TINJAUAN PUSTAKA
disebut pastoral. Ekosistem ini terdiri atas peternak (pastoralist) dan hewan
merupakan bagian integral yang sangat penting dalam ekosistem pastoral ini.
wilayah timur Indonesia dimana terdapat areal padang rumput alami yang luas.
daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul
dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang
8
9
bisa terdiri dari rumput atau legume. Tetapi suatu padang penggembalaan yang
baik dan ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput dan leguminosa
(Hadi, 2002).
tidak ada pohon, belum terjadi campur tangan manusia, manusia hanya
rendah.
sungai atau dekat dengan sumber air. Penggembalaan ternak dijalankan setelah
1994).
tanaman karena tekanan air mempengaruhi pembukaan pada stomata perluasan sel
(Setyati, 1991). Air berfungsi untuk fotosintesis, penguapan, pelarut zat hara dari
atas ke daun. Jika ketersediaan air terpenuhi maka seluruh proses metabolisme
Keadaan musim dan cuaca juga berpengaruh terhadap intensitas sinar yang jatuh
pada tanaman selain yang ada di bawah tanaman utama (Susetyo et al., 1981).
11
2.1.3 Spesies
dengan tanaman lain mempunyai tingkat adaptasi dan genetik yang berbeda-beda.
2.1.4 Temperatur
dimana terjadi pelepasan nutrien tanaman dan berpengaruh juga pada absorbsi air
dan nutrien.
Curah hujan berpengaruh pada produksi bahan kering yang dihasilkan oleh
hijauan pakan. Semakin tinggi curah hujan maka produksi bahan keringnya akan
2.1.6 Tanah
sumber hara dan mineral, kesuburan tanah juga ditentukan oleh kelarutan zat hara,
pH, kapasitas pertukaran kalori, tekstur tanah dan jumlah zat organiknya. Menurut
Kelas I
Hampir tidak ada faktor pembatasnya, hanya memerlukan sedikit perhatian untuk
memperbaiki tanah jenis ini. Namun, jika tidak adanya perawatan maka tanah ini
akan turun menjadi kelas 2. Tanah ini cocok ditanami berbagai jenis tumbuhan,
Kelas 2
sekitar 5%, gejala erosi masih ringan, lapisan tanah permukaan bersifat lempung
Kelas 3
Mempunyai ciri bahwa tanah ini mampunyai kesuburan yang kurang baik, tanah
berpasir ringan (light sandy soil), tingkat kemiringan 15%, lapisan tanah (top soil)
tipis.
Kelas 4
Ciri dari tanah ini adalah belereng terjal, tanah ini ditumbuhi tanaman berumput,
Kelas 5
Tanah jenis ini adalah tanah yang hampir datar, tidak memiliki gejala erosi. Untuk
Kelas 6
Tanah jenis ini bagus untuk ditanami pohon dan buah-buahan, asalkan tanaman
penggembalaan.
Kelas 7
Tanah jenis ini biasanya berada pada lereng yang berkisar memiliki kemiringan
45%-50%. Tanah jenis ini tidak cocok ditanamai untuk pertanian, kecuali untuk
padang penggembalaan.
13
Kelas 8
Tanah jenis ini sebaiknya dijadikan hutan lindung, karena unsur haranya sangat
dan kualitasnya baik, persistensi biasa ditanam dengan tanaman yang lain yang
mudah dikembangbiakkan. Pastura yang baik nilai cernanya adalah pastura yang
tanah sangat sensitif terhadap gangguan oleh adanya aktivitas manusia, sebagai
penyemprotan herbisida dan insektisida. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk
Kurniatun, 2006). Tanah jenis VI biasanya tidak terpakai dan mempunyai unsur
hara yang rendah. Rumput-rumput yang tumbuh adalah rumput perennial yang
dapat tumbuh sepanjang tahun. Sebagian tumbuh tegak dan sebagian lagi
merambat dengan produktivitas yang relatif rendah. Dalam hal ini tanah yang
dipakai adalah tanah kelas VI yang kurang diminati sebagai lahan pertanian.
Sehingga bisa digunakan sebagi padang penggembalaan. Namun, tanah jenis ini
mempunyai tingkat kesuburan tanah yang rendah. Kesuburan tanah alami sangat
bergantung pada komposisi mineral bahan induk tanah atau cadangan hara tanah.
14
Semakin tinggi cadangan hara tanah, semakin tinggi pula tingkat kesuburan
tanahnya (Suharta, 2010). Karena tanah jenis VI memiliki nutrisi atau unsur hara
yang rendah maka perlu dilakukan adanya perbaikan. Diantaranya yaitu dengan
kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan
memperbaiki struktur tanah. Disamping itu dapat pula diberikan pupuk anorganik
seperti KCl, Sp-36 dan urea, disesuaikan dengan jenis tanah setempat (Hardiatmi,
2008). Bisa juga dipupuk menggunakan pupuk organik yang terbuat dari kotoran
2.3.2. Tatalaksana
penggembalaan.
dibagi dalam beberapa petakan, tujuan cara penggembalaan bergilir adalah untuk
bernilai gizi tinggi serta memberikan waktu yang cukup untuk tumbuh kembali.
Jenis rumput yang akan berada pada padang penggembalaan yaitu yang tahan
ternak sapi adalah sistem semi intensif, dimana dilakukan pada pagi hari (jam
penggembalaan bergilir. Pada sore hari ternak digiring kembali ke kandang dan
kandang dilakukan pada pagi hari, kotoran ternak ditampung pada lubang yang
potong ini dapat diintegrasikan dengan usaha pemanfaatan kotoran sapi menjadi
pupuk organik (Rusmadi, 2007). Pemanfaatan pupuk yang berasal dari kotoran
khusus, dan kekurangannya adalah a. Harus memiliki lahan yang cukup luas, b.
Pada saat kemarau kekurangan pakan baik dari kuantitas dan kualitasnya, c.
karena ternak harus jalan, e. Produktivitas ternak kurang maksimal dengan lama
rumput dan 50% legume. Besarnya kadar air dan bahan kering yang harus dimiliki
oleh suatu padangan adalah 70 – 80% untuk kadar air dan bahan keringnya 20 –
Alat yang digunakan dalam metode ini adalah kuadran persegi yang
dianalisis untuk mendapatkan berapa banyak bahan kering, lemak kasar ataupun
(Reksohadiprodjo, 1994).
kering (BK), protein kasar (CP), energy (E), serat kasar (SK), kalsium (Ca), abu
fosfor (P).
Dry matter atau bahan kering merupakan salah satu hasil dari pembagian
fraksi yang berasal dari bahan pakan setelah dikurangi kadar air, dalam analisa ini
menggunakan alat yang berupa oven 105 0C, timbangan analitik, cawan porselin,
eksikator dan penjepit. Masing – masing dari alat ini mempunyai fungsi sesuai
dengan kebutuhan dalam analisa bahan kering seperti misalnya cawan porselin
digunakan untuk tempat sampel yang akan dianalisa setelah penimbangan. Oven
air. Pada prinsipnya dalam analisa bahan kering ini adalah dengan pemanasan
menggunakan oven 105 0C selama 4 jam dengan sampel 1-2 gram diharapkan
kadar air dalam bahan pakan akan menguap sehingga yang tersisa hanyalah bahan
kering dan cawan. Untuk mendapatkan hasil dari bahan kering makan bahan
kering dan oven dikurangi dengan berat cawan pertama kali ditimbang sebelum
diberi sampel.
dengan komponen penyusun utama pati dan gula yang digunakan oleh bakteri
untuk menghasilkan asam laktat. Bahan organik yang terkandung dalam bahan
pakan, protein, lemak, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, sedang bahan
bahan organik ini dapat diketahui dengan melakukan analisis proximat dan
analisis terhadap vitamin dan mineral untuk masing masing komponen vitamin
Protein merupakan salah satu zat makanan yang berperan dalam penentuan
nitrogen bahan pakan kemudian dikali dengan faktor protein 6,25. Angka 6,25
analisis proksimat untuk protein kasar itu sendiri terletak pada asumsi dasar yang
protein, kenyataannya tidak semua nitrogen berasal dari protein dan kedua, bahwa
kadar nitrogen protein 16%, tetapi kenyataannya kadar nitrogen protein tidak
selalu 16% (Sutardi, 2009). Senyawa-senyawa non protein nitrogen dapat diubah
meningkat dari kadar awalnya. Sintesis protein dalam rumen tergantung jenis
makanan yang dikonsumsi oleh ternak. Jika konsumsi N makanan rendah, maka N
yang dihasilkan dalam rumen juga rendah. Jika nilai hayati protein dari makanan
sangat tinggi maka ada kemungkinan protein tersebut didegradasi di dalam rumen
tergantung pada species dan fase pertumbuhan bahan tanaman (Anggorodi, 1994).
kadar serat kasar dapat menurunkan daya rombak mikroba rumen. Cairan
selulosa yang tinggi (Tillman at al., 1998). Langkah pertama metode pengukuran
kandungan serat kasar adalah menghilangkan semua bahan yang terlarut dalam
asam dengan pendidihan dengan asam sulfat bahan yang larut dalam alkali
dihilangkan dengan pendidihan dalam larutan sodium alkali. Residu yang tidak
bila suatu zat dioksider secara sempurna menjadi karbondioksida dan air. Tentu
saja karbondioksida dan air ini masih mengandung energi, akan tetapi dianggap
mempunyai tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa memecah zat melebihi
karbondioksida dan air. Gross energi diukur dengan alat bomb kalorimeter.
Besarnya energi bruto bahan pakan tidak sama tergantung dari macam nutrient
Energi total makanan adalah jumlah energi kimia yang ada dalam
makanan, dengan mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diukur jumlah
panas yang dihasilkan. Panas ini diketahui sebagai sumber energi total atau panas
total dan sampel makanan dipijarkan dengan aliran listrik. Metode ini dipakai
(CO2 dan air), maka panas yang dihasilkan disebut energi bruto. Guna
menentukan besarnya energi bruto bahan pakan dapat digunakan suatu alat bom
kalorimeter. Besarnya nilai energi bahan pakan tidak sama tergantung dari macam
nutrien dan bahan pakan (Soejono, 2004). Analisis kadar energi adalah usaha
untuk mengetahui kadar energi bahan baku pakan, dalam analisis biasanya
ditentukan energi bruto lebih dahulu dengan membakar sejumlah bahan pakan
sehingga diperoleh hasil-hasil oksidasi yang berupa karbondioksida, air dan gas
lainnya. Penentuan energi bruto menentukan jumlah energi kalori dalam bahan
20
baku pakan yang dianalisis (Prasetyastuti, 1988). Energi adalah sumber utama
bagi proses metabolisme dalam tubuh ternak, baik untuk hidup pokok dan
pada sapi laktasi dapat menyebabkan produksi, bobot badan dan gangguan
yang dibutuhkan oleh sejumlah ternak yang digembalakan dalam luasan satu
kering satu ekor sapi per hari sebesar 3% dari bobot badan. Satu satuan ternak
(ST) setara dengan satu ekor sapi seberat 455 kg (Santosa, 1995). Semakin besar
tingkat produksi hijauan per satuan luas lahan, maka akan semakin tinggi pula
yang baik biasanya mampu menampung sebanyak 2,5 ST/ha/thn. Hal ini sesuai
atau satu hektar lahan dapat menampung 2,5 ST/thn. Hal-hal yang perlu
dilakukan secara acak. Hijauan yang terdapat di areal kuadran dipotong lebih
Konsep Proper Use Factor (PUF) besarnya tergantung pada jenis ternak
yang digembalakan, spesies hijauan di padangan, tipe iklim setempat serta kondisi
tanah padangannya.
kerusakan lahan, ketersediaan hijauan yang dapat dikonsumsi, nilai nutrisi pakan,
dalam bahan organik, fraksi pasir, debu dan liat dan untuk tanah mineral
Sedangkan tanah gambut dibagi menjadi dangkal (<2m) dan gambut dalam
(>2m).
22
dilihat dari peta topografi dan peta tanah. Kemiringan suatu lereng
agak miring atau bergelombang 8% - 15%, miring atau berbukit 15% - 30%, agak
curam 30% - 45%, curam 45% - 65%, sangat curam lebih dari 65% (Jamulya dan
Sunarto, 1991).
satunya adalah sapi bali yang merupakan sapi potong asli Indonesia hasil
domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Sapi bali dikenal juga dengan
nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos
javanicus, meskipun sapi bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos
jenis lain. Sapi bali memiliki banyak sifat unggul diantaranya (reproduksi sangat
baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan yang sangat ekstrim, tahan terhadap
penyakit, memiliki daya cerna yang baik terhadap pakan dan persentase karkas
yang tinggi). Tidak heran bila sapi bali merupakan jenis sapi terbaik diantara sapi-
Menurut Djagra et al. (2002) secara fisik, sapi bali mudah dikenali karena
1. Warna bulu pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis
dewasa sapi bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan
sapi bali betina. Warna bulu sapi bali jantan biasanya berubah dari merah
bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu mencapai dewasa
kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3
tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata
bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih
tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai
pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang
sekitar kurang daripada 1% . Bulu sapi bali dapat dikatakan bagus (halus)
ekor.
9. Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah jenis
kelamin, perlakuaan,lingkungan dan faktor keturunan. Pada umur 1,5 tahun bobot
sapi bali jantan mencapai 217,9 kg. Apabila disertai dengan pemberian konsentrat
tinggi maka kenaikan bobot badannya dapat mencapai 0,87 kg per hari. Sapi bali
itu, kemampuannya mencerna serat dan memanfaatkan protein pakan lebih baik
2.8.3 Reproduksi
Umur dewasa kelamin sapi bali rata-rata 18-24 bulan untuk betina dan 20-
26 bulan untuk jantan (Payne dan Rollison, 1973; Pane, 1991), umur kawin
pertama betina 18-24 bulan dan jantan 23-28 bulan, beranak pertama kali 28-40
bulan dengan rataan 30 bulan (Sumbung et al., 1978) dengan lama bunting 285-
286 hari (Darmadja dan Suteja, 1975) dan jarak beranak 14-17 bulan (Darmadja
beranak 70-85% (Pastika dan Darmadja, 1976; Pane, 1991). Rata-rata siklus
estrus adalah 18 hari, pada sapi betina dewasa muda berkisar antara 20 – 21 hari,
sedangkan pada sapi betina yang lebih tua antara 16-23 hari (Pane, 1979) selama
36 – 48 jam birahi dengan masa subur antara 18 – 27 jam (Pane 1979; Payne,
1971) dan menunjukkan birahi kembali setelah beranak antara 2-4 bulan (Pane,
1979).
sapi bali menunjukkan estrus pada bulan Agustus – januari dan 71% dari
kelahiran terjadi bulan Mei – Oktober dengan sex ratio kelahiran jantan : betina
sebelum dan sesudah disapih pada sapi bali berturut-turut adalah 7,03% dan
3,59% (Darmadja dan Suteja, 1976). Persentase kematian pada umur dewasa
Sapi bali merupakan ternak potong andalan Indonesia. Ternak ini memiliki
persentase karkas yang tinggi, lemaknya sedikit serta perbandingan tulang dan
dagingnya sangat rendah. Sapi bali memiliki sedikit lemak, kurang dari 4%
(Payne dan Hodges, 1997) tetapi persentase karkasnya cukup tinggi berkisar
antara 52-60% (Payne dan Rollinson, 1973) dengan perbandingan tulang dan
daging sangat rendah; komposisi daging 69-71%, tulang 14-17% lemak 13-14%
(Sukanten, 1991).
dikendalikan dan jinak. Sapi bali dapat hidup dengan memanfaatkan hijauan yang
kurang bergizi, tidak selektif terhadap makanan, dan memiliki daya cerna
terhadap makanan serat yang cukup baik. Kelebihan yang paling mencolok adalah
menguntungkan, terutama pada daerah baru yang belum ada ternak sapi atau
belum mengenal budidaya pemeliharaan sapi. Oleh karena sifat inilah sapi bali
ternak kerja dan ternak potong. Sebagai ternak kerja, sapi bali tergolong kuat dan
cepat dalam mengerjakan lahan pertanian karena memiliki kaki yang bagus dan
kuat dibandingkan dengan sapi peranakan ongol. Sapi bali yang dapat diandalkan
tersebut antara lain ukuran tubuhnya relatif kecil, produksi susu rendah sekitar 1-
1,5 1/hari sehingga pertumbuhan anak sapi lambat, dan masih tingginya angka
kematian anak pada pemeliharaan secara ekstensif, selain itu sapi bali mudah
perbaikan. Ternak ini akan mengalami penurunan bobot badan pada waktu musim
kerja. Namun setelah diberi makan kembali maka bobot badannya kembali
normal.
28