Anda di halaman 1dari 5

Al hikam Maqolah 1 :

.‫لل‬ َّ ‫الع َم ِل ُن ْقصانُ الرَّ جا ِء عِ ْندَ وُ جو ِد‬


ِ ‫الز‬ َ ‫ِمنْ َعال َم ِة االعْ تِما ِد َعلى‬

1. Amal soleh moaltiasa jadi tiket asup surga,nging rohmat Alloh


2. Kasalahan kacida ageung/ fatal lamun nganggap amal nu ngajantenkeun urang lebet surga
Cerita pemegang konci surga : karek tahajjud 3 peuting geus ngarasa surga milik aing

‫ َواَل‬،‫ار‬ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫م‬
ِ ُ ‫ه‬‫ر‬ُ ‫ي‬ ‫ج‬
ِ ‫ي‬
ُ ‫اَل‬‫و‬َ ، َ
‫ة‬ َّ
‫ن‬ ‫ج‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ه‬
ُ ُ ‫ل‬ ‫م‬
َ ‫ع‬
َ ‫م‬ْ ُ
‫ك‬ ‫ن‬ْ ‫م‬
ِ ‫ا‬ ً
‫د‬ ‫ح‬َ َ‫اَل ي ُْد ِخ ُل أ‬
ِ
ِ ‫أَ َنا إِاَّل ِب َرحْ َم ٍة ِم َن هَّللا‬
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga,
dan menyelematkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan
rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).

Kunaon aya ayat ieu?

َ ُ ‫ور ْث ُتمُو َها ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َمل‬ُ


‫ون‬ ِ ‫ك ْال َج َّن ُة الَّتِي أ‬
َ ‫َوت ِْل‬

“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian
dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72).

َ ُ ‫ون * َج َزا ًء ِب َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬


‫ون‬ ِ ‫وحور عِ ينٌ * َكأَمْ َث‬
ِ ‫ال اللُّ ْؤل ُ ِؤ ْال َم ْك ُن‬
“Bidadari-bidadari surga berkulit putih bersih dan bermata indah. Bidadari
-bidadari itu putih bersih bagaikan mutiara-mutiara yang bejejer rapi. Semua
itu sebagai balasan bagi orang-orang mukmin atas amal sholih yang mereka
kerjakan di dunia” (QS. Al-Waaqi’ah: 22-24).

Syaikh Ibnu ‘Utsamin menjelaskan,


‫ أن‬:‫ ؟ والجواب عن ذلك‬d‫فكيف يُج َمع بين اآلية وبين هذا الحديث‬
‫ بالعمل في‬d‫ يُجمع بينهما بأن المنفيَّ دخول اإلنسان الجنة‬:‫يقال‬
.‫ فهو أن العمل سبب وليس عوضا‬d:‫بت‬ ْ ‫ أما‬،‫المقابلة‬
ُ ‫المث‬
“Bagaimana menggabungkan antara ayat dan hadis ini (yakni hadis Jabir di
atas, pent)? Jawabannya, kedua dalil di atas bisa dikompromikan, di mana
peniadaan masuknya manusia ke dalam surga karena amalnya dalam arti
balasan, sedangkan isyarat bahwa amal sebagai kunci masuk surga dalam
arti bahwa amal itu adalah sebab, bukan pengganti”

Maksud dari huruf “ba” pada ayat ini adalah ba sababiyah (sebab). Adapun


penafian sebab masuk surga karena amal pada  hadis, bermakna dalam
perkara balasan yang setimpal (‘iwadhiyyah).

Maksudnya adalah seorang tidak bisa membayar surga Allah dengan amal
perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan cacat, sementara surga
Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Hanya dengan rahmat
Allah saja seorang bisa tinggal di surgaNya. (Semoga kita termasuk penghuni
surgaNya)

Kisah ahli ibadah 500 disadur dari sebuah hadits Rasulullah ‫ﷺ‬
yang termaktub dalam kitab al-Mustadrak ala ash-Shohihaini milik 𝒂𝒍-𝑰𝒎𝒂𝒎
𝒂𝒍-𝑯𝒂𝒇𝒊𝒅𝒛 𝑨𝒃𝒖 𝑨𝒃𝒅𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒖𝒉𝒂𝒎𝒎𝒂𝒅 𝒃𝒊𝒏 𝑨𝒃𝒅𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒊𝒏 𝑴𝒖𝒉𝒂𝒎𝒎𝒂𝒅
𝒃𝒊𝒏 𝑯𝒂𝒏𝒅𝒂𝒘𝒂𝒊𝒉𝒊 𝒃𝒊𝒏 𝑵𝒖’𝒂𝒊𝒎 𝒂𝒍-𝑫𝒉𝒂𝒃𝒃𝒊 𝒂T-𝑻𝒉o𝒉𝒎𝒂𝒏𝒊 𝒂N-𝑵𝒂𝒊𝒔𝒂𝒃𝒖𝒓𝒊 (𝒘.
405 𝑯) atau yang dikenal dengan sebutan “al-Hakim” salah seorang imam di
antara ulama-ulama hadits dan seorang penyusun kitab yang terkemuka di
zamannya dengan gelar Ibnu al-Baiy

Sahabat Jabir bin Abdullah ra mengisahkan: “Pada suatu Rasulullah


‫ ﷺ‬keluar menemui kami (para sahabatnya) dan bercerita, “Jibril as
baru saja keluar dari tempatku. Ia berkata, ”Wahai Muhammad, demi Dzat
yang mengutusmu dengan kebenaran. Sesungguhnya Allah ‫ ﷻ‬memiliki
seorang hamba yang telah menyembah kepada Allah ‫ ﷻ‬selama 500
tahun. Ia tinggal di atas sebuah bukit yang panjang dan lebarnya 30 x 30
hasta. Bukit itu dikelilingi lautan seluas 4.000 farsakh (±32.000 km ) dari
segala penjuru (1 farsakh = 8 km atau 3¼ mil). Bukit itu memiliki satu mata air
sebesar ibu jari yang memancarkan air nan bening untuknya. Ia menetap di
bawah bukit itu. Untuk keperluan makan, sebatang pohon delima setiap
malam memberinya satu buah yang matang.
Hari-harinya ia habiskan untuk beribadah. Bila sore menjelang, ia turun dari
atas bukit dan melakukan wudhu. Kemudian ia mengambil buah delima itu
dan memakannya, lalu ia melaksankan shalat.

Sebelum meninggal, ia memohon kepada Allah ‫ ﷻ‬agar mencabut


nyawanya saat sedang bersujud dan agar jangan memberi kesempatan
kepada bumi atau benda-benda lainnya merusak jasadnya, sampai ia
dibangkitkan kembali pada hari kiamat nanti dan tetap dalam keadaan
bersujud. Jibril berkata: “Maka Allah ‫ ﷻ‬mengabulkan permintaannya”.
Kami selalu melewatinya bila kami turun ke bumi dan bila kami naik kembali
ke langit. Kami mendapatkan kabar dalam ilmu (Tuhan) bahwa ia akan
dibangkitkan pada hari kiamat, kemudian didudukkan dihadapan Allah ‫ﷻ‬,
dan Allah ‫ ﷻ‬berfirman:

“Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga atas berkat rahmat-Ku.”

Ahli Ibadah berkata: ”Tapi wahai Tuhanku, masukkanlah hamba ke surga atas
berkat amal perbuatanku.”

Allah ‫ ﷻ‬berfirman: “Masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat


rahmat-Ku.”

Ahli Ibadah itu bersikeras (tidak mau): “Wahai Tuhanku, masukkanlah hamba
ke surga atas berkat amal perbuatanku.”

Allah ‫ ﷻ‬berfirman: Masukkanlah hamba-Ku ke surga atas berkat rahmat-


Ku.”

Ahli Ibadah itu masih bersikeras: “Wahai Tuhan-ku masukkanlah hamba ke


surga atas berkat amal perbuatanku.”

Lalu Allah ‫ ﷻ‬menjelaskan: “Timbanglah pada hamba-Ku ini antara nikmat


yang telah Aku berikan dengan amal perbuatannya.”

Maka didapati bahwa nikmat penglihatan telah meliputi ibadah selama 500
tahun itu, belum lagi nikmat-nikmat badan yang lainnya.

Maka Allah ‫ ﷻ‬berfirman: ”Masukkan ia ke dalam neraka.”

Ketika Ahli Ibadah itu diseret ke neraka maka ia pun berkata: ”Wahai
Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam syurga dengan rahmatmu.”

Lalu Allah ‫ ﷻ‬berfirman kepada malaikat: ”Bawakan ia ke mari”. Maka


ditangkan Ahli Ibadah tadi dihadapan Allah ‫ﷻ‬.
Kemudian Allah ‫ ﷻ‬bertanya pada Ahli Ibadah: ”Siapakah yang
menjadikan kamu dari tidak ada (menjadi ada)?”.

Ahli Ibadah menjawab: ”Engkau, wahai Tuhanku”.

Allah ‫ ﷻ‬bertanya pada Ahli Ibadah: “Apakah semua itu dari usahamu
atau sebab rahmat-Ku?”

Ahli Ibadah menjawab: ”Bahkan semua itu sebab rahmat-Mu”

Allah ‫ ﷻ‬bertanya pada Ahli Ibadah: ”Siapa yang telah memberikan


kekuatan untuk melaksanakan ibadah selama 500 tahun?”

Ahli Ibadah menjawab: ”Engkau wahai tuhanku”.

”Siapa Dzat yang telah menempatkanmu di sebuah bukit yang terletak di


tengah-tengah deburan ombak samudra, mengeluarkan mata air tawar dari air
yang asin, mengeluarkan buah delima setiap malamnya padahal delima
hanya berbuah sekali dalam setahun, dan engkau telah meminta-Nya agar
mecabut nyawamu saat engkau sedang bersujud dan Aku mengabulkan
semua permintaanmu itu?”

Ahli Ibadah menjawab: “Engkau wahai Tuhanku.”

Allah ‫ ﷻ‬berfirman: ”Semua itu berkat rahmat-Ku dan dengan rahmat-Ku


pula engkau masuk surga. Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga! Sebaik-baik
hamba adalah engkau wahai hamba-Ku.” Maka Allah ‫ ﷻ‬memasukkannya
ke surga.

Malaikat Jibrail as berkata: ”Segala sesuatu itu terjadi hanya dengan rahmat
Allah ‫ﷻ‬, wahai Muhammad.” (HR. al-Hakim).

3. Dina i’tiqod ahlussunnah wal jamaah teu aya kawajiban Alloh ngalebetkeun jalmi soleh ka
surga sareng ngalebetkeun jalmi doraka ka naraka
4. Urang sedekah, artosna timana??
Perumapamaan orang transaksi jual beli mobil

.‫لل‬ َّ ‫ُن ْقصانُ الرَّ جا ِء عِ ْندَ وُ جو ِد‬


ِ ‫الز‬
‫وا مِن رَّ حْ َم ِة ٱهَّلل ِ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َي ْغ ِف ُر‬ ُ ‫وا َع َل ٰ ٓى أَنفُسِ ِه ْم اَل َت ْق َن‬
۟ ‫ط‬ ۟ ُ‫ِين أَسْ َرف‬ َ ‫قُ ْل ٰ َي ِع َباد‬
َ ‫ِى ٱلَّذ‬
‫وب َجمِيعًا ۚ إِ َّنهُۥ ه َُو ْٱل َغفُو ُر ٱلرَّ حِي ُم‬
َ ‫ٱلذ ُن‬ ُّ

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa

dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.

‫ّاك فِي‬
َ ‫هللا إي‬ َ ْ‫ وإرادَ ُت َك األَس‬،ِ‫الخف َّية‬
ِ ‫باب َم َع إقا َم ِة‬ َ ‫ب م َِن ال َّشه َْو ِة‬
ِ ‫ّاك في األسْ با‬
َ ‫هللا إي‬ ِ ‫رادَ ُت َك ال َّتجْ ريدَ َم َع إقا َم ِة‬
.ِ‫العلِ َّية‬
َ ‫اله َّم ِة‬
ِ ‫ِطاط َع ِن‬ٌ ‫ال َّتجْ ري ِد ا ْنح‬
“Keinginanmu untuk tajrid (menyepi atau meninggalkan keinginan duniawi,
termasuk mencari rezeki) padahal Allah telah menetapkan engkau pada
asbab (usaha, dimana allah telah membekali manusia dengan sarana
penghidupan), adalah termasuk dalam bisikan syahwat yang samar.
Sebaliknya, keinginanmu untuk melakukan asbab padahal Allah telah
menempatkanmu pada kedudukan tajrid, adalah suatu kemerosotan dari
himmah (tekad spiritual) yang luhur.”

Anda mungkin juga menyukai