Latar Belakang
Limbah pasar selama ini menjadi sumber masalah bukan hanya karena bau
yang ditimbulkan tetapi juga karena limbah pasar dapat menjadi sarang/sumber
penyakit dan sumber ketegangan sosial. Padahal tumpukan limbah dapat menjadi
sumber nutrient yang berlimpah dan tidak sedikit nilainya, asalkan kita dapat
mengelolanya dengan teknologi yang baik dan benar. Limbah organik kota saat ini
bukan hanya digunakan untuk mendukung pertanian saja, tetapi juga dapat
dan buah-buahan.
bahan pakan ternak, akan tetapi limbah tersebut sebagian besar mempunyai
efek anti nutrisi yang umumnya berupa alkaloid. Dengan teknologi pakan, limbah
sayuran dapat diolah menjadi tepung, silase, maupun asinan, yang dapat
pakan dari hijauan pakan ternak maupun limbah pertanian yang diawetkan melalui
proses fermentasi anaerob dengan kandungan air 60 - 70%. Kadar air bahan yang
akan diolah menjadi silase tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
adalah rendahnya kandungan nutrien seperti energi, protein, vitamin dan mineral,
1
serta karbohidrat atau serat pakan yang berdampak pada kecernaannya yang
rendah sehingga pemanfaatan limbah organik pasar secara optimal adalah pilihan
tepat guna dimanfaatkan sebagai bahan pakan yaitu dengan menambahkan tepung
daun murbei. Keberadaan daun murbei yang mengandung senyawa aktif dalam
Rumusan Masalah
Tidak banyak orang menyadari bahwa limbah pasar bila dikelola dan
dilakukan penelitian campuran tepung daun murbei dengan limbah pasar dengan
proporsi campuran yang berbeda serta kadar air optimal akan berpengaruh
Hipotesis
2
TINJAUAN PUSTAKA
kota. Berdasarkan sumber dan bahan buangannya, sampah organik kota secara
garis besar dikontribusi oleh sampah pasar, rumah potong hewan dan restoran
Kandungan zat-zat nutrient yang terdapat pada sampah organik kota dapat
Kandungan Prentase
Air 10 – 60
Senyawa organik 25 – 35
Nitrogen 0,4 – 1,2
Fospor 0,2 – 0,6
Kalium 0,8 – 1,5
Kapur 4,0 – 7,0
Karbon 12 – 17
Sumber : Mustadzy, dkk. Laboratorium Teknik Lingkungan ITB (2009).
Ada beberapa jenis limbah sayuran pasar yang dapat digunakan sebagai
pakan ternak diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis, kecamba kacang hijau,
daun kembang kol, kulit jagung, klobot jagung dan daun singkong. Adapun
Jenis Bahan Kalori Protein Lemak Serat kapur Besi Abu Karbohidrat Air
3
Sayuran kering (g) (g) (g) (mg) (mg) (%) (g) (g)
D. Singkong * * * * * * * 1.77 * *
Limbah hayati pasar adalah sampah pasar yang terdiri dari bahan-bahan
hayati yang dibuang karena tidak dapat dijual. Limbah ini terdiri dari sayur-
sayuran, buah-buahan yang sudah tua atau sudah busuk serta daun-daun lainnya.
4
kemudian disempurnakan oleh berbagai species lactobacillus. Walaupun hasil
Murbei (Morus sp) adalah sebuah genus yang terdiri dari 10–16 spesies
pohon tertentu yang asli berasal dari daerah panas sedang dan subtropis di Asia,
Afrika dan Amerika. Mayoritas spesies asli murbei berasal dari Asia. Salah satu
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Usia murbei di sana telah mencapai
lebih dari 120 tahun. Murbei tumbuh cukup cepat pada saat masih muda, namun
kemudian tumbuh melambat dan tingginya jarang ada yang melebihi 10-15 m.
bagian tepi. Buah murbei merupakan buah majemuk dengan panjang 2-3 cm,
berwarna merah bila masih mudah dan ungu tua bila matang, dan dapat
makanan ulat sutra. Selain itu, andalas (Morus macroura), adalah salah satu
spesies murbei,yang kayunya sering digunakan untuk bahan pembuat lantai rumah
namun informasi tersebut terkait dengan kebutuhan daun murbei sebagai pakan
ulat sutra. Penelitian pemanfaatan murbei sebagai pakan ternak baru dijumpai
5
sebagian kecil di India, Jepang dan Korea. Percobaan pemanfaatan daun murbei
sebagai pengganti konsentrat unggas di Jepang telah dilaporkan oleh Machii et al.
dilakukan oleh Singh & Makkar (2002), yang melakukan pengujian secara in
vitro.
Perbanyakan dengan biji relatif lebih mahal, tetapi menghasilkan tanaman yang
tumbuhnya yang baik (Singh & Makkar 2002). Produksi daun murbei sangat
defoliasi 90 hari akan mencapai 25 ton BK/ha/thn dan produksi daun sebesar 16
6
Kandungan nutrien daun murbei meliputi 22-23% PK, 8-10% total gula,
12-18% mineral, 35% ADF, 45,6% NDF, 10-40% hemiselulosa, 21,8% selulosa
pada tabel 3 . Kualitas daun murbei yang tinggi juga ditandai oleh kandungan
asam aminonya yang lengkap. Rata-rata komposisi asam amino daun murbei
yang di analisis dari 119 varietas murbei disajikan pada tabel 3 (Machii et
murbei baru digunakan sebagai pakan ulat sutra, sedangkan penelitian atau
pemanfaatan murbei sebagai pakan ternak belum dijumpai. Kondisi yang berbeda
sebagai bahan pakan ternak. Di Indonesia dikenal beberapa spesies murbei yang
potensial untuk pakan ulat sutera atau sumber bahan baku pakan ayam, antara lain
7
Morus alba, Morus nigra, Morus multicaulis, Morus astralis, Morus cathayana,
fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang (Anonim, 2012b). Menurut Winarno
dkk (1980), fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan
enzim dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan
pakan baik dari aspek gizi maupun daya cerna serta meningkatkan daya
simpannya. Produk fermentasi biasanya mempunyai nilai nutrisi yang lebih tinggi
daripada bahan aslinya karena adanya enzim yang dihasilkan dari mikroba itu
mikroorganisme. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai sumber nitrogen
pada proses fermentasi adalah urea. Urea yang ditambahkan kedalam medium
8
fermentasi akan diuraikan oleh enzim urease menjadi ammonia dan
(Fardiaz, 1989).
merupakan media untuk transport substrat sekaligus sebagai pereaksi pada proses
metabolisme mikroorganisme tersebut. Kadar air media yang terlalu rendah akan
air 30 – 85%.
air yang ditempatkan dalam tempat yang tertutup dalam kondisi anaerob akan
membentuk biogas. Keadaan anaerob ini dapat terjadi secara alami (Setiawan,
2004).
Semakin tinggi degradasi bahan kering dan bahan organik pakan maka semakin
tinggi nutrien yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak
(Syahrir, 2010).
Proses degradasi bahan organik dalam feses baik secara aerobic maupun
secara anaerobic, akan menghasilkan gas serta suspense padat dan cair. Proses
9
degradasi secara aerobic dengan cukup oksigen, dapat berlangsung secara alamiah
atau secara tiruan, misalnya dalam proses pembuatan kompos atau pupuk.
Sedangkan proses degradasi secara anaerobic dengan oksigen terbatas, juga dapat
berlangsung secara alami atau tiruan. Misalnya proses yang berlangsung secara
alamiah terjadi dalam saluran cerna hewan atau manusia, dan secara tiruan proses
degradasi terjadi dalam bak pencerna dengan bahan baku sampah organik (Prior,
1986).
Silase
menghasilkan kadar air yang tinggi yang biasa digunakan pada hijauan sebagai
pakan ruminansia atau pakan yang berasal dari tanaman serealia yang
macam hijauan dan bahan dari tumbuhan lainnya yang disukai oleh ternak
ruminansia, seperti rumput, sorghum, jagung, biji - bijian kecil, tanaman tebu,
tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan jerami padi, dll
(Anonim, 2011c).
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang di proses dari bahan baku
yang berupa tanaman hijauan , limbah industri pertanian, serta bahan pakan alami
lainya, dengan kandungan air pada tingkat tertentu kemudian di masukan dalam
sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara , yang biasa disebut dengan Silo,
selama sekitar tiga minggu. Didalam silo tersebut tersebut akan terjadi beberapa
tahap proses anaerob (proses tanpa udara/oksigen), dimana “bakteri asam laktat
akan mengkonsumsi zat gula yang terdapat pada bahan baku, sehingga terjadilah
10
proses fermentasi. Silase yang terbentuk karena proses fermentasi ini dapat di
simpan untuk jangka waktu yang lama tanpa banyak mengurangi kandungan
pengawetan kandungan nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan
ternak lainnya, agar bisa di disimpan dalam kurun waktu yang lama, untuk
fermentasi yang terjadi didalam silo (tempat pembuatan silase), sangat tidak
tersebut, beberapa jenis zat tambahan (additive) harus digunakan agar kandungan
nutrisi dalam silase tidak berkurang secara drastis, bahkan bisa meningkatkan
sangat tergantung dari kebutuhan hasil yang ingin di capai (Anonim, 2011d).
1. Warna silase, silase yang baik umumnya berwarna hijau kekuningan atau
kecoklatan. Sedangkan warna yang kurang baik adalah coklat tua atau
kehitaman.
2. Bau, sebaiknya bau silase agak asam atau tidak tajam. Bebas dari bau manis,
11
3. Tekstur, kelihatan tetap dan masih jelas. Tidak menggumpal, tidak lembek dan
tidak berlendir.
4. Keasaman, kualitas silase yang baik mempunyai pH 4,5 atau lebih rendah dan
bebas jamur.
12
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2012 yang
terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu fermentasi campuran limbah pasar
dengan tepung daun murbei dengan level berbeda selama 21 hari bertempat di
kedua adalah analisa kualitas silase yang dihasilkan di Laboratorium Kimia dan
Materi Penelitian
Alat-alat yang digunakan: kaos tangan, plastik kedap udara, cawan petri,
talenan, pisau, cawan porselin, gelas ukur, tabung reaksi, desikator, oven,
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tepung daun murbei,
Metode Penelitian
percobaan.
Pelaksanaan Penelitian
13
Pada penelitian ini, limbah pasar organik diambil dari 4 pasar yang berbeda
yang ada di kota makassar yaitu pasar daya baru, pasar daya lama, pasar terong
dengan cara mencampur secara homogen 4 kg limbah pasar yang terlebih dahulu
fermentasi selama 21 hari. Pada hari ke- 21 kantong plastik tersebut dibuka lalu
Peubah yang di amati dalam penelitian ini adalah kualitas silase dalam
campuran limbah pasar organik dan tepung daun murbei yang diperoleh setelah
fermentasi meliputi warna, bau, tekstur jamur dan pH silase. Pengamatan secara
Pengolahan Data
14
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan uji organoleptik yang
(Anonim, 2012e).
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
campuran limbah organik pasar dan tepung daun murbei dengan level yang
berbeda menghasikan kualitas silase yang baik yaitu pada perlakuan penambahan
Saran
organik pasar dan tepung daun murbei dengan mengurangi penambahan level
17
DAFTAR PUSTAKA
Atmosoedarjo S et al. 2000. Sutra Alam Indonesia. Jakarta; Yayasan Sarana Jaya.
Boschini CF. 2002. Nutronal quality of mulberry cultivation for ruminant feeding.
Di dalam Sanchaz MD, editor Mulberry for Animal Production proceedings
of an electronic conference carried out, May and August 2000. Roma: FAO
Animal Production and Health Paper 147, hal 173-182.
Budansa, M., 2008. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Pasar Buah Sebagai Pakan
Ternak Sapi di Dusun Batuparas. Fakulats Peternakan Universitas Udayana.
Denpasar.
Datta RK. 2002. Mulberry Cultivation and Utilization in India. Di dalam Sanchez
MD, editor. Mulberry for Animal production. Proceedings of an electronic
conference carried out, May and August. Roma: FAO Animal Production and
Health Paper 147, hal 45-62.
18
Doran MP, Laca EA and Sianz RD. 2006. Foliage (Morus Alba), Alfalfa Hay And
Oat Hay And Sheep. J Anifeed Sci 2006:11.016.
Fatiha S. 2012. Perubahan Bahan kering Serta Produksi Gas, Campuran Limbah
Organik Pasar Yang Difermentasikan Dengan Imbangan Berbeda. Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Goering H, K D.J Van Soest, D.J. 1970. Forage Fiber Analysis (Apparatus,
Regents Procedures, and some Application, Agric). Hand book 379.
ARS.USD. Washington.DC.
Ishak, E dan S. Amrullah. 1985. Ilmu Pangan dan Teknologi Pangan. Penerbit
badan Kerjasama Perguruan tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar.
Oomen. 1984. Komposisi Beberapa Jenis Limbah Sayuran. Fapet IPB. Bogor.
Prior R.L., HashimitoAG, Grouse JD, and Dikeman ME, 1986. Nutritional Value
of Aneorobically Fermented Beef Cattle Waste as a Feed Ingredient for
19
Livestock. Growth and Careas and traits of Beef Cattel and Sheep Feed
Farementor Biomass In Agricultural waste 17:23-27.
Samsijah. 1992. Pemilihan Tanaman murbei (morus sp.) yang sesuai dengan
daerah Sindang Resmi Sukabumi, Jawa Barat. Bul Penelitian Hutan. 547:45-
59.
Sanchez MD. 2002. World Distribution And Utilization Of Mulberry And Its
Potential For Animal Feeding. Di dalam: Sanchez MD, editor Mulberry for
Animal Production. Proceedings of an electronic conference carried out, May
and Augusts 2000. Roma: FAO Animal Production and Health Paper 147, hal
1-11.
20
kompetatif penelitian startegis nasional, lembaga penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat universitas hasanuddin, makassar.
Tilley, J. M.A.and R.A. Terry. 1963. A Two Stage Technique for The In Vitro
Digestion of Forage Crops. J Brit. Grassland. Sci. 18: 104-144.
21
LAMPIRAN
P0 3 2 3 3 11 2.75
P1 2 2 2 2 8 2
P2 3 3 3 2 11 2.75
P3 2 2 2 2 8 2
TOTAL KLP 10 9 10 9 38
P0 2 2 3 2 9 2.25
P1 3 3 3 2 11 2.75
P2 3 3 3 2 11 2.75
P3 3 3 3 2 11 2.75
TOTAL KLP 11 11 12 8 42
22
P0 3 1 3 3 10 2.50
P1 2 2 2 3 9 2.25
P2 2 2 3 2 9 2.25
P3 3 2 3 2 10 2.50
TOTAL KLP 10 7 11 10 38
P0 3 1 3 2 9 2.25
P1 2 3 3 3 11 2.75
P2 3 3 2 1 9 2.25
P3 2 3 3 2 10 2.50
TOTAL KLP 10 10 11 8 39
KELOMPOK
TOTAL RATA
PERLAKUAN
PERLAKUAN -RATA
K1 K2 K3 K4
P0 5 8 7 5 25 6.25
23
P1 6 8 8 5 27 6.75
P2 8 8 7 6 29 7.25
P3 7 8 7 6 28 7.00
KELOMPOK
TOTAL RATA
PERLAKUAN
PERLAKUAN -RATA
K1 K2 K3 K4
P0 5 5 5 5 20 5.00
P1 5 5 5 5 20 5.00
P2 5 6 5 6 22 5.50
P3 5 6 5 5 21 5.25
TOTAL KLP 20 22 20 21 83
24
Oleh :
IRVAN JAYA
I 211 06 018
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
25