Anda di halaman 1dari 29

Materi 2:

ISLAM
MEMULIAKAN
PEREMPUAN
Kesempurnaan

Islam adalah ideologi sempurna berasaskan aqidah dan


sistem pengaturan kehidupannya bersumber kepada Aqidah dan
Syariat Islam yang sempurna
Pencipta

seluruh mahluk didunia ini memberikan aturan yang adil


dan memuliakan bagi makhluk ciptaannya
baik laki-laki maupun perempuan.
menyelamatkan

Alquran tak pernah mengajarkan tentang diskriminasi


gender
Mengutip Lothrop Stoddard dalam
“The New World of Islam”
menjelaskan, Islam datang dengan ajaran
yang memberi perlindungan terhadap
perempuan juga semua umat di dunia.
PANDANGAN ISLAM TERHADAP PEREMPUAN & LAKI-LAKI

memberi aturan rinci berkenaan dengan peran dan fungsi


laki-laki dan Perempuan dalam menjalani kehidupan, yang
memang adakalanya sama dan adakalanya berbeda
Persamaan dan Perbedaan ini tidak bisa dipandang sebagai adanya
kesetaraan atau ketidaksetaraan gender, melainkan semata-mata merupakan
pembagian tugas yang sama-sama penting dalam upaya mewujudkan tujuan tertinggi kehidupan
masyarakat,
yaitu kebahagiaan hakiki di bawah keridhaan Allah
=
ِ ‫ت ال ْجِ ّـََّن َوال ْ ِإن ْ َس ِإَلاّـَّ لِيَ ْعبُ ُد‬
 ‫ون‬ ُ ْ‫َو َما َخلَق‬
  “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia
melainkan untuk beribadah kepada-Ku.”
 (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)
‫َاسن َّا َخل َ ْقنَاك ُم ِ ّمن َذك ٍَر َوأُنثَى َو َج َعلْنَاك ُْم ُش ُعوبا ً َو َقبَا ِئ َللِتَ َع َارفُوا ِإ َّن‬
‫يَا أَي ُّ َها الن ّ ُ ِإ‬
‫ير‬ َ ٌ‫علِيم‬
ٌ ‫خ ِب‬ َ ‫ند الل َّ ِه أَتْقَاك ُْم ِإ َّن الل َّ َه‬
َ ‫أَك َْر َمك ُْم ِع‬
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.”
(Al-Hujuraat: 13)
ِ ‫الصا ِدق‬
ِ‫َات‬ َ ّ ‫ين َو‬ َ ‫الصا ِد ِق‬ َ ّ ‫ات َو‬ ِ َ‫ين َوال ْ َقا ِنت‬ َ ‫ات َوال ْ َقا ِن ِت‬
ِ َ ‫ين َوال ُْم ْؤ ِمن‬ َ ‫ات َوال ُْم ْؤ ِم ِن‬
ِ ‫ين َوال ُْم ْسلِ َم‬ َ ‫َّن ال ُْم ْسلِ ِم‬
ِ ‫الصا ِئ َم‬
‫ات‬ َ ّ ‫ين َو‬ َ ‫الصا ِئ ِم‬ َ ّ ‫َات َو‬ ِ ‫ين َوال ُْمتَ َص ِ ّدق‬ َ ‫ات َوال ُْمتَ َص ِ ّد ِق‬ِ ‫اش َع‬ ِ ‫خ‬
َ ْ ‫ين َوال‬ َ ‫اش ِع‬ ِ ‫خ‬ ِ ‫الصا ِب َر‬
َ ْ ‫ات َوال‬ َ ّ ‫ين َو‬َ ‫الصا ِب ِر‬
َ ّ ‫َو‬
َ ً ‫ع َّد الل َّ ُه ل َُهم ّ َم ْغ ِف َر ًة َوأ َ ْجرا‬
ً ‫ع ِظيما‬ َ َ ‫اتأ‬ ِ ‫ين الل َّ َه ك َ ِثيرا ً َوال ّ َذا ِك َر‬
َ ‫ات َوال ّ َذا ِك ِر‬
ِ ‫وج ُه ْم َوال َْحا ِف َظ‬ َ ‫َوال َْحا ِف ِظ‬
َ ‫ين ف ُُر‬

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan Muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(Al-Ahzab: 35)
‫حا ِم ْن َذك ٍَر أ َ ْو أُنْثَى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َفلَن ُ ْحـ ِييََن ّـَّ ُه َحيَا ًة‬ ً ِ‫ع ِم َل َصال‬
َ ‫َم ْن‬
َ ‫ج ِزيََن ّـَّ ُه ْم أ َ ْج َر ُه ْم ِبأ َ ْح َس ِن َما ك َانُوا ي َ ْع َمل‬
‫ُون‬ ْ َ ‫َط ِِّيّـبَ ًة َولَن‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” 
 (QS. An-Nahl [16]: 97)
َ‫ام ٍل ِمنْك ُْم ِم ْن َذك ٍَر أ َ ْو أُنْثَى بَ ْع ُضك ُْم ِم ْن بَ ْع ٍض‬
ِ ‫ع‬َ ‫ع َم َل‬ ُ ‫ابل َُه ْم َرُبّـُّ ُه ْم أ َ ِِّن ّـي ل َا أ ُ ِض‬
َ ‫يع‬ َ ‫ج‬َ َ‫است‬
ْ
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-
orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.”
 (QS. Ali Imran [3]: 195)
ADANYAKESETARAAN BUKAN
BERARTI ISLAM MENGAKUI IDE
KESETARAAN GENDER

Sebagian ahli tafsir – kaum Feminisme


Islam menganggap bahwa para Sahabiyah
juga memperjuangkan kesetaraan Gender,
dengan 2 peristiwa:

1. Bahwa Ummu Salamah pernah


menyampaikan kepada Nabi
“Ya Rasulullah, kaum pria
berperang, sedangkan kami tidak,
sehingga kami bisa mendapatkan
mati syahid. Kami pun hanya
mendapatkan bagian saparuh
warisan (kaum pria).”
Lalu Allah menurunkan QS an-Nisa’ [4]: 32,

1. Menegaskan bahwa Allah menjadikan masing-masing kelompok ini


(pria dan wanita) dengan bagiannya, sesuai dengan
ketentuan iradah (kehendak) dan hikmah-Nya.

2.Namun, riwayat ini tidak bisa digunakan sebagai argumen, bahwa


ide gender ini juga dimiliki oleh sahabat, termasuk Ummul Mukminin.
Sebab, konteks pernyataan Ummu Salamah ini terkait dengan
keinginannya untuk bisa mendapatkan kemuliaan sebagaimana kaum
pria. Bisa berjihad, terlibat perang dan mendapatkan mati syahid.
Namun Allah mengingatkan:

ٌ ‫يب ِم ّـََّما اكْتَ َسبُوا َولِل ِِّن ّـ َسا ِء ن َ ِص‬


‫يب ِم ّـََّما اكْتَ َسبْ َن‬ ٌ ‫ال ن َ ِص‬
ِ ‫لِر َج‬ ‫عل َى بَ ْع ٍضلِ ِّ ّـ‬ َ ‫َوال تَتَ َمَن ّْـَّوا َما َف ّـََّض َل الَل ّـَّ ُه ِب ِه بَ ْع َضك ُْم‬
)٣٢( ‫يما‬ ً ِ‫عل‬ َ ‫َان ِبك ّـ ُِِّل َش ْي ٍء‬َ ‫اسأَل ُوا الَل ّـَّ َه ِم ْن َف ْضلِ ِه ِإ ّـََّن الَل ّـَّ َه ك‬
ْ ‫َو‬
Janganlah kalian iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kalian lebih
banyak dari sebagian yang lain. (Sebab) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan,
bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” 
(QS an-Nisa’ [4]: 32).

Tentang sebab turunnya ayat ini, Mujahid menuturkan, “Ummu Salamah berkata, “Wahai
Rasulullah, mengapa laki-laki berperang sementara kami tidak? Dan mengapa kami hanya
mendapatkan setengah dari harta waris? Maka turunlah ayat ini.”
(Diriwayatkan oleh al Thabari, Imam Ahmad, Hakim dan yang lainnya)
Ketika wanita tidak bisa dan tidak wajib berjihad,
Nabi saw. menyatakan:

‫ادك ّـََُّن اَل َْح ّـُُّجأ َ ْو َح ْسبَك ّـََُّن ال َْح ّج‬


ُ ‫جِ َه‬

Jihad kalian (kaum wanita) adalah haji, atau cukup


bagi kalian (kaum wanita) dengan haji 
(HR al-Bukhari).
2. Suatu ketika ada wanita
ditampar oleh suaminya, dia
datang kepada Nabi saw. dan
meminta agar diberi hak untuk
membalas tamparan suaminya.
Awalnya, Nabi saw. membolehkan
pembalasan (qishash) tersebut

namun Allah segera menegur Nabi saw., dan


turunlah:

‫آن ِم ْن َقبْ ِل أ َ ْن يُ ْق َضى‬ ِ ‫ج ْل ِبال ْ ُق ْر‬ َ ‫َفتَ َعال َى الَل ّـَّ ُه ال َْملِ ُك ال َْح ّـ‬
َ ‫ُقُّوال تَ ْع‬
‫ِبز ْد ِني ِعل ًْما‬ِ ‫ِإل َيْ َك َو ْحيُ ُه َوق ُْل َر ِّ ّـ‬

Janganlah kamu membacakan al-Quran (kepada


siapapun) sebelum wahyu-Nya sampai (dibacakan
tuntas) kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku,
tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan 
(QS Thaha [20]: 114)
Nabi pun berhenti, kemudian turun ayat:

‫ات‬ٌ َ‫ات َقا ِنت‬ ُ ‫ح‬ َّ ‫ض ِب َما أَنْفَقُوا ِم ْنأ َ ْم َوالِ ِه ْم َف ّـ‬
َ ِ‫الَصال‬ ‫عل َى بَ ْع ٍ َو‬ َ ‫عل َى ال ِِّن ّـ َسا ِء ِب َما َف ّـََّض َل الَل ّـَّ ُه بَ ْع َض ُه ْم‬
َ ‫ون‬
َ ‫ام‬ ُ ‫الِر َج‬
ُ ‫ال َق ّـََّو‬ ‫ِّ ّـ‬
‫وه ّـََّن َف ِإ ْن‬ ْ ‫وه ّـََّن ِفي ال َْم َضاجِ ِعـ َو‬
ُ ُ‫اض ِرب‬ ُ ‫ج ُر‬ ْ ‫وه ّـََّن َو‬
ُ ‫اه‬ َ ‫ات لِل ْ َغيْ ِب ِب َما َح ِف َظ الَل ّـَّ ُه َوالال ِتي َت َخـاف‬
ُ ‫ُون ن ُ ُشو َز ُه ّـََّن َف ِع ُظ‬ ٌ ‫َحا ِف َظ‬
‫علًِيّـا ًّ ك َ ِب ًيرا‬ َ ‫عل َيْ ِه ّـَن ََّس ِبيال ِإ ّـََّن الَل ّـَّ َه ك‬
َ ‫َان‬ َ ‫أ َ َط ْعنَك ُْم َفال تَبْ ُغوا‬

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin atas kaum wanita karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu, wanita yang salih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang
kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka
di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Mahatinggi lagi Mahabesar (QS an-Nisa’ [4]: 34).
JADI, ide kesetaraan gender ini jelas bukan
merupakan ide Islam, bahkan jelas-jelas tidak
memiliki akar di dalam Islam.
LAKI-LAKI & PEREMPUAN = BEDA
KODRAT = BEDA PERAN & TANGGUNG
JAWAB

Tidak adil jika kita kemudian memaksakan suatu peran yang tidak sesuai
dengan tabiat dan kecenderungan dasar dari masing-masing jenis tersebut.
Dari sisi ini pula, Muhammad Aali al Ghamidy dalam sebuah artikel
bertajuk “Muqâranatu al Nadzrah al Takâmuliyyah al Islâmiyyah bayna al Rajul wa al
Mar`ati wa al Nadzrah al Tanâfusiyyah al ‘Almâniyyah” menjelaskan, bahwa
pandangan Islam dalam model hubungan antara laki-laki dan wanita adalah
hubungan saling melengkapi, sehingga hidup masyarakat berjalan harmonis dan
seimbang , bukan hubungan persaingan sebagaimana yang diinginkan oleh konsep
sekuler-yang diusung FEMINISME

Allah berfirman menghiyakatkan perkataan


istri Imran,

‫َول َيْ َسال ّـ ََّذك َُر ك َال ْأُنْثَى‬

“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak


perempuan.” (QS. Ali Imran [3]: 36)
Islam memandang keadilan antara laki-laki dan
Dari sini, kesetaraan, atau
wanita, bukan kesetaraan. Konsep kesetaraan
persamaan (dalam bahasa Arab:
bertolak belakang dengan prinsip keadilan.
musâwâtu) antara laki-laki dan
Karena adil adalah menempatkan sesuatu pada
perempuan bukanlah nilai yang
tempatnya, memberikan hak kepada yang
berasal dari pandangan Islam
berhak menerimanya. (Lihat kritikan Syaikh al
Utsaimin tentang kata al
musâwâtu dalam Syarhu al ‘Aqîdah al
Wâsithiyyah, hal. 180-181)
Hukum Syariat antara Laki-laki dan Wanita

Di antara ketetapan syariat yang Allah khususkan bagi laki-


laki adalah soal kepemimpinan. Allah berfirman,

‫ا ِم ْن‬C‫بِ َما أَ ْنفَقُو‬C‫ْض َو‬ َ ‫ض َل هَّللا ُ بَ ْع‬


ٍ ‫ضهُ ْم َعلَى بَع‬ ِ ‫ون َعلَى النِّ َس‬
َّ َ‫اء بِ َما ف‬ َ ‫ال ِّر َجا ُل قَ َّوا ُم‬
‫أَ ْم َوالِ ِه ْم‬

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,


oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka.” (QS. An-Nisa` [4]: 34)
Bahkan, tidak hanya urusan-urusan dunia mereka,
Posisi strategis ini Allah berikan kepada laki- namun juga dalam urusan agama mereka. Syaikh
laki karena ia sesuai dengan tabiat dan Shalih Al Fauzan berkata, “Laki-laki adalah
pemimpin/penanggungjawab bagi wanita,
kodrat penciptaannya, sebagaimana yang
dalam hal agamanya, sebelum dalam hal
telah disebutkan. Dalam rumah tangga, pakaian dan makanannya.” (Khuthbah Jum’at,
laki-laki adalah pemimpin yang Masjid Amir Mut’ib)
bertanggungjawab menjaga dan Dengan catatan, kepemimpinan atau kekuasaan
memelihara urusan orang-orang yang seorang laki-laki atas wanita itu bermakna
berada dibawah kepemimpinannya dari penjagaan, perhatian dan pengaturan, bukan
para istri dan anak-anak, termasuk menjamin dalam arti kesewenang-wenangan, otoritarian dan
pakaian, makanan dan rumah mereka. tekanan.

Begitu pula dalam kepemimpinan pada ranah-ranah publik seperti jabatan kepala negara,
atau perwalian seperti wali nikah dan yang lainnya, semua itu juga hanya diberikan kepada
laki-laki dan tidak kepada wanita.
Dalam ibadah dan ketaatan, laki-laki secara khusus dibebani kewajiban jihad, shalat jum’at
dan berjamah di masjid, disyariatkan bagi mereka adzan dan iqamah. Syariat juga
menetapkan perceraian berada di tangan laki-laki, dan bagian waris dua bagi laki-laki dan
satu untuk wanita.
Adapun hukum-hukum yang khusus untuk kaum wanita juga
banyak. Baik dalam ibadat, muamalat dan lain-lain. Bahkan
sebagian para ulama menulis secara khusus buku-buku yang
berkaitan dengan hukum-hukum wanita. (Lihat Hirâsah al
Fadhîlah, hal. 22). Jaminan peran public perempuan juga telah
nyata DIBUKTIKAN dalam peradaban ISLAM dalam
KHILAFAH ISLAMIYAH
Sistem Islam Menjamin Kemuliaan & Kebahagiaan Perempuan

Pendidikan Bekerja

Keamanan dan sanksi tegas


pada pelecehan perempuan

Ummun wa rabbatul bait


Peran NEGARA Menjamin
KESEJAHTERAAN PEREMPUAN

Jika ayah atau


Jika tidak ada Jika di baitul maal
suami tidak ada
atau tidak ahli waris, tidak ada harta
maka negara sama sekali, maka
mampu, maka
kewajiban
ahli warits wajib menafkahi orang
wajib menanggung miskin beralih ke
menafkahi para
kebutuhan kaum muslimin
ibu
para ibu secara kolektif
(QS.2:233)
Contoh Profil Perempuan
Masa Kekhilafahan

Ummu asim binti Asim: IBU RUMAH Fatima Al-Fihri: Pendiri Universitas Tertua di
TANGGA melahirkan sosok Khalifah Umar Dunia: Universitas Al-Karaouine sangat
bin abdul azis- khalifah masa bani umayyah dihormati saat itu sebagai salah satu pusat
spiritual dan pendidikan terkemuka dunia
Fatimah binti Ubaidillah : IBU RUMAH Muslim. Bahkan, pada hari ini, Guinness
TANGGA membuktikan peran Strategisnya Book of World Records telah mengakui
sebagai IBU GENERASI, telah berhasil mendidik sebagai lembaga pendidikan tinggi tertua
Ulama besar al-Imam Muhammad bin Idris terus beroperasi  di duniaPERAN
Asy-Syafi’I atau dikenal dengan IMAM SYAFI’I PENDIDIK GENERASI
masa kehilafahan abbasiyah

Umma hatun: IBU RUMAH TANGGA ibunda Syifa binti Sulaiman yang pernah diangkat
khalifah Muhammad al faith- 24 tahun oleh Khalifah Umar r.a, sebagai Qadhi
penakluk konstantinopel Hisbah, hakim penegak syariah dan
pengkritik kedzoliman penguasaPERAN
Mariam al-Astrulabi  ilmuwan perempuan POLITIK PEREMPUAN
bidang astronomi (pada abad ke -10/944M),
Yang hidup dimasa kekhilafahan abbasiyah 
PERAN INTELEKTUAL
Large Image Slide
)‫ فلو ابتغينا العزة في غير اإلسالم ألذلنا اهلل‬،‫(لقد كنا أذلة فأعزنا اهلل باإلسالم‬

Kita dulu adalah kaum terhina, kemudian Allah muliakan dengan Islam.
Jika kita berharap mulia dgn selain Islam, maka Allah akan hinakan kita
(Umar bin Khattab)

29

Anda mungkin juga menyukai