Oleh:
merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan baik penggemukan
maupun pembibitan ternak ruminansia seperti sapi potong. Permasalahan pada usaha
sapi potong antara lain adalah kualitas maupun kuantitas pakan yang belum sesuai
dengan kebutuhan nutrisi ternak; yang antara lain disebabkan oleh harga pakan yang
cukup tinggi terutama konsentrat, serta mutu pakan terutama hijauan yang bervariasi
dan tergantung pada musim. Di sebagian besar wilayah Indonesia, pada saat musim
hujan pakan hijauan mudah diperoleh sedangkan saat kemarau sangat sulit.
Potensi bahan pakan lokal seperti limbah tanaman pangan, perkebunan dan
besar digunakan sebagai bahan bakar, bahan baku industri maupun kompos. Hasil
evaluasi yang dilakukan sampai akhir tahun 2006 di 12 provinsi menunjukkan bahwa
bahan pakan yang berasal dari limbah-limbah tersebut memiliki kandungan nutrisi
yang rendah namun dari segi jumlahnya, beberapa diantaranya memiliki potensi yang
cukup besar yaitu batang Singkong, kulit Singkong, jerami kedelai, tongkol jagung,
yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman Singkong
termasuk dalam family Euphorbiaceae dapat tumbuh dengan mudah hampir di semua
jenis tanah dan tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Pada umumnya,
industri tepung tapioka (19,70%), industri pakan ternak (1,80%), industri non pangan
Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan pakan ternak adalah dengan
tropis yang mudah tumbuh di segala kondisi tanah dan pada waktu musim panen
sangat rendah, namun Singkong merupakan sumber energi yang cukup potensial.
Daun Singkong mengandung kadar protein yang cukup tinggi dan dapat digunakan
sebagai sumber protein. Namun, pemanfaatan Singkong dan limbahnya sering kali
terkendala oleh adanya senyawa antinutrisi berupa asam sianida dan linamarin.
Kendala tersebut dapat diatasi dengan perlakuan fisik, kimiawi maupun biologis
secara luas sebagai pakan ternak memerlukan strategi . Formulasi yang tepat agar
Singkong memiliki kecernaan yang rendah serta dapat meracuni ternak. Kadar
HCN yang mampu ditolerir ternak tidak boleh lebih dari 50 ppm. Teknik pengolahan
seperti amoniasi dan fermentasi dapat meningkatkan kadar protein, kecernaan serta
dapat menurunkan kadar HCN pada kulit singkong (Hanifah dkk, 2010).
Bagaimana Mengolah Pakan dari Daun, Batang, dan Kulit Singkong yang
mengandung kadar HCN atau Sianida yang tinggi menjadi pakan yang Bergizi
untuk Ternak Ruminansia dan sebagai pengganti pakan hijauan saat sulit di
1.3. TUJUAN
A. Mengolah Daun, Batang dan Kulit menjadi Pakan yang Bergizi bagi Ternak
Ruminansia
B. Mengurangi kadar (HCN) Sianida dan meningkatkan kadar Protein pada kulit
1.4. MANFAAT
B. Bisa dijadikan sebagai Pakan Utama untuk pengganti pakan Hijauan seperti,
Ruminansia.
Kulit singkong merupakan limbah dari industri rumah tangga dan mudah
gizi untuk ternak. Diharapkan dengan pemanfaatan kulit singkong sebagai bahan
pakan utama hijauan. Penelitian ini memiliki kerangka berfikir sebagai berikut;
Pakan seperti limbah kulit Kandungan pada daun singkong memiliki protein kasar
singkong sangat mudah di 23,2%, serat kasar 21,9%, protein 0,576%, kalsium
dapatkan dari sisa sisa 0,972%, batang singkong memiliki protein kasar
pengolahan bahan pangan. 10,9%, serat kasar 22,6%, protein 0,341%, kalsium
0,312%, kulit singkong memiliki protein kasar 4,8%,
serat kasar 21,2% , protein 0,112% , kalsium 0,36%
ternak ruminansia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
tropika dengan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, tetapi sensitif
terhadap suhu rendah. Tanaman singkong mempunyai adaptasi yang luas. Hal inilah
kelebihan diantara dapat tumbuh disegala tanah, tidak memerlukan tanah yang subur
asal cukup gembur, tetapi sebaliknya tidak tumbuh dengan baik pada tanah yang
Singkong atau yang dikenal juga dengan nama ubi kayu merupakan tumbuhan
tahunan tropika dari keluarga Euphorbiaceae. Singkong merupakan umbi atau akar
pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm.
Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Singkong tidak tahan disimpan
sehari-hari. Umbinya bisa dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, daunnya dapat yang
dimakan sebagai sayuran atau sebagai ramuan, merupakan sumber protein yang baik juga
mengandung vitamin dan mineral. Bagian dari singkong yang dianggap limbah jika tidak
dimanfaatkan yaitu kulit singkong, yang merupakan limbah kupasan hasil pengolahan
berikut komposisi kimia singkong pada beberapa bagiannya seperti ditunjukan pada
tabel 2.1.
tape, dan panganan berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit singkong di
Indonesia sangat melimpah, seiring dengan eksistensi negara ini sebagai salah satu
(Badan Pusat Statistik, 2012). Setiap bobot singkong akan dihasilkan limbah kulit
singkong sebesar 16% dari bobot tersebut (Cecep, 2009), sehingga dapat
diprediksikan jumlah kulit singkong yang dihasilkan akan melimpah. Limbah kulit
limbah ini yaitu sebagai pakan ternak, akan tetapi karena rendahnya kandungan gizi
dan adanya zat anti nutrisi yaitu asam sianida (HCN) serta kandungan serat kasar
yang tinggi menjadi faktor pembatas pemanfaatan kulit singkong sebagai pakan
ternak sehingga diperlukan pengolahan lebih lanjut agar pemanfaatan kulit singkong
Data pada tabel 2.2 berikut menunjukkan komposisi kimia kulit singkong
sehingga bisa menjadi acuan untuk pemanfaatan limbah kulit singkong menjadi
DAFTAR PUSTAKA
ABBAS, S., A. HALIM, A. AHMAD dan S.T. AMIDARMO. 1986. Limbah
Tanaman Ubi Kayu. Dalam: Limbah Hasil Pertanian. Kantor Menteri Muda
Nutritive value of whole cassava plant meal as replacement for maize in the
Nurlaili, F., Suparwi dan Sutardi, T. R. 2013. Fermentasi kulit singkong (Manihot
kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) secara
Sandi, Y. O., Rahayu, S. dan Wardhana, S. 2013. Upaya peningkatan kualitas kulit
Stephanie dan Purwadaria, T. 2013. Fermentasi substrat padat kulit singkong sebagai