rumput sulit
didapatkan dan di daerah-daerah lahan kering. Limbah pertanian juga berpotensi sebagai pakan
campuran rumput untuk mengurangi penggunaan rumput. Hal ini dapat mengurangi waktu dan
tenaga untuk mencari rumput sehingga dapat digunakan untuk memelihara ternak dalam jumlah
yang lebih banyak
Namun walaupun limbah pertanian sangat berpotensi sebagai sumber serat, salah satu
kendala penggunaan limbah pertanian adalah kandungan nutrisi dan daya cerna yang lebih
rendah dibandingkan rumput atau bahan pakan hijauan lainnya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut limbah pertanian perlu dilakukan perlakuan khusus demi meningkatkan kandungan
didalam pakan tersebut. Karena limbah pertanian terbesar kita adalah jerami maka kita akan
membahas cara pengolahan jerami agar kandungan di dalamnya dapat meningkat.
Jerami padi merupakan bahan pakan ruminansia yang tergolong bahan pakan berkualitas
rendah, karena jerami padi tersusun oleh selulosa, hemiselulosa, silika dan lignin. maynard et al.
(1979) menyatakan bahwa lignin yang terdapat pada dinding sel merupakan penghalang bagi
kerja enzim yang mencerna selulosa dan hemiselulosa. Untuk meningkatan kualitas jerami perlu
dilakukan perlakuan khusus yaitu amoniasi. Amoniasi merupakan pengeraman jerami padi pada
kondisi tertutup dengan memanfaatkan gas amoniasi yang berasal dari urea yang di campurkan
ke jerami baik dalam bentuk butiran maupun cair. Jadi dapat diartikan jerami amoniasi
merupakan proses pengawetan pakan yang akan merenggangkan lignin selulosa dan lignin
hemiselulosa Dalam keadaan anaerob atau kedap udara dengan memanfaatkan bakteri asam
laktat.

Bahan dan alat yang perlu disiapkan sebelum membuat jerami


amoniasi, disini saya akan memberikan cara sederhana pemuatan silase
agar modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

Alat
1. Plastik packing
pasti ada
2. Tali rafia

: ukuran 60 L harga 1500/plastik beli di toko plastik / toko roti

: di warung ada banyak, harga 1000

3. Timbangan

: pinjem tetangga / warung pasti ada lahhh

Bahan

1. Urea 3 4 % : ada di toko pertanian beli sesuai kebutuhan


Misal : Jerami 10 kg = urea 4 5 ons
2. Jerami

: ada disawah kalian tidak perlu pergi


kewarung buat beli
Heheheee .....

Cara kerja
Tahapan pembuatan jerami amoniasi
1.

Kumpulkan jerami yang sudah menua ditandai dengan warna kuning kecoklatan

2.

Timbang berapa yang mau anda buat disini karna untuk bahan pembelajaran saya kasih
saran 10 kg jerami

3. Setelah itu masukan ke plastik dan taburi dengan urea sebanyak 4 5 ons
4. Lalu ikat plastik
PERINGATAN : pada tahap ini diharuskan tertutup rapat dan tidak ada udara dalam
plastik, ini dikarenakan bila tidak tertutup rapat maka amoniasi akan gagal. Inti kerja
amoniasi adalah bekerja apada kondisi anaerob / kedap udara.
5. Setelah itu simpan di tempat yang teduh dan biarkan selama 1 bulan
6. Setelah 1 bulan silahkan anda cek hasilnya. Saya sarankan hati hati saat membukanya
karna bila amoniasi anda berhasil maka baunya sangat menyengat dan akan terasa pedih
dimata namun bila gagal baunya akan terasa spesial (BUSUK) heheheeee....
7. Tahap selanjutnya angin anginkan sampai bau amoniak berkurang lalu jerami di simpan
di tempat yang teduh (beratap).

DAFTAR PUSTAKA
Maynard, L.A., Loosli, J.K., Hintz, H.F. and Warner, R.G., 1979. Animal Nutrition seven
edition. Mc Grow Hill Publishing. New York. Pp : 91-101, 158-166.

AMONIASI JERAMI PADI

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah pertanian,
perkebunan maupun agroindustri dalam pemanfaatannya sebagai pakan. Pengolahan pakan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas, utamanya efektifitas cerna ternak serta peningkatan
kandungan protein bahan.
Potensi jerami padi, khususnya di Indonesia sangat besar. Meskipun jerami ini dapat di makan
oleh ternak sapi, namun sebagian besar tidak dapat tercerna bagi ternaknya. Hal ini dikarenakan
jerami padi mempunyai serat kasar yang tinggi (35 40%) dan protein yang rendah (3 4%).

Dengan produksi lebih dari 26 juta ton pertahun di Indonesia, maka sangatlah sayang kalau
potensi jerami ini diabaikan.
Alternatif pengolahan jerami padi untuk meningkatkan kualitas nutrisinya dapat dilakukan secara
kimia dengan amoniasi. Amoniasi dirasa merupakan cara yang paling tepat dalam pengolahan
pakan karena mudah dilakukan, murah, tidak mencemari lingkungan dan sangat efisien. Oleh
karena itu, disusunlah makalah ini untuk mengetahui bagaimana melakukan amoniasi pada
jerami dan manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pengolahan amoniasi jerami terhadap
produktifitas ternak.
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui:
1. Teknik pengolahan jerami padi dengan cara amoniasi
2. Perubahan kandungan nutrisi dengan dilakukannya amoniasi jerami padi
3. Respon ternak yang mengkonsumsi jerami padi amoniasi

BAB. II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Amoniasi Jerami Padi


Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH3) sebagai bahan kimia
yang digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan
kadar N (proteinnya). Cara ini mempunyai keuntungan-keuntungan yaitu: sederhana, mudah
dilakukan, murah (sumber NH3 diambil dari urea), juga sebagai pengawet, anti aflatoksin, tidak
mencemari lingkungan dan efisien (dapat meningkatkan kecernaan sampai 80%)
Untuk mengolah jerami padi dengan amoniak ada tiga sumber yang dapat dipergunakan yaitu :

NH3 dalam bentuk gas cair


NH4OH dalam bentuk larutan
Urea dalam bentuk padat (Nista, D et all, 2010).
Satu-satunya sumber NH3 yang murah dan tersedia dimana-mana disegala pelosok pedesaan
adalah urea. Amoniak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel
sehingga membebaskan iikatan antara lignin dengan selulosa dan hemiselulosa, sehingga
memudahkan pencernaan oleh selulase mikroorganisme rumen. Amoniak akan terserap dan
berikatan dengan gugus asetil dari bahan pakan, kemudian membentuk garam amonium asetat
yang pada akhirnya terhitung sebagai protein bahan. Teknologi pengolahan dengan amoniak ini
benar-benar mudah untuk dilaksanakan dan tidak berbahaya sama sekali dalm pengerjaannya
(meskipun dinamakan pengolahan kimia). Siapa saja dapat melakukan asal mengerti dengan
jelas prinsip dan metode mana yang akan dilakukan (metode basah atau kering). Dibandingkan
dengan pengolahan cara kimia lain, biayanya jauh lebih murah (Nista, D et all, 2010).

B. Pembuatan Amoniasi Jerami Padi


Amoniasi merupakan langkah rekayasa teknologi teknologi pakan yang mudah, murah, dan
ekonomis. Amoniasi merupakan salah satu pilihan terbaik. Prinsip amoniasi adalah penggunaan
urea sebagai sumber amoniak yang dicampurkan dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan
cara basah dan kering. Cara basah dengan melarutkan urea ke dalam air, kemudian dicampurkan
dengan jerami. Pada cara kering, urea langsung ditabur ke jerami secara berlapis.
Pencampurannya harus dilakukan dalam kondisi hampa udara (anaerob) dan dibiarkan /
disimpan selama satu bulan.

Menurut Nista, D et all (2010), hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan amoniasi jerami
padi adalah penggunaan jumlah urea yang akan digunakan. Berikut ini adalah cara menghidung
dosis amoniak dan urea:
1.

Cara menghitung dosis amoniak 4% : dalam 1 kg urea akan terkandung nitrogen:

untuk 1 kg bahan kering jerami dosis yang diperlukan adalah 4% atau 40 gram Nitrogen untuk
tiap 1000 gram bahan kering jerami padi.
2. Berapa gram dalam bentuk urea : urea yang diperlukan untuk tiap kilogram jerami adalah :

dibulatkan menjadi 87 gram urea untuk tiap kilogram

bahan kering jerami.


3. Cara menghitung bahan kering jerami : berdasarkan pengalaman menunjukan bahwa jerami padi
kering udara mempunyai kadar air rata-rata 30%. Maka satu kilogram jerami akan terdiri dari
70% bahan kering + 30% air atau sama dengan 700 gram bahan kering + 300 gram air atau 700
gram bahan kering + 0,3 liter air.
4. Rumusan pengolahan dengan amoniak : seperti yang telah diutarakan terdahulu bahwa dosis
amoniak optimal adalah 4%, sedangkan kelembaban ideal adalah antara 30-50%. Bila
kelembaban 30-50% disebut cara basah.
5. Rumus umum yang dipergunakan adalah : 87 gram urea + 1 liter air untuk 1 kg bahan kering
jerami.
6. Teknik dalam proses amoniasi salah satunya menggunakan kantong plastik yaitu: Bahan bahan
:
15 kg jerami padi kering udara
870 gram urea

5 liter air
Peralatan :
2 lembar kantong plastik ukuran 100 x 150 cm dengan ketebalan 0,4 mm
1 buah ember
1 timbangan
1 alat pengaduk

Cara pengerjaannya :
Kantong plastik langsung dilapis dua dengan cara memasukan lembar pertama ke dalam lembar
kedua. Tujuan merangkap plastik ini ialah agar lebih kuat dan menghindarkan kebocoran.
Seluruh jerami dimasukkan dalam plastik agak dipadatkan dengan cara menekan jerami tersebut
didorong dengan tangan tapi tidak boleh diinjak karena palstik dapat pecah atau sobek
Larutkan 870 gram urea ke dalam ember yang berisi 5 liter air dengan cara diaduk sampai benarbenar larut hingga tidak ada lagi butir-butir urea yang terlihat.
Siramkan larutan urea tersebut kedalam kantong plastik yang berisi jerami dengan ember agar
lebih mudah dan merata, sampai seluruh larutan tersebut habis.
Tutup dahulu kantong plastik lapis dalam dengan cara mengikat bagian atasnya. Kemudian baru
kantong plastik ini dapat disimpan di tempat yang telah disediakan ditempat yang cukup aman.
Setelah 1 bulan kantong platisk sudah dapat dibuka, kemudian dianginkan selama 2 hari sebelum
diberikan pada ternak (Nista, D et all, 2010).
C. Peningkatan Kualitas Nutrisi Jerami Padi Amoniasi
Jerami padi yang telah diamonasi mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi karena
terdapat penambahan unsur nitrogen. Struktur dinding sel jerami padi menjadi lebih amorf dan
mudah dicerna. Dalam keadaan tertutup (plastik belum dibuka/ dibongkar), bahan pakan yang
diamoniasi dapat tahan lama. Berikut ini adalah perubahan kandungan nutrisi pada jerami padi
yang diamoniasi.
Tabel 1. Perbandingan kandungan nutrisi jerami padi tanpa dan dengan amoniasi.
Kandungan
Protein Kasar (%)
Lemak (%)
Serat Kasar (%)

Jerami Padi Tanpa Amoniasi


3,45
1,20
33,02

Jerami Padi
Teramoniasi
6,66
1,21
35,19

BETN
ABU
NDF (%)
Energi Bruto (Kcal/kg)

37,27
25,06
79,80
3539,48

31,76
25,18
75,09
3927,36

Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987) dalam Rahadi (2008).


D. Penggunaan Jerami Padi Amoniasi sebagai Pakan Ternak
Teknik amoniasi termasuk perlakuan alkali yang dapat meningkatkan daya cerna jerami padi.
Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk melemahkan ikatan lignoselulosa dan silika yang
menjadi faktor penyebab rendahnya daya cerna jerami padi. Perbedaan tingkat kecernaan jerami
padi tanpa dan dengan amoniasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kecernaan Jerami padi tanpa dan dengan amoniasi.
Jerami Padi Tanpa
Kandungan
Amoniasi
Bahan Kering (%)
40,65
Bahan Organik (%)
50,57
NDF (%)
46,51
TDN
38,59
Energi Tecerna (Kkal/kg)
1,45

Jerami Padi
Teramoniasi
50,09
60,51
60,51
46,37
1,99

Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987) dalam Rahadi (2008)


Perlakuan amoniasi dengan urea telah terbukti mempunyai pengaruh yang baik untuk pakan.
Proses amoniasi lebih lanjut juga akan memberikan keuntungan yaitu meningkatkan kecernaan
pakan. Setelah terurai menjadi NH 3 dan CO2 dengan molekul air NH3 akan mengalami
hidrolisis. Dengan demikian amoniasi akan serupa dengan perlakuan alkali. Amoniasi dapat
menurunkan kadar zat makanan yang sukar bahkan tidak dicerna oleh ternak yang berakibat
meningkatkan kecernaan pakan lebih baik. Selain meningkatkan kecernaan, penggunaan jerami
padi amoniasi juga menunjukan respon yang posiif terhadap ternak yang mengkonsumsinya
(Tabel 3).
Tabel 3. Respon ternak sapi terhadap penggunaan pakan jerami amoniasi.

Peubah
Konsumsi BK (gram) ( per ekor/kg BB
Metabolit)
Balans Nitrogen
Konsentrasi NH3 (mg/100 ml)
pH cairan rumen
Konsentrasi urea darah (mg/100 ml)

Jerami Padi
Tanpa Amoniasi

Jerami Padi
Teramoniasi

63,04

72,00

-0,0039
0,11
0,18
0,47

0,0026
5,22
1,14
7,31

Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987) dalam Rahadi (2008)


Nitrogen yang berasal dari urea yang meresap dalam jerami mampu meningkatkan kadar amonia
di dalam rumen sehingga tersedia substrat untuk memperbaiki tingkat dan efisiensi sintesis
protein oleh mikroba (Sutrisno et all, 2006).
Penggunaan jerami padi amoniasi akan meningkatkan konsumsi ternak, kecernaan dan
memberikan respon yang baik, sehingga pertambahan bobot badan juga akan lebih tinggi jika
menggunakan jerami padi yang diamoniasi terlebih dahulu (Tabel 4).
Tabel 4. Pengaruh penggunaan jerami padi amoniasi terhadap konsumsi bahan kering dan pertambahan
bobot tubuh pada kerbau dan sapi.
Ternak
(BB)

Urea/kg
Jerami
Padi

Konsumsi Jerami Padi


(Kg BK/hari)
Tanpa
Amoniasi Peningkatan
Amoniasi

200 kg
290 kg

5
3

4,21
5,87

4,75
6,42

60 kg
130 kg
170 kg
285 kg
65 kg
125 kg
165 kg
Rataan
Sdev

5
5
4
5
5
5
4
4,71

1,70
2,93
2,09
2,69
2,00
2,40
3,39
2,46

1,90
3,68
2,84
4,82
2,20
4,80
3,94
3,45

Sumber: Marjuki, (2010).

Kerbau
0,55
0,54
Sapi
0,20
0,75
0,75
2,13
0,20
2,40
0,55
1,00
0,90

Pertambahan Bobot Badan (kg)


Tanpa
Amoniasi

Amoniasi

Peningkatan

-182
-130

79
-50

261
180

35
125
73
-312
107
114
141
40,43

110
310
346
75
295
227
336
242,71

75
185
273
387
188
113
195
202,29
103,16

Hasil tersebut menunjukkan bahwa jerami padi amoniasi dapat digunakan pada ternak
ruminansia baik kerbau maupun sapi. Penggunaan jerami padi amoniasi pada ternak dengan
bobot badan yang berbeda menghasilkan respon positif terhadap jumlah konsumsi bahan kering
(BK) dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) dengan rata-rata peningkatan konsumsi
bahan kering 1,00 0,9 kg/ekor/hari dan rataan PBBH 202,29 103,16 kg/ekor selama masa
pemeliharaan (Marjuki, 2010).

BAB III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Amoniasi adalah cara pengolahan kimia menggunakan amoniak (NH3) sebagai bahan kimia yang
digunakan untuk meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar
N (proteinnya).
2. Jerami padi yang telah diamonasi akan meningkakan kandungan protein dan memiliki struktur
dinding sel jerami padi yang lebih mudah dicerna.
3.

Penggunaan jerami padi amoniasi akan meningkatkan konsumsi bahan kering, kecernaan dan
membrikan respon yang baik pada ternak, sehingga pertambahan bobot badan juga akan lebih
tinggi dibandingkan penggunaan pakan jerami padi tanpa diamoniasi.

DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, N. D. 2008. Teknologi Pengawetan Pakan Ternak. Departemen Peternakan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Kartadisastra, H.R. 2011. Penyedian & Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.

Mursyid, M. 2011. Pedoman Umum Pengembangan Lumbung Pakan Ruminansia. Direktorat


Jenderal peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
Nista, D., H. Natalia dan A. Taufik. 2010. Teknologi Pengolahan Pakan. Direktorat Jendral Bina
Produksi Peternakan. Palembang.
Ridho, M. F. 2014. Makalah Teknologi Pengolahan Pakan. http://ridhopeternak.blogspot.com/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo_26.html.
Diakses pada 3 Januari
2015.
Suyatno., Yani, A., Zailzar, L., dan Sujono. Peningkatan kualitas dan ketersediaan pakan untuk
mengatasi kesulitan di musim kemarau pada kelompok peternak sapi perah. Fakultas Peternakan
dan Pertanian. Universitas Gajah Mada. Journal Dedikasi. Vol. 8. Yogyakarta.
Wisnu, A. F., dan Ariharti, M. A, 2012. Manfaat UMMB Pada Sapi Perah Laktasi Berpengaruh
Terhadap Produksi Susu. Direktorat Pakan TernaK. BBPTU Sapi Perah Baturraden.

Anda mungkin juga menyukai