Rapat Mendikbud-DPR
Selasa, 24 Maret 2020 10:47
https://medan.tribunnews.com/2020/03/24/akhirnya-nadiem-makarim-hapus-ujian-nasional-
un-gara-gara-virus-corona-hasil-rapat-mendikbud-dpr?page=all.
Video rapat dan pengambilan keputusan itu diunggah dari akun Ketua Komisi X @syaifulhooda.
Saiful juga mengirim rilis resmi peniadaan UN itu ke meja redaksi Kompas.
“Dari rapat konsultasi via daring (online) antara anggota Komisi X
dan Mendikbud Nadiem Makarim maka disiapkan berbagai opsi untuk menentukan metode Kelulusan
siswa salah satunya dengan nilai kumulatif dalam raport,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda
dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin malam (23/3/2020).
Keputusan meniadakan UN tahun 2020 ini lebih cepat 12 bulan dari jadwal semula, yang
dicanangkan Nadiem, tahun 2019 lalu.
Data dari situs resmi UNBK kemendibud 2020 , Tahun ini di level SMP/MTs ada 43.834 Sekolah
peserrta UN, 20.900 Sekolah Jenjang SMA/MA/SMTK/SMAK, 13.305 Sekolah Jenjang SMK, dengan
jumlah total server 99.048 Server Sekolah (Utama).
Jumlah unit sekolah yang menggelar UNB tahun ini untuk SMP ada 33.305, MTs berjumlah 17.251,
SMA tercatat 13.494
Madrasah Aliyah 8.294 unit, SMK 13.615 dengan total unit penyelanggara TOTAL 85.959.
Jumlah ODP Covid-19 di Sumut Melonjak Jadi 763, PDP Corona 50, Meninggal 2 Orang
Selasa, 24 Maret 2020 10:34
https://medan.tribunnews.com/2020/03/24/jumlah-odp-covid-19-di-sumut-melonjak-
jadi-763-pdp-corona-50-meninggal-2-orang.
Disusul kemudian Jawa Timur dengan 45 kasus positif Covid-19 dan Jawa Tengah dengan
total 15 kasus positif Covid-19 hingga 23 Maret.
Berikut ini data sebaran kasus positif Covid-19 di 22 provinsi berdasarkan data per 23 Maret 2020:
1. DKI Jakarta: Total 353 kasus, penambahan 44 kasus baru
2. Jawa Barat: Total 59 kasus, tidak ada penambahan
3. Banten: Total 56 kasus, penambahan 9 kasus baru
4. Jawa Timur: Total 41 kasus, tidak ada penambahan
5. Jawa Tengah: Total 15 kasus, tidak ada penambahan
6. Kalimantan Timur: Total 11 kasus, penambahan 2 kasus baru
7. Bali: Total 6 kasus, penambahan 3 kasus baru
8. DI Yogyakarta: Total 5 kasus, tidak ada penambahan
9. Kepulauan Riau: Total 5 kasus, penambahan 1 kasus baru
10. Sulawesi Tenggara: Total 3 kasus, tidak ada penambahan.
11. Kalimantan Barat: Total 2 kasus, tidak ada penambahan
12. Kalimantan Tengah: Total 2 kasus, tidak ada penambahan
13. Sumatera Utara: Total 2 kasus, tidak ada penambahan
14. Sulawesi Selatan: Total 2 kasus, tidak ada penambahan
15. Papua: Total 2 kasus, tidak ada penambahan
16. Kalimantan Selatan: Total 1 kasus, tidak ada penambahan
17. Sulawesi Utara: Total 1 kasus, tidak ada penambahan
18. Lampung: Total 1 kasus, tidak ada penambahan
19. Maluku: Total 1 kasus, tidak ada penambahan
20. Riau: Total 1 kasus, tidak ada penambahan
21. Jambi: 1 kasus perdana
22. Maluku Utara: 1 kasus perdana
https://medan.tribunnews.com/2020/03/24/prabowo-telepon-menteri-pertahanan-
china-sebut-siap-membantu-indonesia-menangani-pandemi-covid-19.
Harga Bahan Pangan Normal, Pedagang Tradisional di Medan Keluhkan Pasar Sepi
Senin, 23 Maret 2020 23:40
https://medan.tribunnews.com/2020/03/23/harga-bahan-pangan-normal-pedagang-
tradisional-di-medan-keluhkan-pasar-sepi?page=all.
Penulis: Septrina Ayu Simanjorang
Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Pedagang daging sapi di Pasar Petisah, Sofyan keluhkan menurunnya minat masyarakat
membeli daging sapi belakangan ini. Menurutnya sejak adanya kasus Corona di Medan, penjualan
daging di lapaknya menurun hingga 50 persen. "Sepi sekali sekarang pembeli. Sejak adanya Corona
ini sekarang hanya bisa jual 30 sampai 50 kilogram per hari. Biasanya bisa hingga 100 kilogram,"
katanya, Senin (23/3/2020).
Padahal, kata Sofyan harga daging hingga saat ini dijual dengan harga normal yakni Rp 120
ribu untuk bagian has dan Rp 110 ribu untuk daging bagian paha. Sedangkan cincang dijual Rp 50
ribu dan tulang sapi Rp 75 ribu. Sedangkan pedagang sayur di Pasar Petisah mengatakan tak
biasanya pada awal pekan begini pasar sepi. Ia mengatakan sejak pagi tak terlalu banyak pembeli
yang datang. "Enggak biasanya memang kalau hari Senin seperti ini sepi. Semua harga normal kok.
Cuma cabai merah yang sebelumnya murah sekarang mulai naik," kata pedagang sayuran, Pasaribu.
Ia mengatakan sebelumnya cabai merah mengalami penurunan harga. Hingga Minggu
(22/3/2020), cabai merah dijual Rp 24 ribu per kilogram. Namun hari ini cabai merah dijual Rp 28 ribu.
"Itupun karena hari ini agak kosong barang. Karena ada isu pajak (pasar tradisional) tutup karena
Corona. Jadi petani tidak panen, makanya barangnya agak kosong, harganya mulai naik," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan Nasib sudah
membantah keras informasi yang menyebutkan seluruh pasar tradisional di Kota Medan akan tutup
selama sepekan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Selain cabai merah, bawang merah juga mengalami kenaikan harga. Beberapa hari lalu, ia
masih menjual bawang merah di harga Rp 38 ribu namun hari ini mulai dijual Rp 42 ribu.
"Memang cari barangnya juga agak susah ini sekarang. Kalau bawang bombay dijual Rp 68 ribu
sampai Rp 70 ribu per kilogram. Ini sudah mulai normal, kemarin modal kami saja sudah Rp 120
ribu," jelasnya. Sementara bawang putih dijual Rp 40 ribu per kilogram. Rempah-rempah yang
sebelumnya tinggi peminat kini permintaannya perlahan normal. "Sekarang yang mencari jahe sudah
enggak seramai kemarin lagi. Itupun harganya masih mahal. Jahe merah masih Rp 60 ribu
perkilogram, Induk kunyit Rp 30 ribu, temulawak Rp 25 ribu, dan sereh Rp 7 ribu," ungkapnya.
https://medan.tribunnews.com/2020/03/23/kurs-dollar-sentuh-rp16608-rupiah-
mendapat-tekanan-di-pasar-valas.
Penulis: Natalin Sinaga
Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank
Indonesia (BI).
Rupiah juga melemah signifikan di perdagangan pasar spot.
Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) hari ini, Senin (23/3/2020)
rupiah berada di level Rp16.608 per USD. "Iya kondisi rupiah hari ini terus mendapatkan tekanan di
pasar valas," ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut)
Wiwiek Sisto Widayat.
Ia menjelaskan pelemahan rupiah akhir-akhir ini karena mekanisme pasar yaitu terus meningkatnya
kondisi ketidakpastian global selain kondisi dalam negeri terkait upaya penanganan terhadap
penyebaran Covid-19.
Dari sisi global terutama karena tidak disepakatinya usulan Presiden AS terhadap berbagai
upaya penanganan Covid-19. Sementara di dalam negeri karena berbagai program yang sdh
dilakukan oleh pemerintah terhadap penanganan wabah Covid-19 belum menunjukkan hasil yang
signifikan. Diakuinya, jumlah terindikasi virus Corona semakin meningkat. Kondisi tersebut telah
mengakibatkan penjualan yang besar atas saham-saham di pasar modal, sehingga Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dibuka memerah dan bergerak melemah level 4.023,65.
Kata Wiwiek, banyak kebijakan BI yang telah dikeluarkan dan dilakukan untuk mengurangi tekanan
melemahnya rupiah. Namun disisi yang lain, BI juga harus tetap mampu mendorong keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Berbagai kebijakan BI adalah menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada
tanggal 19 Maret 2020, sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, suku bunga deposit facility sebesar 25
bps menjadi 3,75 persen, dan lending facility menjadi 5,25 persen," ucapnya.
Ia menjelaskan BI juga akan terus berada di pasar uang guna menjaga stabilitas pasar uang dan
sistem keuangan serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi melalui tujuah langkah yakni
pertama, memperkuat intensitas kebijakan triple intervention untuk menjaga
stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar, baik secara spot,
Domestic Non-deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.
Kedua, memperpanjang tenor Repo SBN hingga 12 bulan dan menyediakan lelang setiap hari untuk
memperkuat pelonggaran likuiditas rupiah perbankan, yang berlaku efektif sejak 20 Maret 2020.
Ketiga, menambah frekuensi lelang FX swap tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari 3
(tiga) kali seminggu menjadi setiap hari, guna memastikan kecukupan likuiditas, yang berlaku efektif
sejak 19 Maret 2020.
Keempat, memperkuat instrumen term deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas
valuta asing di pasar domestik, serta mendorong perbankan untuk menggunakan penurunan Giro
Wajib Minimum (GWM) valuta asing yang telah diputuskan Bank Indonesia untuk kebutuhan di dalam
negeri.
Kelima, mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening Rupiah dalam negeri
(Vostro) bagi investor asing sebagai underlying transaksi dalam transaksi DNDF, sehingga dapat
mendorong lebih banyak lindung nilai atas kepemilikan Rupiah di Indonesia, berlaku efektif paling
lambat pada 23 Maret 2020 dari semula 1 April 2020.
Keenam, memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam Rupiah sebesar 50bps
yang semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan ekspor-impor,
ditambah dengan yang melakukan pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain,
berlaku efektif sejak 1 April 2020.
"Dan ketujuh, memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung upaya mitigasi
penyebaran COVID-19 melalui ketersediaan uang layak edar yang higienis, layanan kas, dan backup
layanan kas alternatif, serta menghimbau masyarakat agar lebih banyak menggunakan transaksi
pembayaran secara nontunai," ucapnya.
Dikatakannya, BI mendorong penggunaan pembayaran nontunai dengan menurunkan biaya Sistem
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), dari perbankan ke BI yang semula Rp600 menjadi Rp1 dan
dari nasabah ke perbankan semula maksimum Rp3.500 menjadi maksimum Rp2.900, berlaku efektif
sejak 1 April 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.
BI juga mendukung penyaluran dana nontunai program-program Pemerintah seperti Program
Bantuan Sosial PKH dan BPNT, Program Kartu Prakerja, dan Program Kartu Indonesia.
"Terkait dengan Covid-19, masyarakat harus patuh dan taat mengikuti semua ketentuan pemerintah.
Terkait dengan suppy dan demand valas, tidak ikut-ikutan membeli dollar AS sehingga menambah
tekanan permintaan dollar AS di pasar. Kalau bisa justru ikut menambah pasokan dollar AS melalui
penjualan atas valas yang dimiliki," kata Wiwiek
Hanya Gara-gara Mata, 4 Pria Keroyok Remaja hingga Babak Belur dan Masuk
Rumah Sakit
Selasa, 24 Maret 2020 01:33
https://medan.tribunnews.com/2020/03/24/hanya-gara-gara-mata-4-pria-keroyok-
remaja-hingga-babak-belur-dan-masuk-rumah-sakit?page=all.
Penulis: Arjuna Bakkara
Editor: Juang Naibaho
Hanya gara-gara mata, seorang remaja dikeroyok hingga babak belur oleh empat orang
pemuda. Remaja berinisial MS itu, mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan medis di
rumah sakit. Keempat pelaku pengeroyokan tersebut kini telah ditangkap dan ditahan di
Mako Polres Toba, Porsea, Kabupaten Toba, Senin (23/3/2020). Kasat Reskrim Polres Toba, Nelson
mengatakan, keempat pemuda itu ditahan karena menganiaya korbannya secara bersama-sama.
"Keempat tersangka melakukan pengeroyokan terhadap satu orang korban," terang Nelson.
Ia menambahkan, kasus pengeroyokan itu dilaporkan oleh Veronika Fatmawati Manik (40),
ibu kandung korban, warga Jalan Aek Namanis, Desa Parparean II, Kecamatan Porsea, pada 21
Maret 2020. Veronika dalam pengaduannya mengungkapkan, anaknya dianiaya pada Jumat
(20/3/2020) tengah malam sekira pukul 23.30 WIB. Saat itu, Veronika mendapat kabar dari YH (saksi)
bahwa MS telah dipukuli sekelompok orang hingga masuk rumah sakit. Veronika yang kaget
mendapat kabar tersebut, bergegas ke RSUD Porsea. Di rumah sakit, Veronika syok melihat
putranya telah terbaring dalam keadaan babak belur sembari menjalani perawatan. Veronika
kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polres Toba.
Alasannya sepele. Para tersangka tidak senang dilihat oleh korban. “Motifnya karena hal
sepele saja. Para tersangka tidak senang karena korban tak sengaja melihat ke arah para pelaku
yang sedang mengisi bensin di SPBU Porsea,” sebut Nelson. Keempat tersangka dijerat Pasal 170
ayat (1) KUHP subsider pasal 80 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan
ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan penjara. “Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka
lebam di bagian mata kiri dan bibir dan sakit pada punggung kiri lantaran dipukuli tersangka,” kata
Nelson.
Kisruh Rapat Paripurna yang Digelar Ketua DPRD Deliserdang, Sekwan Tak Mau
Fasilitasi Pembuatan SK
Senin, 23 Maret 2020 17:03
https://medan.tribunnews.com/2020/03/23/kisruh-rapat-paripurna-yang-digelar-
ketua-dprd-deliserdang-sekwan-tak-mau-fasilitasi-pembuatan-sk.
Penulis: Indra Gunawan
Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Paripurna tandingan dengan agenda lanjutan pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang
digelar oleh Ketua DPRD Deliserdang, Zakky Shahri dengan Fraksi Gerindra dan Demokrat pada
akhir pekan lalu terancam sia-sia.
Hal ini lantaran Sekretariat DPRD Deliserdang tidak bersedia memfasilitasi dalam hal pembuatan
surat Keputusan (SK) untuk mereka.
Paripurna yang digelar dianggap menyalahi ketentuan. "Enggak maulah kita buat SK nya karena
melanggar Tatib itu paripurnanya. AKD versi mereka ya belum bisa pergi perjalanan dinas kalau
seperti itu kondisinya. Kalau paripurna yang dilakukan tujuh fraksi itu tidak ada melangggar ketentuan
karena semua mekanisme mereka ikuti bukan seperti yang kemarin (dilakukan dua fraksi dan Ketua
DPRD)," ujar Sekwan DPRD Deliserdang, Rahmad, Senin (23/3/2020).
Mantan Kadis Pariwisata Deliserdang ini sempat tersenyum ketika disinggung mengenai perannya
yang pada paripurna yang digelar dua fraksi diambil alih staf dari Fraksi Gerindra.
Ia menyebut hal itu sudah jelas-jelas menyalahi aturan karena yang berperan adalah staf honorer.
Karena paham kondisinya staf itu juga diperintah ia pun tidak mau untuk memperpanjang hal itu
kepada staf yang bersangkutan.
"Besok ada paripurna, walaupun situasinya seperti sekarang ini (ada virus Covid-19) tapi tetap jadi
digelar. Enggak ramai-ramai lah karena tidak dihadiri Pemkab juga. Paripurna ini memang
sebelumnya sudah dijadwal (sama 7 fraksi)," kata Rahmad.
Sementara itu Ketua Fraksi Gerindra DPRD Deliserdang, Kamaruzzaman menegaskan
Sekwan harusnya bisa memfasilitasi pembuatan SK ini.
Penyiapan format disebut harus disiapkan oleh Sekretariat.
Wakil Ketua DPRD Deliserdang periode 2014-2019 ini berpendapat jika memang Sekwan tidak
bersedia artinya memang dirinya tidak mau bekerja.
"SK itu yang membuat bukan Sekwan dia memfasilitasi. Yang buat SK Ketua DPRD, difasilitasinya
lah harusnya kalau Ketua DPRD enggak mau neken baru berarti enggak bisa. Sekwan siapkan
formatnya saja karena itu tugas dia. (Kalau enggak mau) itu hak dia, berarti dia enggak mau kerja.
Nanti tanggapan Bupati lah dia sebagai apa," kata Kamaruzzaman.
Ia berkeyakinan kalau paripurna lanjutan yang mereka lakukan sama sekali tidak melanggar.
Disebutkan, pada saat 20 Maret lalu paripurna AKD yang sudah disahkan adalah paripurna untuk
pembentukan Komisi-Komisi.
Sementara untuk pembentukan Badan Musyawarah (Banmus), Badan Anggaran (Banggar), Badan
Pembentukan Peraturan Daerah (Bapenda) dan Badan Kehormatan akan dibahas dilain waktu.
"Intinya posisinya hari ini paripurna sudah digelar. Komisi sudah terbentuk dan sudah bisa bekerja.
Yang lain (untuk pembentukan AKD) lainnya tahap dua lah. Kalau besok mau ada paripurna
(dilakukan 7 fraksi) enggak masalah, nanti kita buat lagi paripurna, enggak masalah itu," kata
Kamaruzzaman.
Fraksi Gabungan PPI Sebut Sidang Paripurna yang Digelar Dua Fraksi DPRD
Deliserdang Abal-abal
Minggu, 22 Maret 2020 12:27
https://medan.tribunnews.com/2020/03/22/fraksi-gabungan-ppi-sebut-sidang-
paripurna-yang-digelar-dua-fraksi-dprd-deliserdang-abal-abal.
Penulis: Indra Gunawan
Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Sidang paripurna dengan agenda lanjutan pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang hanya
digelar oleh Fraksi Gerindra dan Demokrat di DPRD Deliserdang tanpa melibatkan Sekretariat DPRD
dinilai tidak sah oleh tujuh fraksi lain yang ada di DPRD.
Bahkan paripurna yang dipimpin oleh Ketua DPRD Deliserdang, Zakky Sahri pada 20 Maret lalu
dinilai fraksi lain abal-abal.
Setelah rapat digelar, kini terjadi dualisme kepemimpinan di komisi-komisi yang kemudian
membingungkan staf.
Ketua Fraksi Gabungan Persatuan Pembangunan Indonesia (PPI), Misnan Al Jawi
berpendapat paripurna lanjutan yang digelar dengan dihadiri oleh 14 orang dewan itu cacat hukum.
Banyak hal lain yang jadi penyebab mengapa paripurna dianggap cacat hukum karena selain
melanggar PP juga melanggar Tatib DPRD.
Disebut belum pernah ada sejarahnya di lembaga DPRD terjadi dualisme.
"Jelas paripurna yang dilakukan mereka itu tidak sah dan cacat hukum. Ya abal-aballah bisa dibilang.
Alasannya, rapat paripurna harus dihadiri 50 persen plus 1 atau 26 orang untuk menyampaikan Alat
Kelengkapan Dewan. Kalau untuk mengambil keputusan 2/3 dewan atau 33 orang. Kalau untuk
menyampaikan AKD 26 orang saja sudah cukup. Mereka tidak kuorum berarti tidak sah seperti di PP
dan tatib," ujar Misnan, Minggu, (22/3/2020).
Sekretaris DPC Partai Persatuan Pembangunan ini menerangkan paripurna tidak bisa digelar dengan
sembarangan.
Hal itu lantaran DPRD adalah lembaga terhormat.
Disebutkannya, sebelum paripurna digelar langkah yang harus dilakukan adalah rapat pimpinan
terlebih dahulu baru kemudian dilanjutkan dengan rapat dengan ketua-ketua fraksi.
Jika memang belum ada Badan Musyawarah (Banmus) Pimpinan dan Ketua-Ketua Fraksi bisa
langsung menyepakati kapan mau dibuat paripurna.
"DPRD ini bukan kaleng-kaleng ah, enggak boleh sembarangan gelar-gelar paripurna. Kalau sudah
ada Banmus baru dirapatkan dan ditentukan jadwalnya sama Banmus. Kalau kita sekarang sudah
ada Banmus," kata Misnan.
Anggota DPRD yang sudah dua periode ini sempat mengomentari momen paripurna yang digelar
oleh Ketua DPRD dengan Fraksi Gerindra dan Demokrat.
Ia heran mengapa staf honorer di Fraksi Gerindra bisa mengambil peran Sekwan di paripurna.
Dirinya beranggapan hal itu sudah benar-benar menyalahi aturan.
"Yang membacakan surat masuk keluar itu enggak sembarangan. itu harus Sekretariat Dewan. Kalau
Sekwan berhalangan paling tidak itu Kabag hukum atau pejabat lain di Sekretariat. Selain itu harus
dihadiri pihak eksekutif juga tidak bisa yang menyampaikan staf fraksi Gerindra," katanya.
Sebelumnya Ketua DPRD Deliserdang, Zakky Shahri meyakini kalau paripurna lanjutan pembentukan
Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang digelarnya bersama Fraksi Gerindra dan Demokrat sudah
sesuai dengan ketentuan.
Ketua DPC Partai Gerindra Deliserdang ini mengaku kalau mereka sudah melakukan konsultasi ke
Kementerian Dalam Negeri.
"Setiap anggota fraksi itu wajib masuk Komisi. Dasarnya pasal 47 tentang pembentukan AKD. Kita
juga sudah lakukan konsultasi sama Kemendagri dan disuruh untuk buat perimbangan," ujar Zakky
Shahri usai memimpin paripurna.
Ia menegaskan bahwa paripurna yang dilakukan hari ini adalah paripurna lanjutan pembentukan AKD
yang sempat tertunda pada 16 Desember 2019.
Meski pada saat ini hanya dihadiri 14 orang dewan namun mereka menyebut masih berpatokan pada
absensi dewan pada 16 Desember lalu dimana pada saat itu ia lah yang sempat memimpin jalannya
sidang paripurna.
Walaupun dirinya sudah melakukan walk out pada saat itu dan sidang paripurna sudah diambil alih
oleh Wakil Ketua DPRD, Nusantara Tarigan Silangit didampingi dua pimpinan lain seperti T Ahmad
Tala'a dan Amit Damanik, namun ia pun yakin kalau semua sudah dijalankan sesuai dengan
ketentuan.
"Dulu kita tunda karena belum lengkap fraksi mengirimkan nama-nama makanya setelah dua fraksi
(Gerindra dan Demokrat) mengirimkan kita lanjutkan paripurna yang tertunda ini. Saya berharap
Komisi-Komisi segera langsung bekerja sesuai tupoksinya lah," kata Zakky.
Ia menyebut heran mengapa Sekretariat DPRD juga tidak mau merespon apa yang mereka lakukan.
Padahal, katanya informasi untuk paripurna sudah mereka sampaikan.
"Sekretariat enggak hadir juga jadi pertanyaan kita. Sebenarnya sudah kita beritahukan sama Bu
Retno (Kabag). Enggak di kasih kita juga stempel (untuk undangan) padahal itu adalah hak kita.
Penundaan dilakukan karena memang belum sesuai kemarin itu, pasal 1 setiap anggota fraksi wajib
masuk komisi. Kita minta ditunda (dulu) tapi mereka enggak bisa melaksanakannya ya kita juga
enggak tau mengapa mereka bisaa melaksanakan (lanjutan paripurna)," kata Zakky.
Dari empat Pimpinan, Zakky kini DISEBUT sudah tidak satu pemahaman lagi dengan tiga pimpinan
lain seperti Nusantara Tarigan, T Ahmad Tala'a dan Amit Damanik.
Ketiganya ini sudah beberapa kali menjabat sebagai anggota dewan sementara Zakky baru satu
periode menjabat di DPRD. (dra/tri bun-medan.com)
Jumlah ODP Corona di Sumut Melonjak Drastis, Kini Sudah Mencapai 1391 Orang,
Paling Banyak di Medan
Selasa, 24 Maret 2020 22:03
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Jumlah ODP Corona di Sumut Melonjak
Drastis, Kini Sudah Mencapai 1391 Orang, Paling Banyak di
Medan, https://medan.tribunnews.com/2020/03/24/jumlah-odp-corona-di-sumut-melonjak-drastis-kini-
sudah-mencapai-1391-orang-paling-banyak-di-medan?page=all.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk
Editor: Royandi Hutasoit
Terkait Fatwa MUI Soal Salat Berjamaah, Bupati Ashari: Serahkan ke Masing-masing
Pribadi
Kamis, 19 Maret 2020 17:37
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Terkait Fatwa MUI Soal
Salat Berjamaah, Bupati Ashari: Serahkan ke Masing-masing
Pribadi, https://medan.tribunnews.com/2020/03/19/terkait-fatwa-mui-soal-salat-
berjamaah-bupati-ashari-serahkan-ke-masing-masing-pribadi.
Penulis: Indra Gunawan
Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan memberi keleluasaan bagi masyarakat memilih untuk
melaksanakan ibadah sholat berjamaah di masjid termasuk pada saat melaksanakan ibadah
salat Jum,at. Meski pada saat ini sudah ada Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang
penyelenggaran ibadah dalam situasi terjadi wabah Covid-19, Ashari pun menyerahkannya ke
masing-masing pribadi menanggapinya. "Setahu saya tidak ada arahan (untuk tidak salat ke masjid).
Diserahkan ke masing-masing pribadi,"ujar Ashari Tambunan pada saat menggelar jumpa pers terkait
kondisi terkini penanganan antisipasi virus Corona di Aula Cendana Kantor Bupati, Kamis
(19/3/2020).
Bupati Ashari menyebut dirinya juga sudah bertemu dengan tokoh agama. Disebutkannya, penularan
virus Covid 19 ini terjadi apabila terjadi kontak antarmasyarakat atau antarindividu sehingga memang
perlu ada pembatasan sosial tidak bertemu dengan jarak yang dekat. Harapannya agar penyebaran
virus bisa dicegah atau diminimalisir. "Pendapat pribadi saya bahwa ini adalah musibah dan
sebagaimana orang-orang lain bahwa paham saya sesuai ajaran agama yang meyakini bahwa tidak
ada yang terjadi kecuali izin Tuhan. Saya memaknainya seperti itu. Kondisi ini pun terjadi sesuai izin
Allah. Apakah ini hukuman, mungkin. Tapi saya merasa ini tidak hukuman," kata Ashari.
Ashari berpendapat, ketika ada musibah bisa jadi itu adalah hukuman, atau cobaan dan bisa jadi
jalan dari Tuhan untuk memberikan yang lebih baik lagi kepada umatnya. Dianggapnya sebagai
orang yang beriman sakit diyakini bisa mengurangi atau menghapus dosa. "Sama-sama kita ketahui
keberadaan virus ini sudah disikapi Pemerintah. Kita bersyukur sampai hari ini kita masih dalam
keadaan lebih baik dibanding negara lain. Kita harus yakin Pemerintah mampu mengatasi ini. Di
Deliserdang belum ada satupun yang sampai saat ini positif dan mari kita terus berdoa," kata Ashari.
Dari informasi yang dikumpulkan www.tri bun-medan.com, hingga saat ini belum ada laporan bahwa
di kawasan Kabupaten Deliserdang ada masjid yang ke depannya untuk sementara waktu ditutup
untuk pelaksanaan ibadah salat Jumat.
Meski kondisinya saat ini jumlah pasien yang positif terkena virus Covid-19 semakin bertambah,
namun banyak orang yang tidak takut dan masih tetap semangat untuk melaksanakan ibadah salat
Jumat berjamaah. (dra/tri bun-medan.com)
https://orbitdigitaldaily.com/jembatan-putus-mobil-pick-up-masuk-sungai/
Baru baru ini satu mobil pick up yang bermuatan semangka terjun dari jembatan alternatif yang dibuat
oleh masyarakat Desa Sei Litur Tasik Kecamatan Sawit Seberang .
Informasi yang diperoleh Rabu (18/3/2020) jembatan alternatif yang dibuat oleh masyarakat Desa Sei
Litur Tasik ini awalnya terbuat dari bahan kayu biasa dan kayu bulat.
Jembatan ini biasanya dilintasi sepeda motor dan anak sekolah serta masyarakat untuk
mengantisipasi apabila banjir datang.
Menurut keterangan Kades Sei Litur Tasik, Sawon, Ar saat dijumpai menceritakan awalnya mobil pick
up ini masuk ke Tasik lewat jembatan alternatif tanpa ada muatan, setelah mobil pick up membawa
muatan semangka dengan dua ton lebih tanpa ada dikawal melintas jembatan tersebut alternatif baru
separuh perjalanan jembatan putus dan mobil masuk ke sungai muatan semangka bertaburan ke
bawah jembatan
Dalam kejadian itu tidak ada korban, kondisi mobil cuma rusak sedikit dan semangka delapan yang
pecah yang lain bagus.
Akibat kejadian itu jembatan menjadi putus, akibatnya masyarakat menjadi susah untuk
menyerberang. Anehnya pihak pemerintahan desa belum memperbaiki jembatan yang putus itu.