Anda di halaman 1dari 20

5.

PERTANIAN ORGANIK dan LEISA


 Definisi : Suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan
daur ulang hara secara hayati.
 Daur ulang dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak,
serta limbahn lainnya yang mampu memperbaiki status
kesuburan dan struktur tanah.
 Pakar Pertanian Barat menyebutkan bahwa sistim pertanian
organik merupakan “ Hukum Pengembalian (Law of Return)”
yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk
mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah,
baik limbah tanaman dan ternak.
 Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah
mengembangkan prinsip-prinsip memberi makan pada tanah,
yang selanjutnya tanah menyediakan makanan untuk
tanaman dan bukan memberi makan langsung pada tanaman.
 Von Uekkull (1984) memberi istilah : “membangun kesuburan
tanah”.
 Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara
secepatnya dari sisa tanaman, kompos, dan pupuk kandang
menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah mengalami
proses dekomposisi akan menjadi hara dalam larutan tanah.
 Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui saatu atau
lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap
tanaman.
 Beda dengan pertanian konvensional (pada umumnya) yang
memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam
bentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan
waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
 Kegunaan Budidaya Organik adalah meniadakan atau
membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan
oleh budidaya kimiawi.
 Pupuk organik mempunyai berbagai keunggulan dibanding
dengan pupuk kimia.
 Pupuk organik merupakan keluaran setiap budidaya
pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro
dan mikro yang dapat dikatakan Cuma-Cuma.
 Pupuk organik berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-
macam proses yang saling mendukung bekerja menyuburkan
tanah dan sekaligus mengkonservasikan dan menyehatkan
ekosistem tanah serta menghindarkankemungkinan terjadinya
pencemaran lingkungan.
 Dalam penerapannya, pertanian organik akan menghadapi
beberapa kendala :
1. Keterssediaan bahan organik karena takaran harus banyak.
2. Dapat menghadapi persaingan dengan kepentingan lain
untuk memperoleh sisa tanaman dan limbah organik dalam
jumlah yang cukup.
 Misal : -Limbah panen digunakan untuk makanan ternak.
- Jerami padi diminati pabrik kertas.
- Sampah kota dan permukiman digunakan untuk

menimbun lahan yang rendah/cekungan untuk


memperluas lahan yang dipersiapkan untuk
bangunan di kota besar.
Tabel 1. Gambaran umum pupuk organik dan pupuk kimia.
No. Pupuk organik No. Pupuk Kimia/Buatan/sintetis
1. Bahan alami 1. Bahan sintetis/bukan alami
2. Selain N, P, dan K, juga 2. Pupuk kimia pada umumnya hanya
mengandung hara makro dan mengandung unsur hara tertentu
mikro yang dibutuhkan tanaman
3. Struktur tanah menjadi gembur 3. Struktut tanah menjadi kompak
/padat/keras
4. Kemaampuan tanah menjerap / 4. Kemampuan tanah menahan air
menahan air makin tinggi menjadi lebih rendah.
5. Penyediaan hara secara berahap 5. Unsur Hara segera larut, dan dapat
mengalami pencucian ke bawah
6. Tanaman memperoleh 6. Tanaman menjadi lemah karena
perlindungan dari pestisida alami pertumbuhan tanaman terlalu
sperti pestisida nabati, kencing cepat, sehingga mudah terserang
sapi, tembakau dll. hama dan penyakit.
7. Bebas dari reidu bahan kimia 7. Kemungkinan besar meracuni
pertanian, sehingga produknya tanah dan tanaman, sehngga
aman dikonsumsi dan harga kurang aman dikonsumsi dan
mahal harga lebih murah.
No. Pupuk Organik No. Pupuk Kimia/Buatan/Sintetis
8. Kondisi linkungan tanah dan 8. Pencemaran terhadap lingkungan
atmosfer menjadi lebih bersih, melalui air, udara dan tanah.
karena sampah, limbah, tinja dan
kencingd imanfaatkan untuk
kompos 9. Produknya kurang enak,
9. Produknya lebih enak dan tidak mengandung residu bahan kimia
mudah rusakKompos dapat pertanian dan mudah ruak.
10. disiapkan langsung di lahan 10. Sebagian besar diimpor atau dibuat
pertanian, pekarangan di pabrik.
11. Pupuk organik dapat dibuat dari 11. Bahan dasar (mineral dan bahan
kotoran ternak, sampah, gulma, kimia lainnya) tersedia dalam
limbah, yang tersedia secara berke jumlah terbatas dan dalam waktu
sinambungan yang relatif singkat akan habis.
12. Proses pembuatan kompos relatif 12. Proses pabrik sangat rumit,
sederhana dan murah serta dapat memerlukan modal dan keahlian
dikerjakan oleh pria/wanita yang cukup banyak.
No. Pupuk Organik No. Pupuk Kimia/Buatan/Sintetis
13. Pengangkutan dapat langsung oleh 13. Perlu sistem transportasi dengan
petani karena jaraknya dekat skala besar, kapal, kereta api,
kendaraan darat.
14. Petani akan memenuhi sendiri 14. Petani hanya sebagai objek yang
kebutuhan pupukTenaga kerja yang diatur oleh kaum industrialis, dan
diperlukan dapat terpenuhi dari pedagang.
15. desa tanpa harus mendatangkan 15. Hanya sebagian kecil penduduk
dari luar. desa yang memperoleh kesempatan
kerja.
Tabel 2. Sumber bahan organik yang umum dimanfaatkan
sebagai pupuk organik.
Pertanian Limbah tanaman Jeraami dan sekam padi, gulma,
daun, batang dan tongkol jagung,
semua bagian vegetatif tanaman,
batang pisang sabut kelapa
Limbah ternak Kotoran padat dan cair, limbah
pakan ternak.
Pupuk hijau Lamtoro, turi, centrosema, glirisida,
tithonia
Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng
gondok, gulma air lainnya.
Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, kertas, ampas
tebu, kelapa sawit, pemotongan
hewan, pengalengan makanan.
Limbah Rumah Sampah Pemukiman, kota, tinja
Tangga
Kelemahan penggunaan pupuk organik.
1) Diperlukan dalam jumlah yang sangat banyak untuk
memenuhi kebutuhan unsur hara suatu tanaman .
2) Bersifat ruah (bulkiness) baik dalam pengangkutan dan
penggunaannya di lapng.
3) Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan (defisiensi)
unsur hara bila bahan organik yang diberikan belum cukup
matang.
4) Ketersediaan unsur hara lambat.
5) Kemungkinan membawa bibit penyakit yang mempengaruhi
tanaman, ternak dan manusia.
6) Juga adanya kemungkinan senyawa beracun dan logam berat
dari limbah industri dan pemukiman.
PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN INPUT RENDAH
(LOW EXTERNAL INPUT SUSTAINABLE AGRICULTURE)

• “Keberlanjutan” dalam pembangunan diartikan sebagai “


menjaga agar suatu upaya terus berlangsung” atau
kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot.
• Dalam konteks pertanian, keberlanjutan pada dasarnya berarti
“kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap
mempertahankan basis sumberdaya”.
• Penggunaan definisi/pengertian yang lebih luas dan menilai
pertanian dikatakan pertanian berkelanjutan mencakup hal-hal
berikut:
a. Mantap secara ekologis.
- yang berarti bahwa kualitas sumber daya alam
dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara
keseluruhan dari manusia, tanaman, hewan sampai organisme
tanah ditingkatkan.
- Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa, sehingga
kehilangan unsur hara dan biomassa bisa ditekan serendah
mungkin serta mampu mencegah pencemaran.
- Penekannya adalah pada penggunaan sumber daya yang
bisa diperbarui.
Catatan tambahan:
 Agroekosistem merupakan kesatuan komunitas tumbuhan
dan hewan serta lingkungan kimia dan fisiknya yang telah
dimodifikasi oleh manusia untuk menghasilkan makanan,
serat, bahan bakar dan produk lainnya bagi konsumsi
manusia.
b. Bisa berlanjut secara ekonomis.
yang berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan untuk
pemenuhan kebutuhan dan mendapatkan penghasilan yang
mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang
dikeluarkan.
c. Adil: yang berarti kebutuhan dasar semua anggota
masyarakat terpenuhi dan hal-hal dalam penggunaan lahan,
modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang
pemasaran terjamin.
d. Luwes: berarti masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung
terus.
LEISA merupakan suatu pilihan yang layak bagi banyak petani.
- karena sebagian petani tidak mampu membeli input buatan
atau hanya dalam jumlah sangat sedikit.
- Maka perhatian perlu dipusatkan pada teknologi yang bisa
memanfaatkan sumberdaya lokal secara efisien.
LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian sebagai berikut:
a. Berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal
yang ada, dengan mengkombinasikan berbagai macam
sistem usaha tani, yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim,
dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan
efek sinergi yang paling besar.
b. Berusaha mencari cara pemaanfaatan input luar hanya bila
diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam
ekosistem dan meningkatkan sumberdaya biologi, fisik, dan
manusia.
 Dalam memanfatkan input luar, perhatian utama diberikan
pada maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakan
lingkungan.
LEISA : tidak bertujuan untuk memaksimalkan produksi dalam
jangka pendek, namun untuk mencapai tingkat produksi yang
stabil dan memadai dalam jangka panjang.
LEISA : berupaya untuk mempertahankan dan bila mungkin
meningkatkan sumberdaya alam serta memanfaatkan secara
maksimal proses-proses alami.
LEISA : menggabungkan komponen-komponen terbaik dari
pengetahuan dan praktek-praktek setempat, pertanian
berwaawasan ekologi yang dikembangkan di tempat lain, ilmu
konvensional dan pendekatan baru dalam ilmu pengetahuan
(misal pendekatan sistem agroekologi, bioteknologi)
Agroekologi adalah studi agrosistem yang menyeluruh termasuk
semua unsur-unsur/elemen lingkungan dan manusia.
LEISA : tidak bisa sebagai solusi mutlak terhadap pertanian dan
lingkungan, tetapi LEISA bisa memberikan kontribusi yang
berharga untuk memecahkan beberapa permasalahan
tersebut.
Prinsip-prinsip Ekologi dasar LEISA
1. Menjamin kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan
tanaman.
a. Ketersediaan air, udara, dan unsur hara tepat waktu dalam
jumlah seimbang dan mencukupi.
b. Struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan akar,
pertukaran udara, ketersedian air, dan kapasitas penyimpanan.
c. Suhu tanah yang meningkatkan kehidupan tanah dan
pertumbuhan tanaman.
d. Tidak adanya unsur-unsur meracun.
2. Mengoptimalkan ketersediaan dan daur unsur hara
- Sistem pertanian yang tetap produktif, harus ada jaminan
bahwa jumlah unsur hara yang hilang dari tanah tidak
melebihi jumlah unsur hara yang dikembalikan ke tanah.
( Dengan kata lain, dari waktu ke wktu harus ada
keseimbangan unsur hara)
Upaya-upaya antara lain:
a. Membatasi hilangnya unsur hara.
- mendaur ulang limbah organik
- menangani pupuk buatan dan pupuk organik sedemikian
rupa sehingga unsur hara tidak tercuci oleh hujan deras atau
menguap karena suhu tinggi
- mengurangi erosi tanah.
- mengurangi pembakaran vegetasi.
b. Memperoleh unsur hara
- pengikatan (fiksasi) nitrogen melalui mikroorganisme yang
hidup dalam simbiosis dengan tanaman leguminosa (kacang-
kacangan), tanaman pelindung, azolla.
- pengumpulan unsur hara dengan menangkap sedimen air
dari luar pertanian.
- memanfaatkan ternak untuk menyediakan unsur hara lewat
pupuk kandangnya dari luar lahan pertanian.
c. Menambah unsur hara (sumber unsur hara dari luar)
- bahan organik dari tempat lain.
- pupuk mineral kapur, batuan fosfat) dan pupuk buatan.
3. Mengelola arus radiasi sinar matahari, air, dan udara.
- Hal ini karena tumbuhan dan hewan yang berbeda
memiliki kebutuhan akan cahaya, suhu, air, dan kelembaban
yang berbeda pula.
- Ada tumbbuhan perlu banyak sinar matahari, ada yang
menyukai naungan.
a. Pengelolaan iklim mikro.
- Penggabungan tanaman (penanaman bertingkat, tumpang
sari, pagar hidup), yang masing-masing dengan ciri tajuk yang
saling melengkapi, sehingga satu jenis tanaman menciptakan
kondisi yang mendukung (dalam hal naungan, perlindungan
dari angin, kelembaban dan seebagainya) bagi tanaman
lainnya. Sehingga radiasi sinar matahari dapat dimnfaatkan
secara optimal
- pemulsaan dan pengairan.
b. Pengelolaan air
- Pengelolaan bahan organik dan pengolahan tanah dapat
mempengaruhi ketersediaan air dan udara di dalam tanah
melalui perbaikan struktur tanah dan kapasitas
penyimpanan.
4. Meminimalkan kerugian karena hama dan penyakit.
- Cara/metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
PHT memanfaatkan semua teknik dan metode yang cocok
(termasuk biologis, genetik, mekanis, dan kimia) dengan cara
seserasi mungkin.
- Dengan demikian, biaya perlindungan tanaman bisa
dikurangi, karena pestisida kimia akan dimanfaatkan lebih
efisien serta dampak negatifnya terhadap lingkungan dapat
dikurangi.
- pemulsaan dan pengolahan tanah, dapat meningkatkan
kemampuan infiltrasi dan menurunkan penguapan (evaporasi)
- Pada daerah kering, perlu adanya irigasi.
- Pada daerah rawa perlu drainase (mengeluarkan kelebihan
air dari lahan).
c. Pengendalian erosi
- Erosi tanah dapat terjadi sebagai akibat air atau angin dan
kombinasinya.
- upaya yang dapat dilakukan:
- menutup permukaan tanah dengan vegetasi atau mulsa
- perlindungan tanaman dari angin
- pengelolaan bahan organik
- pengaturan aliran air yang berlebihan

Anda mungkin juga menyukai