TECHNOPRENEURSHIP
Mukadima
h
Ada dua jenis inovasi yaitu yang pertama adalah
yang menyempurnakan inovasi sebelumnya
(sustaining innovation), dan yang kedua yang
mengganggu atau bahkan menggantikan inovasi-
inovasi sebelumnya (disruptive innovation) Bila kita
jenuh dengan pekerjaan kita, jenuh dengan pasar
kita, jenuh dengan situasi yang kita hadapi, dan kita
ingin membuat perubahan besar dalam hidup kita –
maka salah satu caranya adalah dengan ber-
inovasi yang out of the box atau yang disebut
disruptive innovation ini.
Pengertian &
Konsep
Inovasi disruptif (disruptive innovation) adalah inovasi yang
membantu menciptakan pasar baru, mengganggu atau
merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya
menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Inovasi disruptif
mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara yang
tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis
konsumen berbeda pada pasar yang baru dan menurunkan
harga pada pasar yang lama. Wikipedia merupakan salah satu
contoh inovasi disruptif yang merusak pasar ensiklopedia
tradisional (cetak). Istilah disruptive innovation dicetuskan
oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower pada artikel
"Disruptive Technologies : Catching the Wave" di jurnal
Harvard Business Review (1995).
Pengertian &
Konsep
Teori ini pertama kali di perkenalkan pada tahun 1995 oleh
Clayton Christensen. Definisi dari disruptive innovation
menurut Wikipedia adalah “marketing speak for a
technological innovation that improves a product or service
in ways that the market does not expect, typically by being
lower priced or designed for a different set of consumers”.
Ciri khas dari teori ini adalah produk atau service yang
dihasilkan lebih murah dan lebih mudah dalam penggunaan
bagi konsumer baru (low-end consumer).
Disruptive innovation dapat kita gunakan untuk
memecahkan kejenuhan, mencairkan status quo, men-
challenge ketidak- adilan systemic, menggantikan
kekuasaan yang korup, menghentikan monopoli dan kartel
pasar dlsb.
Pengertian &
Konsep
Disruptive innovation adalah ketika produk atau jasa
baru dimulai dari bagian bawah pasar tetapi akhirnya
bergerak naik dan menggusur pesaing mereka.
Menurut Clyton Christensen Institute for Disruptive
innovation, fenomena ini terjadi ketika suatu inovasi
mengubah pasar atau sektor yang sudah ada dengan
memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan,
aksesibilitas, dan keterjangkauan.
Awalnya, disruptive innovation terbentuk dalam ceruk
pasar yang mungkin terlihat sama sekali tidak menarik
atau tidak penting, tapi akhirnya produk atau ide baru
benar-benar mengubah industri.
Pengertian &
Konsep
Untuk menjadi disruptive innovation, dibutuhkan beberapa persyaratan:
Pertama, inovasi baru tersebut tidak berkembang secara linier dari teknologi
sebelumnya.
Syarat kedua adalah inovasi tersebut memanfaatkan peluang pasar yang muncul
pada saat inovasi lama sudah terlalu canggih dan kompleks buat sebagian
pelanggan. Pelanggan tersebut mengharapkan solusi yang lebih sederhana
dengan biaya yang lebih murah. Di sinilah disruptive innovation masuk untuk
memenuhi keinginan tersebut.
Syarat ketiga berkaitan dengan syarat kedua, yaitu: inovasi yang dihasilkan
bukanlah inovasi yang lebih canggih. Justru disruptive innovation sering berupa
inovasi yang lebih inferior dalam fungsionalitas, bila dibandingkan dengan
produk lama yang sejenis. Inferioritas tersebut tentu saja jangan dipandang
enteng, karena setelah berhasil di pasar awal, perusahaan yang memperkenalkan
disruptive innovation tersebut umumnya akan terus menerus menyempurnakan
produknya sehingga perlahan-lahan kinerjanya bisa mendekati fungsionalitas
produk lama dengan harga yang lebih rendah.
Pengertian &
Konsep
Karena sifatnya yang menyasar segmen yang relatif lebih rendah,
perusahaan yang memperkenalkan disruptive innovation relatif aman dari
incaran pemain lama yang lebih suka mengembangkan produk mereka
untuk menggapai pasar yang lebih menguntungkan (yang umumnya
terletak di atas). Karena itu, para inovator ini memiliki keleluasaan
bergerak yang cukup besar.
Sifat-sifat tersebut juga menjadikan perusahaan besar yang sudah
mapan jarang bersedia mengeluarkan disruptive innovation karena dua
alasan. Selain karena kecilnya potensi pasar awal, inovasi disruptif ini
tidak selaras dengan strategi perusahaan yang lebih mementingkan
kebutuhan pelanggan mereka yang paling menguntungkan, yang selalu
menuntut produk yang lebih canggih. Karena itu, disruptive inovasi lebih
sering lahir dari inovator baru, dan bukan dari perusahaan-perusahaan
yang sudah mapan.
Pengertian &
Konsep
Disruptive innovation, seperti definisi yang diberikan penggagasnya Clayton Christensen, adalah
inovasi (teknologi) yang awalnya lebih inferior dibanding teknologi mainstream. Ingat, kata kunci
di sini adalah inferior. Namun inferioritas tersebut justru berhasil menangkap pelanggan baru yang
selama ini memang tidak membutuhkan produk/layanan yang canggih. Mereka butuh sesuatu yang
sederhana dengan biaya yang lebih murah. Inferioritas tersebut juga memberikan perlindungan tak
terlihat bagi pendatang baru. Pemain lama yang sudah terbiasa mengembangkan produk-produk yang
canggih tidak tertarik untuk bersaing di segmen yang lebih bawah (yang umumnya kurang
menguntungkan). Kadang mereka malah berterima kasih atas kedatangan para disruptive innovators
ini. Mengapa? Karena para pelanggan yang tidak menguntungkan bisa pergi sehingga perusahaan
bisa berfokus untuk mengejar pelanggan yang lebih menguntungkan. Marjin keuntungan justru
meningkat. Dalam waktu singkat, kelihatannya kedatangan para disruptive innovators merupakan
jawaban dari surga. Sebuah win-win solutions.
Kedatangan disruptive innovators akan tetap merupakan nyanyian merdu dari surga, jika para
inovator baru ini sudah puas dengan apa yang mereka capai dan berhenti sampai di sana. Tetapi
manusia tetap manusia. Ambisi tidak mungkin dihilangkan. Para inovator tersebut setelah berhasil
mengamankan segmen pasar bawah mulai melirik pasar di atasnya. Demikianlah perlahan-lahan
mereka merangkak naik sampai akhirnya sang pemain lama terpojok di atas. Pelanggan yang
dilayaninya memang menguntungkan tetapi jumlahnya semakin sedikit. Akhirnya, ketika sang pemain
lama tersadar semuanya sudah terlambat.
Demikianlah ciri utama disruptive innovations. Datang tanpa tanda bahaya, perlahan-lahan
merangkak naik, dan akhirnya menggusur penguasa sebelumnya.
Pengertian &
Konsep