-
www.lib.umtas.ac.id
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Singkong
5
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id 6
Bagian tubuh singkong terdiri atas batang, daun, bunga, dan umbi.
Batang tanaman singkong yakni berkayu dan beruas-ruas. Warna
batang bervariasi, ketika masih muda umumnya berwarna hijau dan
setelah tua menjadi keputihan, kelabu, atau hijau kelabu. Batang
berlubang, berisi empulur berwarna putih, lunak, dengan tekstur
seperti gabus (Purwono dan Purnamawati, 2007).
2.2 Perancangan
Perancangan adalah kegiatan awal dari suatu rangkaian dalam proses
pembuatan produk. Tahap perancangan tersebut dibuat keputusan-
keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang
menyusulnya (Darmawan, 2004 : 1). Sehingga, sebelum sebuah produk
dibuat terlebih dahulu dilakukan proses perancangan yang nantinya
menghasilkan sebuah gambar skets atau gambar sederhana dari produk
yang akan dibuat. Gambar skets yang telah dibuat kemudian digambar
kembali dengan aturan gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua
orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan produk tersebut.
Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari proses perancangan
dan sebuah produk dibuat setelah gambar-gambar rancangannya dalam
hal ini gambar kerja.
Ada tiga macam perancangan yaitu : (1) asli yaitu merupakan desain
penemuan yang benar-benar didasarkan pada penemuan belum pernah
ada sebelumnya, (2) pengembangan/modifikasi yaitu merupakan
pengembangan produk yang sudah ada dalam rangka peningkatan
efesiensi,efektivitas, atau daya saing untuk memenuhi tuntutan pasar atau
tuntutan zaman, (3) adopsi merupakan perancangan yang
mengadopsi/mengambil sebagian sistem atau seluruhannya dari produk
yang sudah ada untuk pengguaan lain dengan kata lain untuk
mewujudkan alat mesin yang memiliki fungsi lain (Epsito and
Thower.R.J., 1991:6).
Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan yang
penting, artinya rancangan hasil kerja perancangan tidak ada gunanya
jika rancangan tersebut tidak dibuat. Sebaiknya pembuat tidak dapat
merealisasikan benda tekniktanpa terlebih dahulu dibuat gambar
rancangannya (Darmawan, 2004:2). Mengenai gambar rancangan yang
akan dikerjakan oleh pihak produksi berupa gambar dua dimensi yang
dicetak pada kertas dengan aturan dan standar gambar yang ada.
2.3 Pengelasan
Pengelasan adalah menyambung logam dengan cara memanasi sampai
mencair, dimana pada benda kerja yang mencair atau meleleh akan
menyatu dengan bantuan bahan tambahan sehingga terbentuklah suatu
sambungan, melelehnya benda kerja dan bahan tambahan disebabkan
oleh panas yang datang dari busur listrik, busur listrik ini terjadi pada
waktu adanya perpindahan arus listrik dari batang elektroda ke benda
kerja lewat udara. Busur listrik ini menyala dalam garis lintang udara
yang menyalurkan arus listrik, oleh karena ada tahanan listrik yang tinggi
pada waktu perpindahann arus dari ujung elektroda ke benda kerja, maka
pada busur listrik dicapai suhu sampai 6.000 derajat Celcius. Oleh karena
itu pemanasan ini bersifat setempat maka bagian benda kerja dan ujung
elektroda yang saling berdekatan akan mencair (wiryosumarto, 2000:39).
Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta
mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa
perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan,
bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari
bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah
ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan
lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah
dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang
dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga
suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki
gigi sproket, dan perpanjangan rantai karena keausan pena dan
bus yang diakibatkan oleh gesekan dngan sproket. Karena
kekurangan-kengurangan ini maka rantai tak dapat dipakai untuk
kecepatan tinggi.
Panjang rantai yang diperlukan dapat dihitung dengan
rumus dibawah ini
= +2 + (2.1)
Dimana
= (2.2)
Dimana :
: jarak bagi rantai (mm)
: jumlah gigi sproket kecil, dalam hal reduksi putaran.
: putaran sproket kecil, dalam hal reduksi putaran.
Beban yang bekerja pada satu rantai F(kg) dapat dihitung seperti
pada sabuk dengan rumus
F= (kg) (2.3)
2.6.2 Poros
Momen Puntir
(2.4)
(2.5)
Tegangan geser
(2.7)
√ (rpm) (2.8)
Pengecekan poros
Pengecekan terhadap tegangan geser maksimum
√ (kg/ ) (2.9)
2.6.3 Bantalan
Faktor kecepatan
√ (2.11)
(∑ )
Keterangan :
d = ketebalan rata-rata hasil rajangan (mm).
d i = ketebalan hasil rajangan pada pengukuran ke-i (mm)
Keterangan :
= sampel irisan
Biaya Hasil
Produksi Putaran Suara Pengoperasian
pembuatan Irisan
Tidak Tidak
Manual Lambat Murah Baik Mudah
tetap Bising
Mesin Cepat Mahal Tetap Bising Baik Tidak mudah
Tabel 2.2 perbandingan perajang keripik singkong