Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA HIPERTENSI

DAN TIDAK HIPERTENSI DI DUSUN SAMPAKANG DESA SIMBANG


KABUPATEN MAROS

Serlina Sandi

STIK Stella Maris Makassar

(Alamat Korespondensi : serlipayuk@yahoo.co.id/ 081355110300)

ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko pemicu penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung, stroke, gagal ginjal dan lain- lain yang saat ini menjadi momok penyebab kematian di dunia.
Salah satu faktor risiko hipertensi adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol pada penderita hipertensi dan tidak
hipertensi pada masyarakat dusun Sampakang desa Sampakang. Populasi adalah masyarakat dusun
Sampakang dengan desain penelitian cross sectional study. Untuk pengambilan sampel digunakan
teknik Non probability sampling yaitu consecutive sampling dengan jumlah sampel 110 orang yang
dibagi dalam dua kelompok yaitu penderita hipertensi 53 orang dan tidak hipertensi 57 orang yang
telah memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan melalui anamnesis berupa data demografi dan
pengukuran langsung tekanan darah arteri menggunakan tensimeter (OneMed) dan pemeriksaan
kadar kolesterol menggunakan alat cek darah digital stik tes kolesterol (EasyTouch digital). Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna secara statistik kadar kolesterol pada
penderita hipertensi dan tidak hipertensi dengan nilai p = 0.001. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan kadar kolesterol antara penderita hipertensi dan tidak hipertensi.

Kata Kunci : hipertensi, kolesterol, tidak hipertensi

PENDAHULUAN Makassar sendiri, lima penyebab kematian


Seseorang dikatakan hipertensi jika pada masyarakat adalah penyakit jantung
memiliki tekanan darah sitolik lebih dari 140 (kolesterol) sebanyak 393.000 kasus,
mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 hipertensi sebanyak 370.000 kasus, diabetes
mmHg (Guyton & Hall, 2010). Hipertensi mellitus 191.000 kasus dan stroke 151.000
menjadi salah satu faktor risiko pemicu kasus.
penyakit tidak menular seperti penyakit Data yang diperoleh dari desa Simbang
jantung, stroke, gagal ginjal dan lain- lain yang Kecamatan Simbang Kabupaten Maros
saat ini menjadi momok penyebab kematian di ditemukan gejala atau penyakit terbanyak
dunia (Kemenkes, 2015). Data WHO tahun adalah hipertensi. Dari 2682 jiwa penduduk
2011 menunjukkan satu milyar orang di dunia desa Simbang, terdapat 104 jiwa (3.8 %) yang
menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi menderita hipertensi sedangkan khusus dusun
akan terus meningkat tajam dan diprediksi Sampakang yang merupakan salah satu
tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di dusun yang ada di desa Simbang, terdapat 52
seluruh dunia mengalami hipertensi. jiwa (3.9 %) dari 1349 jiwa penduduk yang
Hipertensi telah mengakibatkan kematian menderita hipertensi dan rata – rata dari
sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1.5 mereka tidak mengetahui kalau dirinya
juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang menderita hipertensi. Banyak faktor yang
1/3 populasinya menderita hipertensi berperan dalam kejadian hipertensi
(Kemenkes, 2017). diantaranya genetik, pola hidup masyarakat
Hasil penelitian sporadis di yang cenderung tidak sehat seperti kebiasaan
Kabupaten/Kota di Indonesia oleh Felly P.S, konsumsi makanan tinggi garam, tinggi lemak,
dkk (2011-2012) dari Badan Litbangkes makan makanan cepat saji, merokok, alkohol,
Kemkes, memberi fenomena yaitu 17.7% minuman berkafein dan kurang olahraga.
kematian disebabkan karena Stroke dan Penelitian oleh Widianingrum (2014)
10.0% kematian oleh Ischemic Heart Disease. menunjukkan bahwa pola hidup tidak sehat
Dua penyakit tersebut tidak lain penyebabnya menjadi faktor penting penyebab hipertensi.
adalah hipertensi (Kemenkes, 2015). Di kota

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
187
Kebiasaan masyarakat Sampakang dalam status pernikahan) sedangkan tekanan darah
mengkonsumsi makanan tinggi lemak, tinggi diperoleh melalui pengukuran tekanan darah
garam, kurang asupan serat dan merokok arteri menggunakan tensimeter (OneMed)
menjadi salah satu faktor risiko utama dari yang dilakukan saat pasien dalam keadaan
hipertensi yang diderita. Kebiasaan tenang dan setelah duduk minimal 5 menit dan
mengkonsumsi lemak khususnya lemak jenuh pemeriksaan kadar kolesterol total sewaktu
terbukti menjadi faktor risiko terhadap kejadian diukur menggunakan alat cek darah digital stik
hipertensi dan untuk mengidentifikasinya, tes kolesterol (EasyTouch digital). Pengukuran
pemeriksaan penunjang dasar berupa dilakukan setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan kolesterol bisa menjadi salah desinfeksi pada salah satu ujung jari
satu upaya dalam mengetahui penyebab responden, kemudian dilakukan tusukan jarum
hipertensi (Widyamurti, Rusdi, & Rahayu, menggunakan pen lancets selanjutnya darah
2015). Karenanya, peneliti ingin melihat yang keluar diletakkan pada strip yang telah
apakah ada perbedaan kadar kolesterol pada dipasang pada alat tes lalu dilakukan
penderita hipertensi dan tidak hipertensi di pembacaan hasil yang tertera pada alat.
masyarakat dusun Sampakang desa
Sampakang. Analisis data
Data diolah dengan menggunakan SPSS
BAHAN DAN METODE versi 16.0 for windows. Data demografi
Lokasi, Populasi dan Sampel disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
Penelitian ini telah dilaksanakan di dusun analisis perbedaan kadar kolesterol pada
Sampakang, desa Simbang, kecamatan penderita hipertensi dan tidak hipertensi
Simbang, kabupaten Maros pada bulan dengan menggunakan uji Mann - Withney.
Februari 2018. Penelitian menggunakan
pendekatan cross sectional study, dengan HASIL PENELITIAN
populasi adalah masyarakat dusun Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
Sampakang. Untuk pengambilan sampel penderita hipertensi dan tidak hipertensi
digunakan teknik Non probability sampling berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat
yaitu consecutive sampling dengan jumlah pendidikan, status pekerjaan dan status
sampel 110 orang yang dibagi dalam dua pernikahan di Dusun Sampakang Bulan
kelompok yaitu penderita hipertensi 53 orang Februari 2018 (n=110).
dan tidak hipertensi 57 orang yang telah Tidak
Hipertensi
memenuhi kriteria. Adapun kriteria inklusi dan Karakteristik hipertensi
eksklusi dalam penelitian ini yaitu : n % n %
a. Kriteria inklusi : Umur
1. Penderita hipertensi dengan hasil 36 – 45 9 17.0 3 5.3
pengukuran tekanan sistolik > 140 46 – 55 7 13.2 15 26.3
mmHg atau tekanan diastolik > 90 56 – 65 13 24.5 20 35.1
mmHg atau telah terdiagnosis oleh > 65 24 45.3 19 33.3
tenaga kesehatan atau minum obat Jenis Kelamin
hipertensi Perempuan 39 73.6 39 68.4
2. Penderita tidak hipertensi dengan hasil Laki - laki 14 26.4 18 31.6
pengukuran tekanan sistolik < 140 Pendidikan
mmHg atau tekanan diastolik < 90 Tidak sekolah 30 56.6 27 47.4
mmHg atau tidak pernah terdiagnosis SD 15 28.3 21 36.8
oleh tenaga kesehatan atau tidak SMP 2 3.8 6 20.5
minum obat hipertensi SMA 6 11.3 1 1.8
3. Bisa berkomunikasi PT 0 0 2 3.5
4. Bersedia dan hadir saat penelitian Pekerjaan
b. Kriteri eksklusi : Tidak bekerja 52 98.1 56 98.2
1. Tidak bisa berkomunikasi Buruh 0 0 1 1.8
2. Penderita diabetes mellitus Petani 1 1.9 0 0
3. Usia < 30 tahun Wiraswasta 0 0 0 0
PNS 0 0 0 0
Pengumpulan data Pernikahan
Data dikumpulkan melalui anamnesis dan Menikah 52 98.1 56 98.2
pemeriksaan kesehatan tekanan darah dan Duda 0 0 1 1.8
kadar kolesterol. Data yang diperoleh melalui Janda 1 1.9 0 0
anamnesis yaitu data demografi (umur, jenis Total 53 100 57 100
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan

188
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden Tabel 4 menunjukkan dengan uji Mann-
penderita hipertensi mayoritas berada pada Whitney diperoleh nilai p 0.001. Karena nilai
usia kategori manula (> 65 tahun) yaitu 24 p<0.05, secara statistik ada perbedaan
orang (45.3%). Responden hipertensi juga bermakna kadar kolesterol penderita
didominasi oleh perempuan yaitu 39 orang hipertensi dan tidak hipertensi.
(73.6%). Untuk tingkat pendidikan mayoritas
responden hipertensi tidak sekolah 30 orang PEMBAHASAN
(56.5%) sedangkan status pekerjaan dan Hasil penelitian menunjukkan nilai
pernikahan hampir keseluruhan responden signifikansi kadar kolesterol pada tabel 4
hipertensi tidak bekerja yaitu 52 orang menunjukkan ada perbedaan antara penderita
(98.1%) dan sudah menikah sebanyak 52 hipertensi dan tidak hipertensi. Ditemukan
orang (98.1%). perbedaan bermakna kadar kolesterol pada
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa kelompok hipertensi dan kelompok tidak
responden yang tidak hipertensi mayoritas hipertensi dengan nilai p = 0.001. Hasil ini
berada pada usia kategori lansia akhir (56 – relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
65 tahun) yaitu 20 orang (35.1%). Mayoritas Akuyam, Aghogho, Aliyu, & Bakari, (2009)
responden juga perempuan yaitu 39 orang yang membandingkan kadar kolesterol total
(73.6 %). Tingkat pendidikan juga didominasi pada penderita hipertensi dan normotensi dan
tidak sekolah 27 orang (47.4%) sedangkan menemukan bahwa terdapat perbedaan
status pekerjaan dan pernikahan hampir bermakna secara statistik kadar kolesterol
keseluruhan responden tidak hipertensi juga pada penderita hipertensi dan normotensi. Hal
tidak bekerja yaitu 56 orang (98.2%) dan serupa juga diteliti oleh Chehrei, Sadrnia,
sudah menikah sebanyak 56 orang (98.2%). Samanjanpour, Soltani, & Mashayekhim,
(2007) yang melakukan penelitian di Iran
Tabel 2. Kadar kolesterol pada penderita menemukan perbedaan statistik bermakna
hipertensi di Dusun Sampakang Bulan kadar kolesterol pada penderita hipertensi dan
Februari 2018. normotensi.
Kolesterol
Minimum Maksimum Rerata
Kadar kolesterol meningkat sesuai dengan
(mg/dl) peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat
Kolesterol 125 388 292.81 dilihat pada tabel 2 dimana rerata kadar
kolesterol penderita hipertensi lebih tinggi
dibandingkan kadar kolesterol kelompok tidak
Tabel 2 menunjukkan bahwa rata – rata hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh
kadar kolesterol total responden penderita Maulana, (2008) yang melibatkan 50 penderita
hipertensi adalah 292.81mg/dl. hipertensi menunjukkan hubungan statistik
bermakna antara kolesterol total dengan
Tabel 3. Kadar kolesterol pada penderita tidak kejadian hipertensi. Responden hipertensi
hipertensi di Dusun Sampakang Bulan tingkat 2 dan 3 mayoritas terdapat kelompok
Februari 2018. responden dengan kadar kolesterol antara 200
Kolesterol
Minimum Maksimum Rerata – 240 mg/dL sedangkan responden hipertensi
(mg/dl)
Kolesterol 130 388 239.23
tingkat 1 mayoritas terdapat kelompok
responden dengan kadar kolesterol total
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata – rata normal yaitu < 200 mg/dL.
Penyakit hipertensi sering dikaitkan
kadar kolesterol total responden tidak
hipertensi adalah 239.23 mg/dl. dengan abnormalitas lipid kolesterol total yaitu
kondisi dislipidemia akan meningkatkan risiko
Tabel 4. Perbedaan kadar kolesterol pada terjadinya hipertensi. Beberapa studi telah
penderita hipertensi dan tidak hipertensi di menemukan peningkatan risiko hipertensi
Dusun Sampakang Bulan Februari 2018. pada mereka yang memiliki kolesterol total
melebihi > 193.2 mg/dL (hiperkolesterolemia).
Kolesterol Median Nilai p
Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan
(Minimum –
menyebabkan akumulasi partikel LDL di intima
Maksimum)
pembuluh darah dimana akumulasi partikel
Hipertensi 2.44(2.10-2.59)
tersebut sering dikaitkan dengan konstituen
0.001- 0.058
matriks ekstraseluler. Sekuestrasi dalam
Tidak 2.37(2.11-2.59)
intima memisahkan dan menyebabkan
hipertensi
modifikasi oksidatif. Partikel lipoprotein yang
mengalami oksidatif dapat memicu respon
Uji Mann-Whitney. Rerata rangking
inflamasi seperti TNF-α/tumor nerosis factor,
hipertensi 66.21; Tidak hipertensi 45.54.
IL-6, IL-1, kemokin dan makrofag yang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
189
menyebabkan jejas endotel yang membuat bermakna kadar kolesterol pada penderita
makrofag teraktivasi, terakumulasi ke dalam hipertensi dan tidak hipertensi.
lesi arterial kemudian sel darah putih
bermigrasi ke intima. Leukosit dalam fraksi SARAN
lemak yang berevolusi akan mengalami Penelitian ini hanya melihat
peningkatan ekspresi reseptor lipoprotein yang perbedaan kadar kolesterol total penderita
telah diubah. Fagosit mononuklear akan hipertensi dan tidak hipertensi, sehingga
mencerna lipid dan menjadi sel busa ditandai disarankan peneliti selanjutnya melihat
dengan sitoplasma yang dipenuhi droplet komponen lain dari kolesterol seperti
lemak. Saat fraksi lemak berevolusi menjadi trigeliserida, LDL atau HDL dan hubungannya
sel aterosklerotik, sel otot polos bermigrasi dengan kejadian hipertensi.
dari lapisan media melalui membran elastis
internal dan menumpuk pada lapisan intima UCAPAN TERIMA KASIH
menyebabkan lumen pembuluh darah Peneliti mengucapkan terima kasih
menyempit sehingga terjadi peningkatan kepada masyarakat Dusun Sampakang yang
resistensi vaskuler perifer dan menyebabkan telah bersedia menjadi responden dalam
hipertensi (Adrogue & Madias, 2010; Libby, penelitian ini dan juga mahasiswa Ners STIK
2008). Stella Maris dan rekan Dosen STIK Stella
Maris yang telah membantu dalam
KESIMPULAN pengumpulan data penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

DAFTAR PUSTAKA

Adrogue, J., & Madias, E. (2010). Sodium and potassium in the pathogenesis of hypertension. The New England
Journal of Medicine, 356.

Akuyam, S., Aghogho, U., Aliyu, I., & Bakari, A. (2009). A serum total cholesterol in hypertensive Northern
Nigerians. Int J of Med and Med Sci, I(3), 73–74.

Chehrei, A., Sadrnia, A., Samanjanpour, P., Soltani, P., & Mashayekhim, N. (2007). Lipid profile cutoff values for
predicting hypertension in an Iranian population (ROC curve analysis). Med Sci Monit, 13(2), 100–4.

Guyton, & Hall. (2010). Buku saku fisiologi kedokteran (22nd ed.). Jakarta: EGC.

Kemenkes. (2015). Hipertensi. The Sillent killer. Retrieved from


http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-the-silent-killer.html

Kemenkes. (2017). Sebagian besar masyarakat tidak menyadarinya. Retrieved from


http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-hipertensi-tidak-
menyadarinya.html

Libby, P. (2008). The pathogenesis, prevention and treatment fo atherosclerosis (17th ed.). New York.

Maulana, I. (2008). Hubungan kadar kolesterol total dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas
sungai besar Banjarbaru. Al Ulum, 36(2), 11–5.

Widianingrum, S. (2014). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia. Jurnal Keperawatan, 2.

Widyamurti, P., Rusdi, & Rahayu, S. (2015). Perbandingan profil lipid pada serum darah penderita hipertensi dan
normotensi. Biologi UNJ Press, 1.

190
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 2 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai