Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK

FUJI NURUL HAMDAN


Pengelolaan sampah organik
Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan limbah.
Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi
lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.

Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme


detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik. Contoh limbah
organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya
kulit pisang, atau kotoran ayam.

Pengelolaan limbah organik yang berasal dari tumbuhan dapat dijadikan


sebagai makanan ternak, kompos, dan di daur ulang sebagai bahan
kerajinan.
1. Makanan Ternak
 Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran (contohnya
wortel, kubis, kol, kentang, selada air, kangkung, dan sawi) ataupun
buah-buahan (kulit pisang, kulit nenas, kulit jeruk) biasanya
dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam, atau itik. Hal
ini sangat menguntungkan karena selain mengurangi jumlah sampah,
juga mengurangi biaya pakan untuk hewan ternak.
 Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan
dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak.
 Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah anorganik. Jika
sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-
logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang
akan membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.
2. Pengomposan (Composting)
 Di Indonesia, sampah organik seperti sayur-sayuran (contohnya wortel,
kubis, kol, kentang, selada air, kangkung, dan sawi) ataupun buah-buahan
(kulit pisang, kulit nenas, kulit jeruk) biasanya dimanfaatkan untuk
makanan kelinci, kambing, ayam, atau itik. Hal ini sangat menguntungkan
karena selain mengurangi jumlah sampah, juga mengurangi biaya pakan
untuk hewan ternak.

 Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan


ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih
dahulu sebelum dikonsumsi ternak.

 Penanganan sampah organik terpisah dengan sampah anorganik. Jika


sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-
logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam tubuh ternak yang akan
membahayakan manusia pengkonsumsi daging ternak tersebut.
3. Daur Ulang (Re-Cycle)

 Masyarakat Indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan melakukan daur


ulang, misalnya pemulungan sampah. Daur ulang merupakan salah satu cara
untuk mengolah sampah oragnik maupun anoragnik menjadi benda-benda
yang bermanfaat. Daur ulang mememiliki potensi yang besar untuk
mengurangi timbunan, biaya pengolahan, dan tempat pembuangan akhir
sampah.
Manfaat dari daur ulang adalah berikut ini.
 1. Menghindari pencemaran atau kerusakan lingkungan.
 2. Melestarikan kehidupan makhluk hidup di suatu lingkungan.
 3. Menjaga keseimbangan ekosisitem.
 4. Mengolah sampah organik dan anorganik.
 5. Mendapatkan produk hasil yang berguna.
 6. Memperoleh tambahan penghasilan.

Daur ulang diperoleh setelah melalui tiga tahapan berikut ini:

 Pemisahan bahan-bahan organik (sampah tumbuh-tumbuhan dan hewan)


dan anorganik (seperti kaleng, tembaga, botol, dan plastik).
 Penyimpanan bahan-bahan dari sampah tumbuhan dan hewan yang dapat
dijadikan kompos dan pengolahan kaleng, plastik, dan botol bekas.
 Pengiriman/penjualan kepada pemulung atau pun pabrik.
 Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas.
Sampah kertas berasal dari rumah tangga maupun industri, misalnya dari
kegiatan administrasi perkantoran, pembungkus makanan, dan media cetak.
Sampah kertas dapat dimanfaatkan menjadi tempat surat, keranjang sampah,
tas, tempat buku, rak kecil, dan lainnya yang memiliki nilai jual tinggi bila
mendapat sentuhan teknologi dan seni.

 Selain itu, bahan gelas yang pecah dapat di daur ulang menjadi botol kecap,
botol sirup, piring dan gelas yang baru. Aluminium dapat didaur ulang menjadi
kaleng pengemas, sementara baja dijadikan bahan baku pembutan baja baru,
dan plastik dimanfaatkan menjadi aneka produk seperti tas, botol minuman,
wadah minyak pelumas, botol minuman, dan botol shampo.
 Macam-macam limbah lainnya dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa
menunggu dan melakukan proses daur ulang, seperti:

 Ampas tahu, menjadi bahan makanan ternak (pakan ternak) yang


menambah bobot tubuh hewan ternak secara langsung karena mengandung
protein yang tinggi.
 Enceng gondok, dapat diolah menjadi barang kerajinan seperti tas, sepatu,
tempat kosmetik dan lainnya.
 Sampah organik, seperti daun-daun dan kotoran ternak dijadikan pupuk
hijau dan kompos.
4. Biogas
 Gas-gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oragnik secara anaerobik
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Bahan bakunya dapat diambil dari
kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran keduanya. Secara garis besar,
biogas dapat dibuat dengan cara memcampur sampah organik dengan air kemudian
dimasukkan kedalam tempat yang kedap udara.

 Selanjutnya campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu. Biogas
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

 Mengurangi jumlah limbah.


 Menghemat energi.
 Sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
 Nyala api bahan bakar biogas lebih terang/bersih.
 Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai