Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 5

Pemeliharaan Ternak
di Pertambangan
Batu bara
Ekologi Peternakan
Anggota

1. Siti Kamilah - 200110210065


2. Mawar lestari febrianti - 200110210071
3. Siti Ghina Fauziah - 200110210072
4. Muhammad Syawal Adyansyah - 200110210149
5. Deswita Adelia F - 200110210151
6. Ali Hasbi - 200110210152
7. Amarilia Rizya Triana Devi - 200110210154
8. Risvi Sephia Fahira - 200110210158
9. Baginda Akbar Prakasa - 200110210263
10. Erin Anindya - 200110210265
11. Alfan Efendy - 200110210287
Definisi
Indonesia merupakan negara penghasil
batu bara terbesar ke-3 di dunia.

Hal tersebut menyebabkan banyaknya


lahan bekas pertambangan batu bara di
Indonesia yang sudah tidak terpakai,
maka lahan tersebut di reklamasi atau
revitalisasi kembali menjadi sesuatu yang
bermanfaat, salah satunya menjadi lahan
peternakan.
Area bekas tambang batu bara
memiliki pH, bahan organik, unsur
hara, dan populasi mikrooranisme
yang rendah.

Dilakukan beberapa upaya agar


karakteristik tanah dapat ditanami
tanaman pakan.
Komponen Biotik
dan Abiotik Komponen Abiotik
merupakan komponen fisik
Komponen biotik adalah yang tidak hidup dari
semua unsur hayati yang lingkungan. Kemampuan
terdapat di sekitar ternak, organisme untuk hidup dan
misalnya tumbuh- berkembang biak tergantung
tumbuhan dan hewan lain pada faktor fisika dan kimia
lingkungannya.
Contoh komponen biotik

Tumbuhan Hewan Manusia


Komponen Abiotik
Air Tanah Suhu Cahaya

Tekanan
Udara Topografi Iklim
Udara
REVITALISASI LAHAN
Revitalisasi adalah upaya
untuk meningkatkan nilai
lahan/kawasan melalui
pembangunan kembali
dalam suatu kawasan
yang dapat meningkatkan
fungsi kawasan
sebelumnya.
(1). Pemulihan lahan bekas
tambang untuk memperbaiki
lahan yang terganggu
Kegiatan reklamasi ekologinya.
terdiri dari dua
kegiatan yaitu : (2). Mempersiapkan lahan bekas
tambang yang sudah diperbaiki
ekologinya untuk pemanfaatannya
selanjutnya.
Salah satu cara remediasi
area pertambangan
Untuk tercapainya reklamasi
adalah dengan
perlu dilakukan dengan
fitoremediasi yang berbagai kombinasi cara
memanfaatkan tanaman remediasi yaitu dengan
sebagai bioakumulator input kompos, pupuk,
dalam memindahkan biosolid, penggunaan top soil,
tanaman dan mikroba.
logam berat ke akar
atau ke tajuk tanaman.
KESEIMBANGAN EKOSISTEM LAHAN
BEKAS PERTAMBANGAN BATUBARA

Sistem pertambangan pada


umumnya dilaksanakan
dengan cara tambang
terbuka (open pit mining).
Kegiatan pertambangan ini
dapat menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati
terjadinya degrasi pada daerah
aliran sungai, perubahan bentuk
lahan dan lepasnya logam-logam
berat yang masuk ke perairan
Kegiatan pertambangan mengganggu
keseimbangan ekosistem tanah karena:

Kondisi tanah yang


berubah
mengakibatkan
kesuburan tanah,
ph dan keberadaan
nutrisi dalam tanah
rendah
Kegiatan pertambangan dapat
mencemari air, karena air asam
tambang berpotensi
mengandung logam berat,
dapat mengganggu
kelangsungan hidup biota
disekitarnya.
Cara Mengubah Lahan Pasca Pertambangan
Menjadi Lahan Pertenakan
Dengan cara melakukan reklamasi.

Tujuan dari reklamasi tambang


yaitu agar lahan yang rusak
akibat dari penambangan dapat
berfungsi kembali dan
meminimalisir bahaya dan
ancaman dari lahan yang
terbengkalai
Jenis-Jenis Hijauan Yang Dapat Tumbuh Di Lahan
Pasca Pertambangan Batu Bara

1. Rumput Gajah 2. Rumput Indigofera

Gambar: Kebun rumput gajah di lahan pasca tambang batubara di Peternakan sapi
perah terpadu (Pesat), Sangatta, Kaltim
Jenis-Jenis Hijauan Yang Dapat Tumbuh Di Lahan
Pasca Pertambangan Batu Bara

3. Paspalum Conjugatum 4. Cyperus Rotundus


Hewan yang Cocok untuk di Kembangbiakan di Lahan Bekas Batu Bara

Sapi
Di Kutai Timur, lahan bekas
penambangan batubara milik PT.
Kaltim Prima Coal (KPC) menjadi
kawasan Peternakan Sapi Terpadu
(Pesat) yang mengembangkan
sapi bali.
Hewan yang Cocok untuk di Kembangbiakan di Lahan Bekas Batu Bara

Tidak hanya membudidayakan


sapi potong, Pusat juga
mengembangkan sapi perah dan
sudah memproduksi susu segar.

Pusat membangun jejaring untuk


memenuhi kebutuhan bahan
baku pakan lokal dan
mengurangi ketergantungan
pasokan dari luar daerah.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMELIHARAAN EKSTENSIF

Pemeliharaan ternak di lahan


bekas pertambangan biasanya
dilakukan dengan sistem
pemeliharaan ekstensif, yaitu
ternak dipelihara dengan cara
dilepas di padang
pengembalaan.
Kelebihan: Kekurangan:
1. Beresiko tinggi hilang di curi.
1. Menghemat biaya
2. Beresiko terjangkit penyakit.
pembuatan kandang.
3. Pakan menjadi tidak sesuai
2. Menghemat biaya pakan.
kebutuhan.
3. Biaya tenaga kerja sedikit.
4. Susah untuk di dapatkan
4. Tidak perlu khawatir
genetik yang baik.
tentang kepadatan kandang
5. Produktivitas untuk
yang bisa menimbulkan menghasilkan daging dan
penyakit. telur menjadi rendah.
Kesimpulan

Terbatasnya jumlah lahan membuat peternak tidak dapat


menggembalakan ternaknya. Oleh sebab itu kita perlu
memanfaatkan lahan-lahan yang sudah tidak terpakai, seperti lahan
bekas pertambangan. Lahan bekas pertambangan ini dapat
dimanfaatkan menjadi lahan pengembalaan ternak, dengan syarat
sebelum digunakan lahan harus direvitalisasi terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
Harmini, H. (2019). Forage Development on ex-Coal
Mining Land to Support of Livestock Business.
WARTAZOA. Indonesian Bulletin of Animal and
Veterinary Sciences, 29(3), 153-160.

Daru, T., Yusuf, R., & Juraemi, J. (2020). Potensi


Tumbuhan di Lahan Reklamasi Pasca Tambang
Batubara Sebagai Pakan Ternak. Jurnal Pertanian
Terpadu, 8(2), 164-174.
https://doi.org/10.36084/jpt.v8i2.273

Anda mungkin juga menyukai