Anda di halaman 1dari 3

KASUS PELANGGARAN HAM OLEH NEGARA ISRAEL TERHADAP PALESTINA

Oleh : Cesilia Indriasari (05), Dewi Pusaka Bhakti Ardiana (07), Ellen Alexsa Andriyani (08), Endina Putri Shavyra (09), Etna
Iyyana Bilqiya (10), Galuh Saprilia Putri (14), Hikmatul Izzah (16), Khoirun Nadhiroh (21), Nasywa Imtiyaz Firli (29),
Shabilla Rohmadillah Putri (35)

Salah satu kasus pelanggaran HAM yang menjadi isu internasional yaitu
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan oleh negara Israel terhadap
Palestina. Sebagian besar orang menganggap bahwa konflik yang terjadi antara Palestina
dan Israel murni sebagai konflik politik, tetapi sebagian orang lainnya menganggap
bahwa konflik ini sama dengan nuansa teologis yaitu stigma perang Yahudi-Islam. Konflik
ini sudah terjadi kurang lebih enam dekade.

Pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap Palestina bermula pada tanggal
23 Juni 2008, dimana terjadi sebuah penembakan pertama yang dilakukan oleh Israel
terhadap warga sipil Palestina yang sedang mengumpulkan kayu bakar didekat
perbatasan Beith Lahia oleh seorang militer dari Israel. Pada hari yang sama dengan
kejadian penembakan terdapat dua buah mortar mendarat di Gaza, di dalam insiden ini
tidak ada korban, tetapi yang dilakukan oleh Israel sudah melanggar prinsip
kemanusiaan. Pada bulan September, Israel mengirimkan mortar dan tiga roket yang
ditembakkan ke Gaza, tetapi masih tidak menimbulkan korban. Setelah dua bulan
kemudian, di bulan Oktober-November, konflik antara Gaza dan Israel semakin
meningkat. Mereka mulai menyerang dan menampakan gencatan senjata pada tanggal 19
Juli 2008. Roket dan mortar dikirim dan saling merusakkan gedung-gedung tinggi yang
ada di negara mereka dan saling menewaskan warga sipil.

Serangan yang dilakukan oleh Israel telah banyak merusak dan menghancurkan
tempat tinggal, tempat ibadah, dan kantor PBB yang digunakan untuk lembaga bantuan.
Sebagain besar negara di belahan bumi lainnya, terutama negara-negara yang memiliki
penduduk beragama Islam sangat mengecam tindakan yang dilakukan oleh Israel
terhadap Palestina. Bagi mereka Israel telah mengambil hak-hak yang dimiliki oleh warga
sipil Palestina. Israel juga telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Para pembela Hak
Asasi Manusia Internasional di berbagai dunia mengatakan bahwa perlakuan Israel
terhadap Palestina ini merupakan perlakukan kejahatan perang. Dalam hal ini PBB juga
mengatakan bahwa blokade Israel terhadap Gaza merupakan kejahatan perang dan
sudah melanggar hak-hak kemanusiaan.
Kerusuhan lalu yang terjadi Gaza sangat menyayat hati, ketika seorang perawat
perempuan Palestina bernama Rezana al-Najjar, ditembak oleh tentara Israel saat
hendak menyelamatkan korban kerusuhan yang terjadi di jalur Gaza. Menurut beberapa
saksi mata yang berada di jalur kejadian mengatakan bahwa perawat yang bernama
Rezana telah menggunakan baju putih dan mengisyaratkan bahwa dia adalah seorang
perawat. Rezana juga telah menngangkat tangannya memberikan isyarat bahwa dia
meminta waktu untuk menolong korban yang tertembak. Tetapi tentara Zionis Israel tak
peduli dan tetap menembak Rezana yang pada waktu itu dia masih berumur 21 tahun.
Walaupun sempat diberi pertolongan tetapi nyawa Rezana tidak bisa tertolong lagi oleh
peluru yang telah menancap di tubunya. Dengan kejadian ini betapa kejamnya tentara
Israel yang telah mengambil hak-hak warga sipil Palestina.

Kebebasan dasar di seluruh dunia dibentuk dan diciptakan melalui kerjasama


multilateral di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Eropa dan asosiasi global
lainnya. Hubungan antara kekuasaan negara dan kebebasan bersama telah dibuat dengan
cara yang tidak salah lagi sejak pengaturan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun
1945. Hal ini menceritakan tentang kebebasan hak Palestina yang dirampas oleh zionis
Israel, berawal dari Israel ingin menguasai tanah yang di duduki oleh Negara Palestina,
namun pimpinan Palestina tidak mengindahkan itu, dengan berulang Israel datang ingin
membeli tanah itu kepada Palestina, namun hal itu mendapat pertentangan. Sampai pada
akhirnya ada perang dan Khilafah Ustmani terjebak dalam perang dunia pertama yang
berakhir pada kekalahan pihak Jerman dan Khilafah, inilah kesempatan Israel untuk
mengambil tanah terjanji itu sampai sekarang pun masih dilakukan penjajahan oleh
Israel di tanah Palestina.

Gencatan dan serangan terus diluncurkan oleh zionis tersebut sampai anak-anak
pun menjadi korban peperangan Israel, hak-hak anak Palestina yang dirampas oleh
zionis, seperti tidak memiliki kebebasan, tidak bisa merasakan ekonomi, hak hidupnya
terganggu, hak untuk menjadi anak-anak sejawat tidak dapat dirasakan oleh anak
palestina, dan juga seperti perisiwa yang baru saja terjadi hak untuk mendapatkan
pendidikan yang layak telah terenggut. Seperti yang telah disampaikan Menteri
Pendidikan Gaza bahwa tahun ajaran 2023/2024 telah berakhir. Hal tersebut terjadi
karena upaya menggempur Gaza secara membabi buta dalam beberapa hari terakhir
sehingga seluruh siswa Palestina telah terbunuh akibat pengeboman yang dilakukan oleh
Israel terhadap Gaza. Diketahui Gaza tak berhenti dibombardir selama 24 jam oleh Israel,
ratusan korban berjatuhan tiap harinya akibat serangan tersebut. Mereka telah
menjatuhkan bom fosfor putih yang dilarang secara internasional karena sangat
berbahaya bagi masyarakat sipil. Orang yang terkena bom ini memiliki kesempatan hidup
yang tipis, karena bom ini akan membakar mereka hingga mencapai tulang. Selain itu
koneksi internet dan telepon semua telah terputus, mereka telah terisolasi dari dunia
luar. Kondisi pelayanan medis di Gaza sangat buruk dan tidak ada tempat tidur di rumah
sakit. Ruang perawatan intensif sudah penuh, sementara ruang operasi tidak berhenti
bekerja dengan pasien yang membeludak. Selain itu, sampah-sampah yang menumpuk
berpotensi menyebarkan virus dan penyakit diantara korban terluka.

Sebagai masyarakat yang berkemanusiaan, Momentum kebangkitan Palestina


sejatinya dapat dijadikan instrumen bagi dunia internasional untuk mencari solusi yang
berkeadilan berlandaskan norma-norma hukum internasional. Sikap politik luar negeri
Indonesia merupakan salah satu solusi terbaik bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Proposal Indonesia yang konsisten mendorong solusi dua negara, hidup berdampingan
secara damai, harus segera diangkat kembali menjadi solusi bersama di Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Kita harus tetap mendorong agar dunia internasional cepat
mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Palestina sesuai norma-norma hukum
internasional. Sebab jika hal tersebut tidak dilakukan, maka perang dan konflik
merupakan ekses dari tidak adanya solusi politik yang berkeadilan.

Anda mungkin juga menyukai