Anda di halaman 1dari 3

Konflik antara Palestina dan Israel tetap menjadi topik menarik bagi mahasiswa yang

tertarik dalam diskusi permasalahan kontemporer. Konflik tersebut tidak hanya fenomenal,
tetapi juga sangat kompleks, menjadikannya salah satu konflik paling rumit di dunia. Di era
modern ini, di mana penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia semakin diutamakan,
penggunaan senjata seharusnya dihindari, dan solusi damai melalui diplomasi menjadi lebih
diharapkan. Konflik ini telah menelan banyak korban, bukan hanya di kalangan militer, tetapi
juga di antara warga sipil. Banyak orang, dari berbagai usia, menjadi korban tanpa bersalah,
dari bayi hingga orang dewasa1.
Warga Palestina, khususnya, menjadi target serangan Israel yang telah mengakibatkan
jutaan kematian akibat serangan yang meluas. Suara rudal, bom, dan tembakan sering
terdengar di seluruh Palestina, seringkali mengenai sasaran yang tidak tepat. Serangan
semacam ini menimbulkan ketakutan mendalam di kalangan warga Palestina, karena mereka
menjadi rentan terkena serangan yang fatal. Semua kelompok usia merasakan dampak
ketakutan yang sama, termasuk anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecil mereka
dengan bermain dan tertawa. Namun, di Palestina, mereka terpaksa mengalami ketakutan dan
trauma. Bahkan, beberapa anak ikut terlibat dalam perang melawan tentara Israel. Sejak
intervensi Israel di Palestina, masyarakat setempat tidak pernah merasa aman dan tentram,
hidup dalam ketakutan akan kematian yang mengintai setiap saat.
Perang adalah sebuah kejadian yang tragis dan tidak diinginkan oleh negara manapun
di dunia. Perang menyebabkan penderitaan yang besar, baik bagi negara maupun rakyatnya.
Dalam suasana perang, nyawa seseorang kehilangan nilainya dan kematian bisa datang tanpa
peringatan. Manusia sering dibunuh tanpa alasan yang jelas dan tanpa adanya penghormatan
terhadap hak asasi manusia.Semua pihak yang dianggap sebagai musuh atau ancaman oleh
pihak lain sering kali menjadi target kekerasan dan pembantaian tanpa memperdulikan rasa
kemanusiaan. Dampak perang juga terasa dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
ekonomi, sosial, dan budaya. Bahkan urusan ibadah, yang merupakan bagian penting dari
kehidupan manusia yang religius, seringkali terganggu di tengah-tengah konflik. Di Palestina,
intervensi yang terus dilakukan oleh Israel bertujuan untuk menguasai seluruh wilayah
Palestina. Tindakan kekerasan yang terus menerus dilakukan oleh Israel bertujuan untuk
menakut-nakuti penduduk Palestina. Dengan menciptakan ketakutan di antara warga, Israel
berharap agar penduduk Palestina akan terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka
sehingga memudahkan Israel untuk menguasai wilayah tersebut.

1 M. Fauzan Millenio. (2021). ‘How the Judgement Effective? The Role of United Nations in Conflict
Resolution Between Palestine and Israel. Journal of Jurisprudence and Legisprudence. H, 197-230, 2(2).
Konflik antara Palestina dan Israel merupakan pertempuran yang masih berlangsung
hingga saat ini. Asal-usul Palestina dapat ditelusuri dari bangsa Philistin atau Pulasari, yang
diyakini berasal dari wilayah Laut Aegea antara Asia Kecil dan Yunani. Setelah menetap di
daratan, mereka mengklaim penguasaan wilayah sepanjang pantai dari Sinai hingga pesisir
Syria. Nama Palestina pertama kali disebutkan oleh sejarawan Yunani Herodotus, dan juga
dikenal dengan nama Kanaan. Palestina telah dihuni oleh berbagai bangsa sepanjang sejarah,
termasuk bangsa Semit, Amorid, Yahudi, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Turki, dan Inggris.
Namun, penduduk Palestina secara kontinu dihuni oleh orang Arab, terutama setelah Islam
merebut wilayah itu dari Romawi pada tahun 638 M. Bangsa Yahudi memiliki klaim sejarah
atas Palestina, menganggapnya sebagai tanah air mereka yang dijanjikan oleh Tuhan. Setelah
peristiwa-peristiwa yang menghancurkan Yerusalem pada tahun 70 M dan 135 M, bangsa
Yahudi mengalami diaspora dan tersebar di seluruh dunia sebagai orang yang tidak memiliki
tanah air. Sebaliknya, bangsa Arab banyak pindah ke Palestina dan menganggapnya sebagai
tanah air mereka.
Negara Israel didirikan pada tahun 1948 setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyetujui pendiriannya di wilayah Palestina yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan
Inggris2. Terbentuknya Negara Israel didukung oleh Inggris dan Amerika Serikat, yang
dianggap sebagai balasan atas bantuan orang Yahudi selama Perang Dunia I dan II. Konflik
antara keduanya kemudian pecah ketika negara-negara Arab segera menyerang Israel setelah
pendiriannya. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam, Palestina mendapat
dukungan dari negara-negara Timur Tengah dan mayoritas umat Muslim di dunia. Di sisi
lain, Israel, yang didukung oleh negara-negara Barat karena masa lalunya di bawah naungan
Inggris, juga mendapat dukungan. Keputusan PBB untuk mendukung Israel tidak terjadi
begitu saja, melainkan sebagai hasil dari dukungan mayoritas anggota yang berusaha
membasmi terorisme Hamas, yang sekarang dianggap sebagai norma perdamaian dan hak
asasi manusia. Namun, upaya perdamaian selalu kebuntuan karena faktor geopolitik seperti
pendudukan Gaza dan Tepi Barat.
Secara umum, konflik antara Palestina dan Israel dapat dilihat dalam beberapa
peristiwa besar, seperti Perang tahun 1967 yang dipicu oleh serangan meningkat terhadap
Israel dan diikuti dengan kekerasan bersenjata terhadap negara-negara tetangga Arab, serta
Perang Yom Kippur tahun 1973 yang dianggap sebagai kelanjutan dari konflik sebelumnya 3.

2 M. Jamaluddin. (2023). Pengaruh Kebijakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dalam Konflik Palestina-
Israel. Jurnal TAPIs Vol. 19 No.1 Januari-Juni 2023.
3 Nur Islamiyah. (2016). Aspek Historis Peranan PBB dalam Penyelesaian Konflik Palestina Israel 1967-1995.
e-journal Pendidikan Sejarah. Vol 4, No.3 Oktober 2016.
Selain itu, terdapat pemberontakan sipil yang dikenal sebagai intifada, yang dilakukan oleh
pemuda Palestina sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan. Konflik
antara Palestina dan Israel memiliki potensi mengancam perdamaian dan keamanan dunia
karena telah berkembang menjadi konflik regional. Oleh karena itu, PBB turut terlibat dalam
upaya penyelesaiannya. PBB adalah organisasi internasional yang bertujuan menjaga
perdamaian dan keamanan dunia, dan konflik Palestina-Israel mendorong keterlibatan PBB
dalam proses perdamaian kedua negara.
Meskipun PBB telah melakukan upaya-upaya dalam penyelesaian konflik tersebut,
namun Israel tampaknya kurang responsif terhadap resolusi-resolusi yang dikeluarkan PBB.
Meskipun telah ada resolusi yang meminta Israel untuk meninggalkan daerah pendudukan,
namun hingga kini Israel masih belum melakukannya. PBB juga belum memberikan sanksi
yang tegas terhadap Israel. Selain itu, PBB juga telah melakukan perundingan internasional
untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi konflik yang berkelanjutan ini. Disamping
itu, sebagai suatu karya ilmiah tentunya penulisan makalah ini memiliki tujuan penelitian.
Tujuan penelitian makalah ini adalah untuk dapat mengetahui pengaruh kebijakan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam konflik Palestina-Israel, serta untuk dapat
mengetahui terkait bagaimana kebijakan yang dimiliki dan diterapkan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

Anda mungkin juga menyukai