AMONISASI
JERAMI PAD I
• Dr.Ir. Mangku Mundana MP
• Dr.Ir.Hj. Tinda Afriani, MP
• Adisti Rastosari. S.Pt., M.Sc.
• Muhammad Ilham
• Dwiki Wahyudi
• Moch. Evan Setiawan
PENDAHULUAN
Ketersediaan hijauan sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia memiliki beberapa kendala
atau permasalahaan yakni ketersediaannya secara musiman dimana pada musim hujan jumlahnya
banyak dan pada musim kemarau jumlahnya sedikit. Untuk itu perlu alternatif lain untuk menutupi
kebutuhan hijauan untuk ternak, yaitu dengan pemanfaatan limbah tanaman pangan khususnya jerami
padi, yang merupakan alternatif yang tepat sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansi. Dan salah
satu teknologi pemanfaatan jerami padi adalah dengan cara amoniasi fermentasi yang dikenal dengan
nama Amofer jerami. Jerami termasuk makanan kasar/roughage, yaitu bahan makanan yang berasal dari
limbah pertanian tanaman yang sudah dipanen, ditinjau dari kandungan gizinya, jerami memiliki
kandungan protein dan daya cerna yang rendah. Namun demikian didalamnya memiliki sekitar 80 %
zat-zat yang potensial dapat dicerna sebagai sumber energi bagi ternak. (Tillman, 1990).
PENGERTIAN AMOFER
Amofer adalah singkatan dari amoniasi dan fermentasi. Bahan yang biasa digunakan
untuk pembuatan amofer adalah jerami padi. Amoniasi merupakan proses perlakuan
terhadap bahan pakan limbah pertanian dengan cara menambahkan bahan kimia berupa
natrium hidroksida (NaOH), kalium (KOH), atau urea (CONH2). Prinsip amoniasi adalah
penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang dicampurkan dalam jerami padi. Fermentasi
adalah suatu proses an- aerob (tanpa membutuhkan udara) dengan memanfaatkan campuran
beberapa bakteri seperti : mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik dan lipolitik.
TUJUAN PEMBUATAN AMOFER
Alat Bahan
1. Timbangan 1. Jerami padi 1 ton
2. Ember 2. Urea 2,5 kg
3. Pengaduk 3. Molases/Gula pasir yg
4. Terpal dilarutkan 2,5kg
4. Air secukupnya
Cara Pembuatan
Proses pembuatan dibagi
1. Jerami padi segar yang akan dibuat
dua tahap, yaitu tahap menjadi jerami padi fermentasi ditimbun
fermentatif dan dengan ketebalan kurang lebih 20 cm
pengeringan serta kemudian ditaburi dengan Probion dan
urea. Tumpukan jerami tersebut dapat
penyimpanan. dilakukan hingga ketinggian sekitar 3
meter. Setelah pencampuran dilakukan
secara merata, kemudian didiamkan
selama 21 hari agar proses fermentatif
dapat berlangsung dengan baik.
Pada tahap pertama, jerami padi 2. Tahap kedua adalah proses pengeringan
yang baru dipanen dari swah dan penyimpanan jerami padi fermentasi.
dikumpulkan pada tempat yang telah Pengeringan dilakukan dibawah sinar
disediakan, dan diharapkan masih matahari dan dianginkan sehingga cukup
mempunyai kandungan air 60%. kering sebelum disimpan pada tempat
yang terlindung. Setelah proses
pengeringan ini, maka jerami padi
fermentasi dapat diberikan pada ternak
sebagai pakan pengganti rumput segar
1. Tidak berbau ammonia 2. Warna kuning agak
(pesing) tetapi menghasilkan kecoklatan.
bau harum
CIRI-CIRI
AMOFER
YANG BAIK