SISTEM
PERTANIAN
TERPADU
Integrasi Sektor Pertanian dan Sektor Peternakan
Food Fuel
Makanan Bahan Bakar
Hasil Pertanian (Beras, Biogas
Jagung, Sayuran, Buah
Buahan), Daging, Telur
Feed Fertilizer
Pakan Ternak Pupuk
Limbah Pertanian
Pupuk kompos, bio
(Jerami padi, tebon
slurry
jagung)
SISTEM PERTANIAN
TERPADU
Skema Dari Sistem Pertanian
Terpadu
Jagung
Gas
Buah dan sayur Listrik
Beras
Pertanian
Biogas
Limbah
Pertanian
Pupuk
Kotoran Ternak
Pakan
Susu
Daging
Telur
Peternakan Daging
PENGOLAHAN
LIMBAH JERAMI
Jerami yang berasal dari sisa panen padi
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Namun, kandungan nutrien yang rendah menjadi
kelemahan dalam memanfaatkan jerami sebagai
pakan ternak. Kualitas dari jerami dapat
ditingkatkan melalui teknologi fermentasi dan
amoniasi.
Jerami Fermentasi
Jerami fermentasi dibuat dengan cara memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme dalam memecah senyawa organik secara
anaerobik. Pembuatan jerami fermentasi menggunakan jerami
segar habis dipanen atau jerami kering.
Jerami Amoniasi
Jerami Amoniasi berprinsip pada penambahan amonia pada
jerami sehingga dinding sel pecah menjadi karbohidrat
sederhana dan mudah dicerna oleh ternak. Sumber amonia yang
dipakai berasal dari urea. Penggunaan urea pada pakan ternak
harus dilakukan secara hati-hati. Penggunaan urea tidak boleh
melebihi 1% dari total ransum.
PENGOLAHAN
LIMBAH JERAMI
Cara Pembuatan Jerami Amoniasi
Metode Pembuatan
1. 4 kg Urea dilarutkan pada 70 liter air.
2. Jerami yang telah dicacah kemudian ditaruh di atas terpal
dan disiram dengan larutan urea hingga merata
3. Jerami kemudian dibungkus di dalam plastik dan diikat kuat
(dipastikan tidak ada celah udara pada plastik)
4. Pemeraman jerami dilakukan selama 3 minggu pada tempat
yang teduh dan tidak terkena sinar matahari
5. Jerami amoniasi perlu diangin anginkan selama 1-2 jam
terlebih dahulu sebelum diberikan
PENGOLAHAN
LIMBAH JERAMI
Cara Pembuatan Jerami Fermentasi
Bahan
Jerami padi kering atau segar setelah diangin anginkan (kadar air
40%
Starter (0,5 kg setiap 100 kg jerami
Air (40 liter setiap 100 kg jerami kering, jerami segar tanpa air)
Metode Pembuatan (100 kg jerami)
1. Jerami ditimbang sebanyak 100 kg, menyediakan air sebanyak
40 liter (untuk jerami kering), dan menimbang starter sebanyak
0,5 kg.
2. Tumpuk jerami padi sejajar (ukuran dasar 2,5 m x 2,5 m) lapis
demi lapis dengan ketebalan 25 cm.
3. Atas lapisan disiram dengan air hingga merata (jerami kering).
Jerami segar tidak perlu disiram.
4. Starter ditaburi hingga merata.
5. Selapis jerami kemudian ditumpuk oleh selapis jerami sambil
diinjak injak hingga memadat.
6. Penyiraman air dan penaburan starter diulang pada lapisan
yang baru ditambahkan.
7. Setelah selesai, bagian atas jerami ditutup oleh daun daun
kering (seperti daun pisang atau daun lain).
8. Jerami padi kemudian dibiarkan minimal 3 sampai 4 minggu.
9. Setelah 3 sampai 4 minggu, jerami padi bisa diberikan kepada
ternak. Sebelum diberikan, jerami fermentasi terlebih dahulu
diangin-anginkan.
Jerami Fermentasi yang baik
Bau agak harum
Tekstur lemas
Warna kuning agak kecoklatan
Tidak busuk dan tidak berjamur
BIOGAS
BIOGAS
Biogas merupakan gas yang
Biogas merupakan gas yang
dihasilkan dari penguraian bahan
dihasilkan dari penguraian bahan
bahan organik oleh mikroorganisme
bahan organik oleh mikroorganisme
dengan metode fermentasi secara
dengan metode fermentasi secara
anaerob (tanpa oksigen). Bahan organik
anaerob (tanpa oksigen). Bahan organik
yang diurai berasal dari kotoran ternak,
yang diurai berasal dari kotoran ternak,
kotoran manusia dan sampah organik.
kotoran manusia dan sampah organik.
Metode Pembuatan
1. Alat digester disiapkan dalam keadaan
kering dan bersih
2. Kotoran ternak dicampur dengan air dengan
perbandingan 1:1 (contoh 20 kg : 20 liter)
dan diaduk hingga menjadi satu.
3. Hasil campuran kemudian dimasukkan ke
dalam digester. Pastikan digester tertutup
dengan rapat agar tidak terjadi kebocoran,
4. Gas akan mulai terbentu pada minggu
pertama
BIOGAS
Tahapan Pembentukan Biogas
Hidrolisis
Penguraian bahan bahan organik kompleks
menjadi bentuk yang lebih sederhana
(monomer) dan mudah larut air.
Pengasaman
Bakteri pembentuk asam akan menguraikan
monomer yang larut air menjadi asam
organik, seperti asam asetat dan H2 dan akan
terbentuk gas CO2
Metanogenik
Asam organik akan diubah menjadi gas metan
oleh bakteri metanoganik
BIOGAS
Manfaat Biogas
Bio Slurry
Bio Slurry merupakan ampas sisa dari pembentukan
biogas yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik. Bio slurry memiliki keunggulan berupa
1. dapat memperbaiki struktur tanah yang perlahan
menjadi tidak produktif.
2. mampu mengikat nutrisi tanag dan
menggemburkan tanah
3. Kaya nitrogen
4. Memiliki mikrobia probiotik yang dapat
menyuburkan tanah
PUPUK KOMPOS
Pupuk kompos merupakan pupuk
organik yang berasal dari proses
penguraian bahan organik (sampah
rumah, limbah industri, sisa hewan) oleh
bioaktivator seperti EM4.
Alat
Cangkul
Sekop
Wadah (Ember, Plastik, Bak kayu) Beserta Penutup
Bahan
Kotoran Ternak (85% dari bahan pupuk kompos)
Aktivator (EM4, MOL) (0,5% dari bahan pupuk kompos)
Molasses (0,5% dari bahan pupuk kompos dalam liter)
Air (secukupnya)
Abu Sekam (5% dari bahan pupuk kompos dalam liter)
Dolomit/Kapur Pertanian (4% dari bahan pupuk kompos)
Jerami Padi (5% dari bahan pupuk kompos)
Cara Pembuatan
1. Kotoran ternak (sapi) dikeringkan sampai kadar air 60
% dengan cara diangin anginkan selama 1 hari.
2. Molasses dan Aktivator dicampur di dalam air pada
suatu wadah, lalu diaduk.
3. Kotoran ternak kemudian dicampur dengan abu
sekam, dolomit, dan jerami padi.
4. Larutan molasses dan aktivator dituangkan pada
kotoran ternak sedikit demi sedikit sambil diaduk agar
tercampur dengan rata.
5. Kotoran ternak kemudian diperam selama 4 sampai 5
minggu di dalam wadah yang tertutup.
6. Pengadukan atau pembalikan kotoran ternak
dilakukan setiap minggu
Daftar Pustaka
Anugrah, I.S., S. Sarwoprasodjo, K. Suradisastra, dan N.
Purnaningsih. 2014. Sistem pertanian terintegrasi – simantri:
konsep, pelaksanaan dan perannya dalam pembangunan
pertanian di Provinsi Bali. Forum Penelitian Agro Ekonomi.
32 (2): 157-176.
Daud, A. R. 2011. Nilai ekonomi manfaat biogas pada
rumahtangga peternak sapi perah: survey di Desa
Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Sumedang. Sosiohumaniora. 13 (3): 243-250.
Ononogbo, C. 2015. An innovative approach to
construction and operation of biodigesters: a consderation
of floating drum biogas plant. TLEP International Journal of
Mechanical Engineering Research. 1(3): 1-13.
https://pakanternak.fapet.ugm.ac.id/2017/10/19/fermentasi-
jerami-padi-sebagai-pakan-ternak-sapi/
https://pakanternak.fapet.ugm.ac.id/2018/12/13/amoniasi-
jerami/
https://www.biru.or.id/