BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
2.1 Penyebab awal terjadinya pelanggaran HAM ..................................................... 4
Kesimpulan..............................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................... 21
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pandangan Dunia Barat Terhadap Islam” dengan
lancar.
Makalah ini membahas suatu pandangan yang dilakukan oleh masyarakat dunia barat terhadap
Islam. Masyarakat dunia barat menganggap bahwa Islam merupakan agama yang keras dan
kejam. Seiring dengan adanya peristiwa pengeboman yang dilakukan oleh sebagian kecil
masyarakat muslim yang mempunyai aliran keras, isu dan raspon negatif mulai muncul.
Sebenarnya para teroris itu hanya ingin membalas dendam atas perlakuan ataupun sikap
masyarakat dunia barat kepada masyarakat muslim di dunia. Muslim yang ada diseluruh dunia
adalah saudara. Tidak ada saudara yang tinggal diam saat saudara yang lain ditindak oleh kaum
lain.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca lebih kritis menanggapi anggapan negatif yang
semakin marak dibicarakan, terutama menyangkut pandangan miring tentang Islam.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya dukungan baik moril maupun materiil dari
berbagai pihak, oleh karena itu kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini, penulis ucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan guna
kesempurnaan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu sengketa yang
cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah dilakukan untuk
menyelesaikan sengketa ini. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di kalangan
negara-negara Timur Tengah tetapi juga ikut menarik perhatian dari dunia. Dalam konflik antara
Israel dan Palestina telah beberapa kali dilakukan perjanjian untuk menyelesaikan sengketa yang
terjadi antara kedua pihak yang sama-sama menyatakan dirinya sebagai negara merdeka dan
berhak atas wilayah yang menjadi pokok sengketa antara kedua pihak. Meski telah berkali-kali
dilakukan upaya perdamaian sampai pada tingkat perjanjian Internasional yang telah dilakukan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sehingga menghasilkan pembagian wilayah untuk kedua
masing-masing pihak yakni Israel dan Palestina, tetapi pada kenyataannya tidak mampu secara
langsung menyelesaikan permasalahan antara Israel dan Palestina.
Palestina dengan pasukan intifadanya dan Israel dengan kekuatan bersenjata yang cukup kuat
tetap saling menyerang dan bertahan satu sama lain. Sementara solusi riil untuk menyelesaikan
sengketa mencapai pedamaian dunia tidak juga mampu menyelesaikan permasalahan antara
kedua bangsa. Ditinjau dari segi pertanggungjawaban atas perjanjian internasional yang telah
dilanggar berkali-kali tentu harus dicermati kembali masalah yangmendasari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab awal terjadinya konflik antara Israel dan Palestina?
2. Apa yang menyebabkan Israel menyerang palestina ?
3. Apa saja Hukum Perang yang dilanggar dalam perang tersebut ?
4. Apa dampak yang di akibatkan dari konflik antara Palestina dan Israel?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab awal terjadinya konflik antara Israel dan Palestina.
2. Untuk mengetahui penyebab Israel menyerang Palestina.
3. Untuk mengetahui hukum perang yang dilanggar dalam konflik Palestina Israel
4. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan dari konflik tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Di antara dampak agresi bersifat bencana bagi warga Jalur Gaza kerusakan lingkungan dan
unsur-unsurnya dalam segala sektor, terutama tempat tinggal, pertanian, kesuburan tanah, air dan
lain penopang kehidupan lainnya. Para pakar menyatakan, bahwa agresi ‘Israel’ telah
meninggalkan tanah menjadi terbakar. Sebagian besar wilayah Jalur Gaza tidak layak ntuk
ditinggali dan ditanami serta tidak mungkin dipulihkan. Ini akibat pencemaran akibat agresi
berulang-ulang di Jalur Gaza. Bahkan harus ada analisis kimia dan mengukur radiasi untuk
memastikan bahayanya di masa mendatang bagi kesehatan lingkungan dan manusianya di Jalur
Gaza
(Kerusakan di Gaza)
Selain itu, lalu lintas peralatan berat militer ‘Israel’ dan dampak kerusakannya di Jalur Gaza
menyebabkan kerusakan fisik tanah dan mengurangi oksigen dan tingkat serapan air serta
mematikan tanah. Ini membutuhkan rehabilitasi jangka panjang dan biaya besar. Dimana setiap
centimeter tanah membutuhkan 100 tahun ke kondisi semula.
Sebelum bicara kerugian dan dampak ekonomi, meski ‘Israel’ sudah menarik diri dari Jalur
Gaza dan membekukan pemukiman Yahudinya di tahun 2005 setelah menjajahnya dalam waktu
lama. Namun militer ‘Israel’ menjadi Jalur Gaza seperti penjara besar bagi lebih dari 1,6 juta
warga Palestina di wilayah yang tidak lebih dari 365 km2 , menjadi sasaran pembunuhan dan
penghancuran setiap hari secara sistematis.
Kemiskinan, kelaparan menjadi pemandangan umum di antara warga Jalur Gaza akibat
blokade dan penutupan perlintasan terutama sejak musim panas tahun 2007. Pengangguran 60%
dari total tenaga kerja, lebih dari 2/3 penduduk Palestina di Jalur Gaza berada di bawah garis
kemiskinan.
(Kemiskinan di Gaza)
Agresi juga menciptakan bencana ekonomi dan social. Data Palestina dari pusat HAM
internasional dan sumber-sumber pemerintah memperkirakan, disamping 2000 lebih korban
tewas, 400 di antaranya anak-anak, 10 ribu luka, kerugian ekonomi dan penghancuran sistematis
infrastruktur di Jalur Gaza akibat 51 hari agresi sangat besar. Total rumah yang menjadi target
penghancuran adalah 10.604, 1724 lainnya dihancurkan total, 8.880 rumah lainnya rusak
sebagian.
Data lain menunjukkan 12 mobil ambulan hancur, 10 pusat pelayanan kesehatan rusak, 34
pusat kesehatan ditutup, 13 rumah sakit rusak, 16 pekerja sector kesehatan gugur, 38 luka.
Sekolah dan kampus tak selamat dari serangan, 188 sekolah rusak,152 ribu pelajar dirugikan, 6
kampus Palestina rusak dan 10 ribu mahasiswa dirugikan.
Total kerugian ekonomi akibat agresi ke Gaza mencapai 2,4 milyar dolar US, 1.960 milyar
dolar US kerugian langsung, 440 juta dolar US kerugian tidak langsung. Belum lagi 19 fasilitas
perusahaan listrik rusak total dan sebagian. Sebagian laporan menunjukkan bahwa biaya
rekonstruksi Jalur Gaza akan menelan 5 milyar dolar US.
Selain itu, akibat agresi ‘Israel’ ke Jalur Gaza, sebanyak 22 lembaga sosial rusak, 180 ribu
penerima santunan, 475 ribu orang terlantar akibat kekerasan ‘Israel’ dan 310 ribu orang terlantar
dan terusir dari rumah mereka dan 165 ribu terusir karena rumah mereka hancur.
Meski kini sedang dilakukan usaha rekontruksi, namun pertanyaan terpenting adalah kapan
blockade Jalur Gaza dibebaskan? Kapan perlintasan-perlintasan dibuka? Apakah Gaza akan
memiliki pelabuhan dan bandara udara dengan penuh? Semuanya tergantung sikap bersatu
Palestina, dukungan Arab dan dunia internasional. Apalagi kesadaran barat akan citra ‘Israel’
sebagai Negara rasis makin terkuak.
Peperangan Israel dan Palestina di Jalur Gaza dalam sepekan terakhir tidak saja
menimbulkan banyak korban jiwa, tapi juga menciptakan bencana ekonomi. Total kerugian
ekonomi akibat agresi ke Gaza mencapai 2,4 milyar dolar US, 1.960 milyar dolar US kerugian
langsung, 440 juta dolar US kerugian tidak langsung. Belum lagi 19 fasilitas perusahaan listrik
rusak total dan sebagian. Sebagian laporan menunjukkan bahwa biaya rekonstruksi Jalur Gaza
akan menelan 5 milyar dolar US. Selain itu, akibat agresi ‘Israel’ ke Jalur Gaza, sebanyak 22
lembaga sosial rusak, 180 ribu penerima santunan, 475 ribu orang terlantar akibat kekerasan
‘Israel’ dan 310 ribu orang terlantar dan terusir dari rumah mereka dan 165 ribu terusir karena
rumah mereka hancur.
Selain itu konflik juga mengguncang ekonomi dunia. Yaitu harga minyak di pasar
internasional sudah mulai naik di saat perekonomian global belum pulih dari resesi. Para investor
sudah mulai menghkhawatirkan berkurangnya pasokan minyak dari Timur Tengah. Apalagi bila
konflik Israel-Palestina di Gaza terus berlanjut. Naiknya harga minyak bisa menjadi masalah
besar bila muncul sikap yang frontal dari negara-negara Arab penghasil minyak di Timur
Tengah.
Meski dampak ekonomi di level internasional belum terlalu nampak, di tingkat regional
sudah terasa. Setidaknya, sektor wisata di wilayah Israel dan Palestina langsung drop akibat
konflik yang disebut Israel sebagai operasi militer 'Pillar of Defense' untuk menghantam
kelompok Hamas di Gaza yang bersenjatakan roket itu. Saat ini, banyak turis yang berpikir dua
kali untuk mengunjungi kota-kota wisata di dekat zona perang, seperti Yerusalem di Israel dan
Betlehem di Tepi Barat, Palestina. Tidak saja Israel yang mengalami kerugian di sektor wisata
akibat konflik. Turisme menyumbang 12 persen dari produk domestik bruto Palestina. Kota
Betlehem, yang berada di wilayah Palestina, memiliki situs-situs suci bagi umat Kristen. Gereja
Kelahiran Yesus Kristus, misalnya, selama ini menarik minat banyak umat Kristen di penjuru
dunia untuk ziarah ke sana. Sejak konflik berlangsung, Betlehem kehilangan hampir setengah
dari total turisnya. Kerugian juga melanda para pebisnis di Jalur Gaza. Tidak sedikit tempat
usaha maupun rumah mereka dan pegawai mereka hancur karena serangan udara militer Israel.
Target mereka adalah para militan Hamas, namun rudal-rudal mereka juga menembaki
bangunan-bangunan warga sipil.Kerugian total di segi ekonomi akan tergantung pada seberapa
lama konflik ini berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel merupakan salah satu sengketa yang
cukup panjang apabila kita menghitung waktu maupun upaya yang telah dilakukan untuk
menyelesaikan sengketa ini. Hal ini jelas memicu kembali ketegangan tidak hanya di kalangan
negara-negara Timur Tengah tetapi juga ikut menarik perhatian dari dunia.
Konflik ini dimulai setelah perang dunia kedua, ketika masyarakat Israel (yahudi) berpikir
untuk memiliki negara sendiri, pikiran berbentuk zionisme yang didorong oleh genosida oleh
Nazi pada perang dunia kedua. Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung lama sejak
tahun 1947. Pada masa itu, dilakukan pembagian wilayah antara Israel dan Palestina yang
dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hasil dari pembagian wilayah adalah 54%
dari wilayah diserahkan untuk Israel sedangkan sisanya untuk Palestina yakni 46%. Bangsa
Yahudi menganggap pembagian yang telah dilakukan itu tidaklah cukup. Mereka menginginkan
wilayah yang lebih luas. Sejak itulah terror yang meluas terhadap rakyat Palestina berlangsung.
Seragan Israel terhadap Palestina di jalur Gaza telah banyak memakan korban, ribuan nyawa
tak berdosa melayang dengan sia-sia. Jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat dari waktu
ke waktu. Semantara itu, konflik antar kedua negara tersebut memberikan dampak negatif pada
Israel, begitu juga Palestina.
Sudah menjadi pemahaman umum bahwa konflik antara Palestina dan Israel seringkali
disebut sebagai konflik abadi dan tidak mungkin terselesaikan. Banyaknya keraguan akan
hadirnya perdamaian di bumi Jerussalem ini muncul dikarenakan semenjak Israel mengklaim
haknya di bumi palestina serta memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1948, sudah
banyak perjanjian yang dilakukan oleh kedua negara dengan ataupun menggunakan pihak
mediator.
DAFTAR PUSTAKA