Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM

FERMENTASI PAKAN DARI LIMBAH ORGANIK

Disusun Oleh :

YOSUA IMMANUEL RO PARSAULIAN SIMAMORA

(200306101)

PETERNAKAN B

DOSEN PENGAMPU : DR. IR. YUNILAS, M.P

POGRAM STUDI TEKNOLOGI


PENGOLAHAN PAKAN TERNAK
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
ABSTRAK
Teknologi pengolahan pakan diperlukan untuk mempertahankan ketersediaan pakan,
meningkatkan kualitas pakan dan mengoptimumkan produksi ternak ruminansia. Teknologi
pengolahan silase sudah lama dikenal, namun dengan perkembangan riset maka pengolahan
silase dengan penggunaan berbagai metode telah banyak dikembangkan. Limbah organik pasar
seperti limbah sayur-sayuran dapat menggantikan hijauan dikala musim kering. Tulisan ini
merangkum sejumlah penelitian mengenai pemanfaatan teknologi silase dan produknya sebagai
pakan ternak ruminansia yang telah dipublikasi di jumal atau prosiding lokal dalam beberapa
tahun terakhir. Mikroorganisme digunakan untuk pembuatan silase terutama untuk meningkatkan
kualitas limbah organik pasar dan fungsi rumen. Teknologi silase ini akan memberikan prospek
yang semakin baik untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia akan tetapi harus terus
ditunjang oleh penelitian yang lebih spesifik dan mendalam tentang pemanfaatan silase limbah
organik pasar pada ternak ruminansia.
Bab I

Pendahuluan

1.Latar Belakang
Limbah dapur adalah limbah yang berasal dari sisa bahan makanan yang akan diolah.
Ada dua jenis limbah yaitu Limbah basah dan limbah kering. Limbah basah adalah  limbah yang
mudah membusuk seperti kulit pepaya, kulit semangka, kulit pisang, kulit nanas dan lain
lain, Limbah tersebut dapat diolah berbagai produk makanan. Selain itu pengolahan aneka
limbah dapur dapat memberikan manfaat yang banyak bagi lingkungan maupun kita sendiri.
Salah satu nya yaitu Pembuatan Mol.
Limbah organik pasar seperti limbah sayur-sayuran dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak ruminasia, karena ketersediaanya melimpah dan memiliki nilai ekonomis karena harganya
murah dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, selain itu dapat mengurangi pencemaran
lingkungan Kelemahan limbah ini mudah busuk dan voluminus (bulky) sehingga perlu teknologi
pengolahan pakan untuk bahan menjadi awet, mudah disimpan. Teknologi silase dapat
menjawab permasalahan tersebut. Berdasarkan kajian pustaka metode-metode penambahan aditif
seperti mikrooraganisme dan karbohidarat dapat meningkatkan kualitas silase limbah pasar.
Pemberian silase baik secara tunggal maupun dalam ransum komplit dapat meningkatkan
performans ternak ruminansia. Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi ternak. Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah anorganik.
Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka
dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang akan membahayakan manusia pengkonsumsi
daging ternak tersebut. Ada beberapa jenis limbah sayuran pasar dapat digunakan sebagai pakan
ternak ruminansia diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis, kecamba kacang hijau, daun
kembang kol, kulit jagung, klobot jagung dan daun singkong. Limbah sayuran pasar yang
dominan ada di pasar antara lain kol, daun kembang kol, kulit toge, serta sawi putih, kulit jagung
dapat dipergunakan sebagai pakan ternak.
Limbah sayuran akan bernilai guna jika dimanfaatkan sebagai pakan melalui pengolahan.
Hal tersebut karena pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan pakan dalam ransum harus bebas
dari efek anti-nutrisi, terlebih toksik yang dapat menghambat pertumbuhan ternak yang
bersangkutan. Limbah sayuran mengandung antinutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh
pembusukan sehingga perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain agar dapat dimanfaatkan
secara optimal dalam susunan ransum ternak dan dapat disimpan dalam kurun waktu yang
cukup lama sebagai cadangan pakan ternak saat kondisi sulit mendapatkan pakan hijauan.
Silase merupakan proses pengolahan limbah yang sudah sering dilakukan. Silase merupakan
bahan pakan dari hijauan pakan ternak maupun limbah pertanian yang diawetkan melalui proses
fermentasi anaerob dengan kandungan air 60 – 70%. Kadar air bahan yang akan diolah menjadi
silase tidak boleh terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Untuk bahanbahan yang memiliki kadar
air cukup tinggi (>80%), perlu dilakukan pelayuan, penjemuran atau dikering anginkan terlebih
dahulu sebelum proses pembuatan silase dimulai untuk menurunkan kadar airnya.
Limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah merupakan sisa produksi, baik dari alam
maupun hasil kegiatan manusia. Keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I
tentang prosedur impor limbah, menyebutkan bahwa limbah adalah barang atau bahan sisa dan
bekas dari kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah. Lalu, berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai sisa atau
buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Dengan kata lain, limbah adalah barang
sisa dari suatu kegiatan yang sudah tidak bermanfaat atau bernilai ekonomi lagi.
Limbah memiliki beberapa karakteristik umum. Di antaranya berukuran mikro, bersifat
dinamis, penyebarannya berdampak luas, dan berdampak jangka panjang. Dilihat dari jenis
karakteristik limbah dibagi menjadi tiga yaitu karakteristik fisik, kimia, dan biologi.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik
kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen),
COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d'Hydrogen Scale), dan logam berat.Terakhir,
karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi
sebagai air minum dan air bersih.
Limbah berdasarkan jenisnya dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu limbah berdasarkan
sumber dan berdasarkan jenis senyawanya. Pengelompokkan Limbah Berdasarkan Sumbernya:
Ada limbah domestik yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan kegiatan usaha seperti pasar,
restoran, dan gedung perkantoran. Lalu, limbah industri yang merupakan sisa atau buangan dari
hasil proses industri.
Kemudian, limbah pertanian yang berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun
perkebunan. Limbah pertambangan yang berasal dari kegiatan pertambangan, hasilnya berupa
material tambang, seperti logam dan batuan. Ada juga limbah wisata, misalnya dari sarana
transportasi, atau tumpahan minyak dan oli yang dibuang oleh kapal dan perahu motor di
kawasan wisata bahari. Terakhir, limbah yang berasal dari dunia kesehatan atau limbah medis
yang mirip dengan sampah domestik pada umumnya. Obat-obatan dan beberapa zat kimia adalah
contoh dari limbah medis.
Limbah berdasarkan jenis senyawanya dibagi menjadi 3 yaitu limbah organik, anorganik,
dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah Organik merupakan limbah yang berasal
dari makhluk hidup alami dan sifatnya mudah membusuk atau terurai. Beberapa contoh limbah
organik seperti dedaunan, kulit telur, kulit pohon, kotoran hewan, kotoran manusia, sisa-sisa
sayuran, dan tulang hewan. Limbah anorganik adalah jenis yang tidak dapat atau sulit terurai dan
busuk secara alami oleh mikroorganisme pengurai. Contohnya seperti sisa sabun cuci, sampah
kantong plastik, sisa kain yang sudah tidak dapat digunakan, limbah pabrik, limbah minyak,
sampah botol plastik bekas minuman, dan sampah dari logam. Ada limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3). Ini adalah jenis limbah yang dapat mencemarkan, membahayakan lingkungan, kesehatan,
dan kelangsungan makhluk hidup akibat sifat-sifat senyawanya. Sifat limbah B3 dalam pengelolaan
sampah memang memerlukan penanganan khusus. Hal ini karena mengandung senyawa yang
mudah meledak, beracun, berbahaya, bersifat mengiritasi, dan korosif. Senyawa B3 antara lain
logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn, serta zat kimia seperti pestisida,
sianida, sulfida, fenol, dan lainnya.

2.Tujuan
1.Untuk mengetahui langkah langkah cara pembuatan MOL
2.Untuk mengetahui alat dan bahan apa saja dalam pembuatan MOL
Bab II
Pembahasan

1.Alat dan Bahan


Alat :
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini ialah :
- Pisau
- Plastik ukuran 3 kg
- Talenan
- Ember/baskom penampung
- Sarung tangan
- Terpal
- Gelas ukur
- Timbangan

Bahan :
Bahan bahan yang dibutuhkan antara lain
- Limbah Buah Jeruk
- Molases
- Air secukupnya
- Mol (Hasil pembuatan mol yang sudah dibuat praktikum sbeelumnya)
- Urea
- Dedak halus

2.Prosedur Kerja
Perlakuan awal
- Persiapkan 5% molases (50 ml / 50 g) untuk masing-masing percobaan
- Persiapkan Urea sebanyak 1% atau 10 g untuk salah satu percobaan saja
- Persiapkan dedak sebanyak 3% atau 30 g untuk masing-masing percobaan
- Persiapkan mol sebanyak 3% atau 30 g (setara dengan 3 sendok makan)
- Persiapkan limbah / bahan organik sebanyak 1 kg untuk masing-masing percobaan

Sediakan 2 Wadah
Tahap percobaan 1 (+Urea)
-> Persiapkan semua bahan
-> Cacah semua limbah / bahan organic yang akan mau kita fermentasi di talenan lalu timbang
sampai 1 kg, bisa lewat 1 kg lebih sedikit (pada praktikum ini menggunakan limbah jeruk)
-> Setelah itu masukkan ke dalam wadah 1
-> Ambil molases yang telah disediakan ke wadah 1 sesuai dengan takaran yang sudah
ditentukan (50 ml)
-> Masukkan Urea ke wadah 1 sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan (1%/10g)
-> Tambah air setengah gelas kira” 100-150 ml aja dulu untuk awal, jika kurang airnya bisa
ditambah di akhir
-> Di aduk sampai rata semuanya
-> Setelah itu tambah lagi mol ke dalam wadah 1 sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan
(3% atau 30 ml ) dilarutkan / diaduk lagi
-> Terakhir, tambahkan dedak halus sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan ke wadah 1
(3% atau 30 g)
-> Aduk sampai merata
-> Masukkan semua hasil yang sudah diaduk sampai merata tadi ke dalam plastic dengan ukuran
yang sudah ditentukan
-> Tunggu hasilnya prosesnya selama 2 minggu

Tahap percobaan 2 ( Non Urea)


-> Persiapkan semua bahan
-> Cacah semua limbah / bahan organic yang akan mau kita fermentasi di talenan lalu timbang
sampai 1 kg, bisa lewat 1 kg lebih sedikit (pada praktikum ini menggunakan limbah jeruk)
-> Setelah itu masukkan ke dalam wadah 2
-> Ambil molases yang telah disediakan ke wadah 2 sesuai dengan takaran yang sudah
ditentukan (50 ml)
-> Jangan masukkan urea
-> Tambah air setengah gelas kira” 100-150 ml aja dulu untuk awal, jika kurang airnya bisa
ditambah di akhir
-> Di aduk sampai rata semuanya
-> Setelah itu tambah lagi mol ke dalam wadah 1 sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan
(3% atau 30 ml ) dilarutkan / diaduk lagi
-> Terakhir, tambahkan dedak halus sesuai dengan takaran yang sudah ditentukan ke wadah 1
(3% atau 30 g)
-> Aduk sampai merata
-> Masukkan semua hasil yang sudah diaduk sampai merata tadi ke dalam plastic dengan ukuran
yang sudah ditentukan
-> Tunggu hasilnya selama 2 minggu

3.Pengamatan :
Dengan Urea

Waktu / Tanggal/Bulan/ Warna Tekstur Aroma Pertumbuhan


Lama Tahun Jamur
Fermentasi
Hari-1 17 Maret 2022 Oranye Padat, Molase Tidak Ada
sedikit s
lembek dan
agak berair
Hari-2 18 Maret 2022 Oranye Padat,sedikit Sedikit Tidak Ada
lembek dan Asam
agak agak
berair
Hari-3 19 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
berair Asam
Hari-4 20 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
pucat berair Asam
Hari-5 21 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
pucat berair Asam
Hari-6 22 Maret 2022 Oranye Lembek dan Asam Tidak ada
pucat berair
Hari-7 23 Maret 2022 Oranye Lembek Asam Tidak ada
pucat sedikit
berair
Hari-8 24 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-9 25 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-10 26 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-11 27 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-12 28 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-13 29 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair
Hari-14 30 Maret 2022 Oranye Lembek Sangat Tidak ada
pucat sedikit Asam
berair

PERMENTASI NON UREA

Waktu / Tanggal/Bulan/ Warna Tekstur Aroma Pertumbuhan


Lama Tahun Jamur
Fermentasi
Hari-1 17 Maret 2022 Oranye Padat, Molases Tidak Ada
sedikit
lembek dan
agak berair
Hari-2 18 Maret 2022 Oranye Padat,sediki Sedikit Tidak Ada
t lembek Asam
dan agak
agak berair
Hari-3 19 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
berair Asam
Hari-4 20 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
berair Asam
Hari-5 21 Maret 2022 Oranye Lembek dan Sedikit Tidak Ada
berair Asam
Hari-6 22 Maret 2022 Oranye Lembek dan Asam Tidak ada
berair
Hari-7 23 Maret 2022 Oranye Lembek Asam Terdapat
sedikit Sedikit Jamur
berair
Hari-8 24 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
sedikit Asam Sedikit Jamur
berair
Hari-9 25 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
sedikit Asam Sedikit Jamur
berair
Hari-10 26 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
sedikit Asam Sedikit Jamur
berair
Hari-11 27 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
pucat sedikit Asam Jamur
berair
Hari-12 28 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
pucat sedikit Asam Jamur
berair
Hari-13 29 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
pucaat sedikit Asam Jamur
berair
Hari-14 30 Maret 2022 Kuning Lembek Sangat Terdapat
pucat sedikit Asam Jamur
berair
HASIL PRAKTIKUM (DOKUMENTASI) :
Bab III
Penutup
Kesimpulan
MOL (mikroorganisme lokal) merupakan cairan yang berasal dari bahan bahan alami dapat
dipergunakan sebagai media hidup dan sebagai tempat berkembangnya mikroorganisme. Larutan
Mol berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai agens
pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai
pendekomposer pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida.Pada
percobaan praktikum yang dilakukan dengan bahan limbah nanas berdasarkan hasil pengamatan
pada hari ke 1 dan 2 masih berwarna coklat tua kemudian pada hari ke 3 dan 4 warna sedikit
berubah menjadi coklat terang selanjutnya pada hari ke 5 sampai ke 14 perubahan warna menjadi
coklat kemerahan.Pada produksi gas pada hari ke 1 sampai ke 8 produksi gas semakin lama
semakin meningkat namun pada hari ke 9 sampai ke 14 produksi gas sudah mulai menurun,Dan
pada aroma pada hari 1 dan kedua hanya tercium aroma yang masih sedikit asam dan tercium
bau gula molases dan setelah hari ke 3 sampai ke 9 aroma tercium sangat asam dan banyak gas
yang dikeluarkan dan setelah hari ke 10 sampai ke 14 aroma tercium asam saja.

Anda mungkin juga menyukai