Definisi : Suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbahn lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Pakar Pertanian Barat menyebutkan bahwa sistim pertanian organik merupakan “ Hukum Pengembalian (Law of Return)” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik limbah tanaman dan ternak. Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makan pada tanah, yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk tanaman dan bukan memberi makan langsung pada tanaman. Von Uekkull (1984) memberi istilah : “membangun kesuburan tanah”. Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami proses dekomposisi akan menjadi hara dalam larutan tanah. Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui saatu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Beda dengan pertanian konvensional (pada umumnya) yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kegunaan Budidaya Organik adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pupuk organik mempunyai berbagai keunggulan dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan Cuma-Cuma. Pupuk organik berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam- macam proses yang saling mendukung bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkankemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dalam penerapannya, pertanian organik akan menghadapi beberapa kendala : 1. Keterssediaan bahan organik karena takaran harus banyak. 2. Dapat menghadapi persaingan dengan kepentingan lain untuk memperoleh sisa tanaman dan limbah organik dalam jumlah yang cukup. Misal : -Limbah panen digunakan untuk makanan ternak. - Jerami padi diminati pabrik kertas. - Sampah kota dan permukiman digunakan untuk
menimbun lahan yang rendah/cekungan untuk
memperluas lahan yang dipersiapkan untuk bangunan di kota besar. Tabel 1. Gambaran umum pupuk organik dan pupuk kimia. No. Pupuk organik No. Pupuk Kimia/Buatan/sintetis 1. Bahan alami 1. Bahan sintetis/bukan alami 2. Selain N, P, dan K, juga 2. Pupuk kimia pada umumnya hanya mengandung hara makro dan mengandung unsur hara tertentu mikro yang dibutuhkan tanaman 3. Struktur tanah menjadi gembur 3. Struktut tanah menjadi kompak /padat/keras 4. Kemaampuan tanah menjerap / 4. Kemampuan tanah menahan air menahan air makin tinggi menjadi lebih rendah. 5. Penyediaan hara secara berahap 5. Unsur Hara segera larut, dan dapat mengalami pencucian ke bawah 6. Tanaman memperoleh 6. Tanaman menjadi lemah karena perlindungan dari pestisida alami pertumbuhan tanaman terlalu sperti pestisida nabati, kencing cepat, sehingga mudah terserang sapi, tembakau dll. hama dan penyakit. 7. Bebas dari reidu bahan kimia 7. Kemungkinan besar meracuni pertanian, sehingga produknya tanah dan tanaman, sehngga aman dikonsumsi dan harga kurang aman dikonsumsi dan mahal harga lebih murah. No. Pupuk Organik No. Pupuk Kimia/Buatan/Sintetis 8. Kondisi linkungan tanah dan 8. Pencemaran terhadap lingkungan atmosfer menjadi lebih bersih, melalui air, udara dan tanah. karena sampah, limbah, tinja dan kencingd imanfaatkan untuk kompos 9. Produknya kurang enak, 9. Produknya lebih enak dan tidak mengandung residu bahan kimia mudah rusakKompos dapat pertanian dan mudah ruak. 10. disiapkan langsung di lahan 10. Sebagian besar diimpor atau dibuat pertanian, pekarangan di pabrik. 11. Pupuk organik dapat dibuat dari 11. Bahan dasar (mineral dan bahan kotoran ternak, sampah, gulma, kimia lainnya) tersedia dalam limbah, yang tersedia secara berke jumlah terbatas dan dalam waktu sinambungan yang relatif singkat akan habis. 12. Proses pembuatan kompos relatif 12. Proses pabrik sangat rumit, sederhana dan murah serta dapat memerlukan modal dan keahlian dikerjakan oleh pria/wanita yang cukup banyak. No. Pupuk Organik No. Pupuk Kimia/Buatan/Sintetis 13. Pengangkutan dapat langsung oleh 13. Perlu sistem transportasi dengan petani karena jaraknya dekat skala besar, kapal, kereta api, kendaraan darat. 14. Petani akan memenuhi sendiri 14. Petani hanya sebagai objek yang kebutuhan pupukTenaga kerja yang diatur oleh kaum industrialis, dan diperlukan dapat terpenuhi dari pedagang. 15. desa tanpa harus mendatangkan 15. Hanya sebagian kecil penduduk dari luar. desa yang memperoleh kesempatan kerja. Tabel 2. Sumber bahan organik yang umum dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pertanian Limbah tanaman Jeraami dan sekam padi, gulma, daun, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang sabut kelapa Limbah ternak Kotoran padat dan cair, limbah pakan ternak. Pupuk hijau Lamtoro, turi, centrosema, glirisida, tithonia Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air lainnya. Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, kertas, ampas tebu, kelapa sawit, pemotongan hewan, pengalengan makanan. Limbah Rumah Sampah Pemukiman, kota, tinja Tangga Kelemahan penggunaan pupuk organik. 1) Diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara suatu tanaman . 2) Bersifat ruah (bulkiness) baik dalam pengangkutan dan penggunaannya di lapng. 3) Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan (defisiensi) unsur hara bila bahan organik yang diberikan belum cukup matang. 4) Ketersediaan unsur hara lambat. 5) Kemungkinan membawa bibit penyakit yang mempengaruhi tanaman, ternak dan manusia. 6) Juga adanya kemungkinan senyawa beracun dan logam berat dari limbah industri dan pemukiman. PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN INPUT RENDAH (LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE)
• “Keberlanjutan” dalam pembangunan diartikan sebagai “
menjaga agar suatu upaya terus berlangsung” atau kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot. • Dalam konteks pertanian, keberlanjutan pada dasarnya berarti “kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumberdaya”. • Penggunaan definisi/pengertian yang lebih luas dan menilai pertanian dikatakan pertanian berkelanjutan mencakup hal-hal berikut: a. Mantap secara ekologis. - yang berarti bahwa kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, tanaman, hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. - Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa, sehingga kehilangan unsur hara dan biomassa bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran. - Penekannya adalah pada penggunaan sumber daya yang bisa diperbarui. Catatan tambahan: Agroekosistem merupakan kesatuan komunitas tumbuhan dan hewan serta lingkungan kimia dan fisiknya yang telah dimodifikasi oleh manusia untuk menghasilkan makanan, serat, bahan bakar dan produk lainnya bagi konsumsi manusia. b. Bisa berlanjut secara ekonomis. yang berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan. c. Adil: yang berarti kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hal-hal dalam penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin. d. Luwes: berarti masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus. LEISA merupakan suatu pilihan yang layak bagi banyak petani. - karena sebagian petani tidak mampu membeli input buatan atau hanya dalam jumlah sangat sedikit. - Maka perhatian perlu dipusatkan pada teknologi yang bisa memanfaatkan sumberdaya lokal secara efisien. LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut: a. Berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada, dengan mengkombinasikan berbagai macam sistem usaha tani, yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar. b. Berusaha mencari cara pemaanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik, dan manusia. Dalam memanfatkan input luar, perhatian utama diberikan pada maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakan lingkungan. LEISA : tidak bertujuan untuk memaksimalkan produksi dalam jangka pendek, namun untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka panjang. LEISA : berupaya untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan sumberdaya alam serta memanfaatkan secara maksimal proses-proses alami. LEISA : menggabungkan komponen-komponen terbaik dari pengetahuan dan praktek-praktek setempat, pertanian berwaawasan ekologi yang dikembangkan di tempat lain, ilmu konvensional dan pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan (misal pendekatan sistem agroekologi, bioteknologi) Agroekologi adalah studi agrosistem yang menyeluruh termasuk semua unsur-unsur/elemen lingkungan dan manusia. LEISA : tidak bisa sebagai solusi mutlak terhadap pertanian dan lingkungan, tetapi LEISA bisa memberikan kontribusi yang berharga untuk memecahkan beberapa permasalahan tersebut. Prinsip-prinsip Ekologi dasar LEISA 1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman. a. Ketersediaan air, udara, dan unsur hara tepat waktu dalam jumlah seimbang dan mencukupi. b. Struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan akar, pertukaran udara, ketersedian air, dan kapasitas penyimpanan. c. Suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan pertumbuhan tanaman. d. Tidak adanya unsur-unsur meracun. 2. Mengoptimalkan ketersediaan dan daur unsur hara - Sistem pertanian yang tetap produktif, harus ada jaminan bahwa jumlah unsur hara yang hilang dari tanah tidak melebihi jumlah unsur hara yang dikembalikan ke tanah. ( Dengan kata lain, dari waktu ke wktu harus ada keseimbangan unsur hara) Upaya-upaya antara lain: a. Membatasi hilangnya unsur hara. - mendaur ulang limbah organik - menangani pupuk buatan dan pupuk organik sedemikian rupa sehingga unsur hara tidak tercuci oleh hujan deras atau menguap karena suhu tinggi - mengurangi erosi tanah. - mengurangi pembakaran vegetasi. b. Memperoleh unsur hara - pengikatan (fiksasi) nitrogen melalui mikroorganisme yang hidup dalam simbiosis dengan tanaman leguminosa (kacang- kacangan), tanaman pelindung, azolla. - pengumpulan unsur hara dengan menangkap sedimen air dari luar pertanian. - memanfaatkan ternak untuk menyediakan unsur hara lewat pupuk kandangnya dari luar lahan pertanian. c. Menambah unsur hara (sumber unsur hara dari luar) - bahan organik dari tempat lain. - pupuk mineral kapur, batuan fosfat) dan pupuk buatan. 3. Mengelola arus radiasi sinar matahari, air, dan udara. - Hal ini karena tumbuhan dan hewan yang berbeda memiliki kebutuhan akan cahaya, suhu, air, dan kelembaban yang berbeda pula. - Ada tumbbuhan perlu banyak sinar matahari, ada yang menyukai naungan. a. Pengelolaan iklim mikro. - Penggabungan tanaman (penanaman bertingkat, tumpang sari, pagar hidup), yang masing-masing dengan ciri tajuk yang saling melengkapi, sehingga satu jenis tanaman menciptakan kondisi yang mendukung (dalam hal naungan, perlindungan dari angin, kelembaban dan seebagainya) bagi tanaman lainnya. Sehingga radiasi sinar matahari dapat dimnfaatkan secara optimal - pemulsaan dan pengairan. b. Pengelolaan air - Pengelolaan bahan organik dan pengolahan tanah dapat mempengaruhi ketersediaan air dan udara di dalam tanah melalui perbaikan struktur tanah dan kapasitas penyimpanan. 4. Meminimalkan kerugian karena hama dan penyakit. - Cara/metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT). PHT memanfaatkan semua teknik dan metode yang cocok (termasuk biologis, genetik, mekanis, dan kimia) dengan cara seserasi mungkin. - Dengan demikian, biaya perlindungan tanaman bisa dikurangi, karena pestisida kimia akan dimanfaatkan lebih efisien serta dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat dikurangi. - pemulsaan dan pengolahan tanah, dapat meningkatkan kemampuan infiltrasi dan menurunkan penguapan (evaporasi) - Pada daerah kering, perlu adanya irigasi. - Pada daerah rawa perlu drainase (mengeluarkan kelebihan air dari lahan). c. Pengendalian erosi - Erosi tanah dapat terjadi sebagai akibat air atau angin dan kombinasinya. - upaya yang dapat dilakukan: - menutup permukaan tanah dengan vegetasi atau mulsa - perlindungan tanaman dari angin - pengelolaan bahan organik - pengaturan aliran air yang berlebihan