PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui, di negara Indonesia banyak ditumbuhi pohon
nanas yang tersebar di berbagai pulau. Bahkan hampir seluruh wilayah
Indonesia terdapat pohon nanas. Dari bagian pohon nanas yang sering
dikonsumsi adalah bagian buahnya, namun itupun tidak dimanfaatkan secara
optimal. Masyarakat hanya mengkonsumsi bagian daging buahnya,
sedangkan untuk kulitnya oleh masyarakat dibuang begitu saja, sehingga
dapat dikategorikan sebagai limbah.( Setyawati, Harimbi. Nanik Astuti Rahman.
2008 )
Produktivitas ternak terutama sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan
yang diberikan oleh peternak. Kondisi optimum pertumbuhan ternak tidak akan
tercapai dengan maksimal apabila peternak hanya memberi pakan rumput
atau hijauan. Penambahan gizi dalam bentuk bahan penguat atau hijauan
yang mengandung protein tinggi, sehingga harus ditambahkan dengan
adanya pencampuran dengan leguminosa atau tanaman lainnya. Karena
semakin bervariasi ransum atau pakan yang diberikan dapat menambah
konsumsi ternak terhadap bahan pakan atau palabilitas ternak serta dapat
menyempurnakan kandungan nutrisi untuk berlangsungnya aktivitas ternak
serta produksi. Namun, hal yang perlu di perhatikan adanya kandungan
metabolit sekunder ( zat anti nutrisi) yang dapat mempengaruhi kuantitas
maupun batasan penggunaan dalam ransum.
Salah satu cara dalam mengatasi kekurangan hijauan adalah dengan
memanfaatkan limbah pertanian sebagai pengganti hijauan. Menurut
devendra (1987), menyebutkan bahwa pengembangan penggunaan limbah
yang berasal dari agroindustri dan bahan pakan nonkonvensional sangat
penting dilakukan. Salah satu limbah yang memiliki potensi besar untuk
digunakan sebagai bahan pakan alternatif adalah limbah kulit nanas.
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Limbah Kulit Nanas Berdasarkan Berat Basah
Rata-rata Berat Basah
Komposisi
(%)
Air 86,70
Protein 0,69
Lemak 0,02
Abu 0,48
Serat
1,66
basah
Karbohidrat 10,54
Sumber: Sidharta (1989)
Dari data tersebut menunjukkan bahwa kandungan air pada nanas lebih tinggi
dibandingkan dengan kandungan protein, lemak, abu, serat basah dan
karbohidratnya.
Berikut ini adalah hasil analisis proksimat bahan pakan yang berasal dari limbah
industry :
Daftar Pustaka
Hutagulang et al, 1978. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.