Kelompok 5:
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum
anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting
setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara
perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun
majemuk. Di Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (Sd.), kacang jebrol,
kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan
internasional dikenal sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut. Kacang Tanah merupakan
tanaman polong-polongan yang digunakan untuk diambil bijinya dan salah satu komoditi
tanaman pangan terbanyak di Indonesia. Tanaman ini biasanya dimanfaatkan untuk makanan
ternak, sedangkan bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati dan minyak dan lain
lain.
Kabupaten Blitar merupakan salah satu penghasil kacang tanah, di mana luasan lahan
tanam kacang tanah seluas 1244 Ha dengan luas panen sekitar 1193 Ha di tahun 2020.
Produksi kacang tanah kering dengan rata-rata 11,59 Kwintal/Ha, maka untuk produksi per
tahun berkisar 1.382,68 Ton/Tahun. Tanaman kacang di kabupaten di tanam 1 kali dalam 1
tahun pada musin kering.
Hijauan pakan sebagai pakan utama ternak ruminansia sering mengalami kekurangan
terutama di musim kering dengan mutu yang rendah. Selain itu penggunaan lahan untuk
tanaman pakan masih bersaing dengan tanaman pangan karena tanaman pakan belum
menjadi prioritas. Peningkatan luas lahan pertanian memberikan implikasi terhadap
peningkatan luas areal panen tanaman pangan. Dengan semakin intesifnya pola pertanian
tanaman pangan mengakibatkan semakin meningkatnya produksi limbah tanaman pangan
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan.
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang berpotensi menghasilkan limbah yang
dapat di manfaatkan sebagai pakan. Limbah yang di hasilkan dari tanaman pangan kacang
tanah di antaranya jerami kacang tanah serta kulit kacang tanah. Selain itu kacang tanah juga
di gunakan dalam berbagai industri pengolahan pangan, dimana juga menghasilkan limbah di
antaranya Kulit ari kacang tanah serta bungkil kacang tanah. Jerami kacang tanah segar di
hasilkan dari budidaya kacang tanah sekitar 6,52 Ton/Ha. Sedangkan Kulit Kacang Tanah di
hasilkan dari 27% jumlah produksi kacang.
Jerami kacang tanah sebagai hijauan pakan ternak di kabupaten blitar cukup
melimpah, sehingga dapat di gunakan sebagai pakan ternak ruminansia. Limbah kacang tanah
berupa jerami kacang tanaha segar yang di hasilkan oleh kabupaten blitar berkisar 7.778,36
Ton/Tahun di mana di hasilkan dari 1193 Ha luas panen kacang tanah. Adapun jumlah kulit
kacang tanah yang di hasilkan oleh kabupaten blitar sejumlah 373,32 Ton/tahun.
Limbah kacang tanah cukup potensial sebagai sumber paka, hal itu di tunjang dengan
nilai nutrisi yang baik. Adapun kandungan nutrisi dari kacang tanah sebsebagai berikut :
1. Jerami Kacang Tanah Segar ( Tanpa Biji/Kulit )
a. Bahan Kering 35%
b. Kadar Abu 3.9 %
c. Serat Kasar 8 %
d. Lemak Kasar 0.8 %
e. Protein Kasar 5.3 %
f. Kalsium 0.53 %
g. Fosfor 0.07 %
2. Jerami Kacang Tanah Kering ( Tanpa Biji/Kulit )
a. Bahan Kering 86%
b. Kadar Abu 10.6 %
c. Serat Kasar 25.8 %
d. Lemak Kasar 2.3 %
e. Protein Kasar 12.6 %
f. Kalsium 1.29 %
g. Fosfor 0.17 %
3. Bungkil Kacang Tanah
a. Bahan Kering 86%
b. Kadar Abu 6.2 %
c. Serat Kasar 11 %
d. Lemak Kasar 2.4 %
e. Protein Kasar 48.4 %
f. Kalsium 0.17 %
g. Fosfor 0.53 %
4. Kacang Tanah dengan Kulit
a. Bahan Kering 86%
b. Kadar Abu 2.3 %
c. Serat Kasar 2.4 %
d. Lemak Kasar 42.9 %
e. Protein Kasar 26.5 %
f. Kalsium 0.06 %
g. Fosfor 0.39 %
Kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang memiliki nilai nutrisi
yang tinggi seperti kaya akan sumber protein, energi, vitamin dan serat. Hasil ikutan kacang
tanah juga miliki kandungan nutrisi yang tinggi sehingga dapat dijadikan pakan ternak. Hasil
ikutan dari produk kacang tanah yang dapat dijadikan pakan ternak seperti bungkil kacang
tanah, Jerami kacang tanah serta kulit kacang tanah hasil samping dari indrusti kacang tanah.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hastuti et al. (2020) pemanfaatan limbah pertanian dapat
dijadikan sumber nutrisi yang tinggi untuk pakan ternak, limbah yang dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi adalah kacang tanah, mulai dari
bungkil, Jerami dan kulit nya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Diversisifikasi
pemanfaatan produk samping atau by-product sering diangap limbah namun dapat
dimanfaatkan sebagai biomas yang ramah lingkungan “zero waste production system”. Pakan
ternak dari hasil samping kacang tanah dijadikan pakan lengkap karena mengandung sumber
serat dan energi yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Rochmi et al. (2017) yang
menyatakan bahwa pakan pelengkap dibuat dari bahan limbah pertanian dan perkebunan
karena menggandung tinggi serat dan energi.
Limbah kacang tanah antara lain bungkil, Jerami dan kulit. Masing masing limbah
dapat diberikan langsung keternak atau diolah terlebih dahulu melalui proses pengolahan
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai nutrisinya. Bungkil kacang tanah merupakan hasil
samping produk kacang tanah yang di ambil ekstrak minyaknnya, bungkil ini dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak sebagai sumber protein. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ekasari et al. (2021) yang menyatakan bahwa bungkil kacang tanah merupakan pakan
sumber protein. Hasil ikutan lain kacang tanah yaitu jemari kacang tanah, Jerami kacang
tanah dapat diberikan langsung kepada ternak atau dapat diolah terlebih dahulu untuk
meningkatkan daya cerna serta kandungan nutrisinya melalui proses fermentasi yang disebut
silase. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso et al. (2023) yang menyatakan bahwa daun
kacang tanah dapat dijadikan Jerami yang dapat diolah menjadi silase melalui proses
fermentasi n-silase, silase kacang tanah merupakan sumber protein dan kapur yang
bermanfaat bagi ternak. Selain itu hasil ikutan kacang tanah yang lain yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah kulit kacang tanah sebagai salah satu bahan
konsentrat atau bisa dijadikan biofoam sebagai pakan ternak yang memiliki nilai gizi tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Erviana et al. (2022) yang menyatakan bahwa pembuatan
biofoam dapat memanfaatkan limbah pertanian seperti limbah kulit kacang tanah sebagai
inovasi ramah lingkungan yang mempunyai kecukupan nutrisi bagi ternak.
Jerami kacang tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan kandungan
nutrisi yang baik. Ternak ruminansia dapat mengkonsumsi jerami kacang tanah dengan serat
kasar yang tinggi, namun dengan adanya teknologi pengolahan diharapkan agar terjadi
perbaikan kandungan nutrisi dan penurunan fraksi serat sehingga lebih banyak nutrien yang
tersedia sekaligus pemanfaatan limbah yang terbuang untuk ternak. Pemanfaatan limbah
jerami kacang tanah sebagai pakan ternak dapat membantu memenuhi kebutuhan pakan
ternak yang sering mengalami kekurangan terutama di musim kering dengan mutu yang
rendah. Jerami kacang tanah dapat diberikan dalam bentuk segar maupun kering. Kandungan
nutrisi jerami kacang tanah yakni 24,76% bahan kering, 10,53% protein kasar, 34,28% serat
kasar, 2,20% lemak kasar, 40,18% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), dan 12,81% abu.
(Wea et al., 2022).
Teknik pemberian pakan jerami kacang tanah kepada ternak kambing maupun sapi,
kerbau dan pengolahan jerami kacang tanah dalam bentuk segar, pembuatan hay, silase dapat
dilakukan. Limbah jerami kacang tanah dapat diolah menjadi pakan ternak dengan teknologi
pengolahan yang tepat sehingga terjadi perbaikan kandungan nutrisi dan penurunan fraksi
serat sehingga lebih banyak nutrien yang tersedia sekaligus pemanfaatan limbah yang
terbuang untuk ternak. Beberapa manfaat dari pengolahan limbah jerami kacang tanah
sebagai pakan ternak antara lain dapat mengurangi biaya pakan ternak, meningkatkan
produktivitas ternak, dan mengurangi limbah pertanian yang terbuang. Oleh karena itu,
pemanfaatan jerami kacang tanah sebagai pakan ternak dapat menjadi alternatif yang baik
untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia.
BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa kacang tanah memiliki produk hasil samping atau by
product berupa bungkil, jerami dan kulit kacang tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak yang diolah menjadi pakan yang memiliki nilai gizi tinggi melalui proses
pengolahan seperti dihasilkan silase dan biofoam. Kandungan nutrisi jerami kacang tanah
yakni 24,76% bahan kering, 10,53% protein kasar, 34,28% serat kasar, 2,20% lemak kasar,
40,18% bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), dan 12,81% abu. Teknik pemberian pakan
jerami kacang tanah kepada ternak kambing maupun sapi, kerbau dan pengolahan jerami
kacang tanah dalam bentuk segar, pembuatan hay, silase dapat dilakukan. Sehingga
pemanfaatan jerami kacang tanah sebagai pakan ternak dapat menjadi alternatif yang baik
untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia.
DAFTAR PUSTAKA
Ekasari, K., Wijaya, A. I. dan Saade, A. 2021. Efek penambahan jerami kacang tanah
terhadap kualitas silase jerami jagung. Jurnal Agrisistem. 17(1) :65-71.
Erviana, I., Asfar, A. M. I. T., Asfar, A. M. I. A., Safar, M., Dewi, S. S., Damayanti, W. dan
Yulita, Y. 2022. Diseminasi kelompok Karang Taruna Desa Pationgi dalam pembuatan
Biofoam kemasan pengganti Styrofoam. J.Pengabdian Pada Masyarakat. 3(2) : 298-
307.
Hastuti, D., Subekti, E. dan Subantoro, R. 2020. Kajian Pemanfaatan Limbah Pertanian
Sebagai Bahan Konsentrat Hijauan Pakan Ternak Kelinci. Jurnal Penelitian
Agrisamudra. 7(2) : 111-122.
Priya Anugera Sudarmo. 2020. Pengawas Mutu Pakan Ahli Muda. Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Blitar.
Rahman, Yulianti, Abd Asis Pata, and Azisah Azisah. 2022. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi usahatani kacang tanah (arachis hypogaea l) di kelurahan
attangsalo kecamatan ma’rang kabupaten pangkep. J. Agribis. 10(2): 194-202.
Rochmi, S. E., Wahjuni, R. S. dan Veteriner, D. I. K. D. 2017. Teknologi complete feed herbal
untuk peningkatan produktivitas sapi potong di Kecamatan Parengan Kabupaten
Tuban. Jurnal Agro Veteriner. 6(1) :1-8.
Wea, R., Mangngi, R. Y. K., Bay, Y. Y., Badewi, B., Semang, A., Koten, B. B. dan Wirawan,
I. G. K. O. 2022. Kandungan nutrien, fraksi serat dan nutrient value fermentasi jerami
kacang tanah (Arachys hypogaea) pada level nira lontar (Borassus flabellifer) yang
berbeda. J. Livestock and Animal Research. 20(3) : 275-283.