Anda di halaman 1dari 21

Peran Pemuda Muslim Dalam Merespon Isu Palestina Dalam Perspektif

Aqidah dan Akhlaq

Sejarah dimulainya konflik Israel-Palestina berawal pada akhir abad ke-19,[31]


ketika Zionis berusaha mendirikan tanah air bagi orang-orang Yahudi di
Palestina yang saat itu masih dikuasai oleh Ottoman,[32] di mana saat itu
diadakan sebuah deklarasi Balfour pada tahun 1917 yang dikeluarkan oleh
pemerintah Inggris,[33] untuk mendukung gagasan tanah air Yahudi di Palestina.
Hal ini menyebabkan masuknya imigran Yahudi ke wilayah tersebut setelah
Perang Dunia II dan Holocaust.[34] Saat itu dukungan secara internasional
meningkat untuk pembentukan negara Yahudi di Palestina, yang mengarah pada
pembentukan Israel pada tahun 1948.

Pembentukan Israel dan perang yang terjadi menyebabkan ratusan ribu warga
Palestina mengungsi dan menjadi pengungsi,[37] sehingga memicu konflik
selama puluhan tahun antara Israel dan rakyat Palestina.[38] Orang-orang
Palestina berusaha untuk mendirikan negara merdeka mereka sendiri setidaknya
di sebagian wilayah Palestina yang bersejarah.[39] Pertahanan Israel atas
perbatasannya sendiri, kendali atas Tepi Barat, blokade Mesir-Israel di Jalur
Gaza, dan politik dalam negeri Palestina saat ini menjadikan tujuan ini tidak
dapat dicapai.

Berbagai perundingan untuk upaya perdamaian telah dilakukan selama


bertahun-tahun, namun perjanjian damai yang langgeng masih sulit dicapai.[41]
Konflik tersebut ditandai dengan kekerasan, termasuk serangan teroris oleh
militan Palestina dan operasi militer oleh Israel.[42] Amerika Serikat dan negara-
negara lain juga ikut serta memainkan peran penting dalam upaya menengahi
perdamaian, namun masih banyak kendala yang dihadapi, termasuk masalah
pemukiman Israel di Tepi Barat, status Yerusalem, dan nasib akhir para
pengungsi Palestina.

Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung selama beberapa dekade,
dan pada tanggal 7 Oktober 2023, ketegangan yang telah berlangsung lama itu
mencapai puncaknya dengan ribuan korban jiwa. Meskipun menjadi topik
perbincangan hangat, terutama di Indonesia yang dikenal karena dukungannya
terhadap Palestina, NU dan Muhammadiyah menekankan bahwa konflik ini
adalah permasalahan politik dan kemanusiaan.

Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan


Muhammadiyah telah menyatakan bahwa konflik antara Palestina dengan Israel
bukanlah perang agama. Meskipun Indonesia telah lama mendukung Palestina,
baik NU maupun Muhammadiyah menganggap konflik ini sebagai konflik politik
dan kemanusiaan.

KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU, mengungkapkan pandangan ini


dalam Ramadan Forum bertajuk "Building Peace Between Palestine and Israel,
on the Basis of Sunni Islamic Jurisprudence for a Global Civilization" yang
diadakan di Universitas Islam International Indonesia (UIII) pada 13 April 2023.

"Ketika kita melihat masalah Palestina dan Israel, kita tidak bisa melihatnya
hanya sebagai masalah konflik agama antara Islam dan Yahudi," kata Gus
Yahya.

"Kita perlu melihat ini sebagai masalah bagi seluruh umat manusia karena
merugikan banyak pihak," tambahnya.

Gus Yahya juga mengajak masyarakat internasional untuk berperan aktif


mencari penyelesaian yang adil dalam konflik Israel-Palestina sesuai dengan
hukum dan kesepakatan internasional. Gus Yahya menegaskan perlunya
menghindari penggunaan hak veto dalam upaya menyelesaikan tragedi
kemanusiaan ini.

"Menyerukan kepada Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-


Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan hak veto dalam membela satu pihak
dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut," tegas Gus Yahya.

Sedangkan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti


dalam forum Halaqah AWM Mingguan pada Jumat, 27 Oktober 2023, juga
menyoroti fakta bahwa banyak umat Yahudi yang menentang gerakan Zionisme
Israel.
“Itu saya kira pandangan yang harus kita berikan garis tebal bahwa ini adalah
peperangan dan konflik politik yang berkaitan dengan perebutan wilayah
kekuasaan antara bangsa Palestina dan bangsa Israel tetapi tentu dalam posisi
di mana masyarakat internasional menyebut Israel melakukan okupasi atau
agresi terhadap wilayah bangsa Palestina,” ungkap Abdul Mut'i, Jumat
(27/10/23), dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Abdul Mu’ti juga menekankan bahwa korban konflik ini tidak hanya terdiri dari
umat Muslim, melainkan juga warga Palestina yang menganut agama lain seperti
Kristen, Druze, dan bahkan Yahudi sendiri. Oleh karena itu, konflik antara
Palestina dan Israel bukanlah konflik agama antara Islam dan Yahudi.

Data tahun 2022 menunjukkan bahwa di Israel, jumlah umat Islam mencapai
17%, sementara bangsa Palestina yang menjadi korban Zionisme juga
mencakup beragam agama, seperti Kristen, Druze, dan Yahudi yang menentang
tindakan agresi Israel. Ini menguatkan pandangan bahwa konflik ini tidak dapat
disederhanakan sebagai konflik agama antara Islam dan Yahudi.

“Sehingga kalau persoalan ini ditarik kepada persoalan perang antara Islam
dengan Yahudi ini akan menjadi sebab ketegangan di berbagai wilayah di dunia
dan itu sesuatu yang sangat tidak kita kehendaki,” ujarnya.

Muhammadiyah, selain mendukung perjuangan Palestina dan siap memberikan


bantuan serta mengirimkan relawan sebagai upaya kemanusiaan dalam
mengatasi dampak konflik ini, juga menyerukan agar Israel tidak memanfaatkan
situasi konflik untuk terus melakukan aneksasi wilayah Palestina.

Muhammadiyah berharap pemerintah Indonesia untuk lebih proaktif dalam


penyelesaian konflik ini, baik melalui forum internasional maupun mekanisme
seperti PBB dan Organisasi Kerjasama Islam.

Konflik Palestina-Israel: Sejarah, Akar Masalah, dan Upaya Penyelesaian


Telah 26 hari berlalu semenjak konflik antara Palestina dan Israel memasuki
babak baru yang lebih parah. Banyak warga sipil yang menjadi korban dari
kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel, sebagian besar korbannya adalah
anak-anak, perempuan, dan pasien rumah sakit. Pemerintah dunia kembali
menunjukkan kemunafikannya dengan menutup mata pada situasi di jalur Gaza,
padahal sebelumnya mereka begitu murka saat Rusia menginvasi Ukraina.
konflik antara Palestina dan Israel adalah salah satu konflik terpanjang dan
paling rumit di dunia. Konflik ini telah berlangsung selama puluhan tahun dan
melibatkan berbagai elemen, termasuk isu wilayah, agama, sejarah, dan politik.

Sejarah konflik Palestina-Israel bermula dari awal abad ke-20, ketika kesultanan
ottoman dikalahkan Inggris dalam perang dunia I, wilayah Palestina diambil alih
oleh Inggris. Pada tahun 1917, Deklarasi Balfour mendukung pendirian rumah
nasional Yahudi di Palestina. Hal ini mendorong bangsa Yahudi dari berbagai
belahan dunia datang ke tanah Palestina. Selama periode ini, imigrasi Yahudi
meningkat, dan ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab Palestina
tumbuh. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengambil alih mandat atas Palestina yang sebelumnya dikuasai oleh Inggris.
PBB membagi wilayah tersebut menjadi dua negara, satu untuk orang Arab
Palestina dan satu untuk bangsa Yahudi. Pembagian tersebut diadopsi sebagai
Resolusi PBB Nomor 181 pada tahun 1947. Namun, Arab Palestina menolak
pembagian tersebut, memicu Perang Arab-Israel pertama pada tahun 1948 yang
dimenangkan oleh Israel, yang mengakibatkan pembentukan negara Israel dan
pengungsian rakyat Palestina.

Israel menguasai wilayah yang dicaplok selama perang-perang dengan negara-


negara Arab, seperti Tepi Barat, Jalur Gaza, dan bagian dari Yerusalem Timur.
Ini menyebabkan konflik berkepanjangan tentang pemukiman Israel di wilayah-
wilayah ini. Ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa menjadi pengungsi yang
sekarang tinggal di berbagai negara dan kamp pengungsian. Sementara 2 juta
orang rakyat Palestina dikurung dalam penjara terbuka di jalur gaza dan west
bank. Akses mereka terhadap sandang, pangan, dan pendidikan dibatasi. Hak
hidup mereka dirampas oleh rezim zionis Israel.
Upaya-upaya untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel telah ada selama
puluhan tahun, diantaranya Perjanjian Oslo pada tahun 1993 antara Israel dan
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), serta perundingan Camp David pada
tahun 2000 yang hampir mencapai kesepakatan tetapi akhirnya gagal. Selain itu,
banyak negara dan organisasi internasional telah mencoba berperan sebagai
mediator dalam konflik ini, termasuk negara-negara Arab, Amerika Serikat,
Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Uni Eropa. Meskipun upaya-upaya ini telah
dilakukan, konflik Palestina-Israel masih berlanjut. Tantangan besar meliputi
masalah pembangunan pemukiman Israel, keamanan Israel, hak Palestina untuk
memiliki negara mereka sendiri, dan upaya untuk mencapai kesepakatan yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Indonesia sebagai negara yang menentang segala bentuk penjajahan, telah


lama dikenal karena dukungannya terhadap Palestina dan hak untuk memiliki
negara mereka sendiri. Pemerintah Indonesia juga telah konsisten mengutuk
pendudukan Israel atas wilayah Palestina, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, dan
Yerusalem Timur, serta pembangunan pemukiman Israel di wilayah-wilayah ini.
Indonesia secara konsisten mendesak Israel untuk menghentikan tindakan-
tindakan yang menghambat proses perdamaian. Selain itu, Indonesia secara
berkala juga menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan penting yang membahas
isu Palestina, seperti KTT OKI. Pandangan Indonesia terhadap konflik Palestina-
Israel mencerminkan dukungan yang kuat terhadap hak rakyat Palestina untuk
merdeka. Pemerintah Indonesia telah mendukung berbagai inisiatif dan upaya
internasional yang bertujuan untuk mencapai perdamaian yang adil dan
berkelanjutan antara Palestina dan Israel. Selain itu, Indonesia telah berperan
sebagai mediator dan pendukung perdamaian dalam upaya untuk
menyelesaikan konflik tersebut.

Lantas Apa Yang Bisa Kita Lakukan Sebagai pemuda?

Kita dapat mengambil sejumlah tindakan untuk mendukung kemerdekaan


Palestina dan menekan pemerintah Zionis Israel, termasuk:
1.Meningkatkan Kesadaran

Sebarkan informasi dan kesadaran tentang konflik Palestina-Israel melalui media


sosial, blog, atau dengan berbicara dengan teman dan keluarga. Jangan biarkan
narasi palsu Zionis memenuhi media sosial kita. Pendidikan dan pemahaman
yang lebih baik tentang masalah ini penting untuk menggerakkan perubahan.

2.Mendukung Organisasi Kemanusiaan

Banyak organisasi kemanusiaan dan amal bekerja untuk membantu rakyat


Palestina yang terdampak konflik. Sumbangan atau dukungan finansial kepada
organisasi-organisasi ini dapat membantu memberikan bantuan yang sangat
dibutuhkan kepada warga Palestina.

3.Mengambil Bagian Dalam Kampanye dan Petisi

Banyak kelompok advokasi dan organisasi bekerja untuk menggalang dukungan


dan tindakan melalui kampanye dan petisi online. Bergabung dengan kampanye
semacam itu atau menandatangani petisi dapat memberikan dukungan
tambahan kepada upaya perdamaian.

4.Menghubungi Perwakilan Pemerintah

Mengirim surat atau menghubungi perwakilan pemerintah lokal atau nasional


untuk menyampaikan keprihatinan tentang konflik Palestina-Israel dapat
memberikan tekanan pada pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih
proaktif dalam mendukung perdamaian di kawasan tersebut.

5.Boikot Produk Israel

Beberapa aktivis mendukung boikot terhadap produk Israel sebagai cara untuk
mengekspresikan ketidak setujuan terhadap tindakan Zionis Israel. Ini adalah
tindakan yang menimbulkan pro dan kontra serta perlu pertimbangan yang
matang.

6.Partisipasi Dalam Demonstrasi Damai

Bergabung dalam demonstrasi damai dan aksi protes non-kekerasan dapat


memengaruhi opini publik dan menunjukkan dukungan terhadap perdamaian di
Palestina. Pastikan demonstrasi tersebut berlangsung dalam kerangka hukum
dan tidak melibatkan kekerasan.

Penting untuk diingat bahwa konflik Palestina-Israel adalah masalah yang sangat
kompleks, dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya adalah
rumit. Dalam upaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mencapai
perdamaian yang adil, penting untuk berpegang pada prinsip-prinsip perdamaian,
hak asasi manusia, dan dialog konstruktif.

Israel harus menghentikan segala bentuk kekerasan dan penindasan kepada


rakyat Palestina. Negara-negara lain harus berani mengambil tindakan tegas dan
menghukum zionis Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka
lakukan. Bangsa Indonesia akan tetap teguh pada pendiriannya mendukung
perjuangan rakyat Palestina hingga suatu saat nanti kita bersama-sama shalat
berjamaah di Masjidil Aqsa dengan aman dan tentram dalam kondisi Palestina
yang telah merdeka.

Edukasi Pelajar dalam Dukungan Indonesia Pada Palestina

Nov 13, 2023

UUD 1945 dan Edukasi Pelajar dalam Dukungan Indonesia Pada Palestina

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD 1945) bukan sekadar dokumen hukum, melainkan pijakan moral dan
sejarah bagi Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib memahami
urgensi Pembukaan UUD 1945. Pemahaman ini menjadi lebih krusial
sehubungan dengan konflik dan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang
sedang berlangsung di Gaza. Ini saatnya bangsa Indonesia, terutama pelajar
dan mahasiswa sebagai generasi muda, lebih memahami konteks peran
Indonesia dalam mendukung Palestina, mengapa kita harus memberikan
dukungan tersebut, dan apa hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945 yang
selama ini menjadi induk dari semua peraturan hukum yang berlaku di negara ini.
UUD 1945 dan Edukasi Pelajar dalam Dukungan Indonesia Pada Palestina

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


(UUD 1945) bukan sekadar dokumen hukum, melainkan pijakan moral dan
sejarah bagi Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib memahami
urgensi Pembukaan UUD 1945. Pemahaman ini menjadi lebih krusial
sehubungan dengan konflik dan pelanggaran Hak Asasi Manusia berat yang
sedang berlangsung di Gaza. Ini saatnya bangsa Indonesia, terutama pelajar
dan mahasiswa sebagai generasi muda, lebih memahami konteks peran
Indonesia dalam mendukung Palestina, mengapa kita harus memberikan
dukungan tersebut, dan apa hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945 yang
selama ini menjadi induk dari semua peraturan hukum yang berlaku di negara ini.

Sesuai pembukaan UUD 1945, Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan


Palestina. (Ilustrasi: Romanti).

Pembukaan UUD 1945 menunjukkan norma-norma fundamental bernegara


(staats fundamental norms). Dalam era keterbukaan informasi dan serbuan
berita palsu (hoax) yang melandasi post-truth, pemahaman terhadap landasan
hukum dan moral bangsa menjadi krusial. Di tengah kompleksitas geopolitik,
termasuk isu Palestina-zionis, pemahaman sejarah menjadi penting dan
memberikan alasan kuat untuk meneguhkan sikap. Sebagai warga negara
Indonesia, kita wajib memahami urgensi Pembukaan UUD 1945. Pemahaman ini
menjadi lebih krusial sehubungan dengan konflik dan pelanggaran Hak Asasi
Manusia berat yang sedang berlangsung di Gaza. Ini saatnya bangsa Indonesia,
terutama pelajar dan mahasiswa sebagai generasi muda, lebih memahami
konteks peran Indonesia dalam mendukung Palestina, mengapa kita harus
memberikan dukungan tersebut, dan apa hubungannya dengan Pembukaan
UUD 1945 yang selama ini menjadi induk dari semua peraturan hukum yang
berlaku di negara ini.

Sesuai pembukaan UUD 1945, Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan


Palestina. (Ilustrasi: Romanti).

Pembukaan UUD 1945 menunjukkan norma-norma fundamental bernegara


(staats fundamental norms). Dalam era keterbukaan informasi dan serbuan
berita palsu (hoax) yang melandasi post-truth, pemahaman terhadap landasan
hukum dan moral bangsa menjadi krusial. Di tengah kompleksitas geopolitik,
termasuk isu Palestina-zionis, pemahaman sejarah menjadi penting dan
memberikan alasan kuat untuk meneguhkan sikap.
Peran pemuda merupakan hal penting dalam menciptakan suatu peradaban
yang

bisa bergerak dalam dua hal, yaitu aspek keagamaan dan kenegaraan. Hal ini

membuat Unit Dakwah Kampus (UDK) AT-Tanwir menggelar dengan

mengusung tema “Peran Pemuda Dalam Mengembangkan Jati Diri Seorang


Muslim”

bertempat di Gedung Aula FEB UMJ (4/12).

Pembicara yang dihadirkan merupakan seorang dosen sekaligus konten kreator,

Yang dikenal sejak penampilannya di

acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan oleh stasiun televisi

. Sherly menjelaskan secara gamblang mengenai peran pemuda dalam

mengembangkan jati diri.

“Kita sebagai seorang pemuda harus paham apa yang sebenarnya kita butuhkan

dan ketika kita sudah memahami apa yang kita butuhkan maka kita akan dengan

mudah membuat strategi tujuan hidup kita untuk sepuluh tahun kedepan” jelas

Sherly.

Menurut Sherly, peran serta tujuan seorang pemuda dalam mengembangkan jati

diri harus berani mengambil resiko dan tanggung jawab atas apa yang mereka

pilih selama itu tidak melewati koridor agama. Sherly juga menjelaskan bahwa
dalam

Islam, pemuda tidak dipandang sebagai orang-orang pengikut melainkan


sebagai
orang yang memiliki motivasi dan inovasi dalam mengembangkan dan
meningkatkan

kemajuan peradaban umat.

Lebih lanjut, Sherly mengatakan para pemuda ini juga diharapkan menjadi

ujung tombak dalam pergerakan dakwah Islam agar mampu berkembang


dengan pesat.

Dalam kaitannya dengan menegakkan peradaban Islam, maka peran pemuda


muslim

pada saat ini yang menjadi penentunya.

UDK AT-Tanwir yang berfokus pada mahasiswa universitas dan dakwah


keislaman

ini lah akhirnya menjadikan seorang pemuda khususnya mahasiswa UMJ


sebagai

ujung tombak dari perjuangan dakwah Islam dan kejayaan Islam dalam ranah

universitas.

berharap pemuda Universitas Muhammadiyah Jakarta menjadi ujung tombak


bagi

peradaban bangsa serta dobrakan semangat atas apa yang telah mereka pilih
dalam

hidup. “Ketika kita punya pemuda yang kuat saya harap mereka memiliki
dobrakan

semangat kepercayaan diri dalam menyusun serta menyiapkan strategi sesuai


apa

yang diarahkan oleh pemateri” jelas Zahra. (KH/KSU)

Peran Pemuda Muslim terhadap Diri, Agama, dan Masyarakat


Peran pemuda di era milenial adalah menjadi pemuda yang berilmu, mampu
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta memahami batasan
terhadap lawan jenis. Tidaklah seorang pemuda dikatakan berilmu, jika ia masih
malas, nonproduktif, serta tidak memanfaatkan waktu mudanya dalam hal yang
bermanfaat dan produktif. Maka, jadilah pemuda muslim milenial yang mampu
memberi pengaruh yang baik pada umat dan masyarakat. Seperti Nabi
Muhammad shallalahu ‘alaihi wassallam setelah meninggal, beliau mewariskan
banyak pengetahuan, terutama yang termaktub dalam wahyu Allah ‘Azza
Wajalla, yakni Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai petunjuk akan kebesaran dan
kemuliaan Allah dalam membimbing kita semua dalam menuju kebenaran dan
kebaikan.

Ratusan pemuda Islam di Kota Blitar menggelar aksi solidaritas menyuarakan


bela Palestina, di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Raden Widjaja Kota
Blitar, Sabtu (28/10/2023). Bertepatan Hari Sumpah Pemuda, para pemuda
Islam dan komunitas di Kota Blitar mengutuk serangan Israel kepada Palestina.
Pantauan detikJatim, massa aksi solidaritas bela Palestina mulai long march dari
Masjid Syuhada' Haji di Jalan Sudanco Supriadi Nomor 8 Sananwetan

Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang mempunyai andil besar dalam
menentukan kemajuan bangsa Indonesia. Dalam sejarah bangsa, pemuda
pemudi Indonesia ikut berperan aktif memperjuangkan kemerdekaan negara.
Terbukti dengan adanya sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan
bahwa pemuda adalah tonggak penting bagi perjuangan bangsa.

Maju tidaknya suatu bangsa tergantung dengan sikap para pemuda, jika pemuda
memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka bangsa itu
akan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia. Sebaliknya, jika
pemuda hanya menghabiskan waktu untuk hal – hal tidak bermanfaat, terlebih
yang bertentangan dengan nilai – nilai agama, maka masa depan bangsa itu
akan suram.

Lalu bagaimana menjadi pemuda yang baik menurut ajaran Islam ?


Untuk menjadi pemuda terbaik dibutuhkan beberapa kriteria. Pertama, memiliki
ilmu dan wawasan yang luas. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-
Mujadalah ayat 11: ‘’Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu beberapa derajat.’’ Dilanjutkan juga dalam hadits Nabi
Muhammad SAW.: ‘’Barangsiapa yang menginginkan dunia maka harus dengan
ilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat maka dengan ilmu. Dan
barangsiapa yang ingin kedua-duanya maka harus dengan ilmu.’’

Amirul Mukminin Umar bin Khaththab R.A. berkata: ‘’Hendaklah kamu berilmu
sebelum kamu memimpin.’’. Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, baik
tidaknya masa depan suatu masyarakat dapat dilihat bagaimana generasi muda
pada hari ini.

Kedua,memiliki akhlak yang mulia. Islam sangat memperhatikan pendidikan


umatnya, terutama generasi muda untuk berakhlak mulia. Karena akhlak yang
mulia merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap manusia,
khususnya bagi seorang muslim, baik dalam hubungan kepada Allah SWT
maupun dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Rasulullah SAW. di masa
mudanya diberi gelar Al-Amiin (orang terpercaya) oleh penduduk kota Makkah.
Karenanya, Allah SWT memuji akhlaknya sebagaimana dalam firman-Nya Q.S.
Al-Qalam ayat 4: ‘’Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.’’Rasulullah SAW. bersabda: ‘’Sesungguhnya aku di utus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.’’ (HR. Bukhari, Ahmad, dan Hakim).

Peran Pemuda Sebagai Penerus Jejak Pembebasan Palestina

Ketua Harian Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Azhar Suhaimi
menyampaikan pentingnya peran pemuda sebagai penerus jejak pembebas
Palestina. Hal itu disampaikan saat menerima silaturahim antar lembaga dari
LDK Al-Birru STEI SEBI, Jum’at (25/11/2022) di Jakarta.

“KNRP perlu mendalami dan mengenalkan tentang sejarah jejak pembebasan


Palestina kepada generasi muda di SEBI,” kata Ustadz Azhar.
Perwakilan KNRP disamping Azhar Suhaimi, hadir pula Ketua Subdir Even
KNRP Gigih Ginanjar dan Tim Mitra Jaringan KNRP Choirul Affandi. Sementara
perwakilan dari LDK Al-Birru ada Ketua LDK SEBI Andhika, Ketua SSP SEBI
Solidarity for Palestine Zahid, Ketua FSLDK Jadebek Faisal dari SEBI dan
anggota LDK SEBI.

Lebih lanjut, Ustadz Azhar menambahkan, dari Indonesia sebenarnya sudah ada
jejak-jejak pembebas Al Aqsha. Dimulai dari pembuatan mimbar Sholahuddin Al
Ayyubi yang baru oleh tim pemahat kayu asal Jepara, bernama Pak Tholib dan
rekan-rekannya.

“Maka dari itu sekarang giliran generasi berikutnya lewat karyanya, mengisi
ruang-ruang perjuangan selanjutnya,” jelas Ustadz Azhar.

Hingga kini, konsistensi kita tetap terlihat dengan tidak adanya kerja sama
apapun dengan negara zionis – termasuk hubungan diplomatis-, tidak mengakui
keberadaan negara tersebut, dan menyuarakan dengan lantang dukungan
terhadap Palestina dalam setiap forum yang membahas konflik di negara
tersebut.

Dukungan paling terkini terlihat dari konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi
Kerja sama Islam (OKI) yang berlangsung di Riyadh, November 2023.
Sebelumnya, Indonesia menunjukkan sikap dengan menolak keterlibatan negara
zionis dalam Piala Dunia U-20 yang akan dilaksanakan di negara ini.

Pentingnya pemahaman UUD 1945 dan wawasan kebangsaan menjadi hal yang
penting bagi pelajar-mahasiswa di Indonesia. Sebagian pelajar dan mahasiswa
di Indonesia belum banyak mendapat informasi dan pemahaman sejarah yang
baik, sehingga perlunya pengarahan bagi mereka dalam memahami sejarah dan
merespons isu Palestina-zionis dengan merujuk kepada norma dasar bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, tanggung jawab seluruh pihak, mulai dari pemerintah,
guru dan tenaga pendidik, beserta orang tua bersama untuk memberikan
pendidikan yang baik dan benar terkait konstitusi dan wawasan kebangsaan.
Melalui pemahaman yang baik terhadap Pembukaan UUD 1945, segenap pelajar
dan mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan
perjuangan menuju Indonesia yang berkembang, berdaulat, dan berkeadilan
pada peringatan 100 tahun Indonesia Merdeka tahun 2045. Dengan begitu,
Indonesia tetap berada di rel yang benar, ikut serta membantu memberantas
setiap penjajahan di negara manapun.

AKSI DAMAI BELA PALESTINA ORTOM MUHAMMADIYAH KABUPATEN


BOJONEGORO

Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,


Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizhul Wathan dan Tapak Suci Putera
Muhammadiyah di Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan aksi damai bela
Palestina yang menggugah hati banyak orang. Dengan semangat solidaritas,
mereka berkumpul untuk menyuarakan dukungan mereka terhadap rakyat
Palestina yang terus mengalami konflik dan kesulitan. Dalam aksi tersebut,
mereka menggelar spanduk, poster, dan bendera Palestina, serta
mengumandangkan yel-yel yang meminta perdamaian dan keadilan bagi
Palestina.

Aksi ini tidak hanya dihadiri oleh ORTOM Muhammadiyah, tetapi juga mendapat
dukungan dari berbagai elemen masyarakat Bojonegoro. Mereka menyerukan
pentingnya perdamaian dan kemanusiaan di Palestina.

Dalam pidato-pidato yang disampaikan selama aksi tersebut, pemuda


Muhammadiyah menekankan bahwa solidaritas dengan Palestina adalah
tanggung jawab bersama sebagai manusia. Mereka berharap agar dunia
internasional dapat bekerja sama untuk mengakhiri konflik yang telah
berlangsung lama dan memberikan kesempatan bagi warga Palestina untuk
hidup dalam damai dan kemakmuran. Aksi ini merupakan salah satu contoh
bagaimana masyarakat di Kabupaten Bojonegoro berusaha menyuarakan suara
keadilan dan perdamaian global.

Dalam aksi ini juga dipertunjukkan drama-drama yang bertemakan konflik yang
sedang memanas di Palestina. Drama ini diperankan oleh para siswa dari
Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al-Amin Bojonegoro dan para siswa dari
SMP MUHAMMADIYAH 9 Bojonegoro.

Penggalangan dana juga dilakukan dalam aksi ini, masyarakat sangat antusias
dan ikut berpartisipasi untuk bersama-sama membantu masyarakat dengan
donasi terbaik mereka.

Aksi ditutup dengan doa permohonan keselamatan untuk Palestina yang


disampaikan oleh Tajuddin Al Afghani ketua Majlis Pensidikan Kader dan
Sumber Daya Insani.

“Semoga aksi ini dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina yang


sedang mengalami krisis kemanusiaan. Terima kasih untuk para donatur yang
telah menyisihkan sebagian hartanya untuk bersama membantu saudara kita di
Palestina.” jelasnya.

Aksi Solidaritas Pemuda Islam Blitar Suarakan Bela Palestina

Kota Blitar, menuju TMP Raden Widjaja. Dilanjutkan salat gaib, doa bersama,
teatrikal, hingga penggalangan dana. Selain itu, perwakilan pemuda Islam juga
melakukan sejumlah orasi. Mereka menyerukan "Free, Free, Palestina". Kepala
LMI (Lembaga Managemen Infaq) Blitar Sofia Dewi mengatakan, salah satu
agenda aksi solidaritas ini adalah salat gaib berjemaah. Salat gaib digelar untuk
mendoakan korban meninggal serangan Israel kepada Palestina."Seperti yang
kita tahu, ribuan warga Palestina meninggal menjadi korban kekejaman Israel.
Untuk itu kami mendoakan mereka," terangnya.Kata Dewi, pihaknya mengajak
komunitas maupun organisasi pemuda di Blitar untuk ikut aksi solidaritas
tersebut. Sehingga para pemuda dapat berpartisipasi menyuarakan
dukungannya kepada Palestina."Kami mengajak para pemuda Islam dari
sejumlah organisasi dan komunitas di Blitar untuk ikut aksi peduli solidaritas. Aksi
mendoakan para saudara kita di Palestina," kata Sofia kepada awak media,
Sabtu (28/10/2023). Penggalangan dana turut dilakukan dalam aksi solidaritas
ini. Nantinya, dana yang telah dikumpulkan akan diserahkan kepada masyarakat
Palestina. Termasuk untuk membantu memenuhi kebutuhan di
Palestina."Sampai saat ini total dana yang terkumpul sekitar Rp 70.955.100.
Tidak hanya penggalangan dana di sepanjang jalan ini, tetapi ada dana yang
ditransfer ke kami. Ini akan kami serahkan untuk kebutuhan minum, obat, dan
keperluan lain masyarakat Palestina," tandasnya. "Karena penduduk Palestina
itu bukan cuma Muslim, dan penduduk Israel bukan hanya Yahudi. Sebaiknya,
ya membantu karena alasan kemanusiaan, tanpa sekat-sekat identitas atas
dasar apapun," katanya.Dalam satu pernyataan Nahdlatul Ulama - salah satu
organisasi Islam terbesar di Indonesia juga menyerukan "agar identitas dan
seruan-seruan keagamaan tidak digunakan untuk memupuk dan menyuburkan
permusuhan dan kebencian, termasuk dalam kaitan dengan konflik dan
kekerasan Israel-Palestina."

Di saat negara-negara Asia-Afrika mengisi kemerdekaannya dengan


pembangunan, Palestina yang notabene pendukung KAA 1955, masih
menghadapi penjajahan Israel. Hal itu terungkap dalam seminar “Bandung Spirit
for Palestine”, bagian dari rangkaian peringatan 61 Tahun KAA di Museum KAA,
Bandung, Selasa (19/04/2016). “Utang” sejarah itu mau tidak mau menjadi
pekerjaan rumah yang besar bagi generasi muda Indonesia. Bagaimana caranya
membayar “utang” memerdekaan Palestina?

Al Busyra Basnur, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri,


mengatakan langkah pertama generasi muda adalah memahami arti penting
kemerdekaan bagi Palestina. “Peranan pemuda dalam pelaksanaan diplomasi
Indonesia khususnya diplomasi publik sangat besar,” kata Al Busyra Basnur saat
membuka seminar.

“Peran pemuda bisa dengan berbagai cara, satu tingkatkan dulu kesadaran
pentingya kemerdekaan bagi Palestina, kedua berkarya untuk mendorong
kemerdekaan Palestina.”Arti penting kemerdekaan bangsa terjajah seperti
Palestina, menurutnya, tertuang dalam Pembukaan UUD 45 bahwa negeri ini
berperan dalam menciptakan perdamaian dunia. Salah satu karya yang bisa
menginspirasi mendukung perjuangan Palestina, kata dia, adalah pembangunan
rumah sakit Indonesia yang dikoordinir Medical Emergency Rescue Committee
(MER-C).Tahun ini, Rumah Sakit Indonesia sudah resmi berdiri di Gaza. Di
bawah koordinassi Mer-C, Jakarta, ribuan relawan dan puluhan ribu donator
Indonesia banyak terlibat dalam pembangunan ini. “Saat ini rumah sakit tersebut
sudah mulai beroperasi dan telah melayani ribuan pasien,” ungkap Al Busyra
Basnur. “Mer-C membangun rumah sakit di Jalur Gaza adalah refleksi dari
Bandung Spirit. Ini sekaligus membuktika bahwa Bandung Spirit yang berawal
dari gedung ini (KAA) tidak sebatas kata-kata tapi sudah menjadi aksi nyata,”
Meski demikian, pertanyaan kapan Palestina akan merdeka tidak ada yang tahu.
Yang jelas upaya dukungan nyata harus terus dilakukan oleh berbagai kalangan.
Upaya memerdekakan Palestina diprediksi masih jalan panjang. Untuk
mempercepatnya, isu Palestina tidak bisa hanya dilihat dari sisi agama.
Sehingga kemerdekaan Palestina bukan hanya “PR” umat Islam ataupun
pemerintah, tetapi perlu keterlibatan semua agama dan kalangan.“Dukungan
harus total, diplomasi harus dilakukan DPR, Presiden, LSM. Diplomasi harus
inklusif melibatkan semua stakeholder,” katanya. Sementara perjuangan
memerdekakan Palestina melalui PBB juga masih menemui jalan buntu.
Contohnya, saat ini jumlah negara yang tergabung dalam UN ada 194 negara
anggota. Dari jumlah itu ada 137 negara yang mengakui kemerdekaan Palestina.
“Mestinya kan sudah lebih dari separuhnya. Tapi dalam politik internasional ya
itulah, 137 yang mendukung tetap tak bisa meloloskan resolusi Palestina,”
katanya.Tiap tahunnya, di PBB ada 17 resolusi untuk Palestina. Namun resolisi
tersebut selalu kandas oleh negara-negara penentang seperti Amerika Serikat.
Dari 17 resolusi itu, Indonesia selalu menginisiasi empat resolusi tiap tahunnya.
“Resolusi itu baru di sidang majelis umum, belum lagi di resolusi keamanan. Dan
kejadiannya selalu berulang-ulang dikandaskan,” ujarnya.

Peperangan terus berkecamuk antara Palestina dan tentara Israel di Jalur Gaza.
Gempuran roket pun meluluhlantakkan gedung-gedung di Jalur Gaza. Akibat
pertempuran yang terus terjadi lebih dari sepekan itu, banyak warga Palestina
tak terkecuali anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza menjadi korban dari
serangan membabi buta tentara Israel. Lalu, bagaimana semestinya umat Islam,
khususnya Indonesia bersikap? Seperti apa aturan berperang dalam Islam?
Islam mengajarkan pemeluknya menjalin persatuan yang kuat antara sesama
umat Islam kendati berbeda bangsa, budaya, dan bahasa. Dalam petikan sebuah
hadis riwayat Muslim, seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya.
Karena itu, seorang Muslim tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta,
dan menghina Muslim lainnya. Pada redaksi hadis yang berbeda dijelaskan
bahwa tidak sempurna iman seorang Muslim sebelum ia mencintai saudaranya
sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Selain itu, hubungan sesama Muslim
diibaratkan seperti satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh mengalami sakit
maka anggota tubuh lainnya pun akan merasakan sakitnya.

Kita dapat mengambil sejumlah tindakan untuk mendukung kemerdekaan


Palestina dan menekan pemerintah Zionis Israel, termasuk:

1.Meningkatkan Kesadaran

Sebarkan informasi dan kesadaran tentang konflik Palestina-Israel melalui media


sosial, blog, atau dengan berbicara dengan teman dan keluarga. Jangan biarkan
narasi palsu Zionis memenuhi media sosial kita. Pendidikan dan pemahaman
yang lebih baik tentang masalah ini penting untuk menggerakkan perubahan.

2.Mendukung Organisasi Kemanusiaan

Banyak organisasi kemanusiaan dan amal bekerja untuk membantu rakyat


Palestina yang terdampak konflik. Sumbangan atau dukungan finansial kepada
organisasi-organisasi ini dapat membantu memberikan bantuan yang sangat
dibutuhkan kepada warga Palestina.

3.Mengambil Bagian Dalam Kampanye dan Petisi

Banyak kelompok advokasi dan organisasi bekerja untuk menggalang dukungan


dan tindakan melalui kampanye dan petisi online. Bergabung dengan kampanye
semacam itu atau menandatangani petisi dapat memberikan dukungan
tambahan kepada upaya perdamaian.

4.Menghubungi Perwakilan Pemerintah

Mengirim surat atau menghubungi perwakilan pemerintah lokal atau nasional


untuk menyampaikan keprihatinan tentang konflik Palestina-Israel dapat
memberikan tekanan pada pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih
proaktif dalam mendukung perdamaian di kawasan tersebut.

5.Boikot Produk IsraelBeberapa aktivis mendukung boikot terhadap produk Israel


sebagai cara untuk mengekspresikan ketidak setujuan terhadap tindakan Zionis
Israel. Ini adalah tindakan yang menimbulkan pro dan kontra serta perlu
pertimbangan yang matang.

6.Partisipasi Dalam Demonstrasi Damai

Bergabung dalam demonstrasi damai dan aksi protes non-kekerasan dapat


memengaruhi opini publik dan menunjukkan dukungan terhadap perdamaian di
Palestina. Pastikan demonstrasi tersebut berlangsung dalam kerangka hukum
dan tidak melibatkan kekerasan.

Penting untuk diingat bahwa konflik Palestina-Israel adalah masalah yang sangat
kompleks, dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya adalah
rumit. Dalam upaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan mencapai
perdamaian yang adil, penting untuk berpegang pada prinsip-prinsip perdamaian,
hak asasi manusia, dan dialog konstruktif.

Israel harus menghentikan segala bentuk kekerasan dan penindasan kepada


rakyat Palestina. Negara-negara lain harus berani mengambil tindakan tegas dan
menghukum zionis Israel atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka
lakukan. Bangsa Indonesia akan tetap teguh pada pendiriannya mendukung
perjuangan rakyat Palestina hingga suatu saat nanti kita bersama-sama shalat
berjamaah di Masjidil Aqsa dengan aman dan tentram dalam kondisi Palestina
yang telah merdeka.

Peran Pemuda memainkan peran penting dalam isu Palestina. Pemuda


Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mendukung perjuangan hak-hak
rakyat di berbagai belahan dunia, termasuk dukungan terhadap kebebasan
Palestina1. Pemuda Indonesia cenderung berpihak pada perjuangan Palestina
karena beberapa alasan. Pertama, rasa solidaritas dengan saudara sesama
umat Islam. Indonesia memiliki populasi muslim yang besar, dan solidaritas
dengan umat Islam di Palestina menjadi salah satu poin penting dalam
keprihatinan sosial dan politik bagi pemuda Indonesia. Mereka melihat
perjuangan Palestina sebagai bagian dari perjuangan umat Islam global. Kedua,
sejarah perjuangan nasional Indonesia yang telah menempuh jalan panjang
menuju kemerdekaan. Sejarah Indonesia yang melibatkan perjuangan melawan
penjajah kolonialisme menjadi cerminan bagi pemuda Indonesia ketika mereka
melihat rakyat Palestina berjuang untuk hak mereka atas tanah dan
kemerdekaan. Ini memicu rasa empati yang kuat. Ketiga, nilai-nilai kemanusiaan.
Pemuda (Purwanti, 2023)Palestina sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan
mencari keadilan untuk rakyat Palestina yang menderita akibat konflik tersebut1.

Dalam konteks akidah dan akhlak, pemuda Indonesia dapat memainkan peran
penting dalam mempromosikan dialog dan pemahaman yang mendalam tentang
konflik tersebut serta mencari solusi yang berkelanjutan1. Pemuda Indonesia
dapat memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan
dalam isu Palestina. Pemuda Indonesia juga dapat mempromosikan dialog
antara kelompok yang berbeda dan membangun kesadaran tentang pentingnya
perdamaian dan toleransi1.

Daftar pustaka

admin. (2022, Desember 25). Peran Pemuda Sebagai Penerus Jejak Pembebasan
Palestina.

Husna, K. (2022, Desember 5). Peran Pemuda Dalam Membangun Peradaban Bangsa.

Images, G. (2023, oktober 24). Sejarah Konflik Palestina-Israel, pertikaian


berkepanjangan yang berlangsung puluhan tahun.

INDONESIA, B. n. (2023, Oktober 24). Sejarah konflik Palestina-Israel, pertikaian


berkepanjangan yang berlangsung puluhan tahun.

indonesia, I. j. (2023, november 13). UUD 1945 dan Edukasi pelajar dalam dukungan
Indonesia pada palestina.
Purwanti, F. (2023, 10 28). aksi solidaritas pemuda islam blitar suarakan bela palestina.

REDAKSI. (2019, 03 01). Pemuda adalah penentu kemajuan bangsa. bagaimana menjadi
pemuda terbaik dalam pandangan islam?

Salem, M. (2021, Mei 14). Bagaimana Muslim menyikapi Konflik Palestia Israel.

Sukontra, E. (2016, April 20). Tugas Generasi Muda Indonesia Ikut Memerdekakan
Palestina.

Sumbar, H. U. (2023, November 03). Konflik Palestina-Israel: Sejarah, Akar Masalah, dan
Upaya Penyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai