Anda di halaman 1dari 10

Membangun Keikhlasan dalam Beramal

‫مِب‬ ِ
‫ أشهد أن‬. ‫صاَل ُح اإلسالم واملسلمني‬ َ ‫احلمد اهلل الذي جعلنا من عباده املخلصني َو َو َّف َقنَا ل ْل َع َم ِل َا فيه‬
،‫ أما بعد‬5,‫ال إله إال اهلل وحده ال شريك وأشهد أن حممدا عبده ورسوله اهْلَ ِادي إىل الصراط املستقيم‬
ِ ‫فيا أيها املسلمون أوصيكم وإياي بتقوى اهلل عز وجل والتَّم ُّس‬
‫ فقال اهلل‬. ‫ك هبذا الدِّين مَتَ ُّس ًكا ق ِويًّا‬ َ
‫ وال‬،‫ اتقوا اهلل حق تقاته‬5‫يأيها الذين ءامنوا‬, ‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬،‫تعاىل يف كتابه الكرمي‬
)۱۰۲ :‫متوتن إال وأنتم مسلمون (آل عمران‬

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Marilah Bersama-sama kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. Ketaqwaan
itu merupakan satu kunci untuk dua pintu. Pintu kehidupan dunia dan kehidupan di
akhirat. Barang siapa menghendaki kesuksesan hidup di dunia jangan lah pernah
memalingkan diri dari taqwa kepada Allah. Dan barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan di akhirat nanti juga taqwalah yang menjadi bekalan dan modal
utamanya, Allah berfirman (watazawwaduu fa inna khairazzadittaqwa wattaquuni yaa
ulil albab). QS. Al-Baqarah 197

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Swt bahwa hingga saat ini,
Allah masih memberi kita kesempatan untuk menyempurnakan pengabdian kita
kepadaNya, dengan harapan mudah-mudahan segala kekurangan dalam proses
pengabdian itu diampuni oleh Allah Swt. Mudah-mudahan juga momentum hari
Jum'at ini semakin memberikan kita kesadaran akan peningkatan kualitas iman dan
takwa kita kepadaNya. Amiin.
Sesungguhnya kehidupan ini memang Allah ciptakan untuk menguji siapa diantara
hambaNya yang paling banyak dan paling baik beramal. Beramal merupakan inti dari
keberadaan manusia di dunia ini, tanpa amal maka manusia akan kehilangan fungsi
dan peran utamanya dalam menegakkan khilafah dan imarah. Allah Swt menegaskan
tujuan keberadaan manusiadalam firmanNya.

(٢ : ‫و الذي خلق املوت واحليوة ليبلوكم أيكم أحسن عمال وهو العزيز الغفور ( امللك‬

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS. Al-
Mulk: 2)

Namun pada tahap implementasinya, ternyata tidak cukup hanya beramal saja,
karena memang Allah akan menseleksi setiap amal itu dari niat dan keikhlasannya.
Tanpa ikhlas, amal seseorang akan sia-sia tidak berguna dan tidak dipandang
sedikitpun oleh Allah Swt. Imam Al-Ghazali menuturkan, "Setiap manusia binasa
kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang
beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas
(dalam amalnya). Namun orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati
dalam beramal".

Dalam hal ini, hanya orang-orang yang ikhlas beramal yang akan mendapat
keutamaan dan keberkahan yang sangat besar, seperti yang dijamin Allah dalam
firmanNya,
( ‫يف جنات النعيم‬42 ‫ َف َواكِهُ وهم ُّمكَْر ُم ْو َن‬41‫ك هلُ ْم ِر ْز ٌق َّم ْعلُ ْو ٌم‬
َ ‫ ُأوآلِئ‬40 َ ‫صنْي‬ ِ ‫اِاَّل ِعباد‬
ِ َ‫اهلل الْمخل‬
ُْ ََ
)43

43 – 40 :‫ الصافات‬-

"Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka itu
memperoleh rezki yang tertentu, yaitu buah buahan. Dan mereka adalah orang-
orang yang dimuliakan, di dalam syurga-syurga yang penuh kenikmatan". (QS. Ash
Shaaffat 40-43)

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Ayat tentang keutamaan dan jaminan bagi orang yang bekerja dengan ikhlas ini
seharusnya menjadi motivasi utama kita dalam menjalankan tugas dan pekerjaan kita
sehari-hari apapun dimensi dan bentuknya, baik dalam konteks "hablum minallah
atau Hablum minannas" Karena hanya orang mukhlis nantinya yang akan meraih
keberuntungan yang besar di hari kiamat, yaitu surga Allah yang penuh dengan
kenikmatan, meskipun dia harus banyak bersabar terlebih dahulu ketika di dunia.
Ayat ini juga merupakan salah satu diantara jaminan yang disediakan oleh Allah bagi
orang-orang yang mukhlis.

Jaminan lain yang Allah sediakan bagi mereka yang ikhlas dalam beramal bisa
ditemukan dalam kisah perjalanan Yusuf As ketika beliau berhadapan dengan seorang
wanita yang mengajaknya melakukan kemaksiatan. Bahwa Allah akan senantiasa
memelihara hambaNya yang mukhlis dari perbuatan keji dan maksiat
‫والفح َشاءَ ِإنَّهُ ِم ْن ِعبَ ِادنَا‬ ِ ِ ‫هِب‬ ِ َّ‫ولََق ْد مَه‬
ْ َ‫السوء‬
ُّ . ‫ف‬ ْ َ‫ كذلك لن‬،‫ َو َه َّم َا لَ ْوآل َأ ْن َّرءَا بُْر َها َن َربِّه‬،‫ت بِه‬
َ ‫ص ِر‬ ْ َ
٢٤ :‫ يوسف‬- َ ‫صنْي‬ ِ َ‫الْمخل‬
ُْ
"Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,
dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak
melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami
yang mukhlis". (QS. Yusuf: 24).

Dalam ayat lain, orang yang mukhlis juga mendapat jaminan akan terhindar dari
godaan dan bujuk rayu setan. Setan sendiri mengakui ketidakberdayaan dan
kelemahan mereka dihadapan orang-orang yang beramal dengan ikhlas,

ِ ِ ِ ِ
َ ‫ ِإاَّل عبِ َاد َك مْن ُه ُم الْ ُم ْخلَصنْي‬39 َ ‫َّه ْم َأمْج َعنْي‬
ُ ‫ض َوُأَل ْغ ِو َين‬
ِ ‫اَأْلر‬ َ ‫ب مِب َا َأ ْغ َو ْيتَيِن‬
ْ ‫ُأَلزيِّنَ َّن هَلُ ْم يِف‬ ِّ ‫قَ َال َر‬

40 - 39 :‫ احلجر‬-

"Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka." (QS. Al Hijr: 39-40).

Dengan redaksi yang sama, ayat ini berulang dalam surah Shaad ayat 82 dan 83
ِ ِ ِ ِ َ ِ‫قَ َال فَبِعَِّزت‬
َ ‫) ِإاَّل عبَ َاد َك مْن ُه ُم الْ ُم ْخلَص‬82( َ ‫َّه ْم َأمْج َعنْي‬
)83(‫ني‬ ُ ‫ك ُأَل َغ ِّو َين‬

"Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yong mukhlis di antara mereka". (QS. Shaad: 82-83).

Sungguh, keikhlasan merupakan benteng yang paling kokoh yang tak tergoyahkan
oleh apapun bentuk rayuan dan fitnah iblis dan sekutunya.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam tinjauan ilmu qira'at, para ulama qira'at berbeda dalam membaca kata "Al-
Mukhlashin" yang tersebut pada akhir kedua ayat tersebut. Sebagian qari membaca
Al-Mukhlashin dengan is‫ه‬m maf"ul dan sebagian lainnya membaca dengan isim fiil
Al-Mukhlishin. Imam Ibnu Katsir, Abu Amr dan Ibnu Amir, membaca seluruh
kalimat ini dalam Al-Quran dengan bacaan "Al-Mukhlishin" yang artinya: Mereka
mampu memurnikan agama dan ibadah mereka dari segala noda yang bertentangan
dengan nilai tauhid. Sedangkan ulama qira'at yang lain membaca Al-Mukhlashin
yang artinya: Mereka yang dipelihara dan mendapat taufik dari Allah untuk memiliki
sifat Ikhlas.

Berdasarkan qira'at ini, ikhlas dan iman adalah mutlak anugerah Allah Swt kepada
hamba-hambaNya yang dikehendaki, Namun setiap hamba diperintahkan oleh Allah
untuk senantiasa memperhatikan dan meningkatkan kadar dan tingkat keikhlasan
dalam beramal. Bahkan Allah menyuruh kita meneladani orang-orang yang
mendapat petunjuk karena tidak pernah mengharapkan balasan dari amalnya kecuali
dari Allah Swt.
ِ
ْ ‫ َم ْن اَل يَ ْسَئ لُ ُك ْم‬5‫اتَّبِعُ ْوا‬
۲۱ :‫َأجًرا َو ُه ْم ُم ْهتَ ُد ْو َن يس‬

"ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk" (QS. Yaasin: 21)

Secara prinsip, Islam memandang keikhlasan sebagai pondasi dan ruh sebuah amal,
apapun bentuk amal tersebut selama termasuk kategori amal shalih. Baik amal
tersebut dilakukan dalam skala pribadi maupun secara kolektif (bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara). Bahkan keikhlasan dalam ruang lingkup kolektif sosial
ternyata sesuatu yang berat dan memerlukan lebih kesabaran.

Dalam konteks ini, keikhlasan harus dibangun secara timbal balik antara seluruh
individu dalam masyarakat dan menghindari kecemburuan serta persepsi negatif
terhadap masing-masing anggota. Demikian, semakin luas wilayah kerja seseorang,
maka semakin dibutuhkan keikhlasan. Apalagi di tengah semakin beragamnya
hambatan atau ujian keikhlasan yang menghadangnya, yang pada umumnya adalah
seperti yang dinyatakan oleh Syekh Hasan Al-Banna' dalam Risalahnya, yaitu: harta,
kedudukan, popularitas, gelar, ingin selalu tampil di depan dan diberi penghargaan
dan pujian dan sebagainya.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Menurut bahasa, dalam kata ikhlas terkandung beberapa makna; jernih, bersih, suci
dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi maupun non materi. Lawan dari
ikhlas adalah nifaq dan riya. Rasulullah Saw bersabda tentang sifat yang mulia ini

dalam sabdanya,

"Barangsiapa yang tujuan utamanya meraih pahala akhirat, niscaya Allah akan
menjadikan kekayaannya dalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi
yang dimilikinya, dan dunia akan datang sendiri kepadanya seraya mengejarnya.
Sebaliknya, barangsiapa yang tujuan utamanya meraih dunia, niscaya Allah akan
menjadikan kemiskinannya berada di depan matanya, membuyarkan semua potensi
yang dimilikinya, dan dunia tidak akan datang sendiri kepadanya kecuali menurut
apa yang telah ditakdirkan untuknya." (HR. Ahmad).

Dalam keadaan apapun, keikhlasan akan tetap menjadi modal, bekal sekaligus
kemudi amal shalih, Keikhlasan juga merupakan salah satu dari dua pilar dan syarat
diterimanya amal shalih, bahkan ia yang paling utama, seperti yang dinyatakan oleh
Abdullah bin Al-Mubarak ketika menafsirkan ayat:

٢: ‫ امللك‬- ‫الذي خلق املوت واحليوة ليبلوكم أيكم أحسن عمال وهو العزيز العفور‬
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya" (QS. Al Mulk: 2).

Tanpanya amal seseorang akan sia-sia tidak bernilai. Untuk itu, dengan ikhlas, akan
mencukupi amal yang sedikit seperti yang ditegaskan dalam sebuah hadits riwayat
Ad-Dailami:

ِ ِ‫َأخل‬
‫ص‬ ِ ِ ِ
ْ « :‫عن َعلى بْ ِن َأيِب طَالب كرم اهلل وجهه فإن النيب صلى اهلل عليه وسلم قال ل ُم َعاذ بْ ِن َجبَل‬
ِ

)‫ (أخرجه الد َّْيلَ ِمي‬. » ُ‫ك الْ َقلِْي ُل ِمْنه‬


َ ْ‫الْ َع َم َل جَيْ ِزي‬
"Ikhlaslah kamu dalam beramal, maka cukuplah amal yang sedikit yang kamu
lakukan." (HR. Dailami)

Agar ikhlas dapat terpelihara, tentu ada variabel yang melekat pada setiap amal yang
kita lakukan; diantaranya variabel profesionalisme, kompetensi, itgan dan
kesungguhan. Amal yang cenderung apa adanya, serampangan, asal jadi, "pokoknya"
dan amal yang tidak konsisten bisa jadi lahir dan hadir karena ketidak ikhlasan kita
dalam menjalankan tugas tersebut. Ini merupakan tantangan terberat kita yang
sesungguhnya. Ikhlas inilah yang akan memperkuat potensi spritualitas kita. Lantas
pertanyaan besar kita, "Apakah ruh dan motifasi yang menggerakkan roda amal kita
selama ini ?.
‫بارك اهلل يل ولكم يف القرآن العظيم‪ ،‬ونفعين وإياكم مبا فيه من اآليات والذكراحلكيم‪ ،‬وتقبالاهلل مين و‬
‫منكم تالوته‪,‬انه هو السميع العليم‪ .‬اقول قول هذا واستغفرهلل العظيم يل ولكم ولساءراملسلمني‬
‫فاستغفره‪ ,‬انه هو الغفور الرحيم‬

‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫ِِ‬ ‫ات ِ‬ ‫ِإ َّن احْل م َد لِلَّ ِه حَنْم ُده ونَستَعِينُه‪ 5‬ونَسَت ْغ ِفره و َنعوذُ بِ ِ‬
‫اهلل ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْن ُف ِسنَا َو َسيَِّئ ِ ْ‬
‫َأع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ‬ ‫َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ ُ َ ُْ‬ ‫َْ‬
‫هم‬ ‫ي لَهُ َأ ْش َه ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل اهللُ َوَأ ْش َه ُد َّ‬ ‫ِ‬ ‫ض َّل لَه ومن ي ْ ِ‬‫فَاَل م ِ‬
‫ور ُس ْوله ‪,‬اَللّ ّ‬
‫حممدا َعْب ُدهُ َ‬
‫َأن ً‬ ‫ضل ْل فَاَل َهاد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ‬
‫حممد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إىل يوم الدين‪ ،‬أما بعد‬ ‫صل وسلِّم على ٍ‬
‫ِّ َ ْ‬

‫مسلمو َن‪ ,‬قال تعاىل‪ - :‬يأيّها الّذين ءامنوا‪ 5‬اتّقوا اهلل‬


‫ْ‬ ‫والمتوتن إالّ وانْتم‬
‫ّ‬ ‫حق تقاته‬
‫فيا عباد اهلل ‪,‬اتّقوا اهلل ّ‬
‫متوتن إالّ وأنْتم مسلمو َن ( آل عمران‪ .)۱۰۲ :‬إ ّن اهلل ومالئكته‪ 5‬يصلّون على النّيب‪ ،‬يا‬
‫حق تقاته وال ّ‬
‫ّ‬
‫ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت‬‫صل على حممد وعلى آل حممد ‪ ،‬كما صلّْي َ‬ ‫هم ّ‬‫تسليما ‪ .‬اللّ ّ‬ ‫ءامنوا صلُّوا ْ‬
‫عليه وسلّموا ً‬ ‫أيّها الّذيْن ْ‬
‫على إبراهيم ‪ ،‬وبارك على حممد وعلى آل حممد ‪ ،‬كما باركت على إبراهيم ‪ ،‬يف العاملني إنك محيد‬
‫‪.‬‬ ‫جميد‬

‫اللهم اغفر للمؤمنني واملؤمنات واملسلمني واملسلمات وأصلح ذات بينهم وألف بني قلوهبم واجعل يف‬
‫قلوهبم اإلميان واحلكمة وتبتهم على ملة رسولك صلى اهلل عليه وسلم وأوزعهم أن يوفوا بعهدك الذي‬
‫‪.‬‬ ‫عاهدهتم عليه وانصرهم على عدوك وعدوهم إله احلق واجعلنا منهم‬

‫‪Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara‬‬
‫‪mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah‬‬
‫‪mereka atas agama Rasul-Mu Saw, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau‬‬
buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai llah yang hak
jadikanlah kami termasuk dari mereka.

.‫اللهم حبب إلينا اإلميان وزينه يف قلوبنا وكره إلينا الكفر والفسوق والعصيان واجعلنا من الراشدين‬

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan
jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang
yang mendapat petunjuk.

‫وَأذ َّل الشرك واملشركني ودمر أعداء الدين واجعل دائرة السوء عليهم يا‬ ِ ‫َأعَّز اإلسالم واملسلمني‬
ِ ‫اللهم‬
‫َأخ َذ عزي ٍز ُم ْقتَ ِد ٍر إنك ربنا على كل شيئ‬
ْ ‫ِّت مشلهم وخذهم‬
5ْ ‫وشت‬
َ ‫ اللهم فرق مجعهم‬. ‫رب العاملني‬
.‫قديريارب العاملني‬

Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah
musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan
persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu,

‫وصل وسلم على عبدك ورسولك سيدنا حممد وعلى آله وصحبه وسلم واحلمد هلل رب العاملني‬

‫ عن الفحشاء واملنكر والبغي يعظكم‬5‫ إن اهلل يأمربالعدل واإلحسان وإيتائ ذي القرىب وينهى‬،‫عباد اهلل‬
‫ واهلل يعلم‬.‫ فاذكروا اهلل العظيم يذكركم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر اهلل أكرب‬.‫لعلكم تذكرون‬
. 5‫ما تصنعون‬

Anda mungkin juga menyukai